Anda di halaman 1dari 9

A.

USULAN JUDUL
Peran Keluarga dalam Kepatuhan Diet Lansia Penderita Hiperkelosterolemia di
Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan.

B. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Hiperkolesterol merupakan salah satu penyakit umum yang diderita
oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Penyakit ini memiliki dampak yang
besar jika tidak ditagani secara intensif dan bisa berujung pada kematian.
Peyebabnya diduga akibat perubahan gaya hidup, pola makan, faktor
lingkungan, kurangnya aktivitas fisik dan faktor stress. Pemilihan gaya hidup
dipengaruhi oleh perkembangan zaman, seperti munculnya produk-produk
makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol disebut seperti (makanan
junk food dan fast food), pekerjaan yang aktivitas fisik rendah dan kurangnya
kesadaran terhadap kesehatan seperti terlalu banyak mengkonsumsi makanan
yang mengandung lemak serta kurangya asupan serat yang dapat memicu
terjadinya penyakit degeneratif (penurunan fungsi jaringan dan organ)
(Herawati, 2020).
Hiperkolestrolemia termasuk suatu masalah kesehatan yang menjadi
perhatian dunia karena prevelensi kejadiannya sangat tinggi. Berdasarkan
Global Health Observatory Data tahun 2019, prevalensi hiperkolesterolemia
secara global meningkat sesuai dengan pendapatan negara. Wilayah dengan
prevalensi hiperkolesterolemia tertinggi di dunia adalah Eropa (54%) dan
Amerika (48%). Sedangkan prevalensi terendah adalah wilayah Asia Tenggara
(30%) dan Afrika (23%). Prevalensi hiperkolesterolemia berdasarkan jenis
kelamin secara global menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak
mengalami hiperkolesterolemia yaitu sebesar 40% dibandingkan dengan laki-
laki yaitu sebesar 37%.

1
Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia berdasarkan proporsi
penduduk usia ≥15 tahun yaitu sebesar 35,9 %, pada kelompok usia ≥ 25 tahun
sebanyak 36% dan terus meningkat sesuai dengan pertambahan usia hingga
15,5% pada kelompok usia 55-64 tahun. Menurut persentase pengunjung
dengan kolesterol tinggi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di
Indonesia paling tinggi di provinsi Papua Barat yaitu 70%, Kepulaan Bangka
Belitung 57,7%, dan Kepulauan Riau 57,1%. Sedangkan persentase terendah
berada di provinsi Bengkulu (11,1 %) dan Bali (8,8%) (Kementerian Kesehatan
RI, 2017).
Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi dengan kejadian
hiperkolesterolemia di atas rata-rata nasional pada tahun 2016, dengan
prevalensi kejadian sebesar 47,9% melebihi prevalensi rata-rata nasional yaitu
42,2% (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Aceh
tahun 2019 menunjukkan bahwa prevalensi hiperkolesterolemia tertinggi yaitu
Pidie (25,2%), Nagan Raya (18,7%) dan Aceh Timur (17,7%). Sedangkan
prevalensi terendah yaitu Aceh Besar (5,47) dan Gayo Lues (5,07%).
Kabupaten Bireuen menduduki peringkat keempat dengan jumlah penderita
hiperkolesterolemia tertinggi yaitu 15,79%.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
hiperkolestrolemia dengan cara menurunkan faktor resiko. Faktor resiko yang
dapat diubah untuk mencegahnya berupa asupan gizi dan diet. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengonsumsi bahan makanan alami yang dapat
membantu menurunkan kadar kolestrol dalam darah seperti mengonsumsi serat
pangan. Karena banyak manfaat yang bisa didapatkan dari mengonsumsi serat
pangan untuk kesehatan, seperti menurunkan kadar kolesterol dalam darah,
melancarkan pencernaan, mengurangi resiko penyakit kanker kolon serta
mengontrol kegemukan (Sinulingga, 2020).
Hiperkolestrolemia dapat diatasi dengan terapi diet mengatur pola
makan. Dengan menjaga pola makan maka seseorang yang obesitas juga bisa
menurunkan berat badanya. Untuk menciptakan keberhasilan dalam melakukan

2
terapi diet perlu adanya peran keluarga sebagai pendukung keberhasilan
tersebut. Peran keluarga bukan hanya sekedar memberikan bantuan, akan tetapi
bagaimana mempersepsikan makna bantuan tersebut. Dukungan keluarga
berfungsi optimal untuk menigkatkan adaptasi terhadap kesehatan pasien,
karena dukungan keluarga merupakan suatu hubungan yang signifikan dengan
kepatuhan diet. Hal ini dikarenakan apabila dukungan keluarga baik maka
kepatuhan diet akan berjalan dengan baik begitu juga sebaliknya, jika
dukungan buruk kepatuhan diet berjalan dengan buruk (Bangun & Jatnika,
2020).
Pengaruh peran keluarga terhadap kesehatan tersebut didukung oleh
pendapat Friedman (2013) yang menjelaskan bahwa sehat dan sakit
dipengaruhi oleh budaya, keluarga, sosial ekonomi dan lingkungan. Pengaruh
keluarga terhadap sehat dan sakit berkaitan dengan peran dan fungsi keluarga.
Keluarga memainkan peran yang sangat signifikan terhadap kehidupan
keluarga yang lain terutama status sehat dan sakit.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam peran keluarga khususnya dalam
pelaksanaan praktik diet adalah bagaimana kualitas diet keluarga, jenis
makanan yang dikonsumsi, kemampuan keluarga menyiapkan dan menyajikan
makanan, bagaimana makanan diolah, informasi apa yang diperoleh berkenaan
dengan pengaturan diet (Friedman, 2013).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sabrila (2020)
mengenai peran keluarga dalam kepatuhan diet pasien hiperkolesterolemia
menunjukkan peran keluarga yang ditunjukkan pada pasien hiperkolesterol
sebesar 63% dalam kategori baik, dimana kepatuhan diet pasien hiperkolesterol
dalam kategori cukup baik sebesar 54% atau 44 orang dan sebagian kecil
memiliki tingkat kepatuhan rendah sebesar 17% atau 14 orang. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa keluarga memiliki peran yang cukup besar dalam
kepatuhan diet pasien hiperkolesterolemia.
Dari hasil studi kasus yang penulis lakukan pada lansia penderita
hiperkolestrolemia sejak 1 tahun lalu dengan komplikasi diabetes di wilayah
kerja Puskesmas Peusangan. Lansia menderita hiperkolestrolemia karena pada

3
waktu dilakukan pemeriksaan oleh cucunya dengan menggunakan alat cek gds
di dapatkan hasil 290 mg/dl yang berarti melebihi batas normal kadar lemak
dalam darah atau kolesterol. Hal ini disebabkan karena lansia tidak mengontrol
pola makan dan tidak menerapkan terapi diet yang sesuai dengan anjuran
tenaga kesehatan.
Ketika kadar kolesterol naik melebihi batas normal lansia baru bisa
menerapkan terapi diet yang di bantu oleh keluarga. Hal ini di karenakan lansia
merasa usianya sudah tua sehingga membutuhkan peran keluarga untuk
menjaga pola makannya maupun mengontrol makanan yang akan di makan
setiap harinya, dengan adanya dukungan keluarga klien dapat mengontrol dan
mencegah terjadinya komplikasi penyakit yang lain. Keluarga tidak memberi
batasan ataupun larangan untuk diet kecuali makanan yang mengandung
lemak. Hal ini dikarenakan keluarga memberi dukungan dengan cara
menyediakan makanan yang setiap harinya di makan secara bersama sama oleh
keluarganya.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk meneliti
“Peran Keluarga dalam Kepatuhan Diet Lansia Penderita Hiperkelosterolemia
di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan”.

2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana gambaran peran keluarga dalam
kepatuhan diet lansia penderita hiperkelosterolemia di Wilayah Kerja
Puskesmas Peusangan?”

3. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui peran keluarga dalam kepatuhan diet lansia
penderita hiperkelosterolemia di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan.

4
4. MANFAAT PENELITIAN
1) Bagi peneliti : sebagai pengalaman berharga dalam rangka menambah
wawasan pengetahuan serta mengembangkan diri khususnya dalam
bidang penelitian.
2) Bagi responden : memberikan pengetahuan dan informasi tentang
pentingnya mamatuhi aturan diet hiperkolestrolemia yang sudah
ditetapkan dengan baik.
3) Bagi institusi tempat penelitian : hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi dan tambahan pengetahuan bagi perawat yang
bekerja di Puskesmas dalam memberikan edukasi tentang pentingnya
peran keluarga dalam kepatuhan diet pasien hiperkolestrolemia dengan
usia lansia.
4) Bagi penelitian selanjutnya : hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai tambahan informasi atau sumber data bagi peneliti
lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kepatuhan lansia dalam menjalankan diet
hiperkolesterolemia.

5. TINJAUAN PUSTAKA
Konsep dan teori terkait yang akan penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Konsep tentang peran keluarga berdasarkan teori Friedman (2013) dalam
bukunya yang berjudul “Buku Ajar Keperawatan Keluarga Teori Dan
Praktik”.
2. Konsep tentang kepatuhan berdasarkan teori Kozier (2010) yang berjudul
“Buku Ajar Fundamental Keperawatan”.
3. Konsep tentang lansia berdasarkan teori Kusumo (2020) dalam bukunya
yang berjudul “Buku Lansia”.
4. Konsep tentang hiperkolesterolemia dan diet hiperkolesterolemia
berdasarkan teori Guyton (2012) dalam bukunya yang berjudul “Buku
Ajar Fisiogi Kedokteran “

5
5. Jurnal penelitian Winda Sabrila (2020) tentang peran keluarga dalam
kepatuhan diet pasien hiperkolesterolemia (Volume 14, No.1).
6. Jurnal penelitian Fadila Yulaida (2018) tentang hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien hiperkolesterol di
Puskesmas Kedung Kandang Malang.

6. KERANGKA KONSEP
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian yaitu peran
keluarga dalam kepatuhan diet lansia penderita hiperkelosterolemia, yang
dikembangkan oleh Kozier (2010) dan Friedman (2013) dengan hasil ukur
baik dan kurang baik. Kerangka konsep penelitian ini dapat dijelaskan
dalam bentuk skema di bawah ini :

Variabel Penelitian Hasil Ukur

Peran keluarga - Baik


dalam kepatuhan - Cukup Baik
diet lansia penderita
- Kurang Baik
hiperkelosterolemia

7. PERTANYAAN PENELITIAN
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran keluarga
dalam kepatuhan diet lansia penderita hiperkelosterolemia di Wilayah Kerja
Puskesmas Peusangan?.

8. PENGUKURAN
Untuk mengukur variabel peran keluarga dalam kepatuhan diet lansia
penderita hiperkelosterolemia akan dilakukan melalui wawancara dengan
menggunakan alat ukur berupa kuesioner sebagai pedoman. Skala pengukuran
yang digunakan adalah skala ordinal dengan kategori baik, cukup baik dan
kurang baik.

6
9. METODE PENELITIAN
Dalam Penelitian ini, penulis akan menggunakan desain penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau
memaparkan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di dalam masyarakat
(Nursalam, 2015).

10. POPULASI DAN SAMPEL


1) POPULASI
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki lansia
penderita hiperkoleseterolemia di wilayah kerja Puskesmas Peusangan.
2) SAMPEL
Penentuan besar sampel pada penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan rumus slovin. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel
didasarkan atas pertimbangan dan kriteria tertentu yang dikehendaki oleh
peneliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Keluarga yang memiliki lansia penderita hiperkolesteromia.
b. Anggota keluarga yang berusia >18tahun (Dewasa)
c. Anggota keluarga sedang berada di tempat dan sedang tidak melakukan
perjalanan.
d. Bersedia menjadi responden.

11. INSTRUMEN
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
berupa kuesioner yang terdiri dari 2 bagian, yaitu:
1) Bagian A, merupakan data demografi yang berisi identitas responden
yang terdiri dari 5 item pertanyaan, meliputi: umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan dan hubungan dengan lansia.
2) Bagian B, kuesioner untuk mengukur variabel peran keluarga dalam
kepatuhan diet lansia penderita hiperkelosterolemia yang terdiri dari
pernyataan dengan 5 pilihan jawaban yaitu “Sangat sering”, “Sering”,

7
“Tidak Pernah”, “Jarang” dan “Sangat Jarang”. Bila responden
menjawab “Sangat sering” diberi skor 5 “Sering” diberi skor 4, “Tidak
Pernah” diberi skor 3, “Jarang” diberi skor 2 dan “Sangat Jarang” diberi
skor 1.

12. ANALISA DATA


Analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa data univariat untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Analisa ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Dengan rumus
persentase menurut Masturoh dan Anggita (2018) sebagai berikut :

fi
P= x 100%
n

Keterangan : 
P : Persentase 
fi : Frekuensi  yang diamati 
n : Jumlah sampel atau keseluruhan responden 

13. DAFTAR PUSTAKA


Bangun, A., & Jatni, G. (2020). Hubungan antara Dukungan Keluarga
dengan Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah : 3 (1), 66-76.
Friedman. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, &
Praktik. Jakarta : ECG.
Global Health Observatory Data. (2019). Raised Cholesterol: Situation
and Trends. World Health Organization.

8
Guyton, A. C dan J. E. Hall. (2012). Buku Ajar Fisiogi Kedokteran.
Jakarta: EGC.
Herawati. (2020). Memahami Berbagai Macam Penyakit. Bandung :
Penerbit Alfabeta, cv
Kemenkes RI. (2017). Profil penyakit tidak menular tahun 2016. Jakarta :
Kemenkes RI 2017.
Kozier, et al. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan. Praktik Edisi 7. Jakarta: EGC. 
Masturoh, I., dan Anggita, N. (2018). Metodologi penelitian kesehatan.
Jakarta Kementerian Kesehatan RI.
Nursalam. (2015). Metodologi penelitian ilmu keperawatan: pendekatan
praktis edisi 4. Jakarta: Salemba Medika
Riset Kesehatan Dasar. (2019). Laporan provinsi Aceh Riskesdas 2018.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Sabrila. (2020). Peran keluarga dalam kepatuhan diet pasien
hiperkolesterolemia. Jurnal keperawatan : 14 (1).
Sinulingga (2020). National Institutes of Health, Detection, Evolution, dan
Treatment to High Blood Cholesterol in Adults III.

Anda mungkin juga menyukai