Anda di halaman 1dari 36

KONSEP HOLISME

KEPERAWATAN KRITIS

SRI SUPARTI
Pendahuluan
 Sistem pelayanan kesehatan semakin berkembang sehingga
setiap RS dituntut untuk mengadakan pelayanan Intensif care
 Intensif care merupakan bagian integral RS yang mandiri
,dengan staf dan peralatan yang khusus untuk memberikan
pelayanan yang optimal pada pasien yang kritis
 Pelayanan intensif care melibatkan multidisiplin
 Intensif care bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan
mortalitas
 Keputusan Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan No
HK.02.04/1966/11 tentang petunjuk tehnis penyelenggaraan
pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit.
Konsep holistik keperawatan kritis

 Keperawatan kritis (Intensive Care Unit ) adalah unit


perawatan khusus yang dikelola untuk merawat
pasien sakit berat dan kritis, cedera dengan penyulit
yang mengancam nyawa dengan melibatkan tenaga
kesehatan terlatih, serta didukung peralatan yang
khusus (Depkes, 2006)
 Praktik klinis berbasis bukti (EBP): Penggunaan bukti
klinis terbaik di penelitian dalam mengambil
keputusan tentang perawatan pasien
KEPERAWATAN KRITIS
4

 Kritis merupakan penilaian dan evaluasi secara cermat


dan hati-hati terhadap suatu kondisi krusial dalam
rangka mencari penyelesaian/ jalan keluar.
 Menangani respon manusia terhadap masalah yang
mengancam hidup.
 Perawat profesional yang bertanggung jawab untuk
menjamin pasien yang kritis dan akut beserta
keluarganya mendapatkan pelayanan keperawatan
yang optimal.
FALSAFAH KEPERAWATAN KRITIS
1. Kebutuhan individu terpenuhi maka kualitas hidup
akan optimal.
2. Caring mendorong rasa percaya diri pasien dan
mempercepat proses kesembuhan.
3. Kualitas hidup optimal dan lingkungan internal maupun
ekternal, fisik dan psikologis yang dapat memberikan
rasa aman dan nyaman.
4. Lingkungan kerja yang kondusif ( fisik dan psikologis )
5. Pendekatan multi disiplin, pelayanan yang
komprehensif (cepat, tepat, efektif dan efisien)
RUANG LINGKUP KEPERAWATAN
KRITIS
1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit- penyakit
akut yang mengancam nyawa dan dapat menimbulkan
kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari.
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh
danpemenuhan kebutuhan dasar.
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan
terhadap Komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit dan
kondisi pasien menjadi buruk karena pengobatan atau
terapi.
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang
bergantung pada fungsi alat atau mesin dan orang lain
TUJUAN INTENSIF CARE

1. Menyelamatkan kehidupan
2. Mencegah komplikasi
3. Meningkatkan kualitas hidup dan
mempertahankan kehidupan
4. Mengoptimalkan fungsi organ
5. Mengurangi angka kematian dan
kecacatan.
Sertifikasi dan Peran dan fungsi
perawat kritis
 AACN (American Critical Care Nursing) didirikan tahun
1969
 AACN : menyediakan pelatihan , pendidikan , program
hibah dan beasiswa
 Publikasi : american journal of critical care dan Critical
Care Nurse
 Society of Critical care Medicine (SCCM), American
Heart Association (AHA), American Lung Association,
Hospice and pliative nurses Association
 CCRN (Critical Care Registeed nurse)
Peran dan Fungsi Perawat kritis
 Perawat kritis adalah seorang
perawat yang secara langsung
8 kompetensi perawat
memberikan pelayanan kritis (ACCN)
keperawatan pada pasien yang 1. Pengkajian klinis
mengalami cedera atau sakit kritis.
2. Membuat keputusan klinis
3. Perawatan
4. Advokasi
5. Memikirkan sistem
6. Fasilitator dalam
pembelajaran
7. Berserspon terhadap
keberagaman
8. Kolaborasi
Standar Perawatan AACN untuk Kep
akut dan kritis
KOMPETENSI PERAWAT(DepKes,
2006)
 Perawat yang bekerja di ICU harus sudah
memiliki sertifikat ICU dan mempunyai
kompetensi dasar dan khusus/lanjutan
keperawatan ICU adalah sebagai berikut
NO KOMPETENSI DASAR N KOMPETENSI KHUSUS
O
1 Memahami konsep keperawatan intensif 1 Seluruh kompetensi dasar no 1 - 23
2 Memahami issue etik dan hukum pada 2 Mengelola pasien yang menggunakan
perawatan intensif ventilasi mekanik
3 Mempergunakan ketrampilan komunikasi efektif 3 Mempersiapkan pemasangan kateter
untuk mancapai asuhan yang optimal arteri
4 Melakukan pengkajian dan menaganalisa data 4 Mempersiapkan pemasangan kateter vena
yang didapat khususnya mengenai :henti nafas sentral
dan henti jantung,status pernafasan,gangguan
irama jantung,status hemodinamik pasien dan
kesadaran pasien.

5 Mempertahankan bersihan jalan nafas pada 5 Mempersiapkan pemasangan kateter


pasien yang terpasang ETT arteri pulmonal
6 Mempertahankan potensi jalan nafas dengan 6 Melakukan pengukuran curah jantung
menggunakan ETT
7 Melakukan fisioterapi dada 7 Melakukan pengukuran vena sentral
8 Memberikan terapi inhalasi. 8 Melakukan persiapan pemasangan Intra
Aotic Ballon Pump (IABP)
9 Mengukur saturasi dengan menggunakan pulse 9 Melakukan pengelolaan asuhan
oximetri keperawatan pasien yang terpasang IABP
10 Memberikan terapi oksigen dengan berbagai 10 Melakukan persiapan pemasangan hemodialisa
metode (continous arterial venous hemofiltration/CAVH
atau CVVH )

11 Melakukan monitoring hemodinamik non invasif 11 Melakukan pengelolaan pengukuran intra kranial

12 Memberikan BLS dan ALS 12 Melakukan pengelolaan pasien yang terpasang


kateter invasif (arteri line, CVC line, swan ganz)
13 Melakukan perekaman EKG 13 Melakukan pengelolaan pasien yang menggunakan
terapi trombolitik

14 Melakukan interpretasi hasil EKG 14 Melakukan pengukuran PETCO2 (konsentrasi CO2


a. Gangguan sistem konduksi pada akhir ekspirasi)
b. gangguan irama.
c. pasien dengan gangguan miokard (iskemia, injuri
dan infark)

15 Melakukan pengambilan contoh darah untuk


pemeriksaan AGD

16 Melakukan interpretasi hasil AGD

17 Melakukan pengambilan terhadap hasil analisa untuk


pemeriksaan elektrolit.
18 Mengetahui koreksi terhadap hasil analisa gas darah
yang tidak normal.

19 Melakukan interpretasi hasil foto thoraks


20 Melakukan persiapana pemasangan water seal
drainage (WSD)

21 Mempersiapkan pemberian terapi melalui syringe dan


infuse pump

22 Melakukan pengelolaan pasien dengan nutrisi perenteral

23 Melakukan peneglolaan pasien dengan terapi cairan intra


vena.

24 Melakukan pengelolaan pasien dengan sindroma koroner


akut

25 Melakukan penanggulangan infeksi nosokomial di ICU


Prinsip etik dalam Intensif care
1. Autonomy : hak pasien untuk menentukan apa
yang terbaik untuk dirinya sendiri.
2. Beneficence : kewajiban dokter untuk memberikan
apa yang terbaik dan bermanfaat untuk pasien,
bukan untuk kepentingan tenaga kesehatan.
3. Non-Maleficence : tidak melakukan hal-hal yang
membahayakan pasien.
4. Justice : kewajiban untuk memberikan pelayanan
yang sama bagi setiap pasien, tidak membeda-
bedakan suku bangsa, ras dan golongan.
Trend dan Isu-isu keperawatan kritis
1. Mendukung dan menghormati otonomi pasien dalam pengambilan
keputusan.
2. Membantu pasien untuk memperoleh perawatan yang diperlukan
3. Menghormati nilai, keyakinan dan hak pasien
4. Memberikan edukasi kepada pasien/keluarga
5. Menerangkan hak pasien untuk memilih
6. Mendukung keputusan pasien/yang mewakilkan atau
memindahtangankan perawatan kepada perawatan kritis dengan
kulaifikasi yang setara
7. Menjadi perantara bagi pasien yang tidka bisa mengambil keputusan
sendiri dan juga paisen yang membutuhkan intervensi darurat
8. Monitor dan menjamin kualitas layanan
9. Berlaku sebagai penghubung anatara pasien/keluarga pasien dengan
anggota tim kesehatan lain
Patient Safety
 The Instituteof Medicine (IOM) and the Joint
Commission on Accreditation of Healthcare
Organizations (JCAHO) fokus pada kulitas
perawatan diinstitusi pelayanan kesehatan.
 Jumlah kesalahan yang tercatat dan disebut juga
peristiwa sentinel dan mencakup ekstubasi yang tak
terencana , ventilator tidak berfingsi , pelepasan
drain , infus , atau kakteter yang tidak hati-hati,
kesalahan medikasi dan juga kerusakan alat infus
Tantangan Perawat Kritis

 Ekonomi:
 Perkembangan penduduk: menjadi lebih kompeten secara kultural daklam
mengadvokasikan dan merencanakan perawatan pada tiap-tiap kelompok
indv dan kleluarga yang unik
 Perkembangan dunia semakin pesat dan cepat: waspada risiko infeksi yg
menimbulkan epidemik dan pandemik: flu burung, sindrom g3 pernafasan,
SARS (sudden acute respiratory distress syndrom) , CORONA
 Tantangan pekerjaan
 Populasi bertambah , penyakit baru dan kronis bertambah, perawat
pensiun, beban kerja, perawat profesional
 Tantangan Pendidikan
 Perawat pendidik dipandang sebgaai ahli , harus mempersiapakan
perawat2 yang handal , dan ada pembinaan bagi perawat baru,
 Kurikulum harus didesain untuk mengajarkan ketrampilan kepearatan level
dasar dan pemula dan bertahap seiring dengan tantangan dan kesulitan
pengalaman belajar
Praktik askep berbasis bukti
 Praktik asuhan keperawatan didasarkan pada hasil
penelitian terbaik
 EBP disefinisikan sebagai penggunaan buktui klinis
terbaik dari penelitian sistemik dalam mengambil
keputusan tentang perawatan pasien
 Hasil penelitian menujukkan pasien yang dirawat dengan
menggunakan EBP menunjukan keadaan yang lebih baik
 Pearwat bertanggung jawab secara legal terdasar EBP
yang dihadap tindakan EBP yang dilakukannya
Befikir kritis di Keperawatan kritis
 Askep berbasis bukti untuk hasil optimal
 Dasar pengetahuan yang kuat dan ketrampilan kritis.

10 komponen afektif (kebiasan berfikir)



Percaya diri

Kreatifitas

Keingintahuan

Intuisi

Kegigihan

Perspektif kontekstual

Fleksibilitas

Kemmapuan intelektual

Berfkir terbuka

Reflekssi
7 ketrampilan dari berfikir kritis :


Menganalisis

Memperkirakan

Mencari informasi

Mentransformasi ilmu pengetahuan

Menerapkan standar

Membedakan

Melakukan penalaran yg logis
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS
 Asuhan keperawatan merupakan refleksi perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
keluarga.
 Model sinergi berfokus pada kontribusi unik dari
keperawatan terhadap asuhan pasien dengan
menekankan pada peran professional perawat.
 Ada 8 karakteristik pasien dan 8 kompetensi perawat
yang bersinergi dalam suatu rentang continuum dari
competent ke ahli, serta mencerminkan hubungan yang
harmonis antara pasien dan keluarga, dan pasien dan
perawat.
Hubungan antara pasien/keluarga dan perawat dan
Model Sinergi (Relf & Kaplow, NA)
Konsep Pelayanan Kritis :
 Tujuan : mempertahankan hidup (Maintaining Life)
 Pengkajian : dilakukan pada semua sistem tubuh
untuk menopang dan mempertahankan sistem2 tsb
tetap sehat dan tidak terjadi kegagalan
 Diagnosa: mencari perbedaan serta mencari tanda
dan gejala yang sulit diketahui untuk mencegah
kerusakan / gangguan lebih luas
 Ditujukan pada penerimaan dan adaptasi pasien
secara konstan terhadap status yang selalu berubah
Perencanaan

 Intervensi ditujukan terapi gejala-gejala yang muncul


pertama kali untuk pencegahan kritis dan secara terus
menerus dalam jangka waktu yang lama sampai dapat
beradaptasi dengan tercapainya tingkat kesembuhan
yang lebih tinggi atau terjadi kematian
 Evaluasi : dilakukan secara terus menerus dan dalam
waktu yang lama untuk mencapai keefektifan masing2
tindakan/ terapi, secara terus menerus menilai kriteria
hasil untuk mengetahui perubahan status pasien
 Asuhan Keperawatan : prioritas pemenuhan kebutuhan
nengacu pada hirarki kebutuhan dasar Maslow dengan
tidak meninggalkan prinsip holistik
Issu End of life dikeperawatan kritis
 End of life care merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan dukungan perawatan kesehatan dan
pelayanan kepada seseorang dalam tahap akhir
kehidupannya.
 End of life care merupakan bagian hidup pasien dimana
mereka berjuang terhadap akibat penyakit kronis yang
diderita, yang dihubungkan dengan kematian, bahkan
ketika kematian diharapkan, dan mencakup berbagai
kondisi yang berbeda(Lorenz, 2005).
 End of life care juga dikenal sebagai perawatan rumah
sakit, suportif, perawatan paliatif dan manajemen gejala
Etika hukum perawatan
1. Perawat harus menghormati hak pasien secara utuh
dan mampu membantu pasien untuk mengambil
keputusan
2. Bila pasien tidak mampu mengambil keputusan,
perawat harus menghargai keputusan yang diambil
keluarga
3. Penghentian dan penolakan perawatan yang
dilakukan keluarga setara dimata hukum
Lima pandangan hukum
1 Euthanasia aktif merupakan tindakan ilegal

2 Euthanasia pasif tidak selalu ilegal

Penarikan pengobatan secara hukum setara dengan


3
penghentian pengobatan

Membantu tindakan bunuh diri merupakan tindakan


4
pidana

5 Bermaksud menghilangkan kesusahan pasien


tetapi mengakibatkan atau beresiko kematian
Indikator kualitas end of life care (international
consensus conference in critical care)

1. Pengambilan keputusan berfokus kepada pasien & keluarga


2. Komunikasi yang baik antar tim dengan keluarga dan pasien
3. Kontinuitas perawatan
4. Dukungan emosional dari praktisi kesehatan untuk pasien dan
keluarga
5. Manajemen gejala dan kenyamanan perawatan
6. Dukungan spiritual bagi pasien dan keluarga
7. Dukungan emosional dari organisasi bagi dokter dan perawat
ICU
Domain quality end of life care
 Memperoleh manajemen nyeri dan gejala yang
adekuat
 Mencegah kematian yang tidak wajar
 Memiliki sense of control
 Melepaskan beban
 Memperkuat hubungan dengan orang yang dicintai
Isu end of life di keperawatan kritis
1. Keputusan untuk mengakhiri pengobatan yang
mempertahankan kehidupan
2. Manajemen nyeri
3. Keputusan untuk menghentingan resusitasi (DNR)
4. Pengambilan keputusan menghentikan life
support
1. Keputusan mengakhiri pengobatan yang
mempertahankan kehidupan
 Pengambilan keputusan untuk mengakhiri pengobatan yang
mempertahankan kehidupan sering terjadi di perawatan intensif
 Terdapat tantangan dalam pengambilan keputusan, dikarenakan
terkait emosi dan etik yang melekat tindakan yang mempercepat
kematian (Towsend & Neimira, 2009)
 Pemberi pelayanan harus sensitif dan memahami, menghormati
keragaman keyakinan, dan pembenaran moral terhadap tindakan
yang dianggap dapat mempercepat kematian (Lyn, 2001).
 Ada empat prisip yang harus diperhatikan yaitu tindakan yang
direncanakan memiliki efek baik dan buruk, hanya efek baik
yang diharapkan, efek buruk tidak dapat menjadi alasan untuk
mendapatkan efek baik, efek baik harus lebih besar daripada
efek buruk.
2. Manajemen nyeri
 Pada pasien terminal nyeri merupakan perhatian
penting perawat, perawat harus dapat menggunakan
dosis yang efektif yang dapat mengontrol gejala
 Perawat harus mampu bertindak sebagai advokad
yang membela kepentingan pasien ketika tidak
mendapatkan obat yang sesuai
 Pengelolaan nyeri dapat meningkatkan kualitas hidup
dan memperpanjang kehidupan
 Prinsip etika dalam pemberian terapi ini adalah
beneficence, nonmalficence, autonomy, dan justice yang
menuntun dan mengatur praktek perawatan end of life
3. Keputusan untuk menghentikan
resusitasi (DNR)
 DNR merupakan sebuah perintah tertulis untuk
menghormati keinginan pasien dan keluarga untuk
menghentikan CPR (Morton et al, 2005)
 Tindakan DNR belum diatur dalam perundang-
undangan di indonesia.
 Diskusi dengan keluarga dan tim kesehatan
mengenai pengambilan keputusan. Dokumentasikan
hasil keputusan keluarga (Morton et al, 2005).
4. Pengambilan keputusan menghentikan
tindakan life support
 Dibutuhkan diskusi dan penjelasan mengenai
tindakan.
 Jelaskan proses kematian yang dihadapi pasien
ketika tindakan ini dilakukan
 Tindakan dapat berupa menghentikan pengobatan,
penggunaan ventilator dll.
 Berikan premedikasi untuk kenyamanan pada
pasien
 Persiapkan keluarga untuk menghadapi penurunan
kondisi pasien.
REFRENCE
 Depkes (2006). Standar Pelayanan keperawatan di Intensif Care
Unit. Direktorat Keperawatan dan ketehnisian Medik. Direktorat
Jendral Pelayanan Medik. Jakarta.
 Department of Health (2010). A Framework for intensif care unit
liaison nurse in Vivtorian Health Services. Puplished the Victorian
Goverment Department of Health.Melbourne.Australia.
 Kemenkes RI (2012). Pedoman Tehnis Ruang Perawatan Intensif
Rumah Sakit. Direktorak Bina Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta.
 Surat Keputusan Direktur Bina Upaya Kesehatan (2011).Petunjuk
tehnis pelayanan keperawatan Intensif Care Unit (ICU) di Rumah
Sakit.
 Tompson.D.R, et al (2012). Guidlines for Intensif Care Unit design.
Crit Care Med 2012 Vol. 40, No. 5.

Anda mungkin juga menyukai