DOSEN PEMBIMBING :
OLEH :
RONA SAMSINAR
NIM : 210514048
1. PENGKAJIAN
Data Subyektif
- AN. K mengeluh sesak bertambah saat dalam posisi Tidur terlentang dan saat
beraktifitas
- Sesak dirasakan sering terutama pada malam hari dan saat
2. PATOFISOLOGI
Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan napas dan hiperaktif dengan
responterhadap bahan iritasi dan stimulus lain. Bahan iritasi atau allergen otot- otot
bronkus menjadi spasme dan zat antibody tubuh muncul (immunoglobulin E atau Ig E)
dengan adanya alergi. Ig E muncul pada reseptor sel mast yang menyebabkan
pengeluaran histamine dan zat mediatorlainnya yang akan memberikan gejala asma.
Respon asma terjadi dalam 3 tahap : pertama tahap immediate yang ditandai dengan
bronkokontriksi (1-2 jam), tahap delayed dimana brokokonstriksi dapat berulang dalam
4-6 jam, tahap late di tandai dengan peradangan dan hiperresponsif jalan napas beberapa
minggu/ bulan. Selama serangan asma, bronkiolus menjadi meradang dan peningkatan
sekresi mucus. Keadaan ini menyebabkan lumen jalan napas menjadi bengkak, kemudian
meningkatkan resistensi jalan napas dan menimbulkan ditres pernapasan ( Marni, 2014)
Anak yang mengalami asma mudah untuk inhalasi dan sukar untuk ekshalasi Karena
adanya edema jalan napas. Kondisi seperti ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan
terjadi perubahan pertukaran gas. Jalan napas menjadi obstruksi kmudian tidak adekuat
ventilasi dan saturasi oksigennya, sehingga terjadi penurunan PaO2 (hipoksia), selama
serangan karbondioksida tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan napas selama
ekspirasi dan menyebabkan asidosis respiratorik dan hiperkapnia. Kemudian system
pernapasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan pernapasan (takipneu),
yang bisa menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan karbondioksida dalam
darah yang disebut sebagai hipokapnea (Suriadi dan yuliani,2010 : 14 di kutip dari
marni,2014)
3. PATHWAY
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan napas berhubungan dengan spasme jalan napas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan jalan napas tetap
paten dengan
Kriteria Hasil:
- Batuk efektif meningkat
- Produksi sputummenurun
- Mengi menurun
- Wheezing menurun
- Gelisah menurun
- Frekwensi napas membaik
- Pola napas membaik
5. INTERVENSI KEPERAWATAN I
6. IMPLEMENTASI
Jam
Senin/27 RONA.S
JUNI
2022
Mengobservasi TTV
15.00
Hasil : TD 115/78 mmHg, N 118 x/mnt, S 36,8 C, RR 37 x/mnt,
O2 saturasi 98%
Hasil :
- Pemberian O2 3 lt/mnt
Hasil :
7. Evaluasi
S : An.R mengatakan masih sesak, batuk berdahak
O:
- TTV TD 126/80 mmHg, N 90 x/mnt, RR 24 x/mnt, S 36,8 C, O2 sat 98 %
- Tidak ada tanda sianosis
- Bunyi napas wheezing dan ronkhi basah +
- An. R tampak batuk berdahak
- An. R mampu mengeluarkan sputum
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi manajemen jalan napas dan manajemen asma