Diagnosa
Tujuan/kriteria hasil (SLKI) Rencana Tindakan (SIKI)
Keperawatan
Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Monitor tanda vital
efektif b.d diharapkan pola nafas menjadi efektif dengan - Monitor respirasi dan status O2
kriteria hasil : - Posisikan posisi nyaman (semi fowler)
hambatan upaya
- Menjaga kepatenan jalan nafas
nafas Indikator A T - Berikan terapi oksigen
- Berikan terapi nebulizer
Tanda vital 2 4
Dyspnea 2 4
Ekspirasi memanjang 2 4
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tanggal/ jam Implementasi dan Respon Pasien Evaluasi
22 Maret 2022 - Memonitor tanda vital S : Pasien mengatakan masih merasa sesak namun
sudahberkurang sesudah diberikan terapi
Respon : TD 149/87mmHg, N 110x/mnt, Rr 22x/mnit, SpO2 95%
09.20 - Memonitor respirasi dan status O2 O :
- sesak berkurang, ku sedang
Respon : Sesak berkurang, ekspirasi normal, Rr 22x/mnit, SpO2 95% - Ekspirasi membaik
- Memberikan posisi nyaman bagi pasien (posisi semi fowler) - TD 149/87mmHg, N 110x/mnt, Rr 22x/mnit, SpO2
95%
- Memberikan terapi oksigen - Terpasang nasal kanul 4liter/mnt
Respon : Terpasang nasal kanul 4liter/menit - Terapi Nebulizer Ventolin 2.5mg, combivent 1
- Memberikan terapi nebulizer A : Masalah teratasi sebagian
Respon : Nebu Ventolin 2.5mg, combivent 1
P : Discharge planning
- Menjaga kepatenan jalan nafas
JURNAL TERKAIT
Hasil Penelitian
Pada variabel pola napas, hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukan
terapi nebulisasi baik kelompok yang menggunakan jet nebulizer maupun
kelompok yang menggunakan oksigen, seluruhnya memiliki pola napas
cepat dan dangkal (Tachypne), namun setelah dilakukan terapi nebulisasi,
pola napas responden seluruhnya menjadi normal (Eupnea).
Pada variabel RR, hasil penelitian menunjukkan baik nebulisasi
menggunakan jet nebulizer maupun nebulizer menggunakan oksigen sama-
sama dapat menurunkan RR, namun nebulisasi menggunakan jet nebulizer
lebih efektif dalam menurunkan RR dari pada nebulizer menggunakan
oksigen.
Pada variabel pola napas, hasil penelitian menujukkan sebelum dilakukan
terapi nebulisasi seluruh responden memiliki suara napas rhonchi/wheezing.
Setelah dilakukan terapi menggunakan jet nebulizer seluruh responden
kelompok ini suara napasnya berubah menjadi vesikuler sedangkan pada
kelompok nebulizer menggunakan oksigen masih terdapat 10 responden
yang suara napasnya rhonchi/wheezing.
Pada variabel SpO2 baik nebulizer menggunakan jet nebulizer maupun
nebulizer menggunakan oksigen sama-sama dapat meningkatkan SpO2
dalam darah pada pasien asma.