Anda di halaman 1dari 13

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG

EARLY WARNING SCORE DALAM PENILAIAN DINI KEGAWATAN


PASIEN KRITIS

NOFIANTO

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

GORONTALO

2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Early Warning Score (EWS) merupakan penilaian frekuensi nadi, pernapasan,
tekanan darah, suhu badan, saturasi oksigen serta tingkat kesadaran klien,
penggunaan Early warning score sendiri membantu perawat pada saat observasi
vital sigh yang melaksanakan asuhan keperawatan membuat pengkajian, hingga
monitoring keadaan umum klien sementara perawatan inap di rumah sakit
maupun klien yang baru datang (Dyah R Prihati & Wirawati, 2019).
Early Warning Score (EWS) sendiri mampu memperediksi langkah-langkah
status klinis klien dengan tanda – tanda vital, sehingga berfungsi dengan cepat
pengidentifikasian klien yang mengalami pemburukan kondisi EWS memiliki
berbagai tingkat keakuratan dalam memprediksi serangan jantung dan kematian
(Fernando et al., 2019).
Penggunaaan Early Warning Score di gunakan pertama kalinya di rumah sakit
inggris dengan pasien masalah pernafasan dan hingga sekarang telah mengalami
perombakan pada penilaian early warning score itu sendiri (Royal College of
Physicians, 2017).
Early warning score sistem penilaian sederhana ukuran fisiologi, saturasi
oksigen, suhu badan, tingkat pernapasan, detak jantung, tekanan darah sistolik
dan tingkat kesadaran seriap ukuran dicetak dari 0-3 dan menambahkan untuk
memberikan nilai cakupan dengan tambahan 2 poin untuk oksigen (Scott et al.,
2019).
Pentingnya pendetiksi dini telah mengaktifkan respon medis di rumah sakit,
belakangan ini beberapa pengembangan EWS sendiri misalnya( Pediatrik
Warning score), meski sistem EWS sendiri cukup banyak. Fungsi Umumnya
menilai kondisi klinis dan mengidentifikasi klien berisiko kritis (Vredebregt et al.,
2018).
(Granich et al., 2016) Perawat pelaksana harus memiliki Critical thinking
menentukan atau memilah klien yang datang kerumah sakit dengan kondisi
keadaan umum dari klien tersebut, hal ini dapat memudahkan perawat dalam
penanganan yang intensive, beberapa istilah menyebutkan bahwa waktu adalah
nyawa (time saving is life saving).
Pelayanan dan pengobatan yang cepat serta profesional menekan angka
kematian dan meningkatkan kelansungan hidup klien yang mengalami keadaan
dimasa kritisnya dengan pengobatan relevan tanpa penundaan (Ceccato &
Connor, 2012). Early Warning Score (EWS) penilaian ini digunakan pada rumah
sakit yang berada di Negara Inggris sebagai standar penilaian penyakit-penyakit
akut (Santos et al., 2014)
Berdasarkan hasil penelitian dari (Liu et al., 2020) menggunakan skor risiko
yang berbasis untuk memicu peringatan dini mengunakan sempel 1,5 juta klien
rawat inap dari 28 rumah sakit yang berada di 2 negara bagian Amerika serikat
dengan menemukan hasil yang baik dalam mortalitas rumah sakit dalam rawat
inap keseluruhan.
Seperti halnya di RSUD dr. Soedirman kebumen awal adanya sistem
penggunaan code blue, setiap harinya rata rata kasus pada pasien kritis dengan
penyakit jantung maupun penyakit lain dan selalu ada panggilan kepada tim code
blue ini menjadi perhatian cukup serius oleh para staf atau perawat yang tidak
bekerja di ruang perawatan kritis karena kurangnya kemampuan assesment dalam
penanganan, padahal banyak pasien yang berada di ruang rawat inap mengalami
pemburukan kondisi klinis yang meluas sebelum kejadian yang tidak dinginkan
(Suwaryo Widyaswara, 2019)
Penelitian ini sejalan dengan penilitian yang di lakukan (Purnamasari &
Aryani, 2020) tingkat pengetahuan antara perorangan berbeda, karena memiliki
berbagai faktor, seperti usia, pendidikan, kemampuan belajar, pengalaman, dan
keterampilan belajar serta mempengaruhi orang lain.
Dari pendahuluan diatas oleh peneliti sebelumnya bahwa penggunaan EWS
sendiri belum mencapai keoptimalan atau pemahaman standar Early Warning
Score tersebut oleh karena itu perlunya untuk penelusuran literatur ilmiah terkait
Pengetahuan Perwat Tentang Early Warning Score Dalam Penilaian Dini
Kegawatan Pasien Kritis.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah yang perlu diidentifikasi
dalam literatur riview adalah:
1. Penerpan Early Warning Score yang di terapkan di rumah sakit
2. Pengetahuan perawat tentang Early Warning Score
1.3 Rumusan Masalah
Penggunaan early warning score dengan cara pengukuran vital sigh untuk menilai
pasien dengan kegawatan dini keperawatan kritis yang mencam jiwa .
penggunaan early warning score sudah di terapkan di beberapa rumah sakit di
indonesia namun belum memenuhi standarnya dan beberapa perawat pun belum
mengetahui dengan tingkatkan pendidikanya sehingga peneliti mengangkat tema
yaitu “ pengetahuan perawat tentang early warning score dalam penilaian dini
kegawatan pasien kritis” ?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang Early
Warning Score dalam penilaian dini kegawatan pasien kritis
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Identifikasi early warning score dalam penilaian dini kegawatan pasien
kritis
2. Diketahui pengetahuan perawat tentang Early Warning score dalam
penilaian dini kegawatan pasien kritis
1.5 Manfaat Penilitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun secara
praktis yaitu sebagai berikut:
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengahasilkan skripsi yang bermanfaat
mengenai pengetahuan perawat tentang Early Warning score dalam penilaian
dini kegawatan pasien kritis
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Tempat Penelitian
Dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga kesehatan guna meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya yang berkaitan pelaksanaan Early Warning
Score dalam penilaian kegawatan pasien kritis
2. Bagi Tenaga Kesehatan/Perawat
Dapat dijadikan sebagai masukan bagi tenaga kesehatan atau perawat dalam
meningkatkan pengetahuan perawat tentang Early Warning score dalam
penilaian dini kegawatan pasien kritis
3. Bagi Institusi
Penelitian ini dijadikan sebagai tambahan informasi atau tambahan referensi
kepustakaan dan diharapkan menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi
Pengetahuan merupakan perilaku yang penting untuk melakukan tindakan
seseorang dan salah satu menjadi faktor hambatan perilaku pengetahuan rendah
dan sulit untuk mengikuti anjuran, usia dan tingkat pendidikan salah satu yang
mempengaruhi nya. Tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi maka
informasi yang didapatkan semakin luas pula, usia memiliki daya tangkap baik
pada seseorang semakin bertambahnya usia dimana usia 20-40 tahun memasuki
usia dewasa muda dan setiap individu di tuntut menjadi peranan baru di tempat
kerja, masyarakat, mengembangkan minat serta sikap peran dibidang tersebut
(Dyah Restuning Prihati & Wirawati, 2019)
2.1.2 Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan atau kognitif sangat penting terbentuknya tindakan
seseorang, kognitif ada 6 yaitu (Ners et al., 2019)
a. Tahu (know)
Diartikan sebagai pengingat yang telah di pelajari, tahu merupakan
tingkatan yang paling rendah.
b. Memahami ( comprehence)
Kemampuan memahami atau menginterprestasikan dengan sesuatu objek
c. Aplikasi (aplication)
Kemampuan yang di pelajari dengan menggunakan metode, rumus dan
prinsip
d. Analisis (analysis)
Kemampuan seseorang penguasaan materi atau objek dalam komponen
terstruktur dan berkaitan satu sama lain
e. Sintetis (syntetis)
Kemampuan menghubungkan formulasi baru dari formulasi yang ada
f. Evaluasi (evaluation)
Kemampuan dimana seseorang mampu melakukan justifikasi atau memberi
penilaian yang berdasarkan kriteria yang ada
2.1.3 Sumber pengetahuan
Manusia dapat melakukan upaya-upaya yang dilakukan untuk memperoleh
pengetahuan yaitu (Ners et al., 2019)
a. Orang yang memiliki otoritas
b. Panca indra
c. Akal
d. intuisi
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada 2 yaitu
a. Internal seperti pendidikan, umur, pekerjaan, pengalaman kerja.
b. Eksternal seperti lingkungan, sosial budaya dan informasi (Ners et al.,
2019)
2.2 Early warning score
2.2.1 Definisi
Early Warning Score adalah layanan keperawatan dalam pendeteksian dini
kegawatan pasien kritis baik di ruang perawatan inap maupun penilaian pasien
yang baru datang di rumah sakit, pemburukan kondisi pasien diketahui
bagaman penanganan dan pemberian asuhan keperawatan yang tepat (Yunding
et al., 2020).
2.2.2 Sejarah EWS
Penggunaaan Early Warning Score di gunakan pertama kalinya di rumah sakit
inggris dengan pasien masalah pernafasan dan hingga sekarang telah
mengalami perombakan pada penilaian early warning score itu sendiri (Royal
College of Physicians, 2017).
2.2.3 Dasar Penilaian EWS
Early warning Score atau skor sederhanan terdapat 7 tanda vital menurut
(Bedoya et al., 2020) :
a. Laju pernapasan (RR)
b. Tekanan darah sistolik (SBP)
c. Saturasi oksigen (O2)
d. Denyut jantung (SDM)
e. Oksigen tambahan
f. Suhu badan
g. Tingkat kesadaran
2.2.4 Variasi EWS
a. Early warning score parametrik sederhana yang mencakup frekuensi
jantung, tekanan darah sistolik, pernapasan, suhu dan tingkat kesadaran.
b. Modified early warning score alat untuk membantu para perawat memantau
pasien mereka dan seberapa cepat frekuensi pernapasan, saturasi oksigen,
tekanan darah sitolik, frekuensi nadi, tingkat kesadaran, suhu dan output
urine perjam (Ners et al., 2019)
Tabel 2.1: Early warning score mendeteksi perkembangan penyakit kritis
pada pasien
SKOR
EWS 3 2 1 0 1 2 3
HR <40 41-50 51-100 101-110 111-130 >130
SBP <70 71-80 81- 101-159 ≥ 200
100
RR <9 9-14 15-20 21-29 ≥ 30
TEMP <35 35,1- 36,1– 38 38,1- > 38,5
36 38,5
CNS <9 9-13 14 alert Verbal Pain unrespon
2.3 Perawat
2.3.1 Definisi
Perawat adalah seseorang yang berperan sebagai merawan, membantu,
melindungi serta memelihara seseorang karena sakit, peran perawat dalam
menjalankan tugasnya sesuai kewenangan dan hak yang dimiliki (Yeni & Ukur,
n.d.)
2.3.2 Peran Perawat
Menurut (Yeni & Ukur, n.d.) peran perawat yaitu :
a. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan Pemberian asuhan
keperawatan secara langsung dapat memenuhi kebutuhan pasien demi
kesembuhan yang sesuai dengan hak mereka.
b. Perawat Sebagai pendidik
Perawat memecahkan masalah dengan memberitahukan, mengajarkan
tentang beberapa hal kepada pasien, mulai dari aturan yang
berlaku,prosedur, ataupun pendidikan kesehatan yang di perlukan pasien.
c. Perawat sebagai advokat
Sebagai pendamping, pelindung memastikan informasi tersampaikan dengan
baik kepada pasien.
d. Perawat sebagai koordinator
Sebagai arahan atau mengarahkan timedis dengan perencanaan sehingga
dapat terpenuhi kebutuhan pasien.
e. Perawat sebagai konsultan
Perawat menjadi pihak yang bisa diajak untuk berkonsultasi terhadap
pertanyaan dan masalah pasien
f. Perawat sebagai kolaborator
Bisa saling kordinasi bersama tim kesehatan lain demi terciptanya
pemenuhan kebutuhan pasien dengan baik
g. Perawat sebagai pembaharu
Berperan sebagai pembuat perubahan dan perencanaan secara terarah
sesuai dengan kebutuhan pasien
2.4 KajianTeori/Penelitian yang Relevan
a. Penelitian yang di lakukan oleh (Suwaryo Widyaswara, 2019) tentang
Pengetahuan Perawat Dalam Menerapkan Early Warning score sistem di
ruang perawatan dapat dilihat dari karakteristik responden bahwa jenis
pendidikan perawat di rungan dahlia dan terate lulusan D3 Keperawatan
sebanyak 24 orang (61,5%), S1 Keperawatan sebanyak 12 orang (30,7%) dan
Ners sebanyak 3 orang (7,8%) hasil penelitian dengan tingkat pengetahuan
Sebanyak 14 orang (35,9%) sebagian besar adalah lulusan S1 keperawatan
sebanyak 9 orang (64,2%). Ini artinya semakin tinggi tingkat pendidikan
maka semakin baik pulan tingkat pengetahuannya.
b. Penelitian yang di lakukan oleh (Dyah Restuning Prihati & Wirawati, 2019)
tentang Pengetahuan perawat tentang early warning score dalam penilaian
dini kegawatan pasien kritis hasil penelitian menunjukan bahwa responden
dengan usia 20-40 tahun tingkat pengetahuan cukup sebanyak 36 (92,3%)
responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 3 (7,7%) responden
dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan pengetahuan cukup sebanyak 9
(90%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 (10%) responden, D3
Keperawatan dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 27 (93%) dan
tingkat pengetahuan kuran sebanyak 2 (7%)
2.5 Kerangka Teori

Tingkat pengetahuan perawat tentang


Early warning score

- Tahu
- Memahami
- Aplikasi Jenjang pendidikan
- Analisis
- Sintetis
- evaluasi

Hasil

1. Baik
2. Cukup
3. Kurang

Sumber : (Suwaryo Widyaswara, 2019) (Ners et al., 2019)


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penilitian dengan metode literature review atau
studi kepustakaan. Literature review merupakan studi penelitian yang dilakukan
berdasarkan karya tulis ilmiah, hasil penelitian yang sudah terpublikasi penelitian
ini hampir sama dengan penelitian lainya namun, metode pengumpulan data di
di pustaka, menganalisis, membaca dan mengolahnya. Sumber dengan
menggunakan literature review di dapat dengan menggunakan sumber resmi
seperti jurnal, text book, laporan/karya tulis ilmiah (Melfianora, 2019). Studi
literature review ini berfokus pada topik atau variabel penulisan
3.2 Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pencarian jurnal penelitian yang di
publikasikan di internet menggunakan akses Ebsco, SagePub, Google Schoolar
dengan kata kunci : Early Warning Score, Knowledge Nursing, EWS.
Data yang di gunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil-hasil penelitian
yang sudah di lakukan dan di terbitkan dalam bentuk jurnal online Nasional dan
Internasional.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan penyaringan berdasarkan kriteria
yang di tentukan oleh penulis dari setiap jurnal yang diambil, kriteria sebagai
berikut
a. Penggunaan sumber literatur diambil 5 tahun terakhir 2015 samapai dengan
2020 dengan kesesuain keyword penulisan, keterkaitan penulisan dan
pembahasan
b. Dengan penggunaan situs jurnal terakreditasi seperti SagePub, Ebsco dan
schoolar
c. Cara setting yang benar pada sistem dengan menggunakan kata kunci atau
keyword
d. Melakukan penilaian terhadap jurnal apakah sesuai berdasarkan dengan tujuan
peneliti
e. Mengunakan pencarian berdasarkan full text

3.4 Analisa Data

Anda mungkin juga menyukai