Anda di halaman 1dari 45

Supervisi

Implementasi ENR
Dr. Kemala Rita Wahidi, SKp., Sp.Kep.Onk., MARS., ETN., FISQua
Disampaikan pada Worksop Keperawatan
SemNas PERSI ke XIX,
Jakarta 18-21 Oktober 2023
01 Pendahuluan

02 Konsep Dasar Supervisi & EMR

Pokok Bahasan
Implementasi ENR &
03 permasalahan

04 Tindak Lanjut Hasil Supervisi ENR

05 Penutup
01
PENDAHULUAN
Pendahuluan
PMK no 24 tahun 2022: Rekam Medik Electronik
Perkembangan teknologi informasi digital yang sangat cepat dalam
dunia kesehatan, membawa dampak kemajuan yang sangat berarti
dalam bidang kesehatan / keperawatan. Catatan keperawatan dari
yang sebelumnya manual, bergeser menjadi komputerisasi
Hasil penelitian Hariyati dkk (2018); Kepuasan penggunaan ENR; support
& supervise dari atasan / supervisor dan organisasi meningkatkan
efektifitas penerapan ENR

Dari hasil penelitian & supervise penerapan ENR di beberapa RS


masih ditemukan ketidak akuratan pengisian ENR oleh perawat

PERLU DILAKUKAN SUPERVISI SECARA RUTIN.


02
KONSEP DASAR
PENGERTIAN
supervisi”à superàdiatas

visià visionà videreà melihat. Supervisià “melihat dari atas”

Kron (1987)
Supervisi adalah merencanakan , mengarahkan,membimbing,
mengajar, mengobserrvasi, memotivasi, memperbaiki
mempercayai dan mengevaluasi secara terus menerus setiap
tenaga keperawatan, dengan sabar adil dan bijaksana
sehingga setiap tenaga keperawatan dapat memberikan
askep dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara
menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan
yang mereka miliki
PENGERTIAN….
(Marquis & Huston, 2010).
Supervisi dalam keperawatan bukan hanya sekedar
kontrol, tetapi lebih dari itu, kegiatan supervisi mencakup
penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personal
maupun material yang diperlukan untuk tercapainya suatu
tujuan asuhan keperawatan secara efektif dan efisien
ELECTRONIC MEDICAL RECORD (EMR)
(Pasal 1, PMK 24, Tahun 2022)

Rekam Medis Elektronik adalah Rekam Medis yang dibuat


dengan menggunakan dengan sistem elektronik / jaringan
elektronik yang terintegrasi diperuntukkan bagi
penyelenggaraan Rekam Medis.
Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan
prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan,
mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,
menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau
menyebarkan informasi elektronik.
Keuntungan
Penggunaan EMR/ENR
1. Penyimpanan digital : banyak data / informasi yang bisa
diperoleh
2. Mudah diakses
3. Mengurangi cost
4. Meningklatkan manajemen resiko
5. Akurat, dan selalu updated
6. Lebih cepat dan resiko kesalahan informasi lebih sedikit
7. Perawat tidak kekurangan jam untuk pendokumentasian
8. Waktu perawat ke pasien menjadi lebih banyak
Supervisi Electronic Nursing Record (ENR)
Merupakan pengawasan / observasi secara langsung , berkala dan terus
menerus oleh atasan/ supervisor terhadap implementasi ENR yang
dilaksanakan staf keperawatan, dan apabila ditemukan masalah ,
segera diberikan bimbingan / pengarahan secara langsung.

Hasil penelitian Hariyati dkk (2018); Kepuasan penggunaan ENR; support


& supervise dari atasan / supervisor dan organisasi meningkatkan
efektifitas penerapan ENR

Perkembangan teknologi informasi digital yang sangat cepat dalam


dunia kesehatan, membawa dampak pada kemajuan yang cukup
berarti dalam bidang keperawatan. Catatan keperawatan dari yang
sebelumnya manual, bergeser menjadi komputerisasi
TUJUAN SUPERVISI

Orientasi staf / pelaksana

Melatih staf / pelaksana

Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas

Memberikan layanan , bantuan

Mengembangkan kemampuan dalam memberikan askep


AREA SUPERVISI ENR

AREA SUPERVISI ASUHAN

AREA SUPERVISI STANDAR


AKREDITASI

AREA SUPERVISI DOKUMEN


TERKAIT KLAIM BPJS
AREA SUPERVISI ASUHAN
KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN

RENCANA ASUHAN

IMPLENTASI

EVALUASI KEPERAWATAN
Apa saja data Electronic Nursing Record?...
1. Proses keperawatan:
a. Asesment Keperawatan
b. Masalah & Doiagnosa Keperawatan
c. Nursing Care Plan
d. Implementasi Keperawatan
e. Catatan Perkembangan Terintegrasi (CPPT)
f. Evaluasi Keperawatan
2. Asesment tambahan
3. Asesment resiko Jatuh
4. Asesment nyeri
5. Edukasi terintegrasi
6. Dischard planning
7. dll
Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Data harus diisi berdasarkan:


(Potter & Perry, 2009).
1. fakta (factual basis),
2. akurat (accuracy),
3. lengkap (completeness),
4. ringkas (conciseness),
5. terorganisir (organization),
6. waktu yang tepat (time liness),
7. dan mudah dibaca (legability)
MANFAAT SUPERVISI BAGI MANAJEMEN

Pelaksanan tugas sesuai dengan pola

Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana


Staf yang berkualitas dapat dikembangkan
secara kontinue dan sistematis
Penggunaan alat yang efektif dan efisien

Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang


Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan
objektif/ rational
Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan,
kedudukan dan keuangan
MANFAAT SUPERVISI BAGI PASIEN & PERAWAT

MANFAAT
Peningkatan kualitas asuhan perawatan à perawat fokus
SUPERVISI
BAGI PASIEN
pada kebutuhan pasien; standar yang konsisten dalam
pemberian asuhan
Peningkatan kepuasan Pasien

tingkat sakit yang lebih rendah; peningkatan kepuasan.


kerja perawat, : budaya kerja yang lebih baik;
MANFAAT meningkatkan moral; peningkatan manajemen risiko.
SUPERVISI
BAGI PERAWAT
Meningkatkan motivasi
Peran Supervisor

Pendidik Mentor

Fasilitator Evaluator
WHO IS SUPERVISOR ? 1.Ketua Tim, Instruktur
Klinik
2. Kepala Ruangan /
Penanggung Jawab
Ruangan.
LOW MIDDLE TOP 3. Pengawas Keperawatan
MANAGER MANAGER MANAGER /Penyelia Keperawatan
sore , malam & hari libur
4. Manajer Keperawatan /
Kepala Seksi
5. Supervisor Tehnis
Keperawatan
ASSESOR 6. Kepala Bidang
INTERNAL Keperawatan
7. Komite Keperawatan
SUPERVISI EFEKTIF

Health & care


professon
councill- (hcpc)
Scotland UK
SUPERVISI
1. Merupakan salah satu elemen kegiatan
dalam manajemen keperawatan (fungsi
directing)

2. Fungsi supervisi harus dijalankan dengan


optimal pada semua level manajer

3. Bukan mencari kesalahan, kelemahan


03
IMPLEMENTASI
ENR DI RS.
Original Paper

Nurses’Experiences After Implementation of an Organization-Wide


Electronic Medical Record: Qualitative Descriptive Study
Jedwab RM, Manias E, Hutchinson AM, Dobroff N, Redley B (2022);

Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan wawancara


kelompok terfokus dan individu serta pertanyaan survei terbuka
untuk mengumpulkan data antara 12 - 18 bulan setelah penerapan
EMR di 6 lokasi rumah sakit besar di Victoria, Australia.

Data dikumpulkan antara November 2020 dan Juni 2021,


Objektif
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat
Australia pasca penerapan sistem EMR di seluruh organisasi.

Hasil penelitian
Sebanyak 158 perawat berpartisipasi dalam penelitian ini.

Penerapan EMR à mengubah pekerjaan perawat dan cara


mereka memandang profesinya, dan perawat masih beradaptasi
dengan penerapan EMR 18 bulan setelah penerapan, bagaimana
penggunaan EMR mempengaruhi perawat, perawatan pasien,
dan profesi keperawatan yang lebih luas.
Deept Interview: Penerapan Dokumentasi
Keperawatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang perawat pelaksana di RSU Bangli 2016, &
RS.X, Jakarta.2022: faktor2 yang menyebabkan kurangnya pendokumentasian proses keperawatan
electronic antara lain:
1. Kurangnya motivasi individu perawat untuk menulis,
2. Belum adanya kesamaan persepsi terhadap penegakan diagnosa keperawatan,
3. Belum mampu mengambil keputusan terkait dengan penegakan diagnosa
keperawatan,
4. Rasio perawat – pasien
5. Formulir dokumentasi terlalu njelimet dan terbatas, waktu,
6. Umpan balik dan penerapan komunikasi therapeutik masih kurang,
7. Tingkat pengetahuan perawat terhadap pendokumentasian masih kurang. Sementara
di RSU Bangli sebagian besar perawat di Ruang Rawat Inap merasa tidak bisa
memberikan pelayanan secara
àKualitas dokumentasi proses asuhan keperawatan, di satu RSUD sebesar 54,7%.
à (Retyaningsih dan Bambang (2013) )

Kondisi tersebut disebabkan karena pengetahuan dan pemahaman perawat yang


kurang. Selain itu faktor waktu atau lama pelaksanaan pendokumentasian yang
dibutuhkan perawat mempunyai pengaruh yang signifikan dalam kelengkapan
dokumentasi

Faktor penghambat yang dihadapi perawat dalam


mendokumentasikan asuhan keperawatan rasio perawat - pasien

selain itu dokumentasi keperawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain


yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan, beban kerja,
masa kerja, waktu/lama pelaksanaan, lingkungan kerja dari pada perawat
Hasil Penelitian…
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
perawat (77,14%) dapat memahami serta mampu secara mudah
mengaplikasikan catatan keperawatan elektronik berbasis komputer
di Rumah sakit.
Kondisi ini juga diperkuat dengan hasil uji kebutuhan non fungsional
dengan nilai akurasi (82,85%) sehingga program aplikasi tersebut
cukup layak untuk diterapkan di Rumah Sakit.
Dan sistem catatan keperawatan elektronik berpengaruh terhadap
kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di Rumah
Sakit.
Hasil Penelitian…
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan Maufiroh,
Shintia & Lestari (2015) mengenai gambaran persepsi perawat terhadap
efektivitas penggunaan electronic nursing record (ENR) sebagai inovasi
dokumentasi asuhan keperawatan Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta
menunjukkan :
persepsi positif pada tampilan sistem (56,77%),
persepsi kemudahan (77,4%)
dan persepsi kebermanfaatan (98,8%).
Perawat menunjukkan persepsi positif terhadap penggunaan ENR.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Menachemi &
Collum (2011) menjelaskan tentang manfaat penerapan electronic
nursing record yaitu menghasilkan catatan yang akurat, jelas, lengkap,
serta mengurangi duplikasi data dan workload perawat dalam
melakukan dokumentasi.
Evaluasi Implementasi ENR
di RS X dg 201 Tempat Tidur : Area Asuhan
April (n=153) Mei (n=210) Juni (n=125)
Variabel Lengkap Tidak Lengkap Lengkap Tidak Lengkap Lengkap Tidak Lengkap
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Pengkajian 120 78 33 22 172 82 38 18 124 99 1 1
Diagnosa Kep 113 74 40 26 181 86 29 14 117 94 8 6

NCP 118 77 35 23 187 89 23 11 117 94 8 6

Implementasi 116 76 37 24 186 89 24 11 116 93 9 7

Evaluasi 104 68 49 32 143 68 67 32 95 76 30 24


Hasil Supervisià Permasalahan Penerapan ENR
(Studi Kasus pada RS X di Propinsi Banten)
Dengan kapasitas :201tt. BOR 60 -70%.
Penerapan ENR sejak Juni 2023 (4 bulan)
NO JENIS DOKUMEN KETIDAKSESUAIAN
1 Pengkajian resiko jatuh Intervensi tidak sesuai dengan implementasi ke pasien
2 Penulisan singkatan Penulisan singkatan tidak sesuai standar

3 Penulisan CPPT Kopi pasta Cppt di copas aja...padahal sejak awal penegakan
dx kep psn dg dyspepsia..peningkatan suhu tubuh...suhu dr
awal masuk 36,5..sd pulang tetap aja 36.
4 Penulisan Diagnosa Kopi pasta tidak sesuai kondisi pasien, dan tidak sesuai
keperawatan pengkajian ,
5 Hasil pengkajian Tidak sesuai kondisi real pasien , missal ps tidak pakai
catheter, pada pengkajian ditulis pk catheter
6 Catatan perawat catatan perawat minimalis...tdk sesuai dg rencana asuhan
...rutinitas saja yg dimua
7 Edukasi Gizi & Farmasi Belum dilaksanakan
Hasil Supervisià Permasalahan Penerapan ENR
(Studi Kasus pada RS di Propinsi Banten)
Dengan kapasitas :201tt. BOR 60 -70%.
Penerapan ENR sejak Juni 2023 (4 bulan)
NO JENIS DOKUMEN KETIDAKSESUAIAN
8 Pengkajian NYERi Intervensi tidak sesuai dengan implementasi ke
pasien
9 Pengkajian EWS Skor tidak sesuai kondisi pasien
8 Pengkajian nutrisi Tidak sesuai klinis pasien
9 Pengkajian kebutuhan , tidak lengkap
edukasi
10 Intervensi Edukasi Tidak melibatklan keluarga,
11 Pengkajian tumbuh tidak lengkap
kembang
12 Pengkajian luka kualitas masih kurang
AREA SUPERVISI ENRà STARKES

STANDA
R
URAIAN
Semua pasien yang dirawat di rumah sakit diidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatannya melalui
PP 1
suatu proses pengkajian yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pengkajian awal dan pengkajian ulang medis dan
EP 1
keperawatan di unit gawat darurat, rawat inap dan rawat jalan.
Rumah sakit menetapkan isi minimal pengkajian awal meliputi poin a) – l) pada maksud dan
EP 2
tujuan.
Hanya PPA yang kompeten, diperbolehkan untuk melakukan pengkajian sesuai dengan
EP 3
ketentuan rumah sakit.
Perencanaanan pulang yang mencakup identifikasi kebutuhan khusus dan rencana untuk
EP 4
memenuhi kebutuhan tersebut, disusun sejak pengkajian awal.

PP 1.1 Kebutuhan medis dan keperawatan pasien diidentifikasi berdasarkan pengkajian awal.
Pengkajian awal medis dan keperawatandilaksanakan dan didokumentasikan dalam kurun
EP 1 waktu 24 jam pertama sejak pasien masuk rawat inap, atau lebih awal bila diperlukan sesuai
dengan kondisi pasien.
Pengkajian awal medis menghasilkan diagnosis medis yang mencakup kondisi utama dan
EP 2
kondisi lainnya yang membutuhkan tata laksana dan pemantauan.
Pengkajian awal keperawatan menghasilkan diagnosis keperawatan untuk menentukan
EP 3
kebutuhan asuhan keperawatan, intervensi atau pemantauan pasien yang spesifik.
AREA SUPERVISI ENRà STARKES

STAND
URAIAN
AR
EP Sebelum pembedahan pada kondisi mendesak, minimal terdapat catatan singkat dan diagnosis
4 praoperasi yang didokumentasikan di dalam rekam medik.
Pengkajian medis yang dilakukan sebelum masuk rawat inap atau sebelum pasien menjalani prosedur
EP
di layanan rawat jalan rumah sakit harus dilakukan dalam waktu kurang atau sama dengan 30 (tiga
5
puluh) hari sebelumnya. Jika lebih dari 30 (tiga puluh) hari, maka harus dilakukan pengkajian ulang.
EP Hasil dari seluruh pengkajian yang dikerjakan di luar rumah sakit ditinjau dan/atau diverifikasi pada
6 saat masuk rawat inap atau sebelum tindakan di unit rawat jalan.
Pasien dilakukan skrining risiko nutrisi, skrining nyeri, kebutuhan fungsional termasuk risiko jatuh dan
PP 1.2
kebutuhan khusus lainnya
EP Rumah sakit menetapkan kriteria risiko nutrisional yang dikembangkan bersama staf yang kompeten
1 dan berwenang.
EP
Pasien diskrining untuk risiko nutrisi sebagai bagian dari pengkajian awal.
2
EP
Pasien dengan risiko nutrisional dilanjutkan dengan pengkajian gizi.
3
EP
Pasien diskrining untuk kebutuhan fungsional termasuk risiko jatuh.
4
AREA SUPERVISI ENRà STARKES

STANDA URAIAN
R
PAP 1.2 Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan didokumentasikan

EP 1 PPA telah membuat rencana asuhan untuk setiap pasien setelah diterima sebagai pasien rawat inap dalam
waktu 24 jam berdasarkan hasil pengkajian awal.

EP 2 Rencana asuhan dievaluasi secara berkala, direvisi atau dimutakhirkan serta didokumentasikan dalam
rekam medis oleh setiap PPA

EP 3 Instruksi berdasarkan rencana asuhan dibuat oleh PPA yang kompeten dan berwenang, dengan cara yang
seragam, dan didokumentasikan di CPPT

EP 4 Rencana asuhan pasien dibuat dengan membuat sasaran yang terukur dan di dokumentasikan

EP 5 DPJP telah melakukan evaluasi/review berkala dan verifikasi harian untuk memantau terlaksananya asuhan
secara terintegrasi dan membuat notasi sesuai dengan kebutuhan
AREA SUPERVISI ENRà STARKES

STANDA URAIAN
R
PAP 1.2 Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan didokumentasikan

EP 1 PPA telah membuat rencana asuhan untuk setiap pasien setelah diterima sebagai pasien rawat inap dalam
waktu 24 jam berdasarkan hasil pengkajian awal.

EP 2 Rencana asuhan dievaluasi secara berkala, direvisi atau dimutakhirkan serta didokumentasikan dalam
rekam medis oleh setiap PPA

EP 3 Instruksi berdasarkan rencana asuhan dibuat oleh PPA yang kompeten dan berwenang, dengan cara yang
seragam, dan didokumentasikan di CPPT

EP 4 Rencana asuhan pasien dibuat dengan membuat sasaran yang terukur dan di dokumentasikan

EP 5 DPJP telah melakukan evaluasi/review berkala dan verifikasi harian untuk memantau terlaksananya asuhan
secara terintegrasi dan membuat notasi sesuai dengan kebutuhan
AREA SUPERVISI ASUHAN
KEPERAWATAN

1 Pengkajian copy paste dari sebelumnya , atau bahkan


anamnesa awal IGD diulang lagi, tdk terlihat perkembangan
pasiennya,
2. LOS < 3 hari biasanya BPJS minta dilampirkan CPPT
3. Pasien yg dirawat karena masalah nyeri, skala nyeri sering
tdk ditulis
3. Diagnosa AKI balance cairan diperlukan sbg syarat klaim
4. Obat yg diberikan kadang2 tdk diinput pd daftar obat , jd
tidak masuk ke resume, pd hal di billing obatnya ada
5. pasien2 yg menolak rawat/pulang aps/ menolak tindakan
tidak dituliskan alasannya, à ini sering ditanya BPJS.
AREA SUPERVISI ASUHAN
KEPERAWATAN

6. Pengkajian gizià , dpjp menegak dx giri buruk tp pengkajian


gizinya baik2 saja, krn gizi buruk bisa menaikan tarif klaim. à tdk
sesuai dx nya dengan hasil pengkajiannya.

7. erkait resumeà i sebagian besar isinya masih tendangan dari


asment à hanya menambah diagnose saja.
04
TINDAK LANJUT
HASIL SUPERVISI
IMPLEMENTASI
ENR DI RS.
TINDAK LANJUT HASIL SUPERVISI

Supervisi harus dilakukan secara konsisten dan terencana

Supervisor Menguasai bidang tehnis pendokumentasian dan ENR

3. Mengikuti perkembangan setiap perawat dalam adaptasi ENR/EMR

4.Ketidaksesuaian yang ditemukan saat supervise langsung didiskusikan


sehinggan pembelajaran di lapangan akan lebih mudah di ingat kembali.
5. Memberikan pemahaman pentingnya kelengkapan dan ketepatan
pendokumentasian ENR
6. Selalu berikan apresiasi bagi perawat yang sudah melakukan pengisian
ENR dengan lengkap dan benar
05
Penutup
TAKE HOME MESSAGES
Melalui sistim informasi dan ERM serta ENR, akan
mengintegrasikan semua data pelayanan pasien yang akan
memudahkan setiap PPA dalam pengambilan keputusan

Supervise dalam penerapan SIMRS dan ERM harus dilaksanakan


secara konsisten dan bertanggung jawab

Secanggih apapun SIMRS dan ERM yang dimiliki RS semuanya


kembali kepada individu pengguna yang terkait
“We all have passion,
something we love doing
more than anything”
REFFERENSI
Hariyati, R. T. S., Hamid, A. Y., Eryando, T., & Hasibuan, Z. A. (2018). Usability and satisfaction of using electronic nursing
documentation, lesson-learned from new system implementation at a hospital in Indonesia.
International Journal of Healthcare Management
Volume 13, 2020 - Issue 1

Chand, S. (2014). Electronic Nursing Documentation. International Journal of Information Dissemination and Technology, 4(4), 328-
331. Retrieved from https://search.proquest.com/docview/1707792952?accountid=17242

Dwisatyadini, M., Hariyati, R. T. S., & Afifah, E. (2018). The effects of the application of SIMPRO on the completeness and time
efficiency of nursing documentation in the outpatient instalation at Dompet Dhuafa Hospital Parung. Paper presented at the IOP
Conference Series: Materials Science and Engineering.

Dewi.A (2019); Dampak penerapan system pencatatan keperawatan elektronik : Literature Review , Journal Media Kominuklasi Ilmu
Kesehatan Univ Muhammadiyah Lamongan, Vol 11, No 03 tahun 2019

Indriani.. S, Bhekti Setya Ningrum., Tutik Sri Hariyat; (2019)Electronic Medication Management (EMM) dalam
Menurunkan Kejadian Medication , Error di Keperawatan. Journal Surya, Vol (3) No 11 tahun 2019

Jedwab RM, Manias E, Hutchinson AM, Dobroff N, Redley B (2022); Nurses' Experiences After Implementation of an Organization-Wide Electronic
Medical Record: Qualitative Descriptive Study. JMIR Nurs. 2022 Jul 26;5(1):e39596. Doi:10.2196/39596.PMID: 35881417
REFFERENSI
Swedarma, EK.,& I.B. Dwidasmara, (2019); Peran Sicantik dalam Meningkatkan Kinerja Perawat di Rumah Sakit, Jurnal Keperawatan
Raflesia, Volume 1 Nomor 1, Mei 2019 : file:///Users/irnawulandari/Downloads/395-Article%20Text-627-2-10-20190506.pdf

Linggardini,K ((2010); Thesis FIK-UI : Hubungan Supervisi Dengan Pendokumentasian Berbasis Komputer Yang
Dipersepsikan PerawatPelaksana Di Instalasi Rawat Inap RSUD Banyumas Jawa Tengah
Thank
you!
Qu e s t io n.?? .

Anda mungkin juga menyukai