DOI : 10.33221/jiiki.v10i02.587
Indonesian Nursing Scientific Journal
Abstrak Abstract
Pendahuluan : Perawatan paliatif dibutuhkan oleh Introduction : Palliative care is needed by
pasien dengan penyakit terminal, di mana patients with a terminal illness, where
pelayanan kuratif tidak dimungkinkan lagi bagi curative care is no longer possible for
pasien. Namun belum semua rumah sakit di patients.
Indonesia memiliki fasilitas perawatan paliatif However, not all hospitals in Indonesia have
serta kurangnya pengetahuan perawat mengenai palliative care facilities and there is a lack
paliatif. of nurses' knowledge about palliative.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah Objective : The purpose of this study is to
mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap perawat determine the level of knowledge and attitudes
terhadap perawatan paliatif, serta mencari tahu of nurses towards palliative care, and find out
apakah terdapat hubungan antara tingkat whether there is a relationship between the
pengetahuan dan sikap perawat terhadap perawatan level of knowledge and attitudes of nurses
paliatif. towards palliative care.
Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian Method : The method used in this study is a
ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan descriptive correlation by using a sample
tehnik sampel convinience yang berjumlah 120 convenience technique of 120 respondents
responden yang bekerja di rumah sakit swasta di working in the non-government hospital in
Bandar Lampung.Untuk mengukur tingkat Bandar Lampung. The Palliative Care Quiz for
pengetahuan digunakan kuesioner The Palliative Nursing (PCQN) questionnaire was used to
Care Quiz for Nursing (PCQN), sedangkan untuk measure the level of knowledge, while the
mengukur sikap digunakan kuesioner Frommelt’s Frommelt's Attitude Toward Care of the Dying
Attitude Toward Care of the Dying (FATCOD) (FATCOD) scale was used to measure the
scale. attitudes.
Hasil : Hasil menunjukan bahwa tingkat Result : The results showed that the level of
pengetahuan perawat terhadap perawatan paliatif nurses’ knowledge of palliative care was in a
dalam kategori rendah (99,17%), sedangkan sikap low category (99,17%), while the nurses'
perawat terhadap perawatan paliatif dalam kategori attitude towards palliative care was in the
sedang (70,83%). Hasil uji Spearman rho moderate category (70,83%). The Spearman
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan rho test results showed that there is a
antara pengetahuan dan sikap perawat dengan nilai significant relationship between nurses'
p value 0,011< 0,05.Tingkat pengetahuan perawat knowledge and attitudes with a p-value of
dalam kategori rendah dan sikap perawat dalam 0.011
kategori sedang. Nilai korelasi yang didapatkan r = < 0.05. The level of knowledge of nurses is in a
0,230 berarti ada hubungan yang searah dengan low category and nurses' attitudes are in the
tingkat keeratan yang sangat lemah. moderate category. Correlation value obtained
Kesimpulan : Peningkatan pengetahuan tentang r = 0.230 means there is a direct relationship
perawatan paliatif sangat penting untuk mengkaji with a very weak level of closeness.
masalah dan kebutuhan pasien dalam upaya Conclusion
meningkatkan kualitas hidup pasien.diharapkan : Increased knowledge about palliative care is
dengan meningkatnya pengetahuan akan very important to assess the patient's problems
berpengaruh terhadap sikap perawat dalam and needs in an effort to improve the quality of
pelayanan paliatif. life of patients. It is hoped that increased
Kata kunci : perawatan paliatif, knowledge will affect nurses' attitudes in
pengetahuan, sikap palliative care.
Pendahuluan
Perawatan paliatif merupakan salah Penyelenggaraan perawatan paliatif di
satu jenis perawatan yang diberikan secara Indonesia masih dalam masa pertumbuhan dan
total baik kepada pasien maupun keluarga masih terbatas pada rumah sakit tertentu.
pasien yang menderita penyakit yang Jumlah tenaga kesehatan yang paham akan
mengancam jiwa yang diberikan oleh tim konsep pelayanan paliatif pun masih terbatas.
secara interdisiplin dimana penyakit yang Alhasil, lebih banyak pasien meninggal di
diderita pasien tidak memberikan respon rumah sakit tanpa menerima perawatan paliatif
terhadap perawatan yang diberikan dan tidak tertentu atau mereka meninggal di rumah tanpa
dapat memperpanjang usia hidup pasien. dukungan yang memadai dari para professional
perawatan paliatif. Pasien juga mengalami
Menurut World Health Organization,
berbagai penderitaan terkait dengan gejala
beberapa penyakit kronis seperti penyakit
penyakit yang mestinya tidak perlu terjadi jika
kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan
kebutuhan mereka akan pelayanan paliatif
kronis, HIV/AIDS, diabetes mellitus, gagal
terpenuhi dengan baik. Perawat memiliki peran
ginjal, penyakit hati kronis, multiple sclerosis,
yang sangat besar dalam perawatan paliatif
penyakit Parkinson, rheumatoid arthritis,
oleh karena perawat memiliki waktu yang
penyakit neurologis, demensia, anomaly
lebih lama bersama pasien dibandingkan
congenital, dan tuberculosis yang resistan telah
dengan pemberi asuhan lainnya sehingga
mengalami peningkatan jumlah penderita.1
perawat lebih mengetahui perkembangan
Prinsip pelayanan paliatif: 1) menghilangkan
keadaan pasien yang terbaru.5 Namun perawat
nyeri dan gejala fisik lain, 2) menghargai
memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai
kehidupan dan menganggap kematian sebagai
perawatan paliatif sehingga mengakibatkan
proses normal, 3) tidak bertujuan mempercepat
kurang maksimalnya pemberian perawatan
atau menunda kematian, 4) mengintegrasikan
paliatif pada pasien.4
aspek psikologis, social dan spiritual, 5)
memberikan dukungan agar pasien dapat hidup Perawatan paliatif sangat dibutuhkan
seaktif mungkin, 6) memberikan dukungan oleh pasien yang menderita penyakit yang sulit
kepada keluarga sampai masa dukacita, 7) untuk disembuhkan, bahkan dalam keadaan
menggunakaan pendekatan tim untuk yang mengancam nyawa sekalipun. Perawatan
mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya, paliatif harus bisa diintergrasikan ke semua
8) menghindari tindakan sia-sia.2 fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dan
lebih efektif jika ada tempat pelayanan yang
Berdasarkan prevalensi WHO pada
khusus untuk perawatan paliatif. Hal ini
tahun 2011 dari 29 miliar kasus penyakit
tentunya menuntut pengetahuan yang baik
paliatif yang ada, sekitar 20,4 miliar kasus
tentang perawatan paliatif khususnya bagi
membutuhkan perawatan paliatif. Bahkan di
perawat.6
Indonesia, tingkat kematian pada tahun 2011
mencapai angka 1.064.000. Jumlah pasien Rumah sakit yang menjadi lokasi
yang menderita penyakit yang belum dapat penelitian ini merupakan salah satu rumah
disembuhkan terus meningkat setiap sakit swasta di Bandar Lampung. Penelitian ini
tahunnya. Di Indonesia sendiri perawatan
3
bertujuan untuk mengetahui tingkat
paliatif jarang ditemui karena masih berada pengetahuan dan sikap perawat terhadap
pada tahap perkembangan awal dan hanya perawatan paliatif. Sehingga diharapkan
sebatas pada tempat tertentu seperti pada perawat lebih berfokus pada dukungan dan
beberapa rumah sakit yang menyediakan motivasi ke penderita, kemudian setiap
pelayanan perawatan paliatif di daerah tertentu. keluhan yang timbul ditangani dengan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh pemberian obat untuk mengurangi rasa sakit,
Indarwati (2019) didapati bahwa adanya perawatan paliatif dapat mengeksplorasi
keterbatasan pada perawat yang memiliki individu penderita dan keluarganya bagaimana
keterbatasan pengetahuan mengenai perawatan memberikan perhatian khusus terhadap
paliatif dan komunikasi yang tidak efektif penderita, penanggulangannya serta kesiapan
dalam perawatan paliatif dan keterbatasan untuk menghadapi kematian.
sumber daya yang lain.4
1
Submited:28/06/20 Accepted: 2
Review: 23/07/20 Published:30/09/20
/09/20 126
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian akan dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu
deskriptif korelasi yang dilakukan kepada 120 <56% = rendah, 56% -75% = cukup, dan 76%
orang perawat. Pengambilan sampel dilakukan – 100% = tinggi.
dengan caraconvenience. Pengumpulan data
Sedangkan untuk mengukur Sikap
dilakukan pada bulan Februari 2020 setelah
perawat digunakan kuesioner Frommelt’s
mendapat persetujuan dari bagian Komite Etik
Attitude Toward Care of the Dying (FATCOD)
Penelitian Kesehatan Research Ethics
Scale menggunakan 5 skala Likert yaitu sangat
Committee Universitas Advent Indonesia No.
tidak setuju, tidak setuju, ragu ragu, setuju,
047/KEPK-FIK.UNAI/EC/II/20 dan Surat ijin
sangat setuju. Untuk pernyataan positif
penelitian dari Direktur Rumah Sakit Advent
jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1 dan
Bandar Lampung sebagai tempat penelitian
sangat setuju diberi skor 5.Sebaliknya untuk
dilakukan. Analisa univariat dilakukan untuk
pernyataan negatif jawaban sangat tidak setuju
menentukan frekuensi dan persentase dari
diberi skor 5 dan sangat setuju diberi skor
masing-masing vairabel.Setelah melakukan uji
1.Nilai sikap responden diinterpretasikan
normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dan
menjadi <56% = buruk, 56% -75% = sedang,
hasilnya data tidak terdistribusi normal, maka
76 – 100 = baik.
analisa bivariate dilakukan dengan Spearman-
rho untuk melihat apakah terdapat hubungan Hasil
antara pengetahuan dan sikap perawat terhadap Distribusi data responden berdasarkan
perawatan paliatif. Instrumen yang digunakana jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama masa
adalah kuesioner PCQN (Palliative Care Quiz kerja, unit kerja serta pelatihan perawatan
for Nursing). Tingkat pengetahuan perawat paliatif dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden (N=120)
Variabel Kategori Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin Laki-laki 27 22,5 %
Perempuan 93 77,5 %
Tingkat Pendidikan D3 42 35 %
S1 74 61,7 %
S2 4 3,33 %
Lama Bekerja 1 - 5 tahun 40 33,3 %
6 - 10 tahun 24 20 %
11 - 15 tahun 24 20 %
>15 tahun 32 26,7 %
Unit kerja Unit Medikal Bedah 79 65,8 %
Unit Kritis 41 34,2 %
Pelatihan Pernah Pelatihan 6 5%
Belum Pernah 114 95 %
Hasil penelitian ini menunjukan kerja 1-5 tahun (33,3 %), serta 95 %
sebagian besar responden adalah berjenis responden belum pernah mendapat
kelamin perempuan (77,5 %), dengan pelatihan.
tingkat pendidikan S1 (61,7 %), dan masa
Sedang 85 70, 83 %
Baik 35 29, 17 %
Total 120 100 %
1
Submited:28/06/20 Accepted: 2
Review: 23/07/20 Published:30/09/20
/09/20 128
pengalaman yang lebih banyak, khususnya yang mungkin akan terjadi. Adapun faktor lain
pengalaman saat rotasi kerja. Jenis kelamin yang dapat mempengaruhi sikap adalah
tidak memiliki hubungan yang erat dengan pengalaman.19 Pengetahuan memegang
tingkat pengetahuan. Hal ini disebabkan karena peranan penting dalam penentuan sikap yang
laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan utuh (total attitude). Sikap dapat diubah
yang sama dan memiliki sumber pengetahuan dengan cara meningkatkan pengetahuan. Sikap
dan informasi yang berbeda-beda sehingga negatif cenderung menurun sebagai akibat dari
memungkinkan semua orang untuk medapat meningkatnya tingkat pengetahuan.11 Semakin
informasi yang sama dengan cara yang tinggi tingkat pengetahuan perawat tentang
berbeda.14 Pelatihan perawatan paliatif dapat perawatan paliatif, semakin baik pula sikap
menambah pengetahuan dan wawasan tentang perawat terhadap penatalaksanaan pasien
perawatan paliatif.15 Choi, Jung dan Kim dalam perawatan paliatif. Tingkat pengetahuan
(2011) juga menyatakan hal yang serupa dan sikap perawat yang baik dapat diperoleh
bahwa pelatihan dan pendidikan paliatif akan dari pengalaman, dan pelatihan. Semakin lama
meningkatkan pengetahuan perawat mengenai perawat bekerja, semakin meningkat pula
hospis dan perawatan paliatif.16 pengalamannya bekerja diberbagai macam
ruangan melalui program rotasi kerja. 8 Rotasi
Hasil penelitian menunjukan bahwa
kerja memperluas pengalaman dan
ada hubungan yang signifikan antara tingkat
kemampuan perawat, dengan pengalaman
pengetahuan dan sikap perawat terhadap
tersebut akan meningkatkan kemampuan baik
perawatan paliatif dengan nilai sig 0,011<0.05.
pengetahuan (Knowledge) maupun
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh keterampilan (skill).
Yuke Kiran (2017), bahwa terbentuknya sikap
positif dari perawat dapat dipengaruhi oleh Kesimpulan
interaksi antar sesama perawat, karena sikap Hasil penelitian ini menunjukkan
terbentuk dengan interaksi terjadi saling tukar bahwa walaupun pengetahuan perawat masih
informasi mengenai hal yang berhubungan rendah namun sikap yang ditunjukkan dalam
dengan pelaksanaan asuhan keperawatan, kategori sedang. Serta menunjukkan bahwa
perawat mau memperhatikan kebutuhan klien, ada hubungan yang signifikan antara tingkat
mengerjakan dan menyelesaikan yang pengetahuan dan sikap perawat terhadap
diberikan serta mengajak orang lain untuk perawatan paliatif. Perawatan paliatif
mengerjakan atau mendiskusikan suatu merupakan bentuk pelayanan yang bertujuan
masalah.17 Sikap perawat kurang baik memperbaiki kualitas hidup pasien dan
disebabkan karena tidak adanya program keluarga dari penyakit yang dapat mengancam
pelatihan perawatan paliatif. Penelitian oleh jiwa, dengan pengetahuan yang baik di
Ayed (2015) menunjukkan bahwa 6,2% harapkan sikap perawat dalam memberikan
responden mempunyai sikap yang mendukung perawatan paliatif kepada pasien dan keluarga
terhadap perawatan paliatif. Sikap terhadap menjadi lebih baik.
perawatan paliatif dipengaruhi oleh kualifikasi
Daftar Pustaka
pendidikan, pengalaman, dan pelatihan tentang
perawatan paliatif yang diterima oleh 1. WHO. Definition of Palliative Care. (2018).
2. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman
perawat.18 Sikap memiliki berbagai tingkatan, Teknis Pelayanan Paliatif Kanker. (2013).
yang pertama menerima (receiving), kedua 3. Kementerian Kesehatan RI. Kebijakkan
merespon (responding), ketiga menghargai Perawatan Paliatif. Pusat Data dan
(valuing) dan terakhir bertanggung jawab Informasi (2017).
4. Indarwati, R. et al. Palliative and end-of-
(responsible) yaitu bertanggung jawab atas life care’s barriers for older adults. Work.
segala yang dipilihnya dengan segala resiko with Older People (2019)
doi:10.1108/WWOP-08-2019-0021.
Submited:28/06/20 Accepted: 1
Review: 23/07/20 Published:30/09/20
2/09/20 130