KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya
sehingga buku Panduan Praktik Ners Stase Keperawatan Gadar & Kritis Program Studi Ilmu
Keperawatan dan Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan selesai disusun
dengan baik.
Buku ini berisikan panduan proses pembelajaran praktik klinik mahasiswa Ners yang dapat
digunakan sebagai acuan kepada semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan praktik klinik
mahasiswa Ners Stase Keperawatan Gadar & Kritis Program Studi Ilmu Keperawatan dan
Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin. Buku panduan ini
berisikan tujuan, kompetensi, materi, metode bimbingan, tat tertib, prosedur pelaksanaan praktik,
mekanisme evaluasi dan jadwal praktik klinik. Buku panduan ini disusun mengikuti Kurikulum
Pendidikan Ners yang mengacu Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Banjarmasin.
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan buku ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan isi buku panduan ini dan agar mutu penyelenggaraan proses pembelajaran
praktik klinik mahasiswa Ners Program Studi Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin meningkat. Akhir kata, kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam penyusunan buku panduan ini.
Semoga buku panduan ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepeda kita semua.
Praktik profesi keperawan Gawat Darurat & Kritis merupakan program yang
mengahantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan, memberikan pendidikan
kesehatan, menjalakan fungsi advokasi pada klien serta menggunakan salah satu referensi
dari hasil penelitian yang berkaitan keperawatan gadar dan kritis.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Program
Setelah mengikuti program ini mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan melakukan
asuhan keperawatan kegawatdaruratan dan keterampilan klinik dalam menangani klien
dalam kondisi kegawatdaruratan sesuai dengan standard profesi dan prinsip etik profesi
keperawatan diintegrasikan dengan sikap caring dan seorang paulinian sehingga
kemampuan ini dapat diterapkan pada mata ajar profesi selanjutnya.
2.1 Deskripsi Mata Kuliah Tahap Profesi Stase Kep. Gadar & Profesi
Praktik profesi keperawan Gawat Darurat & Kritis merupakan program yang
mengahantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan, memberikan pendidikan
kesehatan, menjalakan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta
menggunakan salah satu referensi dari hasil penelitian yang berkaitan keperawatan gadar dan
kritis.
Praktik profesi keperawatan gawat darurat dan kritis mencakup konsep dan prinsip asuhan
keperawatan gawat darurat dan kritis melalui penerapan ilmu dan tehnologi keperawatan
dalam konteks keluarga pada klien dengan berbagai tingkat usia yang mengalami masalah
aktual atau resiko dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya akibat gangguan salah satu sistem
ataupun beberapa sistem tubuhnya dalam keadaan gawatdarurat sehingga dapat mengancam
kehidupan.
BAB 4
4.2 Supervisi
1. Setiap mahasiswa akan mengikuti supervise/OSLER praktik klinik stase keperawatan
gadar & kritis di ruang rawat inap sesuai tempatnya praktek pada minggu 3 - 4 praktik.
2. Materi/klien yang akan menjadi bahan supervisi ditentukan oleh pembimbing klinik dan
diundi pada hari H, dan mahasiswa melakukan perawatan berdasarkan kasus kelolaan
dalam proses keperawatan dengan orientasi kebutuhan dasar manusia meliputi
Pengkajian, Perencanaan (Tujuan/Kriteria hasil, Intervensi, Rasional), Implementasi,
Evaluasi (pada akhir intervensi dan akhir dinas)
3. Mahasiswa diwajibkan mempersiapkan sendiri alat-alat yang dibutuhkan pada saat Ujian
dengan meminjam pada petugas laboraturium institusi sesuai prosedur administratif
yangada atau menggunakan alat yang sudah ada di lahan praktik.
4. Mahasiswa bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan alat yang dipinjamnya
dengan mengganti alat tersebut dalam jenis dan jumlah yang sama
2. Pembimbing Akademik
a) Melakukan bimbingan Askep
b) Menguji praktik dan meresponsi mahasiswa
c) Menerima pemberitahuan dari mahasiswa yang tidak masuk (ijin/sakit)
d) Memberikan teguran dan sangsi pada mahasiswa yang melakukan pelanggaran tata
tertib praktik
e) Membimbing mahasiswa dalam menerapkan proses keperawatan
f) Menguji dan menilai presentasi kasus mahasiswa dan semua penugasan yang
diberikan kepada mahasiswa
g) Mengoreksi dan menilai laporan pendahuluan dan NCP mahasiswa
h) Menguji praktik mahasiswa dalam hal keterampilan pada saat ujian praktik
dilaksanakan bersama pembimbing klinik
i) Berkoordinasi dengan pembimbing klinikmencakup seluruh kegiatan praktik
mahasiswa dan melakukan evaluasi bersama
4.6 Evaluasi`
1. Metode Evaluasi
a) Log book
Log book merupakan buku yang berisi catatan tentang seluruh aktivitas yang
dilakukan mahasiswa peserta program pendidikan profesi Ners selama bekerja dalam
1 (satu) shift di lahan praktik. Format Log book terdiri dari beberapa kolom di
antaranya: nomor, tanggal dan jam, jenis aktifitas/kegiatan, hasil yang diperoleh,
kendala/hambatan, rencana kegiatan selanjutnya, serta paraf konsultan dan
pembimbing.
b) Direct Observasional of Prosedure skill
Metode ini dilakukan melalui pengamatan langsung yang dilakukan CI/mentor atau
preseptor kepada mahasiswa saat melakukan tindakan keperawatan atau memberikan
asuhan keperawatan kepada klien di lahan praktik. Biasanya penguji menggunakan
daftar tilik atau check list yang berisi urutan prosedur kerja pelaksanaan tindakan
keperawatan, misalnya pemasangan infus, pemasangan NGT, pemasangan sungkup
oksigen, memasang kateter, dan lain-lain.
c) Case test/uji kasus (SOCA – Student Oral Case Analysis)
SOCA atau dikenal juga dengan OSOCA merupakan metode analisis kasus yang
dilakukan melalui tes lisan dan diukur secara objektif. Tujuan SOCA ini adalah
untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kasus klinis
berdasarkan konsep yang komprehensif. Mahasiswa diharapkan untuk menganalisis
kasus dengan menjelaskan masalah dan bagaimana mekanisme dasar terjadinya
permasalahan tersebuut; membuat diagnosis keperawatan yang rasional; dan
menjelaskan pemberian terapi dengan menerapkan berbagai ilmu-ilmu dasar.
Biasanya diawali dengan menggambarkan peta pikiran dari suatu kasus klinis
(menggabarkan hubungan masalah dengan situasi terkait atau mengidentifikasi
hubungan sebab-akibat dari munculnya suatu permasalahan).
d) OSCE
OSCE merupakan akronim dari Objective Structured Clinical Exam. Merupakan
suatu pengujian/penilaian berbasis kinerja (performance-based testing) yang
digunakan untuk mengukur kompetensi klinik mahasiswa. Selama pelaksanaan ujian,
mahasiswa diamati dan dievaluasi melalui serangkaian station/stase yang terdiri dari
2. Komponen Evaluasi
No Area Evaluasi Item Penilaian Persentasi Total
Laporan kasus individu + LP + 15%
Responsi (pre & post conference):
a) IGD (1 LP, 1 askep)
1. Kognitif 20%
b) ICU (1 LP, 1 askep)
c) OK (1 LP, 1 askep)
Ujian tertulis berbasis UKNI 5%
Target keterampilan 30%
Ujian praktik akhir stase/ OSLER 25%
2. Psikomotor 65%
Seminar kelompok Askep IGD, ICU, 10%
OK
3. Afektif Sikap dan kinerja praktik 15% 15%
Total 100% 100%
5.1 Peserta
Peserta program pendidikan profesi ners adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan
program sarjana keperawatan tahap akademik dan mengikuti PKKT serta lulus uji klinik pra
profesi serta menyelesaikan proses administrasi akademik sesuai ketentuan yang berlaku.
Nama Mahasiswa :
NIM :
Lahan Praktik/ RS :
No Item Ruang
OK ICU IGD
1. Tanggal Praktik
2. Pembimbing Klinik
3. Pembimbing Akademik
6. Paraf
Pembimbing Klinik
Pembimbing Akademik
NAMA :
NIM :
RUANG :
RS :
No Ruangan Hari/ Tanggal Jam Paraf
Datang Pulang Mahasiswa Pemb. Klinik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
1. Judul
Contoh: Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan Sistem Kardiovaskuler: Acut Miocard
Infark pada Tn. K di IGD RSUD Ulin Banjarmasin
2. Konsep Dasar
a) Anatomi Fisiologi
b) Pengertian
c) Etiologi
d) Tanda dan Gejala
e) Komplikasi
f) Patofisiologi (Narasi & Skema)
g) Penatalaksanaan
3. Konsep Keperawatan
a) Pengkajian
IGD: Pengkajian primer (A, B, C, D, E) dan pengkajian sekunder (pemeriksaan
fisik, laboratorium, penunjang lain)
ICU: Pengkajian Persistem
b) Diagnosa keperawatan utama, min 3 dx
c) Intervensi dan rasional
d) Evaluasi
4. Daftar Pustaka
Minimal 5, teruma buku-buku kegawatdaruratan dan kritis periode 10 tahun terakhir.
I. PENGKAJIAN
Nama Pengkaji :
Tanggal Pengkajian :
Jam Pengkajian :
A. Biodata pasien
Nama :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Usia :
Status Pernikahan :
No. RM :
Diagnosa Medis :
Alamat :
C. Pengkajian Primer
1) Airway (Jalan nafas)
Sumbatan:
( ) benda asing
( ) darah
( ) bronkospasme
( ) sputum
( ) lendir
( ) Bebas/ tanpa sumbatan
Suara nafas:
( ) Snoring
( ) Gurgling
( ) Stridor
Masalah Keperawatan :
Misal : Bersihan jalan nafas tidak efektif
3) Circulation (sirkulasi)
Sirkulasi perifer:
Nadi :......................x/mnt
Irama : ( ) teratur ( ) tidak teratur
Denyut : ( ) lemah ( ) kuat
TD :.......................mmHg
Ektremitas: ( ) hangat ( ) dingin
Warna Kulit: ( ) cyanosis ( ) pucat ( ) kemerahan
Nyeri dada: ( ) ada ( ) tidak ada
Karakteristik nyeri dada:
( ) menetap
( ) menyebar
( ) seperti ditusuk tusuk
( ) seperti ditimpa benda berat
CRT : ( ) < 2 detik ( ) > 2 detik
Edema : ( ) iya ( ) tidak
Lokasi edema:
( ) muka
( ) tangan atas
( ) tungkai
( ) anasarka
Eliminasi dan cairan:
4) Dissability
Tingkat kesadaran:
( ) composmentis
( ) apatis
( ) somnolen
( ) stupor
( ) soporocoma
( ) koma
Pupil
( ) isokor
( ) anisokor
( ) miosis
( ) midriasis
Reaksi terhadap cahaya
Kanan
( ) positif
( ) negatif
Kiri
( ) positif
( ) negatif
GCS: EyeVerbalMotorik=
Terjadi
( ) kejang
( ) pelo
( ) kelumpuhan/ kelemahan
( ) mulut mencong
( ) afasia
Refleks:
Babisnky;
Patella:
Bisep/ trisep:
Brudynsky:
Masalah Keperawatan :
Misal : Gg perfusi jaringan serebral
5) Eksposure
Pemeriksaan seluruh bagian tubuh terhadap adanya jejas dan perdarahan dengan
pencegahan hipotermi
Masalah Keperawatan :
Misal : Gg perfusi jaringan serebral
D. Pengkajian Sekunder
1) Keluhan utama (Bila nyeri, pengkajian PQRST)
2) Alergi terhadap obat, makanan tertentu
3) Medikasi/ pengobatan terakhir
4) Event of injury/ penyebab injury
5) Pengalam pembedahan
6) Riwayat penyakit sekarang
7) Riwayat penyakit dahulu
8) Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala
Kesimetrisan wajah
Rambut: warna, distribusi, tekstur, tengkorak/ kulit kepala
Sensori
Mata : inspeksi bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sklera, pupil, reaksi pupil
terhadap cahaya
Telinga : letak, bentuk, serumen, kemampuan mendengar: uji berbisik
Hidung : Deviasi septum nasi, kepatenan jalan nafas lewat hidung, discharge
Mulut : bibir sumbing, mukosa mulut, tonsil, gigi, gusi, lidah, bau mulut
b. Leher
Deviasi/ simetris, cidera cervikal
kelenjar thyroid
kelenjar limfe
Trakea
d. Abdomen
I : datar, cembung, cekung, lembek, elastik, asites, kembung
A : Bising usus
P : Posisi hepar, limpa, ginjal, kandung kemih, nyeri tekan
P : Suara abnormal
e. Ekstremitas
Luka : ( ) iya ( ) tidak
Dalam : ( ) iya ( ) tidak
Perdarahan : ( ) iya ( ) tidak
Deformitas :
Kontraktur :
Nyeri :
Krepitasi :
f. Kulit/ Integumen
Mukosa : ( ) lembab ( ) kering
Kulit: ( ) bintik merah ( ) jejas ( ) lecet-lecet ( ) luka
E. Peneriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan radiologi
2) Pemeriksaan darah/ urin/ feses
3) Pemeriksaan EKG
F. Terapi Medis
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS:
DO:
2. DS:
DO:
DO:
I. Pengkajian
Nama : ...................................
Pengkajian Keperawatan Pasien di No. RM : ...................................
ICU/ICCU Jenis Kelamin : ( ) Laki-Laki
( ) Perempuan
Tanggal : Jam :
Sumber Data :
( ) Pasien ( ) Keluarga ( ) Lainnya
Rujukan :
( ) Ya( ) Tidak( ) RS........................( ) Puskesmas.......................
( ) Dokter.......................
Diagnosis :.....................................................................................................
PendidikanPasien :
( ) SD ( ) SMP( ) SMA( ) D3( ) S1( ) Lainnya
Pekerjaan Pasien :................................
Usia : .................................
A. Keluhan Utama
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
B. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
Kekuatan otot :
MasalahKeperawatan: ..............................................................................
4. Sistem Gastrointestinal
Distensi : ( ) tidak ( ) ya, lingkar perut : .....................cm
Asites : ( ) tidak ( ) ya
Lesi : ( ) tidak ( ) ya
Bising Usus : .............x/menit
Peristaltik : ( ) tidak ( ) ya, lama: ...................x/menit
Defekasi : ( ) tidak normal ( ) normal
Perkusi : ( ) tympani ( ) hipertympani
Hepar : ( ) membesar ( ) tidak
Limpa : ( ) membesar ( ) tidak
Kandung kemih : ( ) distensi ( ) tidak
Nyeri tekan : ( ) ya ( ) tidak
Regio
5. Sistem Perkemihan
Warna : ( ) bening ( ) kuning ( ) merah ( ) kecokelatan
Distensi : ( ) tidak ( ) ya
Penggunaan catheter urin : ( ) tidak ( ) ya
No. Catheter urin :.............................
Jumlah urin :.............................cc/ jam
MasalahKeperawatan: ..............................................................................
7. Sistem Hematologi
Perdarahan : ( ) gusi ( ) nasal ( ) pethecia ( ) ekimosis
Lainnya :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
MasalahKeperawatan: ..................................................................................
G. Skala Nyeri
Nyeri :
( ) Ya ( ) Tidak
( ) NyeriakutLokasi : ………. Durasi : ……….
( ) NyerikronisLokasi : ………. Durasi : ……….
Score nyeri (0-10) : ……….
Nyerihilang :
( ) Minumobat( ) Istirahat( ) Mendengarmusik ( ) UbahPosisi
( ) Lain-lain : ……….
Nyerimempengaruhi :
( ) Tidur( ) Aktivitasfisik( ) Emosi ( ) Konsentrasi
( ) Nafsumakan ( ) Lainnya : ……….
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS:
DO:
2. DS:
DO:
3. DS:
DO:
Nama Mahasiswa :
NIM :
Ruang :
Tanggal :
1. Identitas Klien
2. Diagnosa medis
3. Diagnosa Keperawatan
4. Tindakan keperawatan dan rasional
5. Prosedur tindakan keperawatan
6. Analisa sistesa tindakan keperawatan b/d diagnosa keperawatan
7. Efek yang imbul dari tindakan keperawatan
8. Evaluasi
ICU
Seorang perempuan berusia 33 tahun dirawat di ICU dengan penurunan kesadaran. Hasil
pemeriksaan GCS E2V2M3, tekanan darah 85/43 mmHg, frekuensi nadi 136 x/menit,
frekuensi nafas 33 x/menit, suhu 36 0C. Hasil pemeriksaan laboratorium GDS 410 mg/dl,
pH =7,170, HCO3 = 7,2, pCO2 =20,2, leukosit 14.900/ul. Pasien menderita diabetes mellitus
sejak 3 tahun yang lalu.
4. Diagnosa Keperawatan : Resiko gangguan pertukaran gas b.d penumpukan sekret
5. Tindakan keperawatan dan rasional : Mengambil sampel darah arteri
6. Prosedur tindakan keperawatan :
a. Kaji kondisi umum klien, fungsi pernafasan, diagnosa medis dan program medis
Rasional :
b. Persiapkan alat: spuit 2,5 cc, heparin gabus, etiket identitas, kapas alkohol, pengalas,
sarung tangan
Rasional :
c. Jelaskan tujuan
Kedokteran EGC
Rosdahl, Caroline Bunker & Mary T. Kowalski. (2012). Buku Ajar Keperawatan Dasar, Vol.4, Ed.10.
Jakarta:EGC
Jakarta:EGC
Petunjuk:
II. Mencari jurnal Evidence Based Practice untuk keperawatan sesuai area berpraktik.
a. Kriteria Jurnal untuk dilakukan critical appraisal adalah:
i. Jurnal keperawatan berbahasa Inggris dengan berasal dari jurnal-jurnal
dunia
ii. Jurnal dicari pada website-website seperti: Pubmed, ebschost, CoChrane
Library, TRIP (Turing Research into Practice), CINAHL, Hooked on
Evidence (APTA), BMC, Highwire,
iii. Desain Penelitian: experimental, Randomized Controlled Trial dan
Systematic Review Meta-analysis
iv. Level of evidence dari jurnal adalah IA dan IB
v. Grade recommendasi adalah A
vi. Tahun terbit maksimal 5 tahun terakhir
b. Topik diluar keperawatan seperti kedokteran, fisioterapi, gizi, farmasi dsb dapat
dipergunakan asalkan relevan.
5 cm
5 cm
DISUSUN OLEH:
NAMA (langsung tuliskan nama dengan huruf kapital)
NIM. ……………
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin
DISUSUN OLEH:
NAMA (langsung tuliskan nama dengan huruf kapital)
NIM. ……………
Menyetujui,
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat kasih dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan stase keperawatan komprehensif yang berjudul Asuhan
Keperawatan ……………… Banjarmasin (tuliskan sesuai isi judul laporan Anda) sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Laporan stase keperawatan Gadar & Kritis ini disusun sebagai salah satu
persyaratan untuk kompetensi dalam stase keperawatan Gadar & Kritis di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih atas segala arahan, bimbingan,
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak dalam penyusunan laporan stase keperawatan
komprehensif ini. Ucapan terimakasih ini disampaikan kepada:
1. …………………… (Tuliskan nama lengkap beserta gelar yang benar), selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin yang telah ………………….
2. ……………………, selaku Direktur Rumah Sakit …………………yang telah ……………
3. ……………………, selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Suaka Insan Banjarmasin yang telah………………….
4. ……………………., selaku Kepala Bidang Keperawatan Rumah ………………yang
…………………………………………
5. …………………...., selaku Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan dan Profesi STIKES
Suaka Insan Banjarmasin yang telah ………………….
6. ……………………., selaku Pembimbing Akademik Stase Keperawatan Gadar & Kritis yang
telah ………………….
7. ……………………., selaku Pembimbing Lahan Stase Keperawatan Gadar & Kritis yang
telah ………………….
8. ……………………., selaku Koordinator Program Stase Keperawatan Gadar & Kritis yang
telah ………………
9. Para Kepala Ruangan dan staf di ruang perawatan …………… yang ………………….
10. Klien An./Nn./Ny./Tn.(inisial) beserta keluarga klien yang telah ………………………..
Penulis telah berusaha untuk menyelesaikan laporan Stase Keperawatan Komprehensif
ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan.Pada
kesempatan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis
Pencapaian
No Nama Prosedur Target Tanda tangan CI Klinik
1 2 3 4 5 6
1 Dukungan ventilasi 1x
dengan bag-valve-
mask
2 Pemantauan hasil 2x
analisa gas darah
3 Pemantauan 2x
respirasi
4 Pemantauan 3x
saturasi oksigen
5 Pemantauan tanda 1x
dan gejala gagal
napas
6 Pemantauan tanda 1x
dan gejala hipoksia
7 Pemasangan jalan 1x
napas buatan (OPA
dan NPA)
8 Pembebasan jalan 1x
napas (head tilt,
chin lift, jaw trust,
in line)
9 Pemantauan MAP 2x
10 Pemasangan 2x
monitor jantung
11 Pengaktifkan code 2x
blue
12 Penggunaan 2x
syringe pump
Mengetahui, Banjarmasin
Ka. PSIK dan Profesi Ners Koordinator Stase Kep Gadar & Kritis
Mengetahui, Banjarmasin
Ka. PSIK dan Profesi Ners Koordinator Stase Kep Gadar & Kritis
No Nama Mahasiswa
Minggu Ke- & Ruang
1 2 3 4 5
(5-10 Februari (12-17 Februari ( 19-24 Februari (26 Februari-2 (4-9 Maret 2024)
2024) 2024) 2024) Maret 2024)
Kelompok 1
Preseptor Akademik: Dyah Trifianingsih, M.Kep.
Preseptor Lahan: Oscar, S. Kep.,Ners.
1 Abdul Rahman Sidik IGD IGD OK OK ICU
2 Anggaraini Akademik: Ermeisi
3 Anita Dewi R Er Unja, M. Kep.
4 Apriadi Preseptor Lahan:
5 Armintoyono Widya Sofha, S.
6 Astri Arianti Kep.,Ners.
7 Bambang Prihatin
Kelompok 2
Preseptor Akademik: Otavin, M. Kep.
Preseptor Lahan: Noorhadijah, S. Kep.,Ners.
1 Bertonius Tage Panggo OK OK ICU ICU IGD
2 Dwi Berliantono Preseptor Akademik:
3 Eka wahyu prasetya
Dyah Trifianingsih,
4 Elky Pahrul Amin
5 Eriana Noveria M.Kep.
6 Hayatul
Preseptor Lahan:
7 Hery Styawan
Oscar, S. Kep.,Ners.
Mengetahui, Banjarmasin
Ka. PSIK dan Profesi Ners Koordinator Stase Kep Gadar & Kritis
No Nama Mahasiswa
Minggu Ke- & Ruang
1 2 3 4 5
(5-10 Februari (12-17 Februari ( 19-24 Februari (26 Februari-2 (4-9 Maret 2024)
2024) 2024) 2024) Maret 2024)
Kelompok 1
Preseptor Akademik: Dyah Trifianingsih, M.Kep.
Preseptor Lahan: M. Febriannoor, S. Kep.,Ners.
1 Antonius Tangkealo IGD IGD OK OK ICU
2 Damaris Taruk Akademik: Ermeisi
3 Daniaty Er Unja, M. Kep.
4 Desi Patongloan Preseptor Lahan:
5 Eli Apika Biring Allo Lola Ariyana, S.
6 Erpina Kep.,Ners.
7 Gusti M Gazali
Kelompok 2
Preseptor Akademik: Oktavin, M. Kep.
Preseptor Lahan: Ambu Sully, S. Kep.,Ners.
1 Hidayatus OK OK ICU ICU IGD
2 Joko Setiawan Preseptor Akademik:
3 Lailatul Isma
Dyah Trifianingsih,
4 Lindayani Rumbo
5 Maman Setiawan M.Kep.
6 Martina S Rahman
Preseptor Lahan: M.
Febriannoor, S.
Mengetahui, Banjarmasin
Ka. PSIK dan Profesi Ners Koordinator Stase Kep Gadar & Kritis
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Standar infuse
b. Set infuse
c. Cairan sesuai program medic
d. Jarum infuse dengan ukuran yg tepat
e. Pengalas
f. Torniket
g. Kapas alcohol
h. Plester
i. Gunting Kasa steril
j. Betadin
k. Sarung tangan
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Jelaskan prosedur yg akan dilakukan Pemasangan infus
b. Cuci tangan
c. Hubungkan cairan & infus set dgn memasukkan ke bagian karet atau akses
selang ke botol infuse
d. Isi cairan ke dalam set infus dgn menekan ruang tetesan sampai terisi sebagian &
buka klem slang sampai cairan memenuhi selang & udara selang ke luar
e. Letakkan pangalas dibawah lokasi (vena) yang akan dilakukan penginfusan
f. Lakukan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) 10 sampai 12 cm
di atas tempat penusukan & anjurkan pasien untuk menggenggam dengan
gerakan sirkular (apabila sadar)
g. Gunakan sarung tangan steril
h. Disinfeksi daerah yg akan ditusuk dengan kapas alcohol
i. Lakukan penusukan pada pembuluh intra vena dengan meletakkan ibu jari di
bagian bawah vena da posisi jarum (abocath) mengarah ke atas
j. Perhatikan adanya keluar darah melalui jarum (abocath/ surflo) maka tarik ke
luar bagian dalam (jarum) sambil melanjutkan tusukan ke dalam vena
k. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas
vena dengan melakukan tekanan menggunakan jari tangan agar darah tidak ke
luar. Seterusnya bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang
infus
l. Buka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai dengan dosis yg diberikan
m. Jalankan fiksasi dengan kasa steril
n. Tuliskan tanggal & waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
o. Lepaskan sarung tangan & cuci tangan
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan/ dilaksanakan
1 : Dilaksanakan tapi kurang lengkap (__________________)
2 : dilaksanakan dan lengkap
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Spuit
b. Kapas alcohol
c. Torniquet
d. Botol darah
e. Perlak dan pengalas
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Minta pasien meluruskan lenganya
c. Pilih tangan yng banyak melakukan aktivitas.
d. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.
e. Pasangkan torniquet ket kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.
f. Pilih bagian vena median cubiti atau cephalica
g. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena. Vena teraba seperti
sebuah pipa kecil, elastic dan memiliki dinding tebal.
h. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau
kompres hangat selama 5 menit pada daerah lengan
i. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan
biarkan kering, dengan catatan kulit yang sudah dibersihkan jang dipegang lagi
j. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum
telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam spuit (flash).
Usahakan sekali tusuk vena, lalu torniquet dilepas.
k. Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien membuka kepalan
tangannya.
l. Letakan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan / tarik jarum.
m. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama ± 15 menit.
p. Lepaskan sarung tangan & cuci tangan
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Set ganti balut steril (pinset cirrurgis, pinset anatomis, kasa, & lidi kapas).
b. Kasa steril tambahan atau bantalan penutup (apabila butuh).
c. Handuk.
d. Handscoen steril.
e. Kapas bulat
f. Lidi kapas steril.
g. Bethadine
h. Korentang steril.
i. Alkohol 70%
j. Nierbeken/bengkok.
k. Baki instrumen/ meja dorong & perlak/ pengalas.
l. Kantong plastik tempat sampah.
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan dilakukan
a. Mencuci tangan.
b. Menyiapkan & mendekatkan peralatan.
c. Meletakkan perlak di bawah luka.
d. Mengatur posisi yg nyaman & tepat buat perawatan luka.
e. Memakai handscoen steril.
f. Membersihkan seputar luka dengan alkohol swab :
g. Membersihkan dari arah bagian atas kebawah disetiap sisi luka dengan arah ke
luar menjauh dari luka (1 alkohol swab buat 1 kali usapan).
h. Membersihkan sisi sebelah luka dari bagian atas ke bawah diikuti sisi
sebelahnya dengan arah usapan menjauhi dari area lokasi luka (1 alkohol swab
untuk 1 kali usapan).
i. Mengolesi luka dengan bethadine mulai sejak dari tengah luka.
j. Selanjutnya menutup luka dengan kasa steril, & lakukan fiksasi dengan plester
pada area pinggiran kasa pembalut.
k. Menuliskan tanggal & diwaktu mengganti balutan pada plester & tempelkan
pada balutan.
l. Merapihkan klien & membereskan alat-alat.
m. Melepaskan handscoen & mencuci tangan.
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Bak instrument yang berisi:
b. Pinset anatomis
c. Pinset chirurgis
d. Gunting debridemand
e. Kassa steril
f. Kom: 3 buah
g. Peralatan lain terdiri dari:
h. Spuit 5 cc atau 10 cc
i. Sarung tangan
j. Gunting plester
k. Plester atau perekat
l. Desinfektant
m. NaCl 0,9%
n. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektant
o. Verband
p. Obat luka sesuai kebutuhan
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Menjaga privacy
b. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
c. Membuka peralatan
d. Memakai sarung tangan
e. Membuka balutan dengan hati-hati, bila sulit basahi dengan NaCl 0,9%
f. Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9%
g. Melakukan debridemand bila terdapat jaringan nekrotik. (Bila ada bula jangan
dipecah, tapi dihisap dengan spuit steril setelah hari ke-3)
h. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9%
i. Mengeringkan luka dengan mengguanakan kassa steril
j. Memberikan obat topical sesuai order pada luka
k. Menutup luka dengan kassa steril, kemudian dipasang verband dan diplester
l. Memasang verband dan plester
n. Merapihkan klien & membereskan alat-alat.
m. Melepaskan handscoen & mencuci tangan
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
b. Trolly emergency yang berisi :
c. Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
d. Magil force
e. Pipa trakhea berbagai ukuran
f. Trakhea tube berbagai ukuran
g. Gudel berbagai ukuran
h. Infus set/blood set
i. Papan resusitasi
j. Gunting verband
k. Bag resuscitator lengkap
l. Spuit 10 cc – jarum no. 18
m. Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai
n. Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai
o. EKG record
p. EKG monitor bila memungkinkan
q. DC shock lengkap
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
b. Mengecek kesadaran pasien dengan cara: Memanggil nama, Menanyakan keadaannya,
Menggoyangkan bahu pasien/mencubit pasien
c. Jika pasien tidak sadar/tidak ada respon, minta bantuan
d. Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift dan bersihkan jalan nafas dari sumbatan
e. Menilai pernafasan dengan cara:
f. Melihat pergerakan dada/perut
g. Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung
h. Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau punggung tangan
i. Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buata dengan resuscitator sebanyak 2 kali secara
perlahan
j. Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri karotis, jika arteri carotis teraba
cukup berikan nafas buatan setiap 5 detik sekali
k. Jika arteri carotis tidak teraba lakukan kombinasi nafas buatan dan kompresi jantung luar
dengan perbandingan 15 : 2 untuk dewasa baik 1 atau 2 penolong dan 3 : 1 untuk
neonatus.
l. Setiap 4 siklus (4 kali kompresi dan 5 kali ventilasi) cek pernafasan
m. Jika nafas tetap belum ada lanjutkan teknik kombinasi dimulai dengan kompresi jantung
luar.
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Tromol steril berisi:
b. Sarung tangan steril
c. Duk steril
d. Set alat bedah minor
e. Benang jahit
f. Jarum jahit ü Kassa steril
g. Cairan normal saline (NaCl 0.9%)
h. Cairan antiseptic
i. Korentang steril dan tempatnya
j. Obat anastesi
k. Plester
l. Gunting plester
m. Kom steril
n. Tempat sampah medis
o. Disposable syringe
p. Larutan H2O2/perhidrol
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Cuci tangn dan keringkan
b. Pakai sarung tangan bersih.
c. Menyiapkan alat.
d. Bersihkan luka dengan cairan antiseptic
e. Ganti sarung tanggan dengan sarung tangan steril.
f. Jaringan disekitar luka dianestesi
g. Bila perlu bersihkan luka dengan cairan normal saline (NaCl 0.9%)
h. Bila luka kotor dan dalam gunakan larutan H2O2/perhidrol 10%.
i. Pasang duk lobang
j. Gunakan jarum untuk menjahit kulit, masukan benang kelubang jarum, pada penggunaan
jarum melengkung (curved needle)dari arah dalam keluar.
k. Pegang jarum dengan menggunakan klem kemudian mulai menjahit luka
l. Jika luka dalam sampai jaringan otot, maka jahit lapis demi lapis (jenis benang
disesuaikan dengan jaringan yang robek, contoh: catgut, chromic, side dll.
m. Ikat benang dengan membentuk sampul
n. Potong benang, sisakan sepanjang 1 mm (untuk jahitan dalam), 0.65 cm (jahitan luar)
o. Lanjutkan jahitan luka sampai luka tertutup
p. Oleskan normal salin/ desinfektan pada jahitan
q. Tutup dengan kasa steril
r. Pasang plester/hifafix
o. Merapihkan klien & membereskan alat-alat.
n. Melepaskan handscoen & mencuci tangan
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
(__________________)
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Neck collar sesuai ukuran
b. Handscoen
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Petugas menggunakan masker daan handscoen
b. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian kanan
kepala mulai dari mandibula ke arah temporal, demikian juga
bagian sebelah kiri dengan tangan yang lain dan cara yang sama
c. Petugas lainnya memasukkan neck collar secara perlahan ke bagian
belakang leher dengan sedikit melewati leher
d. Letakkan bagian Neck collar yang berlekuk tepat pada dagu
e. Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
f. Jika ada keluhan collar terlalu menekan, lepaskan dan pasang
kembali, bila ada iritasi kulit atau gesekan lapisi dengan kapas
untuk mengurangi gesekan
g. Melepaskan handscoen & mencuci tangan
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaia
No Komponen n
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Suction oropharing dan kateter suction
b. Resusitasi bag/ oksigen bag
c. Oropharyngeal airway/ OPA sesuai ukuran:
d. Ukuran sesuai usia (Ukur panjang tube dari cuping hidung ke sudut
bibir pasien)
e. Spatel yang sudah dilapisi kassa
f. Sarung tangan disposible
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan disposible
b. Jika perlu lakukan suction
c. Tempatkan pasien pada posisi supine dengan leher hiperekstensi
bila tidak ada kontraindikasi
d. Gunakan spatel untuk menekan dan menempatkan lidah ke depan
e. Masukkan OPA dari sisi kanan ke oropharing
f. Tehnik yang lain, masukkan OPA ke dalam mulut menghadap ke
atas
g. Setelah ujung OPA mencapai dinding posterior pharing, putar OPA
1800 sampai dengan posisi yang tepat
h. Pada pasien anak gunakan spatel, jangan dengan merotasi
i. Setelah OPA terpasang beri posisi pasien miring
j. Auskultasi suara nafas pasien
k. Melepaskan handscoen & mencuci tangan
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. NPA sesuai ukuran pasien, sesuai besarnya diameter hidung pasien,
diukur dari cuping hidung ke telinga bawah
b. Ukuran yang direkomendasikan adalah:
Dewasa besar: 8-9 mm
Dewasa sedang : 7-8 mm
Dewasa kecil : 6-7 mm
c. Sarung tangan disposible
d. Xylocain jely
2
LANGKAH-LANGKAH:
a. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan disposible
b. Jika perlu lakukan suction
c. Siapkan nasal airway, gunakan prinsip aseptik
d. Keluarkan NPA dari kantongnya dan kaji kelembutannya
e. Lumasi ujung NPA
f. Bersihkan kelebihan sekret dari hidung pasien dengan tisu
g. Utamakan pemasangan pada lubang hidung sebelah kanan (pemilihan
lubung hidung sebelah kiri bisa tetapi bevel tidak dapat menghadap ke
septum hidung kecuali ujung dipotomg pada sudut yang berlawanan
h. Masukkan melalui dasar hidung dimana bevel menghadap septum nasal.
Masukkan terus ke belakng terus sambil dirotasi sedikit miring ke arah
telinga sampai seluruh bagian NPA mauk lubang hidung
i. Jika ada tahanan, sedikit dirotasi tube NPA dapat membantu
memasukkan alat mencapai hypopharing
j. Bersihkan kelebihan lubrikasi dari wajah dan hidung pasien
k. Kaji kembali kepatenan jalan nafas dan beri posisi pasien yang nyaman
3
l. Lepaskan handscoen & mencuci tangan
SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Bidai sesuai dengan kebutuhan (panjang dan jumlah)
b. Kassa gulung
c. Gunting
d. Kassa steril (bila perlu)
e. Plester
f. Hand schoen
2
LANGKAH-LANGKAH:
a. Cuci tangan dan pakai hand schone
b. Dekatkan alat-alat didekat pasien
c. Berikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan
d. Bagian ekstremitas yang cidera harus tampak seluruhnya, pakaian harus
dilepas kalau perlu digunting
e. Periksa nadi, fungsi sensorik dan motorik ekstremitas bagian distaldari
tempat cidera sebelum pemasangan bidai
f. Jika nadi tidak ada, coba luruskan dengan tarikan secukupnya, tetapi bila
terasa ada tahanan jangan diteruskan, pasang bidai dalam posisi tersebut
dengan melewati 2 sendi
g. Bila curiga adanya dislokasi pasang bantal atas bawah, jangan coba
diluruskan
h. Bila ada patah tulang terbuka, tutup bagian tulang yang keluar dengan
kapas steril dan jangan memasukkan tulang yang keluar ke dalam lagi,
kemudian baru dipasang bidai dengan melewati 2 sendi
i. Periksa nadi, fungsi sensori dan motorik ekstremitas bagian distal dari
tempat cidera setelah pemasangan bidai
j. Bereskan alat-alat dan rapikan pasien
3
k. Lepas hand schone dan cuci tangan
SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Alat pendungdiri (Masker, handscon, scort)
b. Balut tekan, Kain kasa steril
c. Sarung tangan
d. Tourniket
e. Plester
f. Set untuk menjahit luka
g. Obat desinfektan
2
LANGKAH-LANGKAH:
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
b. Menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen,
dan scort)
c. Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat dengan
permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan
d. Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka
e. Mengatur posisi pasien
f. Memakai sarung tangan steril
g. Meletakkan kain kasa steril diatas luka, kemudian ditekan dengan ujung-
ujung jari
h. Meletakkan lagi kain kasa steril diatas kain kasa yang pertama, kemudian
tekan dengan ujung jari bila perdarahan masih berlangsung. Tindakan ini
dapat dilakukan secara berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain
kasa yang ada
i. Melakukan balut tekan
j. Meletakkan kain kasa steril diatas luka
k. Memasang verban balut tekan, kemudian letakkan benda keras (verban
atau kayu balut) di atas luka
3
l. Membalut luka dengan menggunakan verban balut tekan
m. Lepas hand schone dan cuci tangan
SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Baki berisi selang NGT (ukuran dewasa 14 – 20 dan anak-anak 8 –
16)
b. 2 buah baskom
c. Perlak dan handuk pengalas
d. Stetoskop
e. Spoit 10 cc
f. Plester
g. Nierbeken
h. Kom penampung
i. Air hangat
j. Kassa/tissue
k. Jelly
l. Handscon
m. Pinset
n. Spatel
o. Corong
p. Gelas ukur
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Cuci tangan dan atur peralatan
b. Jelaskan prosedur pada klien
c. Bantu klien untuk posisi semifowler (bila memungkinkan)
d. Berdirilah disisi kanan tempat tidur klien bila anda bertangan
dominan kanan (atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri)
e. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal : Bersihkan mukus dan
sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas
f. Tempatkan handuk mandi diatas dada klien. Pertahankan tissue
wajah dalam jangkauan klien
g. Gunakan sarung tangan
h. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai
dengan plester
i. Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan
menempatkan ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan
pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi
tonjolan sternum di sepanjang slang dengan plester kecil
j. Ujung atas NGT diolesi jelly, dan bagian ujung bawah di klem.
k. Minta klien menengadahkan kepala (bila memungkinkan),
masukkan selang ke dalam lubang hidung yang paling bersih
l. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta
klien menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut (bila
klien dalam keadaan sadar)
m. Ketika slang terlihat dan klien bisa merasakan slang dalam faring,
instruksikan klien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan
(bila klien dalam keadaan sadar)
Nilai :
(__________________)
Pencapaia
No Komponen n
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Set nebulizer
b. Spuit 5 cc
c. Aquades
d. Obat bronkodilator
e. Bengkok 1 buah
f. Tissue
g. Tissue
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Mencuci tangan & menggunakan handscoon
b. Mengatur pasien dalam posisi duduk atau semifowler
c. Mendekatkan peralatan yg berisi set nebulizer ke bed pasien
d. Isi nebulizer dengan aquades sesuai takaran yang tersedia
e. Memasukkan obat sesuai dosis yang telah di program
f. Memasang masker pada pasien
g. Menghidupkan nebulizer & meminta pasien nafas dalam hingga
obat habis
h. Matikan nebulizer
i. Bersihkan mulut & hidung dengan tissue
j. Bereskan fasilitas
k. Buka handscoon & mencuci tangan
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Laringoscope lurus dan bengkok berbagai ukuran dalam keadaan siap pakai
b. Xylocain semprit dan xylocain jelly dalam tempatnya
c. ETT endotracheal tube/OT dengan berbagai ukuran
d. Magil forscep
e. Spuit dan obat premedikasi
f. Gudel dengan berbagai ukuran
g. Arteri klem
h. Cuff inflator (semprit 20 cc)
i. Stetoscope
j. Penghisap lendir lengkap dalam keadaan siap pakai
k. Air viva dan masker oksigen
l. Sarung tangan steril
m. Plester dan gunting
n. Bengkok
o. Monitor EKG
p. Alat pembuka mulut
q. Ventilator lengkap
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Memasang monitor EKG
b. Memberikan obat relaxan dan sedative, sesuai dengan program
c. Menghisap sekresi sebelum dan selama tindakan intubasi berlangsung
d. Dokter melakukan intubasi
e. Mengisi balon pipa endotrakheal tube, sesudah dokter melakukan intubasi
f. Melakukan pernafasan buatan menggunakan air viva (bagging) sebelum dan
sesudah intubasi pada saat dokter melakukan pemeriksaan auskultasi
g. Memfiksasi ETT diantara bibir atas dan lubang hidung
h. Memfiksasi ETT di pipi kiri/kanan
3 SIKAP :
c. Teliti
d. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaia
No Komponen n
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Alat Defibrilator
b. Jelly
c. Elektroda
d. Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Memberikan penjelasan kapada keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan
b. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
c. Memberikan sedative, atau analgesic bila perlu
d. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
e. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk
mencegah kekeliruan
f. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan
150 joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)
g. Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid
sternumk dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid
aksila
h. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang
lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
i. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC
shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
j. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan
memberi watt second yang lebih tinggi
k. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaia
No Komponen n
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Mesin/ alat EKG
b. Alat elektroda
elektroda ekstremitas
elektroda dada (6 buah)
c. Jeli elektroda
d. Kertas EKG (siapkan pada alat)
e. Kasa atau kapas pembersih
f. Sarung tangan
g. Kabel elektroda
h. Alkohol
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Tinjau mesin/ alat EKG, siapkan alat disamping tempat tidur
b. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan dan
tujuan tindakan
c. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
d. Jaga privasi pasien
e. Anjurkan kepada pasien untuk membuka pakaian pada daerah yang
akan dilakukan tindakan
f. Atur posisi pasien
g. Hubungkan mesin EKG dengan stop kontak, jika mesin
menggunakan baterai, maka charger mungkin tidak perlu
h. Pilih daerah yang akan dipasang elektroda
i. Bersihkan daerah yang akan dipasang elektroda dengan alkohol
dan berikan jeli secara merata pada setiap derah pemasangan
elektroda
j. Pasang elektroda ekstremitas
ekstremitas kanan atas (merah)
ekstremitas kiri atas (kuning)
ekstremitas kanan bawah (hitam)
ekstremitas kiri bawah (hijau)
k. Pasang elektroda dada
V1 (Merah) pada sela iga/ ruang ICS ke-4 kanan dari strenum
V2 (Kuning) pada sela iga/ ruang ICS ke-4 kiri dari strenum
V3 (Hijau) pada pertengahan antara V2 dan V4
V4 (Cokelat) pada sela iga/ruang ICS ke-5 garis midclavikula
V5 (Hitam) sejajar V4 anterior aksilaris
V6 (Ungu) sejajar V4 midaksilaris
l. Siapkan mesin EKG, pilih menu untuk menentukan tipe perekaman
(manual/ otomatis). atur kecepatan perekaman EKG 25 mm/dtk
atau suai dengan isntruksi. dengan memindahkan lead selektor,
buat pencatatan EKG, berturut-turut mulai lead I, II, III, aVR, aVL,
3 SIKAP :
c. Teliti
d. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Bak instrumen
b. Spuit irigasi 50 cc
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirrugis
e. Arteri klem
f. THT shet
g. Kassa dan depres dalam tromol
h. Handschone / gloves steril
i. Neerbeken (bengkok)
j. Lampu kepala
k. Kom kecil/ sedang
l. Tetes telingga
m. Cairan pencuci luka dan disinfektan (Cairan NS)
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Perawat memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga/pasien
menandatangani Informed concern.
b. Perawat menyiapkan alat dan didekatkan pada pasien
c. Perawat memeriksa lokasi corpus alienum ditelingga baik dengan langsung atau
memakai lampu kepala
d. Perawat menetukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan letak dan jenis
benda yang masuk ke telingga / hidung antara lain :
Benda Padat: Biji-bijian dan Benda kotak
e. Perawat memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde sesuai dangan
ukuran biji didalam)
f. Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah masuk melalui
bagian luar biji-bijian tersebut.
g. Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde sudah lebih
dalam dari pada posisi biji-bijian, maka dilakukan pergerakan untuk
mengeluarkan biji-bijian.
h. Bila biji-bijian belum keluar dilakukan pengulangan mulai dari awal.
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaia
No Komponen n
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Syringe pump
b. Standar infus
c. Spuit 10 cc/ 20 cc/ 30 cc/ 50 cc dan medikasi klien
d. Selang penghubung
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Bawa alat-alat ke dekat klien.
b. Siapkan spuit dan medikasi klien.
c. Pasangkan spuit pada syringe pump dan hubungkan spuit dengan
akses intravena.
d. Nyalakan syringe pump/ Tekan tombol On/ Off
e. Atur jumlah medikasi yang akan diberikan dalam cc/jam.
f. Tekan start untuk memulai pemberian medikasi.
g. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan
dengan suara dan lampu yang menyala merah.
h. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaia
No Komponen n
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Infuse pump
b. Standar infus
c. Cairan infus
d. Infus set sesuai dengan kebutuhan alat infuse pump
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Bawa alat-alat ke dekat klien
b. Siapkan cairan infus dan infuse set dan gantungkan di tiang
pengangga infuse pump
c. Pasangkan bagian selang pada infus set pada infuse pump, pastikan
tidak ada udara pada selang
d. Pasang drip sensor (jika ada) sesuai jenis infus pump pada tempat
tetesan infus set
e. Nyalakan infuse pump
f. Atur infus set pada infuse pump sesuai infuse set yang digunakan
dan jenis infus pump yang digunakan
g. Atur jumlah cairan yang akan diberikan pada pasien tiap jam dan
total caiaran keseluruhan yang akan dimasukan
h. Tekan start untuk memulai pemberian cairan
i. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan
dengan suara dan lampu yang menyala merah pada tulisan air,
occlusion, flow err, empty, door, completion
j. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaia
No Komponen n
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Lepaskan penutup debu
b. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai kebutuhan
c. Hubungkan alat ke terminal pembumian
d. Hubungkan alat ke catu daya
e. Hidupkan alat dengan menekan/mamutas tombol ON/OFF
f. Set rentang nilai (range) untuk temperatur, pulse dan alarm
g. Perhatikan protap pelayanan
h. Beritahukan kepada pasien mengenai tindakan yang akan
dilakukan
i. Hubungkan patient cable, stap dan chest electrode ke pasien dan
pastikan sudah terhubung dengan baik
j. Lakukan monitoring
k. Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, ECG wave form,
pulse, temperatur, saturasi oksigen (SpO2), NiBP, tekanan
hemodinamik
l. Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan
tombol ON/OFF
m. Lepaskan hubungan alat dari catu daya
n. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian
o. Lepaskan patient cable, strap, chest electrode dan bersihkan
p. Pastikan bahwa Bedside Monitor dalam kondisi baik dan siap
difungsikan lagi
q. Pasang penutup debu
r. Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaia
No Komponen n
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Set ventilator
b. Aqua steril
c. Oksigen
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Inform consent
b. Pemberian penjelasan
c. Pengaturan posisi sesuai dengan kebutuhan
d. Set ventilator sesuai dengan kebutuhan, sambungkan sirkuit
dengan test lung
e. Sambungkan kabel power ke sumber listrik
f. Tekan tombol power
g. Nilai keadekuatan ventilator
h. Hubungkan tubing ke konektor ETT
i. Perhatikan kesesuaian jenis ventilator dengan kebutuhan pasien
j. Seluruh pengesetan ventilator termasuk alarm limit harus dalam
keadaan aman
k. Catat respon selama dan sesudah pemakaian ventilator
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Botol WSD berisi larutan bethadin yang telah diencerkan dengan NaCl 0,9%
dan ujung selang terendam sepanjang dua cm.
b. Kasa steril dalam tromol
c. Korentang
d. Plester dan gunting
e. Nierbekken/kantong balutan kotor
f. Alkohol 70%
g. Bethadin 10%
h. Handscoon steril
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Mencuci tangan, kemudian memasang handscoon
b. Membuka set bedah minor steril
c. Membuka balutan dengan menggunakan pinset secara hati-hati, balutan kotor
dimasukkan ke dalam nierbekken
d. Mendisinfeksi luka dan selang dengan bethadin 10% kemudian dengan alkohol
70%
e. Menutup luka dengan kasa steril yang sudah dipotong tengahnya kemudian
diplester
f. Selang WSD diklem
g. Melepaskan sambungan antara selang WSD dengan selang botol
Ujung selang WSD dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian selang WSD
dihubungkan dengan selang penyambung botol WSD yang baru
h. Klem selang WSD dibuka
i. Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan bimbing pasien cara batuk
efektif
j. Latih dan anjurkan pasien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan
gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD
k. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya, kemudian membantu pasien
dalam posisi yang paling nyaman
l. Membersihkan alat-alat dan botol WSD yang kotor, kemudian di sterilisasi
kembali
m. Membuka handscoon dan mencuci tangan
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan/ dilaksanakan (__________________)
1 : Dilaksanakan tapi kurang lengkap
2 : dilaksanakan dan lengkap
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Alat pengisap lendir dengan botol berisi larutan desinfektan
b. Kateter pengisap lendir steril
c. Pinset steril
d. Sarung tangan steril
e. Dua kom berisi larutan aquades atau NaCl 0,9 % dan larutan desinfektan
f. Kasa steril
g. Kertas tisu
h. Stetoskop
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
b. Cuci tangan
c. Tempatkan pasien pada posisi telentang
d. Gunakan sarung tangan
e. Hubungkan kateter pengisap dengan slang alat pengisap
f. Mesin pengisap dihidupkan
g. Lakukan pengisapan lendir dengan memasukkan kateter pengisap kedalam kom
berisi aquades atau NaCl 0,9 % untuk mempertahankan tingkat kesterilan
(asepsis)
h. Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
i. Gunakan alat pengisap dengan tekanan 110 - 150 mmHg untuk dewasa, 95 - 110
mmHg untuk anak-anak, dan 50 - 59 mmHg untuk bayi (Potter & Perry, 1995)
j. Tarik dengan memutar kateter pengisap tidak lebih dari 15 detik
k. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9 %
l. Lakukan pengisapan antara pengisapan pertama dengan berikutnya.
m. Minta pasien untuk bernapas dalam dan batuk. Apabila pasien mengalami distres
pernapasan, biarkan istirahat 20 - 30 detik sebelum melakukan pengisapan
berikutnya
n. Setelah selesai, kaji jumlah, konsistensi, warna, bau sekret, dan respons pasien
terhadap prosedur yang dilakukan
o. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaia
No Komponen n
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. Spuit sesuai dengan ukuran yang berisi heparin 0,1 cc
b. Kapas alkohol dalam tempatnya
c. Penutup jarum (dalam karet)
2 LANGKAH-LANGKAH:
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Cuci tangan
c. Ambil spuit sesuai dengan ukuran (5 ml) kemudian isi dengan
heparin 0,1 cc. Basahi bagian dalam spuit dengan heparin dengan
mengguncangkannya
d. Tentukan arteri yang akan diambil darahnya
e. Pasang penopang/bantalan bila mengambil darah arteri pada
pergelangan tangan
f. Lakukan desinfeksi pada daerah yang akan diambil darah dengan
kapas alkohol
g. Raba arteri dengan jari tangan yang setelah dilokalisasi. Arteri
ditusuk dengan jarum pada posisi tegak lurus, ambil darah
sebanyak 2,5-5 cc atau sesuai program
h. Setelah darah diambil, tutup spuit dengan penutup kedap udara
(penutup karet)
i. Berikan tekanan pada daerah yang ditusuk selama 2-5 menit.
j. Isi formulir permintaan pemeriksaan gas darah arteri dan kirim ke
laboratorium dengan segera
k. Catat tanggal pengambilan dan respons pasien
l. Cuci tangan
3 SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Pencapaian
No Komponen
0 1 2
1 PERSIAPAN ALAT:
a. CVC dengan double lumen atau triple lumen
b. Medifix line
c. Medifix Scale
d. Waterpas
e. Buku dan alat tulis
2
LANGKAH-LANGKAH:
a. Jelaskan prosedure dan tujuan
b. Privasi
c. Persetujuan tindakan
d. Posisikan pasien terlentang dan lurus
e. Isikan cairan pada ujung selang / line medifix yang diilitkan pada medifix
scale. line medifik yanglain dihubungkan ke pasien, yang lain lagi ke
cairan infus
f. Tentukan zero point sejajar pada pasien dengan cara, cari sela iga ke 4
mid axial
g. Setelah salah satu ujung line yang menempel pada medifix scale diisi
cairan infus maka bukalah line yang menuju ke pasien dan tutuplah line
dari cairan infus
h. Tunggu lah sampai pada hasil yang sesuai dengan kondisi pasien pada
saat itu
i. Pada titik terendah undulasi pada line medifix maka itulah hasil atau nilai
CVP yang kita ukur
j. Catat pada buku catatan yang disediakan
k. Nilai normal CVP adalah rentang 10 - 14 CmH2O
l. Rapikan pasien dan alat-alat
3
m. Cuci tangan
SIKAP :
a. Teliti
b. Hati-hati
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
(__________________)
Bresler, Michael Jay, et all. (2000). Manual Kedokteran Darurat. Edisi 6. USA: Mosby, Inc.
Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi.
8. Jakarta: EGC.
Bunga, A.L. Taringan, E. (2013). Prosedur Keterampilan Klinik Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: STIK Sint Carolus
Carpenito, L.J. (2000). Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktis Klinis. Jakarta: EGC.
Emergency Nurses Association. (2006). Sheehy’s Manual of Emergency Care, 6th Ed
Emergency Nurses Association. (2006). Sheehy’s Manual of Emergency Care, 6th edition.
Singapore. Elsevier Mosby.
Hudak, C & Gallo, B & Morton P. (2007). Critical Care Nursing: A Holistic Approach.
Philadelphia Lipincott
Kozier, B. Erb, G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta: EGC
Kusyati, E. Mustaida. Fauziyah, N. (2006). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta:
EGC
Lanros, Nedel, (1997). Emergency Nursing: With Certification Preparation and Review. 4th
Edition. Connecticut: Appleton & Lange.
Lewis., Heitkemper., Dirksen. (2000). Medical Surgical Nursing; Assessment and Management
of Clinical Problems. 5th edition. St Louis Missouri: Mosby.
Liverpool Hospital Trauma Department, (2002), Hand Book of Trauma Care: The Liverpool
Hospital Trauma Manual. 6th Edition. Sydney: Trauma Department Liverpool Hospital
Selfridge.
Patricia, A. Potter, A. (2009). Fundamental of Nursing 7th Edition. Jakarta: Salemba Medika
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan konsep proses dan
praktik. Edisi IV Volume 2. Jakarta: EGC.