0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan7 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas tentang pelaksanaan Early Warning Scores (EWS) khususnya tindak lanjut atau follow up hasil skoring EWS di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
2. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam pelaksanaan follow up EWS.
3. Faktor pengetahuan dan beban kerja diasumsikan berpengaruh terhad
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas tentang pelaksanaan Early Warning Scores (EWS) khususnya tindak lanjut atau follow up hasil skoring EWS di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
2. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam pelaksanaan follow up EWS.
3. Faktor pengetahuan dan beban kerja diasumsikan berpengaruh terhad
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas tentang pelaksanaan Early Warning Scores (EWS) khususnya tindak lanjut atau follow up hasil skoring EWS di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
2. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam pelaksanaan follow up EWS.
3. Faktor pengetahuan dan beban kerja diasumsikan berpengaruh terhad
Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit yang merupakan tempat merawat pasien yang saat ini, semakin kompleks dengan banyak komorbiditas. Pada waktu tertentu beberapa pasien ini mungkin memburuk dengan cepat, karena berbagai alasan. Setiap rumah sakit harus memiliki strategi untuk mengidentifikasi pasien tersebut, dan mampu memberikan tingkat perawatan yang tepat pada waktu yang tepat. Intervensi awal pada pasien yang memburuk cenderung meningkatkan keselamatan pasien (Philips Healthcare, 2012). Di dunia telah diperkenalkan sistem scoring pendeteksian dini atau peringatan dini untuk mendeteksi adanya perburukan keadaan pasien atau yang dikenal dengan penerapan Sistem Early Warning Scores atau EWS. Early Warning Scores (EWS) atau istilah lain Early Warning Score System (EWSS) adalah sebuah sistem peringatan dini yang menggunakan penanda berupa skor untuk menilai perburukan kondisi pasien dan dapat meningkatkan pengelolaan perawatan penyakit secara menyeluruh. EWSS dapat mengidentifikasi keadaan pasien yang beresiko lebih awal dan menggunakan multi parameter. Salah satu parameter yang dinilai adalah perubahan tanda - tanda vital (Patterson et.al 2011 dalam Suwaryo, Sutopo & Utoyo, 2019). Penilaian EWS didasarkan pada parameter menggunakan penilaian pasien respon fisiologis, parameter termasuk respirasi, tekanan darah sistolik, suhu, nadi, saturasi oksigen, oksigen tambahan, dan tingkat kesadaran pasien (Duncan & Mc Mullan, 2012). Pada penelitian Drower, McKeany, Jogia, & Jull (2013) dalam Subhan, Giwangkencana, Prihartono & Tavianto (2017) menyampaikan Early warning score dapat memprediksi kejadian henti jantung dalam 48 jam. Penelitian ini dilaksanakan di New Zeland dinyatakan bahwa implementasi EWS mampu menurunkan angka kejadian henti jantung di rumah sakit secara signifikan. Sedangkan pada penelitian Wiley & Sons (2015), Early warning score secara valid untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko meninggal setelah stroke akut dengan tingkat kematian terendah skor EWS 0 - 1 (2%) dan skor tertinggi EWS ≥ 5 (63%), yang mana parameter fisiologis tersebut sudah dikonversi menjadi skor tunggal, yang dapat memandu perawat dan dokter dalam pengambilan keputusan klinis. Penelitian lain menurut Mitchell (2010) menemukan bahwa penerapan Early Warning Score menunjukkan adanya penurunan jumlah pasien yang masuk Intensive Care Unit (ICU) yaitu dari 1,8% menjadi 0,5%, Ketepatan skor Early Warning Score (EWS) untuk identifikasi awal pasien yang mengalami penyakit akut dan untuk menilai perubahan keadaan pasien melalui pengamatan yang sistematis terhadap perubahan fisiologis pasien. Pada EWS ini lebih berfokus pada keadaan sebelum terjadi kegawatan, sehingga diharapkan dengan tatalaksana yang lebih dini, kondisi yang mengancam jiwa dapat tertangani lebih cepat atau bahkan dapat dihindari, dan merespon panggilan Code Blue atau tim respon cepat sehingga output yang dihasilkan lebih baik. (Firmansyah, 2013). Early Warning Scores (EWS) ini memiliki kaitannya dengan peran perawat yang sering melakukan pengkajian dan memonitor keadaan pasien melalui parameter tanda vital dan kesadaran pasien. Menurut Kolic, Crane, McCartney, Perkins, & Taylor (2015), 70 pasien (18,9%) skor National Early Warning Scores (NEWS) dihitung secara tidak benar, ada yang memburuk dari respon klinis dengan peningkatan skor NEWS, yang diamati pada 274 pasien (74,1%), angka dari skor NEWS yang salah dihitung dapat berimplikasi pada tindakan yang ditentukan. Dalam hal ini bukan hanya ketepatan skoring saja, namun deteksi pasien berisiko di awal perjalanan penyakit mereka membutuhkan penilaian teratur dan sistematis. Dengan demikian, pemantauan dapat didefinisikan sebagai penilaian berkelanjutan pasien atau tindak lanjut seperti mendeteksi kelainan atau memicu respons ini harus dilakukan cukup sering untuk mengidentifikasi pasien berisiko pada saat intervensi dapat membuat perbedaan klinis. Idealnya, ini harus dilakukan cukup sering untuk mengidentifikasi pasien berisiko pada saat intervensi dapat membuat perbedaan klinis, pengawasan terus menerus otomatis akan paling cocok untuk tujuan ini, tetapi teknologi saat ini tidak cukup canggih untuk mengukur semua parameter yang diperlukan pada pasien rawat jalan di bangsal umum (Petersen, 2016). Penerapan EWS tidak terlepas dari faktor – faktor yang mempengaruhi pelaksanaannnya baik ketepatan skor, dokumentasi dan Follow up serta monitoring terhadap EWS. Pada pelaksanaan EWS, tingkat pengetahuan perawat adalah indikator yang penting karena hal ini akan memengaruhi kemampuan perawat dalam mendokumentasikan EWS dengan akurat dan memastikan bahwa jumlah skor yang diperoleh sudah benar agar respon klinik yang diambil sesuai untuk keadaan pasien dan panggilan Tim Respon Cepat dalam meningkatkan keselamatan pasien. (Philips Healthcare, 2012). Adapun faktor-faktor lain menurut Luettel, Beaumont, & Healey (2007) dalam Ravikirti (2016), yang menyatakan terdapat tujuh faktor yang dapat berpengaruh pada pelaksanaan EWS baik dalam hal penilaian skoring EWS, pendokumentasian dan penilaian berkelanjutan pasien atau follow up yaitu beban kerja, faktor komunikasi, faktor sosial, faktor ketersediaan peralatan, faktor kebijakan dan prosedur, faktor pengetahuan dan pelatihan serta faktor lingkungan. Sejumlah penelitian telah membahas hambatan dalam tindak lanjut khususnya untuk panggilan tim darurat medis, karena tidak kompeten, sejumlah penelitian telah membahas hambatan panggilan tim darurat medis tidak kompeten. Beberapa penelitian telah membahas hambatan panggilan tim darurat medis, tetapi hanya sedikit penelitian yang secara khusus membahas kepatuhan dengan protokol EWS. Secara umum, faktor- faktor seperti kepegawaian, pelatihan, pendidikan, dukungan oleh kepemimpinan, dan profesionalisme dilaporkan mempunyai hubungan dengan kepatuhan terhadap pedoman, tetapi sulit untuk menarik kesimpulan tegas tentang faktor mana yang paling penting, karena hasil yang bertentangan dan heterogenitas dalam desain studi (Petersen, 2018).. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, beberapa perawat Rumah Sakit Panti Rapih, informasi yang melakukan pada skoring EWS sudah dilakukan tetapi scoring ini dilakukan karena rutinitas saja, di mana perawat memasukkan parameter yang diukur. Setelah melakukan scoring dan sudah melakukan pendokumentasian namun terkadang tidak konsisten dan melakukan dokumentasi tidak semua lengkap menuliskn parameternya, karena dokumentasi dengan Elektronic Medical Record (ERM), sehingga penghitungan scoring tidak dilakukan manual, akibatnya perawat tidak menyadari scoring akhir pasien tersebut, imbasnya tidak dilakukan follow up sehingga follow up sehingga skoring EWS masih belum sesuai nilai scoring. Perawat belum bisa konsisten dalam melaksanakan protocol sesuai hasil scoring, misalnya pasien skor merah, penilaian ulang harusnya 30 menit, tetapi tidak dilakukan karena beban kerja, sehingga pelaksanaan EWS secara keseluruan belum dilakukan dengan konsisten. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti tentang pelaksanaan Early Warning Scores khususnya dalam hal follow up/timdak lanjut dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Perawat Dalam Pelaksanaan Tindak Lanjut Atau Follow Up Hasil Skoring Early Warning Scores Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah “Apakah terdapat pengaruh antara faktor pengetahuan dan faktor beban kerja dengan faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam pelaksanaan tindak lanjut atau follow up hasil skoring early warning scores di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta ?” 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penulisan proposal skripsi ini adalah untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam pelaksanaan tindak lanjut atau follow up hasil skoring early warning scores di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penulisan proposal skripsi ini yaitu : a. Mengidentifikasi adanya pengaruh faktor pengetahuan yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam pelaksanaan tindak lanjut atau follow up hasil skoring early warning scores di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. b. Mengidentifikasi adanya pengaruh faktor beban kerja yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam pelaksanaan tindak lanjut atau follow up hasil skoring early warning scores di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. c. Menganalisa faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam pelaksanaan tindak lanjut atau follow up hasil skoring early warning scores di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis Diharapkan Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya dan memberikan informasi mengenai faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam pelaksanaan tindak lanjut atau follow up hasil skoring early warning scores di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. 1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk peningkatan atau perbaikan protokol early warning scores bagi rumah sakit sehingga dapat membantu dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit. 1.4.2.2 Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana sumber referensi atau bahan bacaan untuk institusi dan mahasiswa keperawatan dalam melakukan penelitian selanjutnya. 1.4.2.3 Bagi perawat Hasil penelitian ini diharapkan perawat mampu mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam pelaksanaan tindak lanjut atau follow up hasil skoring early warning scores sehingga kedepannya follow up skoring pada Early Warning Score dapat dilakukan dengan semestinya sesuai protokol yang berlaku
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1 Bidang Keilmuan Pada penelitian ini termasuk kedalam bidang keilmuaan kesehatan dan keperawatan 1.5.2 Sasaran Pada penelitian yang menjadi sasaran ini adalah perawat PK II dan perawat PK III di Rumah Sakit Panti Rapih 1.5.3 Tempat Lokasi penelitian ini dilkukan di bangsal perawatan Rumah Sakit Panti Rapih 1.5.4 Waktu Pelaksaaan penelitian ini dilakukan pada bulan september 2020