Anda di halaman 1dari 24

PANDUAN STASE

KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT

Oleh:
Prodi Profesi Ners

PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM STUDI


ILMU KEPERAWATAN
STIKes HARAPAN BANGSA BANDA ACEH
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala


limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan buku panduan profesi Ners
Keperawatan Gawat Darurat. Tujuan penyusunan buku ini adalah
untuk memberikan panduan mahasiswa dalam belajar aktif dan
mandiri tentang praktek profesi ners stase Keperawatan Gawat
Darurat.
Penyusunan buku ini dapat diselesaikan dengan baik atas
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Ns. Imam Maliki M.Kep selaku Ketua STIKES Harapan Bangsa
Banda Aceh
2. Ns. Bukhari S.Kep M.Kes selaku ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Harapan Bangsa Banda Aceh
3. Ns. Nurul Husna, S.Kep selaku Koordinator Pratik Klinik/
Lapangan
4. Rekan – rekan pembimbing stase Keperawatan Gawat Darurat,
atas kerjasama yang baik
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih jauh dari


sempurna, untuk itu diperlukan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk perbaikan penyusunan yang akan datang.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh

Banda Aceh , September 2021


Ketua Program Studi Koordinator Praktik,

Ns. Bukhari S.Kep M.Kes Ns. Nurul Husna S.Kep


NIDN. 1306068201 NUP………………………
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
INFORMASI
UMUM
A. Deskripsi Mata Ajar
B. Jumlah SKS lamanya program
C. Persyaratan Mata Ajar
D. Kegiatan Pembelajaran secara
umum KOMPETENSI
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi
Dasar TARGET
KOMPETENSI
A. Target Asuhan Keperawatan
B. Target Kompetensi Klinik
C. Target Implementasi nilai-nilai Islam
D. Target Bed Side Teaching (BST)
E. Target Meet the Expert
(MTE) MATERI YANG HARUS
DIKUASAI LOKASI PRAKTIK
TUGAS MAHASISWA
KOMPONEN
EVALUASI DAFTAR
PUSTAKA LAMPIRAN
PANDUAN PROGRAM PEMBELAJARAN TAHAP PROFESI
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PENDAHULUAN

Ayat Alqur’an yang berkaitan dengan kegawat daruratan

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit


ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang- orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (Al-Baqarah: 155-156).

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan
ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia
akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu (At-Taghābun: 11)

INFORMASI UMUM

A. Deskripsi Mata Ajar


Mata ajar profesi keperawatan gawat darurat adalah salah satu
pengajaran klinik yang menerapkan konsep dan prinsip keperawatan
gawat darurat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dewasa. Diakhir mata ajar ini, mahasiswa dapat memberikan asuhan
keperawatan yang mumpuni untuk menangani masalah yang

1
mengancam kehidupan dan menjaga ataupun meningkatkan
kestabilan kondisi klien setelah kegawatdaruratan tertangani.
Asuhan keperawatan kegawatdaruratan diberikan pada kondisi-kondisi
yang mengancam kehidupan dalam ruang lingkup intra-hospital.
Pengalaman belajar di mata ajar profesi keperawatan
kegawatdaruratan meliputi pengalaman belajar di unit gawat
darurat, ruang intensive care dan high care. Pada mata ajar ini
mahasiswa diharapkan dapat menganalisa masalah keperawatan
kegawatdaruratan, melakukan tindakan keperawatan secara
komprehensif, mengevaluasi kondisi klien, serta menerapkan etika
dan legal keperawatan secara tepat.

B. Jumlah SKS dan Lamanya Program


Mata ajar ini mempunyai bobot 3 SKS dan lama pembelajaran
adalah 21 hari, termasuk proses evaluasi (UGD 6 hari, ICU 6 hari, 6
hari)

C. Persyaratan Mata Ajar


Sebelum mengikuti stase Keperawatan Gawat Darurat ini,
mahasiswa diharapkan telah memiliki ketrampilan keperawatan dasar
yang diperoleh selama mengikuti program Keperawatan dasar Profesi
(KDP).

D. Kegiatan Pembelajaran Secara Umum


Semua kegiatan pada mata ajar ini dilakukan di klinik (Rumah
Sakit),

KOMPETENSI
A. Standar Kompetensi
1. Setelah mengikuti Stase mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan kegawatdaruratan sesuai dengan konsep dan prinsip
keperawatan gawat darurat, serta mampu melakukan asuhan
keperawatan pada pasien kritis yaitu pasien dengan penyakit berat
yang reversible, pasien yang perlu observasi ketat dengan atau
tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan di ruang perawatan

2
umum, gangguan hemodinamik, kerusakan organ vital tubuh,
mendapatkan terapi pengobatan yang memerlukan observasi ketat
dan post operasi mayor

B. Kompetensi Dasar
Bila dihadapkan pada klien dengan kondisi kegawatdaruratan
mahasiswa mampu:
1. Melakukan dan menganalisa pengkajian kedaruratan : primary
assessment dan secondary assessment, serta pengkajian
penunjang secara tepat.
2. Melakukan triase pada kasus-kasus kegawatdaruratan
3. Menetapkan diagnosa keperawatan yang aktual dan resiko
dengan data pendukung yang tepat
4. Mengidentifikasi tindakan kegawatdaruratan yang tepat
5. Melakukan tindakan kegawatdaruratan yang diperlukan
6. Melakukan evaluasi dan memodifikasi asuhan keperawatan yang
diberikan
7. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kondisi
kritis
8. Menerapkan tindakan universal precaution dan pencegahan
penyebaran infeksi di rumah sakit
9. Melakukan komunikasi terapeutik pada klien dan keluarganya
10. Menganalisa managemen asuhan keperawatan dan isu etik dan
legal yang terkait dengan pemberian asuhan keperawatan kritis
dan kegawatdaruratan

TARGET KOMPETENSI
A. Target Asuhan Keperawatan
Target melakukan pengkajian dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan:
1. Gagal nafas, astma, sumbatan jalan nafas
2. Cardiac arrest, Cardiac failure, dan Akut koroner sindrom
3. Syok (hipovolemik, kardiogenik, neurogenik, anafilaktik)
4. Trauma kepala, Trauma dada, Trauma abdomen, Trauma
muskuloskeletal
5. Apendisitis akut, Kolik abdomen, perdarahan saluran cerna
6. Ketoasidosis diabetikum, hipoglikemia
7. Stroke

3
8. Edema paru akut
9. Keracunan
10. Kejang
11. Luka bakar

B. Target Kompetensi klinik


Target kompetensi klinik yang harus dicapai pada stase
Keperawatan Gawat darurat adalah :
1. Melakukan pengkajian Primer : Airway, Breathing, Circulation,
Disability dan Exposure/environtment control*
1. Melakukan pengkajian Sekunder : Head to toe*
2. Melakukan Triase*
3. Melakukan Bantuan hidup dasar (RJP/CPR)
4. Manajemen Airway dan Breathing*
5. Mengobservasi/ memasang Endotrakheal, Nasotrakheal dan
Orotrakheal*
6. Melakukan EKG dan menginterpretasikan *
7. Mengobservasi/asistensi tindakan defibrilasi
8. Penanganan perdarahan*
9. Melakukan resusitasi cairan*
10. Perawatan luka baru*
11. Melakukan nebulizer*
12. Melakukan suctioning*
13. Melakukan pembalutan dan pembidaian*
14. Melakukan Stabilisasi dan Transportasi*
15. Monitoring Hemodinamik*
16. Perawatan pasien dengan bantuan pernafasan mesin ventilator
17. Melakukan fisioterapi dada*
18. Pengambilan darah untuk pemeriksaan AGD dan interpretasinya
19. Perawatan trakeostomi
20. Pemantauan CVP dan perawatan CVC
21. Penilaian kesadaran pasien dengan GCS*

Keterangan : * : wajib dicapai oleh mahasiswa

4
Materi yang di BST kan adalah diutamakan ketrampilan yang
diberi tanda *

C. Target implementasi nilai-nilai Islam


1. Spiritual counselling dalam manajemen stress bagi
pasien dan keluarga (doa mengahadapi situasi krisis) *
2. Membimbing klien tayamum*
3. Membimbing klien sholat*
4. Membimbing klien berdoa dan berzikir*
5. Membimbing talqin saat sakaratul maut
6. Menerapkan adab Islami dalam tindakan keperawatan*
7. Observasi ketrampilan mengkomunikasikan berita
buruk pada pasien dan keluarga

D. Target Bed Side Teaching (BST)


Target proses bimbingan dengan metode BST pada stase ini
sebanyak 6 kali, dengan materi BST adalah ketrampilan yang
terdapat pada target ketrampilan dengan tanda *. Waktu pelaksaan
BST bersifat fleksibel, sesuai dengan kemungkinan ketrampilan bisa
dilaksanakan pada kasus dan pasien yang ada.
Dengan acuan penyebaran lokasi BST adalah berikut ini :
1. UGD :2
2. ICU :2
3. OK :2
Acuan ini bisa disuaikan dengan keadaan kasus di lapangan.

E. Target Meet The Expert (MTE)


Target proses bimbingan melalui MTE pada stase ini sebanyak 2
kali, dengan pilihan materi ada berikut ini :
1. Ventilator mekanik dan perawatan pasiennya
2. Manajemen trauma
3. Manajemen air way breathing
4. Interpretasi EKG
5. Manajemen cairan

5
Deskripsi kegiatan mahasiswa dalam 3 Minggu.

HARI Minggu I (IGD) Minggu II (ICU) Minggu III (OK)


Orientasi Orientasi Orientasi
SENIN Penentuan kasus Penentuan kasus Penentuan kasus
Mengelola pasien Mengelola pasien Mengelola pasien
SELASA Pengumpulan LP Pengumpulan LP Pengumpulan LP
Pre conference Pre conference Pre conference
Mengelola pasien Mengelola pasien Mengelola pasien
RABU
BST (flexibel) BST(flexibel) BST(flexibel)
Mengelola pasien Mengelola pasien Mengelola pasien
KAMIS BST(flexibel) BST(flexibel) BST(flexibel)
Ronde di IGD)* Ronde di ICU)* Ronde di OK)*
Mengelola pasien Mengelola pasien Mengelola pasien
JUMAT MTE MTE MTE
Finalisasi Tugas Finalisasi Tugas Finalisasi Tugas
Post conference Post conference Post conference
SABTU
Pengumpulan askep Pengumpulan askep Pengumpulan askep

MATERI YANG HARUS DIKUASAI


Materi yang harus dikuasai oleh mahasiswa adalah:
1. Konsep keperawatan gawat darurat dan bencana
2. Asuhan keperawatan gawat darurat sistem pernafasan (Henti nafas,
Gagal nafas kronik/akut, Obstruksi jalan nafas: obstruksi benda
asing, asthma)
3. Asuhan keperawatan gawat darurat sistem kardiovaskuler (Cardiac
arrest, ACS, Hipertension, Cardiac failure)
4. Asuhan keperawatan gawat darurat sistem cairan elektrolit (Syok
hipovolemik, kardiogenik, neurogenik, anafilaktik)
5. Asuhan keperawatan gawat darurat klien trauma (Trauma kepala,
Trauma dada, Trauma abdomen, Trauma muskuloskeletal)
6. Asuhan keperawatan gawat darurat sistem persarafan (Stroke,
penurunan kesadaran akut)
7. Asuhan keperawatan gawat darurat sistem pencernaan (Apendisitis
akut, Kolik abdomen, perdarahan saluran cerna)
8. Asuhan keperawatan gawat darurat sistem perkemihan (Gagal ginjal
akut, gagal ginjal kronik)

6
9. Asuhan keperawatan gawat darurat sistem endokrin (Ketoasidosis
diabetikum, hipoglikemia)
10. Asuhan keperawatan gawat darurat klien keracunan (Keracunan
makanan dan obat)

LOKASI PRAKTIK
Tempat praktik yang digunakan pada stase keperawatan gawat darurat
Yaitu Rumah Sakit Umum Daerah dr.Fauziah Kabupaten Bireuen, dengan
penggunaan ruang sebagai berikut:
1. Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD)
2. Ruang Intensive Care Unit (ICU) dan
3. Ruang Operasi (OK)

TUGAS MAHASISWA

No Jenis Tagihan Bobot


(bimbingan dan evaluasi)
1 Laporan Pendahuluan dan 1x1 minggu 1x3 minggu = 3 kali
Laporan Kasus
2 Pre conference 1x1 minggu 1x3 minggu = 3 kali
3 Post conference 1x1 minggu 1x3 minggu = 3 kali
4 Tutorial kasus ½x1 minggu ½x3 minggu = 2 kali
5 BST 2x1 minggu 2x3 minggu = 6 kali
6 Melaksanakan Ronde 1x1 stase 1x1 stase = 1 kali
7 Respon Kasus 3x1 minggu 3x1 minggu = 3 kali

KOMPONEN EVALUASI

No Jenis Evaluasi Bobot (%)


1. Laporan Pendahuluan dan Laporan 20
2. Pre dan post konference 10
3. Respon Kasus 10
4. Ronde keperawatan 10
5. MTE 10
6. BST 10
7. Target Keterampilan 10
8. Sikap 20
TOTAL 100

7
DAFTAR PUSTAKA

Hammond Belinda B., Zimmermann Polly G, (2013), Sheehy’s Manual of


Emergency Care,Elseveir

Mahadevan S.V., Garmel Gus M., (2012), An Introduction to Clinical


Emergency Medicine, Cambridge

Curtis Kate, Ramsden Clair, (2011), Emergency and Trauma care


for Nurses and Paramedics, Elsevier

Crouch R, Charters A, and Dawood M, (2012), OxfordHandbook of


Emergency Nursing, Oxford University Press

Zimmerman, Sole (2001), Study Guide for Introduction to Critical


Care Nursing, W.B Sanunders Company

Sole M.L., Klein D.G., and Moseley. M.J. (2009). Introduction to


Critical Care Nursing, Saunders Elsevier.

Colquhoun (2006) ABC Of Resuscitation Fifth Edition. BMJ Group,


London

European Resusitation Council (2005). Guidlines For


Resusitation., www.elsevier. com/locate/ Resusitation

Hudak, Gallo. (2010). Critical Care Nursing. Edisi 6 Philadelphia. JB.


Lippincot Company

Judy Selfridge. (1997). Emergency Nursing : An Essential Guide for


Patient Care. Philadelphia: W.B. Saunders Company

Kenner, C.V., and Guzzetti., C. (2009). Critical Care Nursing : Body,


Mind,and Spirit, 2nd edition, little Brown & Co, Canada.

Luckman & Sorenson (2002). Medical Surgical Nursing,


Philadelphia: W.B.Sauders Company

Tim PUSBANKES 118 - BAKER PGDM (2009). Materi Pelatihan PPGD


(BTCLS). PERSI cabang DIY. Yogyakarta
LAMPIRAN
RESUSITASI JANTUNG PARU (Bantuan Hidup Dasar)
RJP 1 Penolong (AHA 2010)
No ELEMEN KRITERIA PENCAPAIAN KOMPETENSI
1 Melakukan Identifikasi Kebutuhan
pengkajian (Pengkajian kebutuhan pasien untuk dilakukan tindakan)
kebutuhan 1.1. Adanya klien yang mengalami cardiac arrest
pelaksanaan RJP (1
penolong )
2 Melaksanakan 2.1 Alat alat disiapkan sesuai kebutuhan
persiapan alat yang a. Ambubag lengkap dengan oksigen
akan digunakan b. Bengkok
untuk RJP (1 c. Tissue dan alkohol
penolong) 2.2 Alat-alat ditempatkan pada tempat yang bersih dan ditata rapi
3 Melaksanakan Persiapan Pasien:
persiapan pasien 3.1. Posisi klien diatur supinasi*
Yang akan 3.2. Pasien ditempatkan pada area yang keras dan rata*
dilakukan RJP
4 Melaksanakan Pelaksanaan :
tindakan RJP 5.1. Yakinkan kemananan bagi penolong, pasien dan lingkungan*
5.2. Klien dipanggil dan digoyangkan bahunya dengan keras
untuk memastikan klien tidak sadar*
5.3. Minta tolong ke orang lain atau aktifkan EMS 119 / 118
dilakukan dengan tepat*
5.4. Nadi karotis diraba dengan 3 jari tangan kanan, maksimal 5-
10 detik*
5.5. Titik kompresi ditentukan dengan meletakan 2 jari di atas
prosesus xipoideus atau pertengahan tulang mid sternum
sejajar garis antar puting*
5.6. Tumit tangan kanan atau kiri diletakkan pada titik kompresi*
5.7. Lengan diposisikan tegak lurus dengan klien, tumpukan
beban pada bahu*
5.8. Bahu diturunkan sesuai arah gravitasi*
5.9. Kompresi 30 kali diberikan, dengan irama teratur 80 – 100
kali/menit*
5.10. Ventilasi buatan diberikan sebanyak 2 kali bila klien tidak
bernafas melalui mulut atau hidung (lihat gerakan dada)*
5.11. Nadi karotis diraba (seperti no. 4.4) setelah 5 kali siklus*
5.12. Jalan nafas dibuka dengan teknik heat tilt-chin lift- jaw
thrust*
5.13. Mulut klien dilihat dan dibersihkan dengan teknik finger swap
bila ada kotoran atau sekret.
5.14. Pernafasan klien diperiksa dengan mendekatkan pipi ke
depan hidung klien, mempertahankan jalan nafas tetap
terbuka*
5.15. Gerakan dada dilihat, suara nafas didengarkan, dan
merasakan hembusan nafas klien dalam waktu maksimal 5
detik*
5.16. Jalan nafas dipertahankan tetap terbuka bila nafas spontan,
nadi karotis teraba*
5.17. Pernafasan tambahan diberikan 10 – 12 kali/menit dengan
tepat*
Posisi recovery atau miring mantap dilakukan dengan tepat*
5 Melakukan evaluasi Evaluasi :
dan tindak lanjut 5.1. Denyut jantung kembali spontan
5.2. Pernafasan kembali spontan
5.3. Hipoksia cerebal tercegah
6 Melakukan Dokumentasi :
pencatatan dalam 5.1. Tindakan dan respons pasien saat dan setelah dicatat dengan
dokumentasi jelas dan ringkas sesuai prinsip dokumentasi
keperawatan 5.2. Waktu, paraf dan nama jelas dicantumkan pada catatan
pasien
PEMBALUTAN

NILAI
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
I. Pra Interaksi
1. Cek dokumentasi/data klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
II. Tahap Orientasi
1. Berikan salam danpanggil klien dengan nama
kesukaannya
2. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan
III. Tahap Kerja
1. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Memulai tindakan dengan cara yang baik
4. Memeriksa bagian tubuh yang akan
dibalut/cedera (inspeksi, palpasi, gerakan)
5. Melakukan tindakan pra-pembalutan
(membersihkan luka, mencukur, memberi
desinfektan, kasa steril)
6. Memilih jenis pembalutan yang tepat
7. Cara pembalutan dilakukan dengan benar (posisi
dan arah balutan)
IV. Terminasi
1. Evalusi hasil yang dicapai (subyektif dan
obyektif), hasil pembalutan :mudah dilepas,
menganggu peredaran darah, mengganggu
gerakan lain)
2. Berikan reinforcement positif pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya (waktu,
kegiatan, tempat)
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
5. Cuci tangan
V. Dokumentasi
Jumlah
PEMBIDAIAN

NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
I. Pra Interaksi
1. Cek dokumentasi/data klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
II. Tahap Orientasi
1. Berikan salam danpanggil klien dengan nama
kesukaannya
2. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan
III. Tahap Kerja
1. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya b.
Menanyakan keluhan utama klien
2. Memulai tindakan dengan cara yang baik
3. Memeriksa bagian tubuh yang akan dibidai/cedera.
4. Memilih dan mempersiapkan bidai yang sudah
dibalut dengan pembalut
5. Melakukan pembidaian melewati dua sendi
6. Hasil pembidaian :
- harus cukup jumlahnya, dimulai dengan dari
sebelah atas dan bagian bawah tempat yang
patah
- tidak kendor dan tidak keras
IV. Terminasi
1. Evalusi hasil yang dicapai (subyektif dan obyektif)
2. Berikan reinforcement positif pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya (waktu, kegiatan,
tempat)
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
5. Cuci tangan
V. Dokumentasi
Jumlah
PEMASANGAN OROFARINGEAL TUBE

Nilai
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Persiapan
1. Cek catatan keperawatan
2. Cuci tangan Persiapan alat
Orientasi
3. Memanggil nama klien
4. Menjelaskan prosedur, tujuan dan lama tindakan
Pelaksanaan
5. Cuci tangan
6. Pakai sarung tangan
7. Posisikan pasien supine
8. Angkat mandibula dan buka mulut dengan cra
cross finger
9. Masukan Orofaringeal tube menghadap ke atas
sampai dinding belakang faring dan putar 180
derajat kemudian dorong ke bawah.
10. Lakukan fiksasi dengan plester jika pasien
berusaha mengeluarkan orofaringeal tube
11. Cuci tangan
Dokumentasi
12. Dokumentasikan tindakan dan hasil/respon

PEMASANGAN NASOFARINGEAL TUBE

Nilai
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Persiapan
1. Cek catatan keperawatan
2. Cuci tangan
3. Persiapan alat
Orientasi
4. Memanggil nama klien
5. Menjelaskan prosedur, tujuan dan lama tindakan
Pelaksanaan
6. Cuci tangan
7. Posisikan pasien supine
8. Oleskan jelly pada ujung Nasofaringeal tube
9. Masukan nasofaringeal tube ke lobang hidung
samapi ke dasar faring dengan lengkung
menghadap ke bawah sambil sedikit
mengangkat kepala.
10. Lakukan fiksasi dengan dengan tali
11. Cuci tangan
Dokumentasi
12. Dokumentasikan tindakan dan hasil/respon
pasien.
PEMASANGAN ENDOTRAKEAL TUBE

Nilai
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Persiapan
1. Cek catatan keperawatan
2. Cuci tangan Persiapan alat
Orientasi
3. Memanggil nama klien
4. Menjelaskan prosedur, tujuan dan
lama tindakan
Pelaksanaan
5. Cuci tangan
6. Pakai sarung tangan
7. Cek balon ETT bocor atau tidak
8. Olesi ujung ETT dengan jelly
9. Pasang bantal pada oksiput
10. Hiperekstensikan kepalasehingga mulut, laring
trakea dalam satu garis lurus
11. Cek ada gigi palsu atau tidak
12. Pasang naso faringeal tube
13. Lakukan baging dengan ambubag oksigen 100
% ( hiperventilasi ) Pegang laringoskop
dengan tangan kiri
14. Tangan kanan melakukan croos finger
15. Masukkan laringoskop dengan menyusuri
daerang kanan, angkat 30 – 40 derajat,
tangan kanan menekan trakea agar turun ke
bawah.
16. Bila pita suara tampat masukkan ETT 1 – 2 cm
setelah balon melewati pita suara ( dewasa 19
– 20 cm )
17. Kaji letak ETT selama baging dengan cara
18. Auskultasi epigastric, apek dan dasar ke dua
pulmo
19. Inspeksi kesimetrisan pengembangan dada
20. Kembangkan balon samapi tidak ada suara
kebocoran ( tekanan balon 25
– 35 cmH2O ) Lakukan fiksasi
21. Lakukan foto thoraks untuk mengetahui letak
ETT
22. Cuci tangan
Dokumentasi
23. Dokumentasikan tindakan dan hasil/respon
pasien.
PERAWATAN TRAKHEOSTOMY

Nilai
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
Tahap pra interaksi
1. Membaca catatan keperawatan dan medis
2. Menciptakan lingkungan yang aman bagi klien, yakinkan
privacy klien terjamin
3. Mencuci tangan
4. Siapkan alat : instrumen yang berisi pinset anatomis dan
chirurgis, 1 kon streil berisi pinset anatomisdan cirurgis, 1
kon steril berisi perhydrol 1-2 %
5. (H2O2). 1 kom steril berisi NaCl 0,9 % kassa steril,
sarung tangan steril. Di luar bak instrumen.
6. Salf kemicitine 1-2 %, perlak, korentang steril, bengkok,
pinest on steril
7. pada tempatnya.
8. Suction pump lengkap dengan kanule suction.
TAHAP ORIENTASI
9. Memberikan salam, panggil klien dengan namanya.
Tanyakan keluhan klien
10. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan.
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
TAHAP KERJA
12. Berikan posisi yang nyaman
13. Pasang pengalas di dada, bawah area post tracheostomy
14. Kenakan sarung tangan
15. Lakukan suction dengan tehnik steril
16. Angkat kassa yang lama, bila menggunakan trachea tube
(TT) yang ada innernya, innernya diangkat dan
dibersihkan dengan cairan desinfektan
17. dan dibilas dengan air bersih dan H2O2, setelah
bersih dan kering masukkan ke tempat semula secara
hati-hati.
18. Bersihkan stoma dengan kassa yang dibasahi H2O2
dilanjutkan kassa
19. NaCl dan keringkan sekitar stoma dengan kassa kering
20. Beri salf antibiotika pada sekeliling kanule (TT)
21. Tutup dengan kassa steril di antara stoma dengan sayap
kanule
22. Ganti pita kanule, pegang kanule pada waktu mengganti
pita kanule. Letakkan simpul pita di belakang / di samping
leher
23. Apabila tracheostomy belum ada 24 jam, balon (cuffed
tube) dikosongkan
24. beberapa menit dan isi kembali dengan udara scukupnya
dan ukur takanannya. Bila tracheostomy lebih 24 jam dan
tidak ada perdarahan cuffed tube bisa dikosongkan.
25. Pasang kassa yang dibasahi NaCl pada lubang kanule
26. Buka sarung tangan
27. Bantu klien pada posisi yang nyaman Rapikan alat-alat
pada tempatnya Cuci tangan
TAHAP TERMINASI
28. Evaluasi perasaan klien
29. Simpulan hasil kegiatan
30. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
31. Akhiri kegiatan
32. Cuci tangan dan Dokumentasi
CEKLIST KETRAMPILAN SUCTIONING
Nilai
ASPEK YANG DINILAI
0 1 0
Persiapan
1. Cek catatan keperawatan
2. Cuci tangan
3. Persiapan alat
Orientasi
4. Memanggil nama klien
5. Menjelaskan prosedur, tujuan dan lama
tindakan
Pelaksanaan
6. Observasi saturasi, nadi, respirasi, tekanan
darah dan irama EKG
7. Pasang handuk di dada pasien
8. Berikan oksigenasi dengan konsentrasi 100 %
melalui air viva atau ventilator Atur tekanan
negatif
9. Buka kateter suction
10. Gunakan sarung tangan
11. Sambungkan kateter suction pada slang suction
12. Lakukan ventilasi dengan air viva 3 kali dengan
aliran oksigen 12 – 15 lt / mnt
13. Dengan menggunakan pincet masukkan kateter
dengan posisi terbuka ke ETT atau TT, jika ada
reflek trakea angkat 1-2 cm kemudian tutup
kateter dan angkat kateter dengan gerakan
memutar (lama tindakan 5 – 15 detik ) Berikan
kembali oksigenasi dengan air visa Perasat
boleh diulangi sampai jalan nafas bersih
14. Monitor kembali saturasi, nadi, respirasi,
tekanan darah dan irama EKG
15. Jika akan melakukan suction hidung atau
mulut, lakukan suctioning pada ETT / TT dahulu
sampai selesai baru kemudian pada hidung dan
mulut.
16. Bilas slang kateter dengan air pada ember,
matikan tekanan negatif, lepaskan kateter
suction dari slang dan buang pada ember.
17. Rapikan pasien dan peralatan
18. Cuci tangan
Dokumentasi
19. Dokumentasikan tindakan, jumlah warna dan
bau sputum.
Perawatan ETT

Nilai
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Tahap persiapan
1. Cek catatan keperawatan
2. Mencuci tangan
3. Persiapkan peralatan yang diperlukan
Interaksi
4. Berikan salam dan panggil klien
5. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
6. Jelaskan waktu yang diperlukan untuk melakukan
tindakan
Tahap kerja
7. Memulai tindakan dengan baik
8. Gunakan masker
9. Pakai sarung tangan
10. Lakukan suction ETT, nasopharing, dan
oropharing
11. Bersihkan mulut dan lidah secara adekuat
12. Siapkan plester 8-15 cm, 2 helai.
Lepaskan plester pemfiksasi ETT
13. Bersihkan kulit di sekitar ETT dengan kasa yang
14. dibasahi cairan NaCl. Keringkan dengan kasa
kering. Pertahankan memfiksasi ETT dengan
15. tangan.
16. Pasang kembali plester pada ETT
17. Cek posisi dengan melakukan auskultasi suara
paru
18. Bereskan peralatan
Tahap evaluasi
19. Evaluasi produk secret (jumlah, warna,
kekentalan) pada ETT, oral dan nasal
Dokumentasi
20. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan,
hasil tindakan
PENCAPAIAN KOMPETENSI EMERGENCY NURSING

DAFTAR PENCAPAIAN
Paraf
KOMPETENSI Tgl Tgl Tgl
Pengkajian primer

Pengkajian sekunder
BHD/RJP

Memasang ET

Memasang NT*

Memasang OT*

EKG dan Interpretasi

Defibrilasi*

Manajemen Airway & Breathing

Suctioning

Balut dan Bidai

Triase

Stabilisasi & Transportasi

Perawatan ET & Bronchial Washing

Perawatan CVP

Perawatan ventilator

Perawatan Trakheostomi

Monitoring Hemodinamik
Nama Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

No. RM : :….................... Tgl Masuk : :….................... Jam Pengkajian :…....................


Inisial Nama : :….................... Tgl Pengkajian : :…....................
Umur : :….................... Dx Medis : :…....................
I. SURVEY PRIMER
A. AIRWAY
Bebas Obstruksi Parsial Total, karena Darah Lendir Otot Lidah
Suara Nafas abnormal karena obstruksi Snoring Gurgling Crowing Stridor
Kondisi Trauma (Servical-spinal control) Bebas Jejas Fraktur

B. BREATHING
RR :……...../menit Takhipneu Suara Abnormal Wheezing Ronkhi Krekels
Eupneu Cheyne Stroke Friction Rub Pleural
Bradipne Apneu Bagging Reantraksi Fail Chest

C. CIRCULATION
TD.............mmHg Perdarahan Terlihat Tdk Terlihat

Nadi.............x/menit Abnormal Warna Kulit Pucat Sianosis


Suhu...............oC
Syok : …........

Henti Jantung Bradycardi Tackhycardi

Capilary Refill < 3 detik > 3 detik

Produksi Urine Normal Abnormal,..........cc/hari

D. DISABILITY
CM Lain :….............

Pupil Isokor Miosis Medriasis Pinpoint

Lateralisasi motorik

II. SURVEY SEKUNDER


1 Keluhan Utama :…............................................ ...................................... ......................
2 Riwayat Penyakit Sekarang :…............................................ ...................................... ......................
3 Riwayat Penyakit Dahulu :…............................................ ...................................... ......................
4 Pemeriksaan Fisik :…............................................ ...................................... ......................
5 Pemeriksaan Penunjang :…............................................ ...................................... ......................

Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS :….................... …............................... …...............................
…..................... …............................... …...............................
DO :…....................
….....................

Diagnosa Keperawatan NOC NIC Implementasi Evaluasi


1 :….................... …..................... …..................... …..................... S :…....................
2 :….................... …..................... …..................... …..................... O :…....................
3 :….................... …..................... …..................... …..................... A :…....................
P :…....................
FORMAT EVALUASI
STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama : Tanggal Praktek : S/D


Nim / Tingkat / klp : Lokasi Praktek : RSU…..............................
Tahun Akademik : Ruang Praktek :

Judul Kasus :

NILAI PEROLEHAN
NO KRITERIA PENILAIAN KETERANGAN
MAKSIMUM NILAI
1 SIKAP
a. Kehadiran (nilai kehadiran perhari = 5) 3
b. Aktivitas / kreatifitas 4
c. Kejujuran 3
d. Perhatian dan sikap terhadap pasien 3
e. Kerja sama dengan teman / pegawai / pasien 2
f. Penampilan, keterampilan , kelengkapan uniform dinas 2
g. Disiplin menyelesaikan tugas 3
Jumlah nilai x 25 % 20
2 KETERAMPILAN
a. Kemampuan menyiapkan alat 3
b. kemampuan menyiapkan pasien 3
c. kemampuan melakukan tindakan secara sistematis 4
Jumlah nilai x 50 % 10
3 PENGETAHUAN
a. Laporan Pendahuluan & Laporan Askep 20
b. Aktif mengikuti pre dan post konferensce 10
c. Aktif mengikuti Ronde, MTE & BST 30
c. Respon Kasus 10
Jumlah niai X 25 % 70

NILAI AKHIR = NILAI SIKAP + NILAI KETERAMPILAN + NILAI PENGETAHUAN

NILAI AKHIR = + + =

KETERANGAN NILAI 2021


A = 79 - 100 CI Ruangan :
B = 68 - 78
C = 56 - 67
D = 46 - 55
E = < 45
Nip.

Anda mungkin juga menyukai