Anda di halaman 1dari 14

STUDI KASUS: PERAWATAN PALIATIF KARSINOMA PAYUDARA

STADIUM LANJUT MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI ROY

Case Study: Palliative Treatment of Advanced Stage of Breast Carcinoma Through The Roy
Adaptation Model Approach

Tuti Suhertini, Dewi Irawati, Riri Maria

Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia

Abstrak
Riwayat artikel Diajukan: Pendahuluan: Pasien kanker payudara dengan stadium lanjut yang telah menjalani
pengobatan kanker sebelumnya memerlukan dukungan perawatan paliatif dalam upaya
11 Januari 2023 Diterima:
pemenuhan kebutuhan kesehatannya. Studi kasus perawatan paliatif pada pasien Ny. N
24 Februari 2023 menggunakan Proses keperawatan dengan pendekatan teori Model Adaptasi Roy.
Diperoleh masalah utama defisit nutrisi dan defisit pengetahuan tentang manajemen
paliatif. Tujuan: Membantu pasien dan keluarga mengenali permasalahan kesehatan
Penulis Korespondensi: yang dihadapi dan membantu menggunakan koping positif untuk dapat beradaptasi
- Tuti Suhertini dengan perubahan kondisi kesehatannya. Metode: Intervensi keperawatan berupa
- Universitas Indonesia manajemen nutrisi dengan mempertahankan asupan nutrisi dengan pemberian diet cair
6x250 cc/hari dan ekstra putih telur 2-3 butir/hari melalui selang Naso Gastric Tube
e-mail: (NGT) dan edukasi kesehatan tentang perawatan paliatif diberikan berkolaborasi dengan
tuticempaka78@gmail.com DPJP, dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi medis.
Implementasi dilakukan perawat selama 6 hari perawatan dengan penilaian evaluasi
setiap harinya. Hasil: status nutrisi pasien membaik dengan mempertahankan asupan
Kata Kunci:
nutrisi melalui pemberian makanan dan minuman per NGT serta pengetahuan pasien
Advanced breast dan keluarga terkait perawatan paliatif meningkat. Kesimpulan: asuhan keperawatan
carcinoma, palliative care, dengan menggunakan teori Model Adaptasi Roy dapat diaplikasikan pada kondisi
Roy's adaptation model. pasien kanker stadium lanjut dengan perawatan paliatif sehingga masalah keperawatan
pasien dapat teratasi dengan baik.

Abstract
Background: Breast cancer patients with advanced stages who have undergone
previous cancer treatment require palliative care support in an effort to fulfill their
health needs. Palliative care case study on Mrs. N uses the nursing process with the Roy
Adaptation Model theory approach. the main problems were obtained, namely
nutricional deficits and knowledge deficits about palliative management . Objective:
helping patients and families recognize health problems they face and help use positive
coping to be able to adapt to changes in their health conditions. Method: Nursing
interventions in the form of nutritional management by maintaining nutritional intake
by administering a liquid diet 6x250 cc/day and extra egg whites 2-3 eggs/day through
a Naso Gastric Tube (NGT) tube and health education about palliative care provided in
collaboration with DPJP, a specialist in internal medicine with a subspecialty of
hematology -medical oncology. Implementation is carried out by nurses for 6 days of
treatment with evaluation assessments every day . Results: the patient's nutritional
status improved by maintaining nutritional intake through the provision of food and
drink per NGT and patient and family knowledge regarding palliative care increased.
Conclusion: nursing care using Roy's Adaptation Model theory can be applied to the
condition of advanced cancer patients with palliative care so that the patient's nursing
problems can be resolved properly.
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 9, No 1, Tahun 2023

PENDAHULUAN Dengan semakin meningkatnya


Penyakit kanker merupakan salah jumlah pasien kanker di Indonesia,
satu penyakit kronik yang menjadi masalah kebutuhan akan program paliatif tidak
kesehatan masyarakat baik di dunia dan dapat dihindari(PEDOMAN NASIONAL,
Indonesia. Kanker menjadi penyebab 2015). Program Paliatif pasien kanker
kedua kematian di seluruh dunia, terhitung adalah pendekatan terintegrasi oleh tim
hampir 10 juta kematian pada tahun 2020 paliatif untuk mencapai kualitas hidup
(WHO 2022). Dengan urutan kasus kanker pasien dan kematian yang bermartabat
terbanyak adalah payudara (2,26 juta), serta memberikan dukungan bagi keluarga
paru-paru (2,21 juta), kolon dan rectum yang menghadapi masalah yang
(1,93 juta), prostat (1,41 juta), kulit (non- berhubungan dengan kondisi pasien dengan
melanoma) (11,2 juta) dan perut (1,09 mencegah dan mengurangi penderitaan
juta). Di Indonesia berdasarkan data melalui identifikasi dini, penilaian yang
Riskesdas tahun 2018, prevalensi kanker di seksama, serta pengobatan nyeri dan
Indonesia menunjukkan adanya masalah masalah lain, baik masalah fisik,
peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di psikososial dan spiritual (WHO, 2002).
tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 Pasien dengan kanker lanjut
penduduk pada tahun 2018. Dengan angka memiliki beban gejala yang tinggi yang
kejadian tertinggi untuk laki –laki adalah seringkali multidimensi. Berdasarkan hasil
kanker paru (19,4 per 100.000 penduduk), penelitian Tohme, et al. (2013) pasien
yang diikuti dengan kanker hati (12,4 per dengan akhir kehidupan mengalami
100.000 penduduk). Sedangkan angka gangguan fisik yang paling sering ditemui
kejadian tertinggi untuk perempuan adalah adalah rasa sakit yang tak tertahankan
kanker payudara (42,1 per 100.000 (44%). Sedangkan masalah psikologis yang
penduduk) dan diikuti kanker leher rahim sering dicatat pada tahap ini adalah depresi
(23,4 per 100.000 penduduk). (40%), kecemasan (18%) dan ketakutan
Kondisi di Indonesia saat ini, akan kematian (115%). Kondisi lanjut yang
hampir sebagian besar penyakit kanker dialami ini tidak hanya dirasakan oleh
ditemukan pada stadium lanjut, sehingga penderita saja namun keluarga dan
angka kesembuhan dan angka harapan pendamping pasien turut merasakan
hidup pasien kanker belum seperti yang perubahannya.
diharapkan meskipun tata laksana kanker WHO (2010) menyatakan bahwa
telah berkembang dengan pesat. Pasien semua pasien kanker membutuhkan
dengan kondisi tersebut mengalami perawatan paliatif. Hal ini berarti bahwa
penderitaan yang memerlukan pendekatan perawatan paliatif diberikan sejak awal
terintegrasi berbagai disiplin ilmu agar diagnosa ditegakkan tanpa mempedulikan
pasien tersebut memiliki kualitas hidup stadium penyakit. Perawatan paliatif
yang baik dan pada akhir hayatnya melibatkan berbagai layanan yang
meninggal secara bermartabat. Paliatif diberikan oleh berbagai profesional yang
membantu seorang penderita kanker untuk semuanya memiliki peran yang sama
hidup lebih nyaman sehingga memiliki pentingnya – termasuk dokter, perawat,
kualitas hidup yang lebih baik. Hal ini pekerja pendukung, paramedis, apoteker,
merupakan kebutuhan penting bagi fisioterapis, dan sukarelawan untuk
kemanusiaan terutama untuk para penderita mendukung pasien dan keluarga mereka.
kanker (PEDOMAN NASIONAL, 2015). Oleh karenanya paliatif ini disebut tim
paliatif karena terdiri dari berbagai tenaga

208 (Suhertini et al, 2023)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 9, No 1, Tahun 2023

kesehatan dan non kesehatan yang terlibat koping yang digunakan dalam proses
dalam pemenuhan kebutuhan pasien dan adaptasi terhadap perubahan kondisi
keluarga. kesehatannya. Peneliti menggunakan
Perawat yang memberikan asuhan pendekatan asuhan keperawatan teori
keperawatan memiliki peran yang sangat Model Adaptasi Roy ini dalam membantu
besar dalam membantu pasien dan keluarga pasien menjalani perawatannya sejak
dalam menjalani perawatannya. Bagaimana tanggal 15 hingga 21 Desember 2022.
perawat membantu pasien dan keluarga
beradaptasi dengan kondisi sakitnya KASUS
dengan intervensi mandiri perawat yang Ny. N, usia 60 tahun, masuk ruang
berbasis teori keperawatan. Salah satu teori perawatan RS pada tanggal 15 Desember
keperawatan yang menekankan pada 2022 dengan rencana kemoterapi. Pasien
respon adaptasi pasien adalah teori adaptasi berasal dari Sulawesi Tengah dengan
Roy. Menjadi hal yang penting bagi riwayat pengobatan kemoterapi 6 siklus
peneliti untuk melakukan studi kasus lebih dan radiasi payudara 6x sebelumnya di RS
lanjut dalam memberikan perawatan Makasar. Pasien dan keluarga memutuskan
paliatif pada salah satu penderita kanker pindah berobat ke RSKD Jakarta atas
payudara stadium lanjut sehingga kualitas keinginan sendiri dengan harapan
hidup pasien akan meningkat melalui kesembuhan yang tinggi. Kondisi pasien
adaptasi terhadap kondisi penyakitnya saat masuk rawat kesadaran compos
(Suryawan, et.al., 2022). mentis, hemodinamik dalam batas normal.
Tekanan darah 112/70 mmHg, nadi 92
METODE x/menit, pernapasan 20 x/menit, temperatur
Metode penulisan artikel ini 36,2 °C dan saturasi oksigen 97%. Pasien
menggunakan metode laporan kasus, mengeluh merasa capek dan nyeri seluruh
dimana salah satu pasien kelolaan peneliti tubuhnya. Dari hasil pengkajian perawat,
dengan kasus yang spesifik yaitu penderita diperoleh data bahwa pasien mangalami
karsinoma payudara dengan metastasis gangguan nutrisi akibat asupan makanan
paru dan (suspek) kulit dengan rencana yang tidak adekuat. Berat badan sekitar 38
awal masuk rawat inap pertama adalah kg dengan tinggi badan 150 cm, diperoleh
menjalani pengobatan kemoterapi namun IMT 16,9 yang termasuk kategori kurang.
mengalami perubahan tujuan Pasien hanya mampu menghabiskan 5
pengobatannya menjadi perawatan paliatif sendok makan dari porsi makan yang
karena kondisi penyakit pasien yang sudah diberikan dari RS. Pasien tampak lemah
stadium lanjut. Model Adaptasi Roy dan tubuh pasien terlihat kaheksia. Hasil
merupakan salah satu konsep keperawatan pengkajian nyeri diperoleh skala nyeri
yang dikembangkan oleh Sister Calista NRS= 5. Terdapat luka payudara yang luas
Roy pada tahun 1964, yang memandang di dada pasien hingga area perut dan
manusia secara utuh (bio-psiko-sosial) punggung kanan. Luka terbalut kassa dan
menggunakan koping yang bersifat positif terlihat banyak mengeluarkan cairan serta
maupun negatif dalam berespon terhadap terdapat perdarahan di beberapa titik luka
kebutuhan fisiologis, konsep diri positif, saat perawat melakukan penggantian
kemandirian, serta kemampuan balutan luka. Hasil laboratorium
menjalankan peran dan fungsi yang menunjukkan Hb: 10,1 g/dL Leukosit: 5,3
3 3
diemban individu dalam memelihara 10 /µl, Trombosit: 213 10 /µl, Protein
integritas diri, mendorong keefektifan total: 4,8 g/dL, Albumin: 2,0 g/dL.

209 (Suhertini et al, 2023)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 9, No 1, Tahun 2023

Elektrolit Natrium: 132 mmol/L, Kalium: hipoalbumin, hipoelektrolit, nyeri dan luka
2,8 mmol/L, Klorida: 90 mmol/L, GDS 92 payudara yang luas (suspek metastasis
mg/dL. Pasien tampak lemah, sebagian kulit). Keputusan pengobatan perawatan
besar kebutuhannya dibantu oleh perawat saat ini akhirnya berubah untuk perbaikan
dan keluarga. kondisi umum pasien dan perawatan
Pasien mendapatkan infus cairan paliatif. Rencana pengobatan kemoterapi
Nacl 0,9% + KCl 12,5 mEq 8 jam/kolf, yang awalnya menjadi pengobatan pasien
koreksi albumin 25% 1 kolf dan terapi diputuskan tidak akan diberikan.Hasil
Morfin immediate release 4x10 mg untuk pengkajian perawat dengan menggunakan
mengatasi rasa sakitnya. Pasien juga Model Adaptasi Roy diperoleh hasil
dilakukan pemasangan NGT (Naso Gastric stimulus fokal berupa defisit nutrisi akibat
Tube) untuk mempertahankan asupan asupan makanan yang tidak adekuat dan
makanan dan minumannya dengan nyeri kronik dengan nilai NRS = 5.
pemberian diet cair 6 x 250 cc dan ekstra Stimulus kontekstual yang didapatkan pada
putih telur 2-3 butir/hari pemberian melalui defisit nutrisi bahwa nyeri seluruh tubuh
NGT. yang dirasakan pasien mempengaruhi
Keluarga menyampaikan bahwa selera makannya. Sedangkan stimulus
mereka mengikuti keinganan ibu mereka fokal berupa defisit pengetahuan pasien
(pasien itu sendiri) yang menginginkan terkait manajemen paliatif juga ditemukan.
pengobatan di RS Jakarta. Pasien adalah Pasien dan keluarga banyak bertanya-tanya
seorang istri, dan ibu dari 10 orang anak kepada dokter dan perawat mengenai
yang memiliki semangat dan harapan perawatan paliatif, tujuan dan manfaatnya
sembuh tinggi. Suami dan anak-anak bagi pasien. Sedangkan stimulus
pasien tidak ingin mematahkan semangat kontekstual bagi defisit pengetahuan
pasien dan mendukung keputusan pasien berupa adanya perilaku pasien yang tidak
untuk pindah pengobatan dari RS Makasar sesuai yaitu seringkali menanyakan kapan
ke RSKD Jakarta. Dengan kondisinya saat pengobatan kemoterapi akan diberikan.
itu dapat dibayangkan kesulitan yang Stimulus residual dan kontekstual pada
dihadapi pasien dan keluarga selama kasus ini disebabkan karena stadium lanjut
perjalanan jarak jauh dari Sulawesi ke penyakit pasien yaitu karsinoma payudara
Jakarta yang harus ditempuh dengan metastasis paru dan (suspek) kulit.
menggunakan pesawat terbang dan Diagnosis keperawatan yang
kendaraan pribadi. Keluarga besar lainnya ditegakkan dari hasil pengkajian terfokus
juga turut mendukung keputusan pasien terdapat 2 masalah keperawatan, yaitu (1)
dan mensupportnya sehingga pasien defisit nutrisi berhubungan dengan asupan
merasa bertambah semangat untuk makanan yang tidak adekuat, ditandai
menjalani pengobatan di RS Jakarta. dengan berat badan dan IMT kategori
Hasil penilaian Dokter Penanggung kurang, dan (2) defisit pengetahuan terkait
Jawab Pasien (DPJP), dokter spesialis manajemen paliatif berhubungan dengan
penyakit dalam subspesialis hematologi kurang terpapar informasi ditandai dengan
onkologi RSKD, didapatkan bahwa kondisi pasien bertanya-tanya mengenai perawatan
penyakit kanker pasien saat ini sudah paliatif Berdasarkan Standar Intervensi
memasuki stadium lanjut ditambah dengan Keperawatan Indonesia (SIKI) dan Nursing
kondisi fisik pasien yang tidak memenuhi Interventions Classification (NIC), salah
persyaratan untuk menjalani kemoterapi satu intervensi yang dapat dilakukan untuk
karena mengalami gangguan nutrisi, defisit nutrisi adalah Manajemen Nutrisi

210 (Suhertini et al, 2023)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 9, No 1, Tahun 2023

dengan mempertahankan asupan makanan evaluasi atas implementasi yang telah


melalui pemberian diet cair dan diberikan, pasien mengatakan tidak ada
pemasangan Naso Gastric Tube. Demikian nyeri perut yang dirasakan setelah
pula intervensi untuk mengatasi masalah pemberian makanan dan minuman melalui
defisit pengetahuan berupa edukasi selang NGT, porsi makan pasien secara
kesehatan mengenai kanker dan bertahap meningkat dapat diberikan secara
manajemen paliatif. optimal, kebutuhan nutrisi dan cairan dapat
terpenuhi. Intervensi keperawatan menurut
INTERVENSI teori Model Adaptasi Roy muncul dari
Pada kasus ini, implementasi yang basis pengetahuan yang solid dan ditujukan
dilakukan pada pasien diberikan selama 6 untuk menangani stimulus fokal, bila
hari baik untuk manajemen nutrisi dan memungkinkan. Intervensi pada kasus ini
edukasi kesehatan. Diawali dengan ditekankan untuk mempromosikan perilaku
identifikasi status nutrisi, kebutuhan kalori adaptasi dengan mengubah rangsangan
dan jenis nutrien, serta mengidentifikasi atau memperkuat proses adaptif (Alligood,
perlunya penggunaan selang nasogastric 2014).
untuk mempertahankan asupan cairan dan Begitu pula implementasi terkait
nutrisi. Pasien tidak mengalami edukasi kesehatan mengenai kanker dan
permasalahan pada sistem saluran manajemen paliatif yang diberikan kepada
pencernaannya, tidak mengalami sakit pasien dan keluarga. Diawali dengan
perut, mual dan muntah. Hanya asupan berkolaborasi dengan DPJP agar dapat
makanan tidak mau dikonsumsi dengan memberikan penjelasan terkait kondisi
jumlah yang cukup. Pasien dan keluarga penyakit kanker pasien yang sudah
diberikan pilihan pemasangan NGT agar mengalami stadium lanjut terhadap
makanan dan minuman dapat diberikan keluarga, ditambah pula dengan kondisi
sesuai dengan kebutuhan pasien. Awalnya fisik pasien yang mengalami berbagai
pasien menolak saran tersebut namun gangguan yang diketahui dari penilaian
dengan penjelasan secara perlahan dan klinis dan data pendukungnya. Edukasi
motivasi dari perawat dan keluarga yang diberikan DPJP sangat penting bagi
akhirnya pasien setuju dilakukan keluarga agar mereka dapat memahami
pemasangan NGT. Setelahnya perawat bagaimana kondisi penyakit pasien secara
membantu mempertahankan asupan nutrisi medis dan bagaimana tujuan pengobatan
dan cairan pasien dengan memberikan selanjutnya. Kondisi penyakit kanker
makanan dan minuman sesuai dengan pasien yang sudah mencapai stadium lanjut
kebutuhannya melalui NGT. Diet cair menjadikan pengobatan yang diberikan
6x250 cc serta ekstra putih telur yang tidak lagi bertujuan untuk penyembuhan
ditambahkan pada diet pasien diberikan namun untuk memperpanjang harapan
secara teratur oleh perawat pada hari hidup pasien. Tidak lupa DPJP juga
pertama. Perawat juga memberikan diminta memberikan edukasi terkait
penjelasan dan mengajarkan keluarga cara perubahan pilihan pengobatan pasien dan
pemberian makanan dan minuman melalui memberikan penjelasan terkait perawatan
selang NGT. Edukasi ini diberikan dengan paliatif yang akan dilakukan selanjutnya.
tujuan keluarga dapat mencoba dan Perawat memberikan pendampingan
mempraktekkannya agar dapat kepada keluarga selama proses edukasi dan
melakukannya secara mandiri saat pasien memfasilitasi keluarga untuk banyak
pulang ke rumah nanti. Perawat melakukan bertanya terkait perawatan paliatif yang

211 (Suhertini et al, 2023)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 9, No 1, Tahun 2023

akan dijalani pasien. Pada saat perawatan pasien untuk memenuhi


edukasi pertama kali, edukasi diberikan kebutuhan biologis dirinya, seperti
kepada keluarga tanpa adanya pasien. berdiskusi jenis variasi nutrisi yang dapat
Terlihat pihak keluarga dalam hal ini diberikan pada pasien, aktifitas yang dapat
diwakili oleh anak-anak pasien tampak sedih pasien lakukan sehari-harinya, bagaimana
setelah mendengarkan penjelasan DPJP. mobilisasi pasien, pemenuhan kebutuhan
Perawat senantiasa mendampingi keluarga, personal hygiene, aktifitas beribadahnya,
memberikan support dan motivasi bahwa kebutuhan tidur dan istirahat dan lain
masih banyak hal yang dapat dilakukan pada sebagainya. Proses ini menambah
kondisi lanjut penyakit pasien dalam upaya keyakinan diri pasien dan keluarga bahwa
meningkatkan kualitas hidupnya. Keluarga mereka mampu melakukan perawatan
terlihat lebih tegar dan mengajukan berbagai terhadap diri sendiri dan anggota keluarga
pertanyaan terkait kondisi sakit pasien dan mereka. Hal ini menjadi dukungan
rencana perawatan paliatif yang merupakan psikologis dan sosial bagi pasien dan
hal baru yang mereka ketahui. Keluarga keluarga yang mereka butuhkan, sehingga
memutuskan tidak mengikutsertakan pasien walaupun pasien tidak mendapatkan
dalam edukasi awal ini agar pasien tidak pengobatan kemoterapi untuk mengobati
penyakit kankernya, namun pasien tetap
kaget mendengar secara langsung mendapatkan pengobatan lain untuk
penjelasan mengenai kondisi akhir memperbaiki kondisinya secara
penyakitnya, dan mereka menyampaikan keseluruhan (holistik) dalam upaya
akan memberikan pemahaman kepada pemenuhan kebutuhan bio, psiko dan
pasien secara perlahan-lahan saat sosialnya.
mendampingi pasien di dalam kamar
perawatan. DPJP dan perawat menjunjung HASIL DAN
tinggi keputusan tersebut, dan bersama PEMBAHASAN HASIL
keluarga bersepakat untuk membantu Setelah 6 hari perawat melakukan
pasien memberikan perawatan terbaik intervensi terkait manajemen nutrisi dan
sesuai dengan kebutuhannya dan mencapai manajemen pengetahuan kepada pasien dan
kualitas hidup terbaik yang dapat keluarga, berikut adalah tabel hasil evaluasi
diperolehnya. formatif sejak hari kedua sampai dengan
Perawat di ruang perawatan hari ke-tujuh perawatan pasien di RS.
bersama tim paliatif memberikan dukungan Model Keperawatan Roy, terutama
dan support kepada pasien dan keluarga pada pasien kanker dengan perawatan
dalam menjalani hari-hari perawatan paliatif.
selanjutnya berupa bagaimana memberikan

Tabel 1. Hasil evaluasi pasien setelah dilakukan intervensi manajemen nutrisi dan edukasi kesehatan
selama 6 hari
TANGGAL
Manajemen
Nutrisi 16/12/2022 17/12/2022 18/12/2022 19/12/2022 20/12/2022 21/12/2022
Asupan
DC habis 4x DC habis 6x
makan per DC habis 5x DC habis 6x DC habis 6x DC habis 6x
Extra putel Extra putel
NGT Extra putel habis Extra putel habis Extra putel Extra putel
habis ½ habis ½
(Diet Cair 1 porsi 1/2 porsi habis 1 porsi habis 1 porsi
6x250 cc + porsi porsi

212 (Suhertini et al, 2023)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 9, No 1, Tahun 2023

extra putel 2-
3 butir/hari)
Alb = 2,5 Alb tdk dicek Alb = 2,4 g/L Alb = 2,6
Evaluasi
g/L Na=13mmol/L Na=135mmol/L g/L Tidak dicek
Albumin & Tidak dicek
Elektrolit K=3,2 mmol/L K =3,2 mmol/L Elektrolit
Elektolit
tidak dicek CL=92mmol/L CL= 94 mol/L tidak dicek
Catatan:
- nilai albumin bila kurang dari 2,5 g/L dilakukan koreksi pemberian albumin 25% 1
flash,kemudian dievaluasi nilai laboratoriumnya setelah diberikan.
- Infus NaCl 0,9 % + KCl 12,5 mEq diberikan terus menerus 8 jam/kolf dengan pemantauan
evaluasi nilai elektrolit/3 hari.

Setelah 6 hari dilakukan intervensi membutuhkan bantuan baik terkait


manajemen nutrisi, asupan makanan dan memberikan informasi perubahan kondisi
minuman pasien sedikit demi sedikit dapat pasien setiap harinya, membantu proses
terpenuhi dan dapat dipertahankan dengan pembelajaran keluarga dalam memberikan
pemberian makanan melalui NGT. Hasil perawatan pada pasien seperti memenuhi
laboratorium nilai albumin dan elektrolit kebutuhan makanan dan minuman
juga sedikit demi sedikit membaik. Hal ini menggunakan selang NGT, berdiskusi
menunjukkan bahwa kriteria evaluasi variasi jenis makanan yang dapat pasien
adaptasi perilaku pasien dapat tercapai konsumsi, intervensi farmakologis dan
yaitu ditandai dengan perubahan perilaku tehnik relaksasi dalam mengatasi nyeri
ke arah adaptif dimana pasien dan keluarga pasien, membantu dan mengajarkan
mengerti dan mampu mempertahankan perawatan luka payudara pasien,
asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan membantu mobilisasi pasien secara
pasien dengan pemberian makanan dan bertahap, melakukan ROM pasif untuk
minuman melalui NGT, keluarga mampu aktifitas pasien di tempat tidur, pemenuhan
mengidentifikasi penyebab defisit nutrisi higienitas pasien dan kebutuhan harian
pasien akibat kurangnya asupan makanan lainnya. Keluarga tampak aktif belajar dan
dan minuman, pengeluaran cairan, percaya diri mempraktekkan setiap hal
elektrolit dan albumin yang berlebihan dari yang diajarkan oleh perawat hingga mereka
cairan luka yang masif, keluarga mencoba dapat secara mandiri melakukannya.
secara mandiri memberikan makanan cair Proses pendampingan pasien dan
melalui NGT. Hasil evaluasi ini keluarga dalam perawatan paliatifnya,
memperlihatkan bahwa pasien dan perawat berkolaborasi dengan tim
keluarga bergerak ke arah perilaku adaptif kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan
dalam mengatasi defisit nutrisi. pasien. Seorang psikolog untuk turut
Pada manajemen pengetahuan, mensupport kondisi psikologinya,
setelah keluarga mendapat edukasi rohaniawan sesuai agama yang dianut
kesehatan mengenai kondisi penyakit dan untuk support spiritualnya, dokter spesialis
perawatan paliatif yang akan dijalani gizi dan ahli gizi untuk penilaian status gizi
pasien, keluarga tampak menerima kondisi dan upaya yang dapat dilakukan untuk
pasien sesuai penjelasan DPJP. Secara mempertahankan dan meningkatkan status
perlahan keluarga mencoba memberikan gizinya, serta tim paliatif yang akan
pemahaman kepada pasien sesuai informasi membantu mempersiapkan pasien dan
yang didapatkan. Perawat senantiasa keluarga dalam perawatan lanjutan di
memberikan dukungan pada keluarga saat rumah.

213 (Suhertini et al, 2023)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 9, No 1, Tahun 2023

PEMBAHASAN pengobatan kanker yang diberikan


Penyakit kanker dinyatakan oleh (Pedoman Nasional Program Paliatif
WHO merupakan termasuk salah satu jenis Kanker, 2015). Menghadapi permasalahan
penyakit kronis. Penderita kanker yang ini tata laksana pengobatan yang diberikan
dapat bertahan hidup lebih dari 5 tahun menyesuaikan dengan tanda dan gejala
disebut sebagai survivor kanker. Dengan yang pasien kanker alami. Tujuan dari
kondisi menderita sakit yang lama, perawatan paliatif berdasarkan Pedoman
penderita kanker memerlukan dukungan Nasional Program Paliatif Kanker (2015)
dari tenaga kesehatan yang terdapat dalam adalah mencapai kualitas hidup dan
perawatan paliatif (Goswami, 2023b). kenyamanan bagi pasien kanker dan
Perawatan paliatif meningkatkan kualitas keluarganya serta agar pasien dapat
hidup pasien dan keluarga pasien yang menghadapi akhir kehidupan yang
menghadapi tantangan karena sakit yang bermartabat. Upaya yang dilakukan adalah
mengancam jiwa, baik secara fisik, mengurangi penderitaan pasien dan
psikologis, social atau spiritual. Dengan memberikan dukungan kepada keluarga
perawatan paliatif kualitas hidup yang mengalami kesulitan akibat gejala
pendamping pasien juga meningkat dengan fisik, gangguan psikologis, kesulitan social
baik (WHO 2020). dan masalah spiritual.
Program Paliatif pasien kanker Meskipun perawatan paliatif
adalah pendekatan terintegrasi oleh tim memberikan banyak kebaikan bagi pasien
paliatif (Vinant et al., 2017b). WHO (2010) namun masih ditemukan laporan perawatan
menyatakan bahwa semua pasien kanker paliatif ini tidak digunakan atau dikenalkan
membutuhkan perawatan paliatif. Hal ini terlambat pada kasus pasien dengan
berarti bahwa perawatan paliatif diberikan penyakit yang mengancam jiwa seperti
sejak awal diagnosa ditegakkan tanpa kanker di berbagai negara di dunia (Assi,
mempedulikan stadium penyakit. et. al.,2017; Vinant p, et.al., 2017).
Perawatan paliatif melibatkan berbagai Literatur review terbaru menunjukkan
layanan yang diberikan oleh berbagai adanya beberapa hambatan yang dialami
profesional yang semuanya memiliki peran pasien untuk mendapatkan perawatan
yang sama pentingnya termasuk dokter, paliatif, diantaranya teridentifikasinya
perawat, pekerja pendukung, paramedis, hambatan institusi termasuk kurangnya
apoteker, fisioterapis, dan sukarelawan komunikasi diantara tim tenaga kesehatan,
untuk mendukung pasien dan keluarga kurangnya pemahaman dan edukasi terkait
mereka. Oleh karenanya paliatif ini disebut praktek perawatan paliatif dan kebijakan
tim paliatif karena terdiri dari berbagai terkait, ketersediaan spesialis perawatan
tenaga kesehatan dan non kesehatan yang paliatif yang rendah, Onkologis kurang
terlibat dalam pemenuhan kebutuhan yakin terhadap kemampuan mereka
pasien dan keluarga (Vinant et al., 2017b). memanajemen gejala pasien, dan kondisi
Penderita kanker stadium lanjut penggantian jaminan kesehatan bagi
berada pada tahapan penyakit dengan perawatan paliatif yang buruk, kendala
tujuan pengobatan bukan untuk keuangan yang berat dan sumber daya
penyembuhan namun untuk kelembagaan yang rendah(Hui et al.,
memperpanjang harapan hidup. Sedangkan 2018b; J. Roenn et al., 2013; Sarradon-Eck
pada kondisi kanker stadium terminal et al., 2019b).
pasien stadium lanjut yang tidak berespon Hasil studi kasus ini menunjukkan
dan mengalami progresifitas terhadap bahwa pasien kanker merasakan manfaat

214 (Suhertini et al, 2023)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 9, No 1, Tahun 2023

dari perawatan paliatif. Pada kondisi memenuhi kebutuhan fisik, psiko-sosial


stadium lanjut dimana pengobatan kanker dan spiritual penderita kanker. Asuhan
sudah tidak dapat diberikan dan tujuan keperawatan dengan pendekatan teori
pengobatan bukan lagi untuk mengobati, Model Adaptasi Roy dapat digunakan
perawatan paliatif menjadi solusi pilihan untuk membantu pasien dan keluarga
perawatan pasien yang dapat menyesuaikan mengenali permasalahan kondisi
dengan kebutuhannya sehingga kualitas penyakitnya, dan menerapkan koping
hidup pasien kanker dapat meningkat, dan positif untuk mengatasinya sehingga pasien
di saat waktunya sudah tiba, pasien dapat dan keluarga memperoleh output adaptif
meninggal dengan bermartabat dalam penyelesaian kondisi penyakitnya.
(PEDOMAN NASIONAL, 2015). Identifikasi Dalam studi kasus ini pasien dan keluarga
pasien yang mungkin mendapat manfaat dari terlibat aktif bergerak ke arah perilaku
perawatan paliatif melalui alat identifikasi adaptif yang terbukti dengan perubahan
yang divalidasi, manajemen gejala perilaku dalam perawatan pasien. Pada
multidimensi, dan diskusi tepat studi kasus ini intervensi hanya dilakukan
waktu tentang perencanaan awal pada satu pasien, namun dapat diambil
merupakan elemen dari pendekatan hikmah pembelajaran untuk meningkatkan
perawatan paliatif untuk pasien dan asuhan keperawatan pasien dengan teori.
keluarganya (Goswami, 2023b).
Koordinasi antara pemangku kepentingan DAFTAR PUSTAKA
yang memberikan perawatan dan dukungan ANEF, M. R. N. R. A. (2014). Nursing
kepada pasien ini sangat penting untuk Theorists and Their Work.
memastikan perawatan berkualitas tinggi https://doi.org/10.1016/C2011-0-
dan memenuhi semua kebutuhan mereka 05477-7
(Vinant et al., 2017b). Sehingga kebutuhan Assi, T., Rassy, E. el, & Ibrahim, T.
pasien baik secara fisik, psikologis dan (2017). The role of palliative care in
social tetap dapat terpenuhi dan hidup the last month of life in
mereka tetap berkualitas hingga akhir elderlycancer patients, Support Care
hayatnya. Center
Cancer. (2022). https://www.who.int/news-
KESIMPULAN room/fact-sheets/detail/cancer
Penyakit kanker merupakan penyakit Dirjen P2P Kementerian Kesehatan RI.
kronis yang diderita lama oleh (2019). Penyakit Kanker di
penderitanya. Dibutuhkan dukungan Indonesia Berada Pada Urutan 8 di
perawatan paliatif agar penderita kanker Asia Tenggara dan Urutan 23 di
dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Asia – P2P Kemenkes RI.
Perawatan paliatif ini semakin dirasakan http://p2p.kemkes.go.id/penyakit-
manfaatnya oleh pasien dan keluarga bila kanker-di-indonesia-berada-pada-
dipertemukan sejak pasien terdiagnosa urutan-8-di-asia-tenggara-dan-
kanker. Dibutuhkan usaha yang terintegrasi urutan-23-di-asia/
dari berbagai pihak agar tujuan perawatan El-Jawahri, A., Greer, J. A., Pirl, W. F.,
paliatif pada pasien kanker ini dapat Park, E. R., Jackson, V. A., Back,
tercapai. Perawat sebagai bagian integral A. L., Kamdar, M., Jacobsen, J.,
didalamnya, turut berkontribusi besar Chittenden, E. H., Rinaldi, S. P.,
dalam upaya memberikan asuhan Gallagher, E. R., Eusebio, J. R.,
keperawatan yang berkelanjutan dalam Fishman, S., VanDusen, H., Li, Z.,

215 (Suhertini et al, 2023)


Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 9, No 1, Tahun 2023

Muzikansky, A., & Temel, J. S. (2017). Scholarship, 55(1), 272–290.


Effects of Early Integrated Palliative Care https://doi.org/10.1111/jnu.12804
on Caregivers of Hui, D., Hannon, B. L., Zimmermann, C., &
Patients with Lung and Bruera, E. (2018a). Improving
Gastrointestinal Cancer: A patient and caregiver outcomes in
Randomized Clinical Trial. The oncology: Team-based, timely, and
Oncologist, 22(12), 1528–1534. targeted palliative care. CA: A
https://doi.org/10.1634/theoncologi Cancer Journal for Clinicians,
st.2017-0227 68(5), 356–376.
Ferrell, B. R., Temel, J. S., Temin, S., Alesi, https://doi.org/10.3322/caac.21490
E. R., Balboni, T. A., Basch, E. M., Hui, D., Hannon, B. L., Zimmermann, C., &
Firn, J. I., Paice, J. A., Peppercorn, Bruera, E. (2018b). Improving
J. M., Phillips, T., Stovall, E. L., patient and caregiver outcomes in
Zimmermann, C., & Smith, T. J. oncology: Team-based, timely, and
(2017). Integration of palliative care targeted palliative care. CA: A
into standard oncology care: Cancer Journal for Clinicians,
American society of clinical 68(5), 356–376.
oncology clinical practice guideline https://doi.org/10.3322/caac.21490
update. Journal of Palliative care. (2022).
Clinical Oncology, 35(1), 96–112. https://www.who.int/health-
https://doi.org/10.1200/JCO.2016.7 topics/palliative-care
0.1474 Pedoman Nasional Program Paliatif
Good, P., Haywood, A., Gogna, G., Martin, Kanker. (2015).
J., Yates, P., Greer, R., & Hardy, J. RI, D. P. K. K. (2019). Penyakit Kanker di
(2019). Oral medicinal Indonesia Berada Pada Urutan 8 di
cannabinoids to relieve symptom Asia Tenggara dan Urutan 23 di
burden in the palliative care of Asia P2P Kemenkes RI.
patients with advanced cancer: A http://p2p.kemkes.go.id/penyakit-
double-blind, placebo controlled, kanker-di-indonesia-berada-
randomised clinical trial of efficacy pada-urutan-8-di-asia-tenggara-
and safety of cannabidiol (CBD). dan-urutan-23-di-asia/
BMC Palliative Care, 18(1). Roenn, J., Voltz, R., & Serrie, A. (2013).
https://doi.org/10.1186/s12904- Barriers and approaches to the
019-0494-6 succesfull integration of palliative
Goswami, P. (2023a). Impact of advance care and oncologi practice.
care planning and end‐of‐life Roenn, J. H. v, Voltz, R., & Serrie, A.
conversations on patients with (2013). Barriers and approaches to
cancer: An integrative review of the succesfull integration of
literature. Journal of Nursing palliative care and oncologi
Scholarship, 55(1), 272–290. practice.
https://doi.org/10.1111/jnu.12804 Sarradon-Eck, A., Besle, S., Troian, J.,
Goswami, P. (2023b). Impact of advance Capodano, G., & Mancini, J.
care planning and end‐of‐life (2019a). Understanding the
conversations on patients with Barriers to Introducing Early
cancer: An integrative review of Palliative Care for Patients with
literature. Journal of Nursing Advanced Cancer: A Qualitativ
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 9, No 1, Tahun 2023

Study. Journal of Palliative Medicine, Vinant, P., Joffin, I., Serresse, L., Grabar,
22(5), 508–516. S., Jaulmes, H., Daoud, M.,
https://doi.org/10.1089/jpm.2018.03 Abitbol, G., Fouassier, P., Triol, I.,
38 Rostaing, S., Brette, M. D., &
Sarradon-Eck, A., Besle, S., Troian, J., Colombet, I. (2017a). Integration
Capodano, G., & Mancini, J. and activity of hospital-based
(2019b). Understanding the Barriers palliative care consultation teams:
to Introducing Early Palliative Care the INSIGHT multicentric cohort
for Patients with Advanced Cancer: study. BMC Palliative Care, 16(1).
A Qualitative Study. Journal of https://doi.org/10.1186/s12904-017-
Palliative Medicine, 22(5), 508– 0209-9
516. Vinant, P., Joffin, I., Serresse, L., Grabar,
https://doi.org/10.1089/jpm.2018.03 S., Jaulmes, H., Daoud, M.,
38 Abitbol, G., Fouassier, P., Triol, I.,
SDKI Arsip - perawat.org. (2022). Rostaing, S., Brette, M. D., &
https://perawat.org/category/sdki/ Colombet, I. (2017b). Integration
Suryawan, I. P. A., Dahlia, D., & Kurnia, and activity of hospital-
D. A. (2022). Penerapan Akupresur Zimmermann, C., Swami, N.,
Titik Perikardian (P6) melalui Krzyzanowska, M., Leighl, N.,
Pendekatan Model Adaptasi Roy Rydall, A., Rodin, G., Tannock, I.,
pada Pasien Karsinoma Tiroid & Hannon, B. (2016). Perceptions
dengan Keluhan Mual Muntah : A of palliative care among patients
Case Study . with advanced cancer and their
Tohme, A., Khalil, L. A., & Kanaan, Z. caregivers. CMAJ, 188(10), E217–
(2013). Palliative care in Lebanon: E227.
views of health professionals and https://doi.org/10.1503/cmaj.15117
relatives. 1

217 (Suhertini et al, 2023)


ANALISA JURNAL KEPERAWATAN
Oleh :
Ratna Dwi Astikasari
212102253

A. JUDUL JURNAL
Perawatan Paliatif Karsinoma Payudara Stadium Lanjut Melalui Pendekatan Model
Adaptasi Roy
B. PENELITI
Tuti Suhertini, Dewi Irawati, Riri Maria
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia

C. WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15-21 Desember 2022.
D. LATAR BELAKANG

Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit kronik yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat baik di dunia dan Indonesia. Kanker menjadi penyebab kedua
kematian di seluruh dunia, terhitung hampir 10 juta kematian pada tahun 2020 (WHO
2022). Dengan urutan kasus kanker terbanyak adalah payudara (2,26 juta), paru-paru
(2,21 juta), kolon dan rectum (1,93 juta), prostat (1,41 juta), kulit (non-melanoma) (11,2
juta) dan perut (1,09 juta). Di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2018,
prevalensi kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1000
penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Dengan
angka kejadian tertinggi untuk laki –laki adalah kanker paru (19,4 per 100.000
penduduk), yang diikuti dengan kanker hati (12,4 per 100.000 penduduk). Sedangkan
angka kejadian tertinggi untuk perempuan adalah kanker payudara (42,1 per 100.000
penduduk) dan diikuti kanker leher rahim (23,4 per 100.000 penduduk).

Kondisi di Indonesia saat ini, hampir sebagian besar penyakit kanker ditemukan
pada stadium lanjut, sehingga angka kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker
belum seperti yang diharapkan meskipun tata laksana kanker telah berkembang dengan
pesat. Pasien dengan kondisi tersebut mengalami penderitaan yang memerlukan
pendekatan terintegrasi berbagai disiplin ilmu agar pasien tersebut memiliki kualitas
hidup yang baik dan pada akhir hayatnya meninggal secara bermartabat. Paliatif
membantu seorang penderita kanker untuk hidup lebih nyaman sehingga memiliki
kualitas hidup yang lebih baik. Hal ini merupakan kebutuhan penting bagi kemanusiaan
terutama untuk para penderita kanker (PEDOMAN NASIONAL, 2015).
Dengan semakin meningkatnya jumlah pasien kanker di Indonesia, kebutuhan
akan program paliatif tidak dapat dihindari(PEDOMAN NASIONAL, 2015). Program
Paliatif pasien kanker adalah pendekatan terintegrasi oleh tim paliatif untuk mencapai
kualitas hidup pasien dan kematian yang bermartabat serta memberikan dukungan bagi
keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan kondisi pasien dengan
mencegah dan mengurangi penderitaan melalui identifikasi dini, penilaian yang seksama,
serta pengobatan nyeri dan masalah masalah lain, baik masalah fisik, psikososial dan
spiritual (WHO, 2002).

Pasien dengan kanker lanjut memiliki beban gejala yang tinggi yang seringkali
multidimensi. Berdasarkan hasil penelitian Tohme, et al. (2013) pasien dengan akhir
kehidupan mengalami gangguan fisik yang paling sering ditemui adalah rasa sakit yang
tak tertahankan (44%). Sedangkan masalah psikologis yang sering dicatat pada tahap ini
adalah depresi (40%), kecemasan (18%) dan ketakutan akan kematian (115%). Kondisi
lanjut yang dialami ini tidak hanya dirasakan oleh penderita saja namun keluarga dan
pendamping pasien turut merasakan perubahannya.

WHO (2010) menyatakan bahwa semua pasien kanker membutuhkan perawatan


paliatif. Hal ini berarti bahwa perawatan paliatif diberikan sejak awal diagnosa
ditegakkan tanpa mempedulikan stadium penyakit. Perawatan paliatif melibatkan
berbagai layanan yang diberikan oleh berbagai profesional yang semuanya memiliki
peran yang sama pentingnya – termasuk dokter, perawat, pekerja pendukung, paramedis,
apoteker, fisioterapis, dan sukarelawan untuk mendukung pasien dan keluarga mereka.
Oleh karenanya paliatif ini disebut tim paliatif karena terdiri dari berbagai tenaga
kesehatan dan non kesehatan yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan pasien dan
keluarga.

Perawat yang memberikan asuhan keperawatan memiliki peran yang sangat


besar dalam membantu pasien dan keluarga dalam menjalani perawatannya. Bagaimana
perawat membantu pasien dan keluarga beradaptasi dengan kondisi sakitnya dengan
intervensi mandiri perawat yang berbasis teori keperawatan. Salah satu teori keperawatan
yang menekankan pada respon adaptasi pasien adalah teori adaptasi Roy. Menjadi hal
yang penting bagi peneliti untuk melakukan studi kasus lebih lanjut dalam memberikan
perawatan paliatif pada salah satu penderita kanker payudara stadium lanjut sehingga
kualitas hidup pasien akan meningkat melalui adaptasi terhadap kondisi penyakitnya
(Suryawan, et.al., 2022).
E. METODE PENELITIAN

Metode penulisan artikel ini menggunakan metode laporan kasus, dimana salah satu
pasien kelolaan peneliti dengan kasus yang spesifik yaitu penderita karsinoma payudara
dengan metastasis paru dan (suspek) kulit dengan rencana awal masuk rawat inap pertama
adalah menjalani pengobatan kemoterapi namun mengalami perubahan tujuan
pengobatannya menjadi perawatan paliatif karena kondisi penyakit pasien yang sudah
stadium lanjut. Peneliti menggunakan pendekatan asuhan keperawatan teori Model
Adaptasi Roy ini dalam membantu pasien menjalani perawatannya sejak tanggal 15
hingga 21 Desember 2022.

F. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan status nutrisi pasien membaik dengan mempertahankan
asupan nutrisi melalui pemberian makanan dan minuman per NGT serta pengetahuan
pasien dan keluarga terkait perawatan paliatif meningkat.

G. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pasien dan keluarga mengenali permasalahan
kesehatan yang dihadapi dan membantu menggunakan koping positif untuk dapat
beradaptasi dengan perubahan kondisi kesehatannya.
H. KELEBIHAN JUR NAL

1. Jurnal ini didukung oleh beberapa literatur yang relevan, penelitian serta fakta yang ada
di lapangan saat ini.

2. Penelitian pada jurnal ini sesuai dengan kejadian atau kasus yang ada

3. Jurnal ini dapat dijadikan pembelajaran untuk meningkatkan asuhan keperawatan dengan
pendekatan teori,

I. KEKURANGAN JURNAL

1. Responden pada jurnal ini hanya fokos pada 1 pasien saja.

2. Pada penelitian ini tidak dicantumkan hambatan dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai