Anda di halaman 1dari 11

The Indonesian Journal of Health Science

Volume 14, No.2, Desember 2022

Studi Literatur : Pengetahuan dan Sikap Perawat Terhadap


Perawatan Pasien Paliatif dan End-of-Life pada Ruang Intensif di
Indonesia
Farel Govind Alfayed Ariyanto1, Wantiyah*1, Siswoyo1
1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Jember, Jember
68121, Indonesia (11pt)
*Penulis Korespondensi: Wantiyah
Email: wantiyah.psik@unej.ac.id

Diterima: 31 Juli 2022| Disetujui: 20 Desember 2022| Dipublikasikan: 25 Desember 2022

Abstrak

Latar Belakang dan Tujuan: Perawatan paliatif saat ini bukan hanya pada
perawatan akhir kehidupan saja, namun telah berkembang dari tahap awal saat
penyakit terdiagnosis sampai pada tahap terminal. Hambatan-hambatan yang
timbul dalam perawatan paliatif di Indonesia juga di dasari salah satunya dengan
kurangnya pengetahuan perawat terhadap pendidikan mengenai perawatan paliatif
dan menjelang ajal. Tujuan dari studi literatur ini untuk mengambarkan dan
mengidentifikasi keadaan pengetahuan dan sikap perawat terhadap perawatan
pasien paliatif dan end of life pada ruang intensif di Indonesia. Metode: Studi ini
menggunakan tradisional literature review, dengan seleksi artikel menggunakan 3
tahapan berdasarkan diagram PRISMA flowchart, dengan lima database
pencarian artikel terpublikasi pada tahun 2016-2022. Hasil: Dari review
menggunakan 4 artikel terpilih, didapatkan bahwa sebagian besar perawat
memiliki tingkat pengetahuan yang rendah 67,5% pada 27 responden namun
memiliki sikap yang baik dalam proses asuhan keperawatan paliatif dan end of
life pada ruang intensif di Indonesia. Simpulan dan Implikasi: Hal ini
dipengaruhi karena banyak perawat yang belum mendapatkan kurikulum
perawatan paliatif pada tingkat pendidikanya dan juga tidak melakukan pelatihan
perawatan paliatif dan end of life. Meskipun begitu pengalaman perawat dalam
melakukan perawatan paliatif sudah cukup memenuhi standar prosedur dengan
baik.

Kata kunci: End of Life; Perawat; Perawatan Paliatif; Ruang Intensif.

Sitasi: Ariyanto, F.G.A, Wantiyah & Siswoyo (2022). Studi Literatur : Pengetahuan dan Sikap Perawat
Terhadap Perawatan Pasien Paliatif dan End-of-Life pada Ruang Intensif di Indonesia. The Indonesian
Journal of Health Science. 14(2), 158-168. DOI: 10.32528/ijhs.v14i2.8286

Copyright: ©2022 Ariyanto, et.al. This is an open-access article distributed under the terms of the
Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License, which permits unrestricted
use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original author and source are credited.

Diterbitkan Oleh: Universitas Muhammadiyah Jember


ISSN (Print): 2087-5053
ISSN (Online): 2476-9614

DOI: 10.32528/ijhs.v14i2.8286 158


The Indonesian Journal of Health Science
Volume 14, No.2, Desember 2022

Abstract

Current palliative care is not only for end-of-life care but has evolved from the
early stages of diagnosed diseases to the terminal/end-of-life stage. The obstacles
that arise in palliative care in Indonesia are also based on one of them the lack of
knowledge of nurses on education about palliative care and near death. The
purpose of this literature study is to describe and identify knowledge and attitudes
of nurses towards palliative and end-of-life patient care in intensive care room in
Indonesia. This study uses a traditional literature review, with article selection
using three stages based on the PRISMA flowchart, with five article search
databases that have been determined by researchers and published articles in
2016-2022. The results of the review using these four articles found that most
nurses had a low level of knowledge of 67.5% in 27 respondents but had a good
attitude toward the process of palliative and end-of-life nursing care in intensive
care units in Indonesia. The conclusion is because many nurses have not received
a palliative care curriculum at their education level and do not do palliative and
end-of-life care training. Even so, nurses' experience in performing palliative care
is sufficient to meet standard procedures well.

Keywords: End of Life; Intensive Room; Nurse; Palliative Care.

PENDAHULUAN telah memiliki kualitas perawatan


Perkembangan perawatan paliatif paliatif terbaik di dunia, Indonesia bisa
sekarang ini bukan hanya pada dikatakan masih tertinggal jauh.
perawatan akhir kehidupan saja, (Woitha et al., 2016). Sebuah laporan
namun telah berkembang dari tahap pada tahun 2015 yang dilakukan oleh
awal saat penyakit terdiagnosis seperti oleh The Economist Intelligence Unit
penyakit onkologi, HIV/AIDS, kasus- (EIU) tentang Indeks Kualitas
kasus non-onkologik neurodegeneratif Kematian menempatkan negara
dan kegagalan organ stadium lanjut Indonesia berada di peringkat 53 dalam
sampai pada tahap terminal/ end of life perawatan paliatif dari 80 negara di
(Sudarsa, 2020). Perawatan ini dunia, dinilai berdasarkan integrasi
diberikan kepada pasien dengan terhadap pelayanan kesehatan nasional,
riwayat penyakit yang secara medis dukungan hospis dan keterlibatan
kecil tingkat penyembuhannya (A’yuni terhadap isu paliatif (Permata et al.,
et al., 2021). Perawatan paliatif 2019). Pelayanan perawatan paliatif di
bukanlah isu baru di Indonesia, indonesia saat ini hanya tersedia di
perawatan ini sudah dilakukan sejak beberapa kota besar, dimana sebagian
tahun 1992 di Surabaya diikuti besar fasilitas pengobatan kanker
pengembangkan kebijakan perawatan berada dan tetap saja masih belum
paliatif pada tahun 2007 yang optimal (Putranto et al., 2017).
dicanangkan oleh Kementerian Berbagai keadaan akibat
Kesehatan RI. Akan tetapi, penyakit kronis dapat menyebabkan
kemajuannya lambat dan bervariasi perburukan gejala hingga pasien
diseluruh negeri (Permata et al., 2019). dirawat di ruangan intensif, baik pasien
Berbeda dengan beberapa negara yang sudah melakukan perawatan
seperti Inggris, Australia, Amerika, paliatif sebelumnya maupun pasien
Perancis dan beberapa negara yang kritis baru juga dirawat di ruang

DOI: 10.32528/ijhs.v14i2.8286 159


The Indonesian Journal of Health Science
Volume 14, No.2, Desember 2022

perawatan intensif. Pada Ruang kategori cukup sekitar 35 Perawat


Perawatan Intensif, pasien yang dengan presentase 63,6 persen
mengalami keadaan kritis menerima dibandingkan dengan kategori baik dan
terapi suportif untuk menopang hidup kategori kurang masing-masing sekitar
dibantu oleh perawat dan tenaga 10 perawat dengan presentase 18,2
kesehatan lain dengan tujuan yaitu persen dari jumlah total 55 Perawat.
mengembalikan atau memperbaiki dan Hal yang sama juga diteliti tahun 2021
mempertahankan fungsi organ di Jawa Tengah juga didapatkan bahwa
tubuhnya Area ini digunakan sebagai persebaran frekuensi pengetahuan
ruangan khusus untuk pasien yang terhadap perawat lebih banyak berada
membutuhkan perawatan suportif dalam kategori cukup yaitu sekitar
secara ketat dalam fase kritis sehingga 73% dari 46 orang dibanding pada
segera diberikan pelayanan yang serius kategori baik yaitu 7,9% sebanyak 5
dan memungkinkan perawat orang dan kategori kurang sebanyak 12
dihadapkan pada pasien dalam kondisi orang dengan presentase 19%. Pada
terminal atau sakratul maut disebabkan persebaran frekuensi sikap terhadap
dnegan gejala yang tidak mereda, perawat juga berada lebih banyak
dengan tingkat kematian di ruang dalam kategori sedang yaitu sekitar
perawatan intensif berkisar antara 20- 77,8% (49 orang) dibanding dengan
35%. Diperkirakan bahwa 70-80% kategori baik yaitu 9,5% (6 orang) dan
pasien ICU dihadapkan dengan trigger kategori buruk yaitu sekitar 8 orang
seperti kecemasan berlebih, stres dengan presentase 12,7% (Ekowati &
traumatis, gejala fisik emosional dan Hudiyawati, 2021).
depresi (Mercadante et al., 2018). Sikap terhadap perawatan paliatif
Perawat yang pada dasarnya pada penelitian (Ekowati &
memiliki landasan asuhan keperawatan Hudiyawati, 2021), juga dipengaruhi
baik kepada individu, keluarga, oleh kualifikasi pendidikan,
kelompok atau masyarakat, dalam pengalaman dan pelatihan tentang
keadaan sehat maupun sakit secara perawatan paliatif yang diterima oleh
komprehensif, merupakan faktor yang perawat. Pengetahuan juga memegang
dapat mempengaruhi penentu peran penting penentuan total attitude.
tercapainya pelayanan kesehatan yang Sikap dapat diubah dengan
optimal dengan asuhan keperawatan meningkatkan pengetahuan, sikap yang
yang bermutu (Simamora dkk., 2017). buruk cenderung menurun pada
Hambatan-hambatan yang timbul perawat yang meningkatkan tingkat
dalam perawatan paliatif di Indonesia pengetahuannya. Sehingga, dari data
juga di dasari salah satunya dengan tersebut didapatkan persebaran
kurangnya pengetahuan perawat frekuensi pengetahuan terhadap
terhadap pendidikan mengenai perawat lebih banyak pada rentan
perawatan paliatif dan menjelang ajal kategori cukup dan frekuensi sikap
(Tampubolon et al., 2021) perawat dalam kategori sedang, yang
Pada penelitian (Giarti, 2018) kemudian dirasa perlu bagi peneliti
mengatakan bahwa hanya sedikit untuk merangkum dan memaparkan
perawat yang pernah menjalani gambaran keadaan pengetahuan dan
pelatihan mengenai perawatan paliatif, sikap yang dimiliki perawat terhadap
serta pengetahuan perawat di RSUD perawatan pasien paliatif dan end of
Dr. Moewardi akan perawatan paliatif life pada ruang intensif di Indonesia.
sebagian besar masih berada pada

DOI: 10.32528/ijhs.v14i2.8286 160


The Indonesian Journal of Health Science
Volume 14, No.2, Desember 2022

METODE PENELITIAN magister sebanyak 4 responden


Jenis literature review yang perawat dengan presentase 1,74 %.
digunakan yaitu Narrative literature Lama bekerja perawat pada artikel
review atau yang biasa disebut terpilih paling banyak bekerja selama
traditional review yang merupakan rentang waktu 5-10 tahun sebanyak 77
metode tinjauan pustaka dengan responden (75,49%) dan 10-20 tahun
membaca paper atau naskah ilmiah terdapat 20 responden (19,60%).
secara seksama dilanjutkan dengan Terdapat 1 artikel yang tidak
membuat ringkasan, menyimpulkan membahas mengenai lama bekerja dari
dan menemukan adanya kesenjangan tiap respondenya yaitu artikel (Kurnia
pada sebuah naskah yang disesuaikan et al., 2020). Artikel yang membahas
dengan topik pertanyaan penelitian mengenai analisis hubungan dengan
(Ulhaq & Rahmayanti, 2020). Naskah beberapa karakteristik dan
atau artikel ilmiah akan ditinjau pengetahuan perawat tentang
diambil sendiri oleh peneliti sesuai perawatan paliatif terdapat 1 artikel
dengan topik yang akan diteliti, dengan (33%) (Hafifah et al., 2022) di
pemilihan berdasarkan pemahaman Banjarmasin, Kalimantan Selatan,
dan pengalaman peneliti. Dengan artikel hubungan pengetahuan dan
menggunakan beberapa sumber kepercayaan diri perawat tentang
rujukan pada 5 database diantaranya perawatan paliatif sebanyak 2 artikel
adalah Springerlink, Pubmed, Science (50%) pada artikel (Huriani et al.,
Direct, Google Scholar, dan Garuda. 2022) di Padang, Sumatera Barat, dan
Kriteria inklusi dan eksklusi dalam artikel (Kurnia et al., 2020) di
penelitian ini menggunakan metode Bandung, Jawa Barat, serta artikel
PICOS framework, dan menggunakan mengenai perbedaan sikap perawat
flow chart diagram PRISMA 2020. yang berada di ICU dan UGD 1 artikel
Pada kriteria kelayakan artikel (33%) (A’la et al., 2020) di Balung &
menggunakan Penilaian JBI Critical Kalisat, Jember.
Appraisal Tools Distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan seorang perawat saat
HASIL merawat pasien pada artikel (Hafifah et
Pada karakteristik responden dalam al., 2022), pada tingkat rendah dengan
4 artikel terpilih memiliki jumlah presentase 67,5% (27 responden),
responden sebanyak 229 perawat yang tingkatan sedang 30% (12 responden),
tersebar di Ruangan intensif ICU yang dan kategori tinggi yaitu 1 responden
ada di Indonesia. Terdapat satu artikel (2,5). Penelitian ini menggunakan
penelitian yang memiliki jumlah penelitian instrumen berupa lembar
responden terbanyak yaitu 127 perawat data sosio-demografis dan angket di
(Kurnia et al., 2020). Mayoritas pengetahuan perawat tentang
responden berjenis kelamin perempuan perawatan EoL yaitu modified RN End
dengan jumlah 147 perawat (52,94%), of Life Knowledge Assessment
sedangkan laki-laki sebanyak 42 questionnaire. Pada artikel (Huriani et
perawat (18,34%). Tingkat pendidikan al., 2022) juga memaparkan tingkat
yang paling banyak pada responden pengetahuan dengan presentase cukup
adalah vokasi diploma III sebanyak 1 Responden (2,2%) dan kategori
136 (59,38%), tingkat Strata I pengetahuan kurang pada 45
sebanyak 69 perawat (30,13%) serta responden (97,8%) dengan
S1+Ners 17 (7,4%), dan tingkat menggunakan pengumpulan data pada

DOI: 10.32528/ijhs.v14i2.8286 161


The Indonesian Journal of Health Science
Volume 14, No.2, Desember 2022

artikel ini yaitu kuisioner The PEMBAHASAN


palliative care knowledge test (PCKT). Karakteristik pengetahuan perawat
Hal ini juga didukung dengan terhadap perawatan pasien paliatif
penelitian (Kurnia et al., 2020) yang dan end of life pada ruang intensif di
mengungkapkan distribusi tingkat Indonesia
pengetahuan perawat paling banyak Perawat mempunyai peran yang
pada tingkatan Inadekuat dengan sangat penting dalam perawatan
presentase 81,1% (103 Perawat) dan paliatif karena mereka yang paling
adekuat sekitar 18,9% pada 24 Perawat lama melakukan kontak dengan pasien
dengan menggunakan instrumen dibandingkan tenaga kesehatan lain.
penelitian yaitu kuisioner The Perawat mempunyai kesempatan
palliative care knowledge test (PCKT). dalam melihat perkembangan dan
Sedangkan Pada domain sikap yang kondisi pasiennya. Namun karena
diteliti terhadap caring for dying terbatasnya pengetahuan perawat
patient perawat ICU memiliki lebih tentang perawatan paliatif, sehingga
banyak sikap kearah positif daripada asuhan keperawatan yang diberikan
perawat yang ada di UGD dengan menjadi kurang maksimal (Adhisty,
menggunakan alat ukur sikap yaitu the dkk., 2016 dalam (Nainggolan &
FATCOD-BI questionnaire (The Perangin-angin, 2020)). Hambatan-
Frommelt Attitudes Toward Care of hambatan yang timbul dalam
The Dying Care Form B(FATCOD-B) perawatan paliatif di Indonesia juga di
Indonesian Version) (A’la et al., 2020). dasari salah satunya dengan kurangnya
Alur proses dalam penyeleksian artikel pengetahuan perawat terhadap
dipaparkan dalam diagram PRISMA pendidikan mengenai perawatan
flowchart gambar 3.1 berikut : paliatif dan menjelang ajal
(Tampubolon et al., 2021). Hal ini
dijelaskan pada artikel (Hafifah et al.,
2022), dimana tingkat pengetahuan
seorang perawat saat merawat pasien
terdistribusi pada tingkatan rendah
dengan presentase 67,5% (27
responden), tingkatan sedang 30% (12
responden), dan kategori tinggi yaitu 1
responden (2,5). Menurut Hafifah,
2022 dengan pembanding penelitian
lain mengungkapkan pada penelitian
sebelumnya yang menemukan 79%
responden memiliki pengetahuan yang
tidak memadai dan tidak ada
responden yang memiliki pengetahuan
yang memadai dapat disebabkan
karena tidak adanya pendidikan dan
pelatihan perawatan paliatif formal
dalam pengaturan klinis dan tidak
adanya kurikulum pendidikan
perawatan paliatif dalam kurikulum
keperawatan.

DOI: 10.32528/ijhs.v14i2.8286 162


The Indonesian Journal of Health Science
Volume 14, No.2, Desember 2022

Pada artikel (Huriani et al., 2022) pembanding yang dilakukan di


juga menjelaskan bahwa distribusi Yordania oleh Al Qadire (2014), yang
frekuensi pengetahuan perawat paling menyimpulkan bahwa 64% perawat
banyak terdistribusi pada pengetahuan tidak pernah menerima pengetahuan
yang kurang yaitu 45 perawat (97,8%) terkait perawatan paliatif, dan skor
dengan tingkat pengetahuan yang total rata-rata pengetahuan perawat
cukup yaitu hanya 1 responden (2.2%) tentang PC rendah pada 8,3 (SD = 2,8),
dengan jawaban tertinggi pada mulai dari 0 sampai 15. Bahkan
kuisioner didapatkan pertanyaan beberapa penelitian pembanding juga
tentang nyeri dan psikososial memiliki mengungkapkan bahwa sebagian besar
jumlah yang tinggi atau pengetahuan responden perawat belum atau tidak
perawat baik mengenai nyeri dan mengikuti pelatihan terkait perawatan
psikososial namun pertanyaan paliatif di Ruang ICU.
mengenai pencernaan atau Menurut (Retno Widowati et al.,
gastrointestinal dan filosofi pada 2020) Usia, lama bekerja, pengalaman
perawat rendah. Huriani dkk, 2020 mengikuti pelatihan dapat
juga menegaskan bahwa perawat meningkatkan pengetahuan perawat.
mampu dalam menangani nyeri serta Hal ini juga di ungkapkan Hafifah,
gejala pasien dan memainkan peran 2022 yang menjelaskan dalam total
penting dalam tindakan perawatan responden penelitian sebanyak 40
nyeri meliputi penilaian ulang nyeri, perawat (100%) tidak mengikuti
pengembangan rencana yang berpusat pelatihan diluar jenjang pendidikan
pada pasien, implementasi rencana mengenai perawatan paliatif dan end of
tindakan, mengamati dan melaporkan life. Pendapat ini telah di jelaskan
dampak dari rencana, serta dengan penelitian pembanding yang
menyediakan dan memperkuat menemukan lebih banyak (20,8%)
pendidikan pasien. Kebanyakan perawat yang memiliki pengetahuan
perawat berada di garis depan advokasi baik dan mayoritas (45,8%) memiliki
dan sangat memahami dalam pengetahuan kurang. Hal ini
membantu pasien dengan nyeri baik dikarenakan dalam penelitian ini
mandiri maupun kolaboratif bersama responden telah menerima pelatihan
tim medis. Dalam pelaksanaan praktek dan telah diintegrasikan ke dalam
keperawatan, perawat lebih fokus pada rutinitas sehari-hari mereka. Kegiatan
keluhan fisik yang dihadapi pasien, latihan sehari-hari dapat meningkatkan
namun keluhan pasien mengenai pengetahuan perawat.
permasalahan psikologis yang Pengetahuan perawat yang kurang
dirasakan masih belum terungkap. menyebabkan perawat tidak dapat
Hal ini didukung dengan artikel memberikan perawatan yang aman dan
terpilih (Kurnia et al., 2020) efektif. Pengetahuan merupakan
menunjukkan bahwa hampir semua domain yang paling penting dalam
dari 127 responden (81,1%) memiliki terbentuknya perilaku atau sikap
tingkat pengetahuan yang kurang terbuka tentang perawatan paliatif
terkait perawatan paliatif di ICU. (Donsu, 2017(Nainggolan & Perangin-
Responden terbanyak (74,8%) angin, 2020)). Hal ini telah dijelaskan
mengatakan tidak pernah mengenyam oleh (Notoatmodjo, 2003 dalam Andry
pendidikan terkait perawatan paliatif Septian, 2016) dimana sebagian
pasien di ICU. Hasil pada artikel ini pengetahuan manusia didapatkan
didukung dengan penelitian melalui transfer indra penglihatan dan

DOI: 10.32528/ijhs.v14i2.8286 163


The Indonesian Journal of Health Science
Volume 14, No.2, Desember 2022

pendengaran. Burns & Grove (2005) error (percobaan dan kesalahan) saat
mengungkapkan bahwa pengetahuan melakukan asuhan keperawatan, yang
diperoleh dari berbagai macam cara mana hal ini dapat meningkatkan
seperti tradisi atau kebiasaan, authority proses asuhan keperawatan yang lebih
(keahlian), meminjam (mengambil dari baik walaupun pengetahuan atau
disiplin ilmu/mempelajari), trial and perosedur khusus perawatan paliatif
error (percobaan dan kesalahan), dan end of life belum mereka pahami
pengalaman pribadi, role modeling dan secara mendalam dan seutuhnya.
mentorship (pelatihan), intuisi, Kurikulum pengajaran mengenai
pemikiran dan penelitian. Notoatmojo, perawatan paliatif juga perlu
2014 dalam (Retnaningsih, 2016) juga ditingkatkan karena pelatihan
menyatakan bahwa pengetahuan tidak perawatan paliatif dapat
hanya diperoleh dari pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan
formal saja, tetapi juga bisa diperoleh perawat dalam perawatan paliatif dan
dari pendidikan non formal, seperti end of life. Beberapa hasil penelitian
pelatihan. seperti pada (Ilham et al., 2019)
Hal ini menjadikan tingkat didapatkan ada pengetahuan perawat
pendidikan dan pelatihan, pengalaman pada tingkatan yang baik, karena
perawat, dan pengalaman kerja dapat proses keperawatan sendiri sudah
menjadi faktor yang mempengaruhi dilakukan secara terintegrasi dan
tingkat pengetahuan seorang perawat komprehensif baik dalam merawat
dalam melakukan perawatan pasien pasien umum maupun perawatan
paliatif dan end of life pada ruang pasien paliatif dan end of life di ruang
intensif yang ada di Indonesia. Hal ini intensif, sehingga dirasa perawat perlu
juga terlihat pada kurikulum meningkatkan pengetahuan mengenai
keperawatan di Indonesia bahwa mata perawatan paliatif dan end of life guna
ajar keperawatan paliatif baru muncul memantapkan dan meningkatkan level
di kurikulum AEPNI 2015 sebagai dan kualitas pemberian asuhan
salah satu mata ajar yang wajib keperawatan secara khususan.
diterima oleh mahasiswa keperawatan.
Ini berarti perawat yang telah Karakteristik pengetahuan perawat
menyelesaikan pendidikan sebelum terhadap perawatan pasien paliatif
tahun 2015 belum mendapatkan mata dan end of life pada ruang intensif di
ajar keperawatan paliatif. Hal ini Indonesia
membuat pengetahuan perawat tentang Beberapa faktor penting yang
perawatan paliatif masih kurang mempengaruhi keberhasilan pemberian
memadai (Perangin-angin & perawatan paliatif adalah pengetahuan,
Nainggolan, 2020).Walaupun sikap, kepercayaan, dan pengalaman
pengetahuan perawat mengenai profesional yang menentukan tidak
perawatan paliatif dan end of life masih hanya prosedur mereka tetapi juga
terbilang cukup rendah atau kurang perilaku mereka selama evaluasi dan
namun perawat memahami dan perawatan pasien (Skar, 2010 dalam
mengetahui pelaksanaan perawatan (Nainggolan & Perangin-angin, 2020)).
paliatif dan end of life dengan baik, Hal ini diungkapkan pada artikel (A’la
dimana proses ini dapat berkaitan et al., 2020) dengan gambaran bahwa
dengan proses tradisi atau kebiasaan sikap perawat secara keseluruhan, rata-
yang dilakukan oleh para senior rata sikap di ICU (106,44) lebih tinggi
mereka yang pernah melewati trial and daripada di UGD (101,42). Domain

DOI: 10.32528/ijhs.v14i2.8286 164


The Indonesian Journal of Health Science
Volume 14, No.2, Desember 2022

FATCOD-BI, sikap terhadap EOLC di masalah yang menjadi dasar seseorang


ICU (54.00) lebih tinggi daripada di dalam bertindak. Dari sikap inilah
UGD (53.13). Domain II juga manusia memiliki motivasi untuk
menunjukkan bahwa sikap terhadap bertindak dan berubah. Sikap bersifat
EOLC di ICU (52,44) lebih tinggi lebih menetap dibandingkan emosi dan
daripada di ruang gawat darurat pikiran. Sikap digambarkan sebagai
(48.29), Namun tidak menujukan karakter manusia yang tidak mudah
antara perbedaan sikap yang dilakukan berubah. Sikap mengandung aspek
pada perawat di UGD maupun ICU. penilaian atau evaluatif terhadap objek,
Menurut pembanding penelitian lain seperti jika seseorang mendapatkan
pada artikel ini menyatakan bahwa di suatu masalah yang sama sebelumnya,
ICU, sebagian besar anggota keluarga maka seseorang tersebut akan
memiliki kontribusi untuk EOLC, menjadikan masalah terdahulu sebagai
terutama perawatan suportif. Penelitian acuan dalam mengambil tindakan
ini juga mengungkapkan bahwa terhadap masalah yang dihadapi
keluarga sering berdiskusi dengan sekarang (Notoatmodjo, 2010 dalam
perawat dan selalu menghargai peran (Rusmanto, 2013)). Faktor-faktor yang
perawat di ICU. dapat mempengaruhi sikap seseorang
Pengalaman merupakan salah diantaranya adalah lingkungan
satu faktor yang mempengaruhi sikap (sekolah, kerja, masyarakat),
seseorang (Azwar, 2007). Penelitian pengalaman, dan pendidikan (Azwar,
oleh Ayed (2015) menunjukkan bahwa 2013 dalam (Rusmanto, 2013)).
6,2% responden mempunyai sikap Hal ini menjadikan komponen
yang mendukung terhadap perawatan tingkat sikap berkaitan dengan faktor
paliatif. Sikap terhadap perawatan eksternal perawat, baik dari tingkat
paliatif dipengaruhi oleh kualifikasi pendidikan, pengalaman maupun
pendidikan, pengalaman, dan pelatihan pelatihan perawatan paliatif dan lama
tentang perawatan paliatif yang pengalaman kerja seorang perawat.
diterima oleh perawat (Siagian & Tingkat sikap yang baik pada perawat
Perangin-angin, 2020). Pada artikel yang meningkat dalam proses asuhan
(A’la et al., 2020) semua perawat yang keperawatan paliatif dan end of life
bekerja di ICU (n=16) telah tidak bergantung pada pengetahuan
menghadapi pasien yang sekarat, akan yang dimilikinya, melainkan dapat
tetapi hanya 4 perawat dari total 16 terbentuk dari lama perawat dalam
perawat ICU yang pernah menerima bekerja yang telah melewati trial and
pelatihan mengenai end of life care. error (percobaan dan kesalahan) dalam
Sikap adalah suatu disposisi atau proses keperawatanya serta
keadaan mental dalam jiwa dan diri pengalaman kerja perawat yang telah
seorang individu untuk bereaksi dilaluinya, sehingga selalu mencoba
terhadap lingkungannya meningkatkan sikap yang baik dalam
(Koentjaraningrat,2004 dalam semua tindakan keperawatan. Perawat
(Rusmanto, 2013)). Sikap terdiri dari memiliki pengetahuan yang kurang,
komponen kognitif, afektif dan konatif. namun memiliki tingkat sikap yang
Sikap merupakan kecenderungan baik, dimana dapat dikatakan bahwa
berfikir, berpresepsi, dan bertindak, pengetahuan tidak selalu membentuk
atau dalam kata lain sikap adalah karakter sikap seseorang namun
perputaran atau perkembangan beberapa faktor eksternal dapat
pemikiran manusia terhadap suatu mempengaruhi sikap dan sifat yang

DOI: 10.32528/ijhs.v14i2.8286 165


The Indonesian Journal of Health Science
Volume 14, No.2, Desember 2022

dimiliki oleh perawat, khusunya dalam perawat terhadap perawatan paliatif


perawatan pasien paliatif dan end of dan end of life pada ruang intensif yang
life yang ada di Indonesia. ada di Indonesia. Sehingga penelitian
selanjutnya dapat menjadi penelitian
SIMPULAN experimental dalam meningkatkan
Kesimpulan yang dapat diambil pengetahuan dan sikap perawat
dari studi literatur ini yaitu tingkat khususnya pada perawatan pasien
pengetahuan seorang perawat saat paliatif dan end of life di Indonesia.
merawat pasien paling banyak
terdistribusi pada tingkatan rendah.
Menurut Hafifah, 2022 dengan DAFTAR PUSTAKA
pembanding penelitian lain A’la, M. Z., Farikhah, Z., & Hakam,
mengungkapkan hasil serupa juga M. (2020). Nurses’ Attitude
ditemukan pada penelitian sebelumnya Toward End of Life Care in
yang menemukan 79% responden Emergency Departement and
memiliki pengetahuan yang tidak Intensive Care Unit In Rural
memadai dan tidak ada responden yang Hospital. IJNP (Indonesian
memiliki pengetahuan yang memadai. Journal of Nursing Practices),
Hal ini dipengaruhi sebagian besar 4(1), 14–20.
karena perawat belum mendapatkan https://doi.org/10.18196/ijnp.4110
kurikulum perawatan paliatif dan juga 3
tidak melakukan pelatihan perawatan A’yuni, Q., Anggriani, T., & Maiyulis.
paliatif dan end of life. Meskipun (2021). Identification of Nurse
begitu pengalaman perawat dalam Knowledge and Attitude Towards
melakukan perawatan paliatif sudah Palliative Care in RSUD Dr. M
cukup memenuhi standar prosedur Yunus Bengkulu. Jurnal Vokasi
dengan baik. Keperawatan (JVK), 4(1), 241–
Sedangkan, dengan gambaran 252.
bahwa sikap perawat secara Ekowati, F. D., & Hudiyawati, D.
keseluruhan, rata-rata sikap di ICU (2021). Gambaran Pengetahuan
(106,44) lebih tinggi daripada di UGD dan Sikap Perawat tentang
(101,42). Sikap yang positif dibentuk Perawatan Paliatif Pada Pasien
karena beberapa perawat sebagai Kanker [Universitas
manusia dapat beradaptasi terhadap Muhammadiyah Surakarta].
masalah yang dihadapinya, dan http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/9
menggunakan indra penglihatan serta 1713
pendengaran yang baik dalam proses Giarti, A. T. (2018). Gambaran
pembentukan sikap. Seperti halnya jika pengetahuan perawat tentang
perawat belum memahami perihal perawatan paliatif pada pasien
perawatan paliatif dan end of life kanker di RSUD DR. Moewardi
perawat akan menanyakan hal tersebut [Universitas Muhammadiyah
pada perawat yang lain baik pada Surakarta]. In Skripsi.
senior maupun junior. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/6
Penelitian yang dilakukan ini 0054
memiliki keterbatasan pada pencarian Hafifah, I., Isnawati, I., & Agustina, R.
artikel atau jurnal terkait dimana belum (2022). Analysis of Nurses’
banyak artikel yang spesifik membahas Knowledge in the Implementation
mengenai pengetahuan dan sikap of End of Life Care in Intensive
Care Units in Indonesia.

DOI: 10.32528/ijhs.v14i2.8286 166


The Indonesian Journal of Health Science
Volume 14, No.2, Desember 2022

Knepublishing.Com. Terhadap Pasien Menjelang Ajal


https://doi.org/10.18502/kls.v7i2. Dan Sikap Terhadap Kematian.
10320 Jurnal Smart Keperawatan, 7(2),
Huriani, E., Susanti, M., & Sari, R. D. 109.
(2022). Pengetahuan Dan https://doi.org/10.34310/jskp.v7i2
Kepercayaan Diri Tentang .390
Perawatan Paliatif Pada Perawat Permata, T. B. M., Octavianus, S.,
Icu. Jurnal Endurance, 7(1), 74– Khumaesa, N. E., Maharani, P.,
84. Rahmartani, L. T., Nicholas,
https://doi.org/10.22216/jen.v7i1. Giselvania, A., & Panigoro, So. S.
811 (2019). Pedoman Strategi dan
Ilham, R., Mohammad, S., & Yusuf, Langkah Aksi: Pengembangan
M. N. S. (2019). Hubungan Perawatan Paliatif. Komite
Tingkat Pengetahuan Dengan Penanggulangan Kanker Nasional
Sikap Perawat Tentang Perawatan (KPKN).
Paliatif. Jambura Nursing Putranto, R., Mudjaddid, E., Shatri, H.,
Journal, 1(2), 96–102. Adli, M., & Martina, D. (2017).
https://doi.org/10.37311/jnj.v1i2.2 Development and challenges of
515 palliative care in Indonesia: Role
Kurnia, T. A., Trisyani, Y., & of psychosomatic medicine.
Prawesti, A. (2020). The BioPsychoSocial Medicine, 11(1),
relationship between nurses’ 1–5.
knowledge and self-confidence in https://doi.org/10.1186/s13030-
implementing palliative care in an 017-0114-8
intensive care unit. International Retnaningsih, R. (2016). Hubungan
Journal of Palliative Nursing, Pengetahuan dan Sikap tentang
26(4), 183–190. alat pelindung telinga dengan
https://doi.org/10.12968/ijpn.2020 penggunaanya pada pekerja di
.26.4.183 PT.X. Journal of Industrial
Mercadante, S., Gregoretti, C., & Hygiene and Occupational
Cortegiani, A. (2018). Palliative Health, 1(1), 67–82.
care in intensive care units: Why, https://doi.org/10.1080/03075079.
where, what, who, when, how. 2017.1401060
BMC Anesthesiology, 18(1), 1–6. Retno Widowati, D. E., Indarwati, R.,
https://doi.org/10.1186/s12871- & Fauziningtyas, R. (2020).
018-0574-9 Determinan Faktor Yang
Nainggolan, G. D., & Perangin-angin, Berhubungan Dengan
M. A. (2020). Hubungan Pengetahuan Perawat Dalam
pengetahuan dan sikap perawat Perawatan Paliatif. BIMIKI
tentang perawatan paliatif di (Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu
Rumah Sakit Advent Bandung Keperawatan Indonesia), 8(1), 7–
The relationship of knowledge 15.
and nurses attitudes toward https://doi.org/10.53345/bimiki.v8
palliative care at Rumah Sakit i1.121
Advent Bandung. Skolastik Rusmanto. (2013). Faktor-faktor yang
Keperawatan, 6(1), 1–9. mempengaruhi sikap dan perilaku
Perangin-angin, M. A., & Nainggolan, masyarakat terhadap Kepatuhan
G. D. (2020). Sikap Perawat Minum Obat Anti Filaria di RW II

DOI: 10.32528/ijhs.v14i2.8286 167


The Indonesian Journal of Health Science
Volume 14, No.2, Desember 2022

Kelurahan Pondok Aren. Jurnal Kesehatan, 14(1), 1–10.


Universitas Islam Negeri Syarif https://journals.ums.ac.id/index.p
Hidayatullah. hp/jk/article/view/12815/pdf
Siagian, E., & Perangin-angin, M. Ulhaq, Z. S., & Rahmayanti, M.
(2020). Pengetahuan dan Sikap (2020). Panduan Literature
Perawat tentang Perawatan review (Vol. 53). Fakultas
Paliatif di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan Masyarat Universitas
Ilmiah Ilmu Keperawatan Jember.
Indonesia, 10(03), 52–58. Woitha, K., Garralda, E., Martin-
https://doi.org/10.33221/jiiki.v10i Moreno, J. M., Clark, D., &
02.587 Centeno, C. (2016). Ranking of
Sudarsa, I. W. (2020). Komprehensif Palliative Care Development in
Perawatan Paliatif. Surabaya : the Countries of the European
Airlangga University. Union. Journal of Pain and
file:///D:/JURNAL/BUKU/Buku Symptom Management, 52(3),
Perawatan komprehensif 370–377.
paliatif.pdf https://doi.org/10.1016/j.jpainsym
Tampubolon, N. R., Fatimah, W. D., & man.2016.03.008
Hidayati, A. U. N. (2021).
Hambatan-Hambatan
Implementasi Perawatan Paliatif
di Indonesia: Systematic Review.

DOI: 10.32528/ijhs.v14i2.8286 168

Anda mungkin juga menyukai