Anda di halaman 1dari 8

RESUME KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

CHF (Congestive Heart Failure)

Disusun Oleh:

Hauzan Fadhil

2211040132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2023
RESUME KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Nama Mahasiswa : Hauzan Fadhil Nama Pasien : Tn. M


NIM : 2211040132 Umur : 62 th
Hari/Tanggal : Senin, 27 Feb 2023 Dx Medis : CHF

PENGKAJIAN
Tn. M berusia 62 tahun datang ke IGD RSUD Banyumas pukul 16.00 dengan keluhan
sesak nafas sejak 2 bulan yang lalu terus menerus dan semakin memberat 3hari yang lalu.
Pasien mengatakan mudah lelah walaupun melakukan aktivitas ringan. Pasien sering
terbangun dimalam hari karena sesak nafasnya. Pasien mengatakan merasa nyeri punggung
dan merasa lemas. Pasien terlihat sesak napas dan pernafasan cepat, pasien terlihat
menggunakan otot bantu pernapasan. Terdapat suara tambahan wheezing, dan akral teraba
hangat. Pasien memiliki riwayat jantung sudah 2 tahun dan tidak pernah kontrol.
Didapatkan hasil TTV: TD 138/76mmHg, N 73x/mnt, S 36,8 C, SPO2 95%, RR 28x/mnt.
Pasien terpasang O2 dengan nasal kanul 4lpm dan diberikan terapi injeksi omeprazole
40mg/12 jam, injeksi furosemid 2amp/8jam, dan PO Spironolakton 25mg/24jam.
A. Primary Survey
Airway
- Look : Pasien terlihat sesak napas, tidak ada cedera pada jalan napas dan sumbatan
pada jalan napas
- Listen : Tidak terdengar suara nafas tambahan seperti snoring, gurgling
- Feel : Hembusan napas terasa di punggung tangan
Breathing
- Look : Tidak ada jejas, bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
terdapat penggunaan otot napas tambahan nasal kanul 4lpm, pernafasan regular RR 28
x/menit
- Listen : Terdapat suara napas tambahan wheezing
- Feel : Terasa hembusan napas, tidak ada krepitasi, tidak ada massa, tidak ada
benjolan, pergerakan dada sama dan cepat
Circulation
- Look : Tidak terlihat sianosis, SPO2 95%, tidak ada perdarahan
- Listen : Irama regular, bunyi jantung lup dup (s1=s2), TD 138/96 mmHg, perkusi
terdengar pekak
- Feel : Akral hangat, S 36,8ᵒc, N 73 x/menit, CRT < 2 detik.
Disability
- Tingkat kesadaran pasien composmentis, GCS 15 (E4M5V6), pupil isokor, bentuk
pupil bulat, reflek cahaya vasokontriksi, diameter pupil 2 mm, kekuatan otot 5/5/5/5
Exposure
- Tidak ada jejas atau luka, tidak ada fraktur
B. Secondary Survey dengan KOMPAK (Trauma) & Keluhan Utama (Non Trauma)
Keluhan utama : Pasien mengatakan sesak napas
Riwayat penyakit sekarang : Tn. M berusia 62 tahun datang ke IGD RSUD Banyumas
pukul 16.00 dengan keluhan sesak nafas sejak 2 bulan yang lalu terus menerus dan
semakin memberat 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan mudah lelah walaupun
melakukan aktivitas ringan. Pasien sering terbangun dimalam hari karena sesak
nafasnya. Pasien mengatakan merasa nyeri punggung dan merasa lemas. Pasien terlihat
sesak napas dan pernafasan cepat, pasien terlihat menggunakan otot bantu pernapasan.
Terdapat suara tambahan wheezing, dan akral teraba hangat. Pasien memiliki riwayat
jantung sudah 2 tahun dan tidak pernah kontrol. Didapatkan hasil TTV: TD
138/76mmHg, N 73x/mnt, S 36,8 C, SPO2 95%, RR 28x/mnt. Pasien terpasang O2
dengan nasal kanul 4lpm dan diberikan terapi injeksi omeprazole 40mg/12 jam, injeksi
furosemid 2amp/8jam, dan PO Spironolakton 25mg/24jam.
Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit jantung
sejak 2tahun yang lalu dan tidak pernah kontrol.
C. Asuhan Keperawatan
- Diagnosa Keperawatan Utama
Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya napas

Data fokus Problem Etiologi


DS : Pola nafas tidak efektif Hambatan upaya napas
- Pasien mengatakan
sesak nafas sejak 2bulan
lalu dan semakin
memberat 3hari SMRS
- Pasien mengatakan
mudah lelah jika
melakukan aktivitas
ringan
- Pasien mengatakan
sering terbangun malam
hari karena sesak nafas
DO :
- Pasien tampak sesak
nafas
- Pasien terpasang O2
dengan nasal kanul 4lpm
- Suara napas wheezing
- TD 138/76mmHg, N
73x/mnt, S 36,8 C,
SPO2 95%, RR
28x/mnt.
- Rencana Keperawatan

Tgl / Diagnosa SLKI SIKI


Waktu Keperawatan
27 Feb Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Respirasi
2023 efektif b.d keperawatan selama 1x24 O:
16.10 hambatan upaya jam diharapkan pola napas - Monitor frekuensi,
WIB napas membaik dengan kriteria irama, kedalaman, dan
hasil: upaya napas.
Indikator A T - Monitor pola napas.
- Auskultasi bunyi napas.
Dispnea 2 5
T:
Penggunaan 2 5 - Atur interval
otot bantu pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien.
Ket:
- Dokumentasikan hasil
1. Meningkat
pemantauan.
2. Cukup meningkat
E:
3. Sedang
- Jelaskan tujuan dan
4. Cukup menurun
prosedur pemantauan.
5. Menurun
- Implementasi dan Evaluasi

Tgl / Implementasi & Respon Evaluasi Paraf


Waktu
27 Feb - Memonitor frekuensi, S: Hauzan
2023 irama, kedalaman, dan Pasien mengeluh masih sesak
16.30 upaya napas. napas
WIB DO : Pasien terlihat sesak O:
napas, napas ireguler, Ireguler, otot bantu napas (+),
menggunakan otot bantu, RR: wheezing (+), R: 28x/m, N:
28x/m 102x/m
- Memonitor pola napas. A: masalah teratasi sebagian
DO : Pasien terlihat sesak Indikator A S T
napas
Dispnea 2 3 5
- Mengauskultasi bunyi
napas. Penggunaan 2 3 5
DO : Terdengar suara nafas otot bantu
tambahan Wheezing
P: lanjutkan intervensi
- Mengatur interval
- Memonitor frekuensi,
pemantauan respirasi
irama, kedalaman, dan
sesuai kondisi pasien.
upaya napas.
DO : Pantau respirasi setiap 4
- Memonitor pola napas.
jam sekali
- Mengauskultasi bunyi
- Mendokumentasikan hasil
napas.
pemantauan.
- Mendokumentasikan hasil
DO : Terdokumentasi
pemantauan.
- Menjelaskan tujuan dan
- Pasien dipindahkan ke
prosedur pemantauan
DO : Pasien tahu tujuan ruang rawat inap
pemantauan. wijayakusuma

Anda mungkin juga menyukai