Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PERAWATAN PALIATIF TERHADAP

KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER:


LITERATURE REVIEW

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
DANIAL IBRAHIM
1710201139

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021
PENGARUH PERAWATAN PALIATIF TERHADAP
KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER:
LITERATURE REVIEW

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Di Universitas ’Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
DANIAL IBRAHIM
1710201139

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PERAWATAN PALIATIF TERHADAP


KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER:
LITERATURE REVIEW

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
DANIALIBRAHIM
1710201139

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Dipublikasikan


Program Studi Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas 'Aisyiyah
Yogyakarta

Oleh:

Pembimbing : DWI PRIHATININGSIH, S.KEP., Ns, M. Ng

06 November 2021 11:06:59

Checksum:: SHA-256: D07052DC47ED5FA815B0378BDB04143463BFCCBE9DD7D65B383DD1B918403367 | MD5: E49888F161842F60CCEEA9D53F86DB7B


PENGARUH PERAWATAN PALIATIF TERHADAP KUALITAS HIDUP
PASIEN KANKER: LITERATURE REVIEW
Danial Ibrahim1, Dwi Prihatiningsih2
2,3Jl. Siliwangi No.63, Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta. 55292,
Phone: (0274) 4469199, Fax.: (0274) 4469204
²danilcreators08@gmail.com, ³dwiprihatiningsih@unisayogya.ac.id

ABSTRAK
Kanker merupakan salah satu penyakit berbahaya didunia. Pasien kanker akan
mengalami masalah fisik, psikologi, dan spiritual yang mempengaruhi kualitas
hidupnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yaitu
menerapkan perawatan paliatif. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh perawatan
paliatif terhadap kualitas hidup pasien kanker. Metode menggunakan database Google
Schoolar dan PubMed, keriteria inklusi, naskah free fulltext, menggunakan Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris, 2016 sampai 2021. Hasil: 6 jurnal mengungkapkan
bahwa perawatan paliatif sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup. Sedangkan 1
jurnal berfokus pada perbandingan perubahan kualitas hidup pasien rawat inap.
Kata kunci: Kanker, Kualitas hidup, Perawatan Paliatif.
THE EFFECT OF PALLIATIVE CARE ON QUALITY OF LIFE OF
CANCER PATIENTS: LITERATURE REVIEW
Danial Ibrahim1, Dwi Prihatiningsih2
2,3Jl. Siliwangi No.63, Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta. 55292,
Phone: (0274) 4469199, Fax.: (0274) 4469204
²danilcreators08@gmail.com, dwiprihatiningsih@unisayogya.ac.id

ABSTRACT
Cancer is one of the most dangerous diseases in the world. Cancer patients will
experience physical, psychological, and spiritual problems that affect their quality of
life. One of the efforts to improve the quality of life of patients is to apply palliative
care. Objective: to determine the effect of palliative care on the quality of life of cancer
patients. Methods usingdatabases Google Schoolar and PubMed, inclusion criteria,
manuscripts free fulltext, using Indonesian and English, 2016 to 2021. Results: 6
journals revealed that palliative care greatly influences quality of life. While 1 journal
focuses on the comparison of changes in the quality of life of inpatients.
Keywords: Cancer, Quality of life, Palliative Care.
PENDAHULUAN
Kanker merupakan penyakit yang sangat mematikan didunia, hampir
setiap tahunnya penderita kanker terus bertambah (Hartini, Winarsih &
Nugroho 2020) Kanker sampai saat ini masih menjadi masalah Kesehatan,
karena merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian. Jumlah
penderita kanker di dunia pada tahun 2020 mencapai 19,3 juta kasus dengan
angka kematian sampai 10 juta jiwa. Angka ini meningkat dibandingkan tahun
2018 yang mencatat ada 18,1 juta kasus dengan jumlah kematian 9,6 juta jiwa.
International Agency for Research on Cancer (IARC), badan internasional
untuk penelitian kanker bentukan badan Kesehatan dunia (WHO),
memperkirakan jumlah penderita kanker didunia akan terus naik hingga 30,2
juta kasus pada tahun 2040. (Syarief, 2021)
Penderita kanker dapat mengalami gangguan seperti gangguan pada
fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Akibatnya penderita akan mengalami
depresi, seperti gangguan pada fungsi fisik dan aktivitas sosial.dampak fisik
yang di alami nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kerontokan
rambut , terjadinya nyeri di area panggul, perut bawah terasa sesak. Sedangkan
dampak psikologis yang muncul jika mengetahui dirinya menderita kanker
maka akan menampilkan reaksi takut akan kematian, ketidakmampuan,
ditelantarkan, ketergantungan, kehilangan kemandirian, diputuskan dari
hubungan fungsi peran, dan penipisan finansial (Yulianti 2010; Junovandy,
Elvinawanty & Marpaung 2019).
Pasien dengan kanker akan memandang kehidupannya dengan cara
yang berbeda setelah didiagnosis kanker. pasien akan merasakan putus asa,
merasa berdosa, dan khawatir tentang kehidupan mereka.Pasien kanker akan
memiliki permasalahan dengan body image mereka karena adanya perubahan
pada penampilannya. Hal ini yang juga menjadi beban finansial bagi para
pasien kanker dan keluarganya (Junovandy et al. 2019)Oleh sebab itu
keperawatan paliatif adalah pilihan paling tepat bagi pasien dengan penyakit
kronis seperti kanker.
Perawatan paliatif yaitu perawatan yang bertujuan untuk menjadikan
pasien penyakit terminal menjalani kehidupan yang baik. Perawatan paliatif
diberikan selama fase aktif kanker. perawatan paliatif bisa diberikan untuk
semua usia dan semua stadium penyakit dengan meminimalisir gejala seperti
nyeri, dan stress yang dapat digunakan bersamaan pengobatan kuratif.
Perawatan paliatif ini dikhususkan untuk pasien yang mengalami penyakit
yang belum bisa ditangani seperti penyakit kanker, penyakit degenerative,
cystic fibrosis, stroke, Parkinson, gagal jantung/heart failure, penyakit
genetika, penyakit paru obstruktif kronis dan penyakit menular seperti HIV/
AIDS (Faida Yuli 2019) Oleh sebab itu, keperluan pasien bukan dalam
perawatan atau pemenuhan kebutuhan fisik, namun juga psikologis, spiritual,
dan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, yang disebut
dengan keperawatan paliatif (Faida Yuli 2019).
Perawatan paliatif dititikberatkan pada pengendalian gejala dan
keluhan, serta bukan terhadap penyakit utamanya karena penyakit utamanya
tidak dapat disembuhkan. Dengan begitu penderita terbebas dari penderitaan
akibat keluhan dan bisa menjalani akhir hidupnya dengan nyaman. Perawatan
paliatif diperlukan karena setiap orang berhak dirawat dan meninggal secara
bermartabat, dengan menghilangkan rasa nyeri pada fisik, emosional dan
spiritual (Anita 2016)
Bagi penderita kanker stadium dini, perawatan paliatif merupakan
pendamping pengobatan medis. Meningkatnya kualitas kehidupan penderita
karena perawatan paliatif diharapkan akan membantu proses penyembuhan
kanker secara keseluruhan (Anita 2016).
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross sectional untuk
melakukan literature review. menggunakan database Google Scholar dan
PubMed. Pencarian jurnal menggunakan kata “Perawatan Paliatif“ And “
Kualitas Hidup“ and“ Kanker“ sebagai kata kunci dengan Bahasa Indonesia,
sedangkan “ Palliative Care “ And “ Quality Of Life “ And “ Cancer “ dengan
menggunakan Bahasa inggris. Tahun terbit jurnal ditetapkan dari 1 Januari
2016 sampai 30 Desember 2021. Penilaian kualitas literature menggunakan
JBI Critical Appraisal dengan Study Cross Sectional. Hasil Penelusuran
didapatkan 70 artikel dari database google scholar dan 13 artikel dari database
PubMed, setelah dilakukan ceking duplikasi terdapat 23 artikel yang
diduplikasi sehingga tersisa 60 artikel. Dari 60 artikel sebanyak 40 dieliminasi
sehingga artikel yang sesuai kriteria inklusi sebanyak 20 artikel, dan dilakukan
uji kelayakan menggunakan JBI Critical Appraisal berupa Checlist For
Analitical Cross Sectional Studies didapatkan 13 artikel yang tereliminasi, dan
hasil akhir yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu 7 artikel, dan terdapat 7
artikel yang diterima untuk dilakukan literature review. Proses penelusuran
dan review literature dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Hasil Pencarian

Jumlah artikel yang


Jumlah artikel yang didapat dari
Identifikasi

didapatdari database google


database PubMed
scholar
(n=13)
(n=70)

Jumlah artikel setelah ceking


Jumlah artikel yang diduplikasi
duplikasi
(n= 23)
Skrining

(n= 60)

Jumlah artikel setelah Jumlah artikel yang dieliminasi


diskrining (inklusi)
(n=40 )
(n=20 )
Kelayakan

Jumlah artikel sesuai uji kelayakan Jumlah artikel yang dieliminasi

(n= 7) (n= 13)


Diterima

Jumlah artikel yang diterima

(n=7 )

Gambar 1. Diagram Prisma


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari rangkuman jurnal yang sudah didapatkan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada table di bawah ini :
Table 1. Table Styles

No Penulis Tujuan Desain Populasi Dan Sampel


Penelitian
1. Hubungan Mengetahui Cross Sectional Sampel dalam penelitian ini
Kualitas Hidup bagaimana berjumlah 67 orang pasien.
dan Kebutuhan karakteristik dan Di ambil dengan alat bantu
Perawatan Paliatif kualitas hidup pasien kuesioner Functional
Pasien Kanker kanker ginokelogi Assessment Cancer of
Ginekologi serta hubungan Therapy-General (FACT-G
(Rumanti, 2020) kualitas hifup dengan versi 4). FACT-G Versi 4
kebutuhan perawatan memiliki 27 pertanyaan.
paliatif pada seluruh
pasien kanker
ginekologi yang
dirawat di Rumah
Sakit Dr. Hasan
Sadikin.
2. Pengaruh Tujuan penelitian ini Cross Sectional Sampel dalam penelitian ini
Perawatan Paliatf adalah menganalisis berjumlah 45 pasien yang
Terhadap pengaruh perawatan masuk dalam kriteria
Peningkatan paliatif terhadap inklusi kemudian
Kualitas Hidup peningkatan kualitas dikelompokan secara
Penderita hidup penderita KNF random sederhana yaitu 22
Karisnoma stadiujm lanjut di subyek dilakukan
Nasofaring RSUP Dr. Kariadi perawatan paliatif dan 23
Stadium Lanjut Semarang. subyek tanpa perawatan
(muyassaroh, paliatif.
2019)
3. Hubungan Penelitian ini Cross Sectional Sampel yang digunakan
Perawatan Paliatif bertujuan untuk dalam penelitian ini
Dengan Kualitas mengetahui berkisar 71 responden dan
Hidup Pasien hubungan perawatan yang menjadi sampel 50
Kanker Payudara paliatif dengan responden yang berusia 41-
(Saragih, 2017) kualitas hidup pasien 60 tahun.
kanker payudara di
RSU H. Adam Malik
Medan.
4. Effect of Inpatient Tujuan dari Cross Sectional Sampel yang digunakan
Palliative Care on penelitian ini adalah dalam penelitian ini adalah
Quality of Life untuk menilai efek pasien yang berusia 18
2Weeks After perawatan paliatif tahun atau lebih yang dapat
Hematopoietic rawat inap pada berbicara Bahasa inggris
Stem Cell pasien dan pengasuih atau mengisi kuesioner
Transplantation yang dilaporkan hasil dengan bantuan minimal
(El-Jawahri, selama rawat inap dari seorang juru Bahasa
2017) untuk HCT dan 3 yang memenuhi syarat
bulan setelah untuk berpartisipasi.
transplatasi.
5. Dukungan Tujuan dari Cross Sectional Sampel yang digunakan
Keluarga Dalam penelitian ini untuk dalam penelitian ini adalah
Meningkatkan menganalisis semua pasien kanker
Kualitas Hidup hubungan antara serviks pada 3 puskesmas di
Pasien Kanker dukungan keluarga Surabaya. Pengambilan
(Susanti, 2017) dengan kualitas sampel menggunakan
hidup hidup pasien teknik purposive sampling ,
kanker servik. sehingga diperoleh jumlah
25 orang.
6. Effect of Tujuan utama Cross sectional Sampel yang digunakan
specialist perawatan paliatif dalam penelitian ini 2454
palliative care adalah untuk pasien secara acak, dari
services on meningkatkan yang 72% (n=1766)
quality of life in kualitas hidup menderita kanker).
adults with dengan mencegah
advanced atau mengurangi
incurable illness penderitaan disemua
in hospital dimensi kanker.
(Gaertner et al.
2017)
7. Effect of early Tujuan dari Cross Sectional Sampel yang digunakan
palliative care on penelitian ini adalah dalam penelitian ini adalah
quality of life in untuk menunjukan 150 pasien. Pasien
patients with non- bahwa perawatan didiagnosis dalam delapan
small-cell lung paliatif dini dapat minggu sebelumnya
cancer (Zhuang, secara efektif memenuhi syarat untuk
2018) meningkatkan didaftarkan dan secara acak
kualitas hidup, dibagi menjadi dua
suasana hati, dan kelompok di radio 1: 1 Satu
fungsi paru-paru di kelompok dirawat dengan
pasien dengan paliatif awal perawatan
NSCLC. Data ini dikombinasikan dengan
akan memberikan manajemen tumor standar,
wawasan baru untuk dan kelompok control
pengobatan klinis diperlakukan hanya dengan
NSCLC. konvensional manjemen
tumor.

Berdasarkan hasil analisis penulis terhadap jurnal yang ditulis oleh


(Rumanti, 2020), dengan judul “ Hubungan Kualitas Hidup Dan Kebutuhan
Perawatan Paliatif Pasien Kanker Ginekologi Di Rumah Sakit Dr. Hasan
Sadikin “ dari hasil mereview artikel tersebut didapatkan bahwa Sebagian besar
penderita kanker berusia > 50 tahun (65,67%). Hal ini sesuai dengan studi yang
dilakukan oleh White, dkk dalam penelitian (Rumanti, 2020). Bahwa usia
digunakan dalam hampir semua studi epidemiologi kanker merupakan salah
satu faktor risiko kanker yang paling banyak dipelajari. Kanker dapat dianggap
sebagai penyakit yang berkaitan dengan usia karena kejadian Sebagian besar
kanker meningkat dengan bertambahnya usia, walaupun faktor risiko ini
mungkin akan berbeda berdasarkan jenis kanker. hal yang menunjukan bahwa
kualitas hidup berhubungan secara signifikan dengan skor paliatif. Sehingga
semakin rendah skor paliatif maka kualitas hidup semakin baik, atau semakin
baik kualitas hidup pasien maka kebutuhan perawatan paliatif semakin rendah.
Subjek penelitian dengan kualitas hidup kurang semua memiliki skor
paliatif > 4. Jadi terdapat kesesuaian bahwa pasien dengan kualitas hidup
kurang membutuhkan perawatan paliatif yang ditunjukan dengan nilai skor
paliatif ≥ 4. Pada pasien dengan kualitas hidup sedang sebanyak 19 orang dari
25 ternyata memiliki skor paliatif < 4. Skor paliatif ini hanya menilai keadaan
fisik pasien, sedangkan kualitas hidup menilai kesejahteraan fisik,
sosial/kesejahteraan keluarga, kesejahteraan emosional, dan kesejahteraan
fungsional. Artinya pasien secara fisik mungkin tidak membutuhkan dukungan
paliatif, tetapi secara sosial, emosional atau fungsional membutuhkan.
Sebaliknya pada pasien dengan skor paliatif ≥ 4 terdapat 5 orang yang memiliki
kualitas hidup yang baik. Hal ini kemungkinan disebabkan besarnya dukungan
keluarga dan motivasi pada pasien itu sendiri sehingga tingkat kesejahteraan
sosial, emosional atau fungsional tinggi.
Penelitian kedua yang dilakukan oleh (muyassaroh, 2019) dengan judul
“ Pengaruh Perawatan Paliatif Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Penderita
Karisnoma Nasofaring Stadium lanjut Di RSUP Dr. Kariadi Semarang “
berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan penilaian kualitas hidup setelah
dilakukan penilaian perawatan paliatif meningkat disbanding sebelum dilakuka
perawatan (dari 31,8 menjadi 35,6) dengan p=0,021 yang berarti terdapat
perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan perawatan paliatif. Penilaian
masing-masing skor menunjukan perbedaan pada skor perasaan fisik
(p=0,021) dan skor pencapaian tujuan hidup (p=0,011). Kelompok tanpa
perawatan paliatif yang diamati selama 3 minggu didapatkan hasil penelitian
kualitas hidup menurun (dari 33,0 menjadi 30,9) dengan nilai p=0,289.
Perawatan paliatif tentang pengaruh perawatan paliatif terhadap pasien
kanker stadium akhir yang dilakukan oleh irawan dalam penelitian
(muyassaroh, 2019), berdasarkan 30 literatur yang dianalisa, disimpulkan
perubahan yang terjadi pada kanker stadium akhir menyebabkan perubahan
kualitas hidup. Kualitas hidup terdiri dari empat dimensi yaitu dimensi fisik,
psikologis, hubungan sosial dan lingkungan yang tidak hanya ditangani dengan
kuratif tapi perlu pendekatan yang lebih personal pada fisik, psikologi, sosial
dan spiritual sehingga dapat disimpulkan bahwa perawatan paliatif sangat
berperan dalam tercapainya kualitas hidup maksimal pada kanker stadium IV.
Penelitian Dehkordi, dkk dalam penelitian (muyassaroh, 2019),
mengenai kualitas hidup penderita kanker pasca kemotrapi pada 200 pasien
kanker didapatkan Sebagian besar pasien (85%) menyadari penyakit mereka.
Masalah yang paling umum adalah ketakutan tentang masa depan (29%) stress
terhadap penyakit dan konsekuensinya (26,5%) ketidak sabaran untuk sembuh
(24%) dan depresi (17,5), kualitas hidup cukup menguntungkan mayoritas
(60%) dari pasien. Tidak ada hubungan antara kualitas hidup dan variable-
variabel seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, lama penyakit, kondisi
ekonomi, dan fungsi pekerjaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Irawat dalam (muyassaroh, 2019),
melaporkan bahwa perawatan paliatif memiliki pengaruh terhadap pasien
kanker stadium akhir. Arun (2015) dalam (muyassaroh, 2019) melakukan
penelitian pada 60 pasien yang menjalani paliatif care. Penelitian
menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF sebelum dan setelah 2 minggu
menjalani paliatif care. Tampak peningkatan kualitas hidup pada aspek
psikologis dan lingkungan setelah perawatan paliatif.
Penelitian ketiga yang dilakukan oleh (Saragih, 2017) dengan judul “
Hubungan Perawatan Paliatif Dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara
Di RSU H. Adam Malik Medan 2017 “, yang dikutip oleh (Hoskin dan Begg)
menyebutkan bahwa faktor risiko utama pada penyakit kanker adalah usia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan data Riskesdas (2013) dalam penelitian
(Saragih, 2017), yang menyatakan bahwa angka kejadian kanker meningkat
tajam 7 orang per 1000n penduduk setelah seseorang berusia > 35 tahun ke
atas. Berdasarkan teori, usia adalah faktor mendasar lain dalam perkembangan
kanker. insiden kanker meningkat secara drastis dengan bertambahnya usia.
Sejalan dengan penelitian Irawan (2013) dalam (Saragih, 2017),
menyatakan berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat
badan, gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan
spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya.
Berdasarkan teori perawatan paliatif berhubungan dengan gejala, fungsi
psikologis, fisik, sosial dan spiritual yang dapat menurunkan kualitas hidup
seseorang Campell (2008) dalam (Saragih, 2017), dengan penelitian kualitatif
tentang kualitas hidup pada tiga orang pasien kanker yang mendapatkan
kemotrapi dan radioterapi, dimana hasil penelitian ini menunjukan ketiga
subjek penelitian mengalami penurunan kualitas hidup setelah mendapatkan
kemotrapi dan radioterapi.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ada korelasi atau hubungan
berbanding lurus yang sedang antara perawat paliatif dengan kualitas hidup
pada pasien kanker payudara dimana nilai koefesien korelasi sebesar (0,356 %)
berdasarkan nilai, dengan arah yang positif menunjukan semakin tinggi
perawatan paliatif yang didapatkan semakin baik kualitas hidup responden
dengan kanker payudara.
Penelitian yang keempat yang dilakukan oleh (El-Jawahri, 2017)
dengan judul “ Effect of Inpatient Palliative Care on Quality of Life 2Weeks
After Hematopoietic Stem Cell Transplantation “ dalam penelitian ini
menggunakan 242 pasien yang disaring untuk kelayakan, dari banyaknya
pasien hanya 186 pasien yang memenuhi syarat didekati dan 160 (86%) yang
terdaftar. Diungkapkan bahwa pasien dengan keganasa hematologic yang
menjalani HCT, keterlibatan perawatan paliatif dibandingkan dengan
perawatan transplantasi standar menyebabkan kualitas hidup yang rendah.
Intervensi yang menyebabkan perbedaan bermakna dalam kualitas hidup
dibandingkan dengan perawatan transplantasi standar. Tambahan hasil skunder
eksplorasi juga menunjukkan bahwa pasien dalam kelompok perawatan paliatif
diuntungkan, dengan lebih sedikit peningkatan gejala depresi, gejala
kecemasan yang lebih rendah, dan lebih sedikit peningkatan beban gejala
dibandingkan dengan mereka yang menerima perawatan transplantasi standar.
Dengan demikian, perawatan paliatif dapat membantu mengurangi penurunan
kualitas hidup yang dialami pasien selama rawat inap untuk HCT, yang telah
lama dianggap sebagai aspek alami dari proses transplantasi.
Penelitian yang kelima yang dilakukan oleh (Susanti, 2017) dengan
judul “ Dukungan Keluarga Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien
Kanker Servik “ dalam penelitian ini melibatkan semua pasien kanker servik
yang berada pada Puskesmas yang berbeda di Surabaya. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh jumlah sampel
25 orang. Dari 25 pasien dengan karakteristik responden Sebagian besar (40%)
berumur >55 tahun, usia termuda 35 tahun, usia tertua 67 tahun, rata-rata usia
responden 51 tahun.
Dalam penelitian ini menunjukan bahwa responden yang memperoleh
dukungan keluarga tinggi memiliki kualitas hidup baik 63%. Sedangkan
responden yang memperoleh dukungan keluarga sedang 40%. Dapat
disumpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga yang tinggi
mengakibatkan kualitas hidup meningkat menjadi lebih baik.
Penelitian keenam yang dilakukan oleh (Franciosi, 2019) dengan judul
“ Effect of specialist palliative care service on quality of life in adult with
advanced incurable illness in hospital, hospice, or community settings :
siystematic review and meta-analysis “, didalam penelitian ini menyebutkan
banyak sekali percobaan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui
masalah perawatan paliatif dan peningkatan penggunaan keperawatan paliatif.
Seperti uji coba yang dilakukan oleh trolled dalam (Franciosi, 2019)
mengemukakan bahwa karena ukuran kualitas hidup yang berbeda para peneliti
harus menggunakan SDM untuk meta-analisis, alat yang digunakanpun
bervariasi, termasuk alat umum (EORTC QLQ-C30, FACT-G) dan penyakit
spesifik (TOI, MLHF) dan spesifik domain (FACIT-Sp). Sebagai pendekatan
pragmatis, peneliti menyatakan Kembali SDM yang dikumpulkan untuk skala
Kesehatan/kualitas hidup dan memberikan perbedaan klinis untuk interpretasi
klinis. Didalam penelitian ini menggunakan kuesioner FACT-G yang umum
digunakan dan kuesioner EORTC QLQ-C30 telah digunakan dan berhasil
dalam banyak percobaan.
Penelitian ketujuh yang dilakukan oleh (Zhuang, 2018) dengan judul “
Effect of early palliative care on quality of life in patients with non-small-cell
lung cancer “ dalam penelitian ini menggunakan 210 pasien yang sudah
memenuhi syarat yang di skrining ke rawat jalan klinik onkologi toraks, 150
(71,4%) yang terdaftar dalam penelitian ini. Pasien yang terdaftar kemudian
dibagi menjadi dua kelompok, setiap kelompok menerima manajemen tumor
konvensional dan kelompok studi menerima perawatan paliatif dini yang di
kombinasikan dengan manajemen tumor standar.
Dalam penelitian ini, perawatan paliatif dapat meningkatkan kualitas
hidup pasien. Dari skala pringkat QOL dan SSLQ yang digunakan untuk
menganalisis pengaruh perawatan paliatif pada kualitas hidup pasien. Hasil
menunjukan bahwa skor QOL dan SSLQ adalah secara signifikan lebih tinggi
dari pada pasien yang ditugaskan untuk perawatan paliatif dibandingkan pada
kelompok control (p < 0,05). Secara keseluruhan, hasil ini menunjukan bahwa
paliatif awal perawatan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien NSCLC.
Dari hasil penelitian ini dikatakan bahwa pasien yang menerima terapi
paliatif dini dan perawatan secara signifikan meningkatkan kualitas hidup,
suasana hati, dan fungsi paru dibandingkan dengan pasien yang menerima
perawatan biasa, hasilnya perawatan paliatif dini dapat digunakan sebagai
perawatan klinis bermakna, dan layak untuk pasien dengan penyakit kanker.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Literature Review dari
tujuh jurnal penelitian sebelumnya, yang sesuai dengan tujuan dan topik
pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara perawatan paliatif dan kualitas hidup pasien dengan penyakit kanker dan
kronis lainnya. Hal ini kemudian membuktikan bahwa perawatan paliatif
memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Anita, 2016, “About Cancer and Treatment https://www.cancer.gov/about-
cancer/treatment,” National Institute of Health, 7(3), 508–513.
Faida Yuli, 2019, “Gambaran pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Luka
Gangren Pada Pasien kanker,” Jurnal Aceh Medika, 3(1), 47–54.
Gaertner, J., Siemens, W., Meerpohl, J.J., Antes, G., Meffert, C., Xander, C.,
Stock, S., Mueller, D., Schwarzer, G. & Becker, G., 2017, “Effect of
specialist palliative care services on quality of life in adults with advanced
incurable illness in hospital, hospice, or community settings: Systematic
review and meta-analysis,” BMJ (Online), 357.
Hartini, S., Winarsih, B.D. & Nugroho, E.G.Z., 2020, “Peningkatan
Pengetahuan Perawat Untuk Perawatan Anak Penderita Kanker,” Jurnal
Pengabdian Kesehatan, 3(2), 141–149.
Junovandy, D., Elvinawanty, R. & Marpaung, W., 2019, KUALITAS HIDUP
DITINJAU DARI HARAPAN PADA PASIEN WANITA PENDERITA
KANKER, vol. 07.
Yulianti, S., 2010, “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Kanker Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri ( UIN )
ALAUDDIN,” 1–89.
Anita, 2016. Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita Kanker. Jurnal
Kesehatan, VII(3), pp. 1-7.
El-Jawahri, A., 2017. Effect of Inpatient Palliative Care on Quality of Life
2Weeks After. HHS Public Access, 20(316), pp. 1-28.
Franciosi, V., 2019. Early palliative care and quality of life of advanced cancer
patients—a multicenter randomized clinical trial. ANNALS OF
PALLIATIVE MEDICINE, 8(4), pp. 382-389.
Isnainy, A. A., 2016. Perbedaan Coping Stress Penderita Kanker Ditinjau dari
Jenis Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan. 19 11, pp. 11-12.
muyassaroh, t. l., 2019. PENGARUH PERAWATAN PALIATIF
TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENDERITA
KARISNOMA NASOFARING STADIUM LANJUT DI RSUP Dr.
Kariadi Semarang. Medica Hospitalia, 6(2), pp. 125-130.
Rahayu, S. M., 2020. KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER YANG
MENJALANI KEMOTRAPI DI BANDUNG CANCER SOCIATY.
Jurnal Wacana Kesehatan, 5(20), pp. 551-556.
Rumanti, R. T., 2020. Hubungan Kualitas Hidup dan Kebutuhan Perawatan
Paliatif Pasien Kanker Ginekologi. Indonesian Journal of Obstetrics &
Gynecology Science, 3(20), pp. 118-125.
Saragih, F. L., 2017. HUBUNGAN PERAWATAN PALIATIF DENGAN
KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSU H.
ADAM MALIK MEDAN 2017. Reproductive Health, 2(1), pp. 103-114.
Susanti, N. L., 2017. Dukungan keluarga Dalam Meningkatkan Kualitas
Hidup Pasien Kanker Servik. Jurnal Ners LENTERA, 5(2), pp. 106-115.

Anda mungkin juga menyukai