Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN SISTEM MUSKULOSKELEKTAL

Disusun Oleh :
Hauzan Fadhil
2211040132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
1. Struktur dan Fungsi Sistem Skeletal
A. Major bones dan sendi
Tulang merupakan jaringan yang paling keras pada tubuh dibandingkan
jaringan ikat lainnya. Tulang terdiri atas dua jaringan, yaitu jaringan kompak (padat)
dan jaringan seperti spon. Jaringan kompak pada tulang bersifat keras dan padat,
jaringan ini dapat ditemukan dalam tulang pipih dan tulang pipa dan sebagai lapisan
tipis penutup semua tulang. Jaringan tulang berbentuk jala memiliki struktur seperti
spon, jaringan ini dijumpai terutama pada ujung tulang pipa, dalam tulang pendek dan
sebagai lapisan tengah antara dua lapisan kompak pada tulang pipih.
Tulang-tulang utama yang menyusun tubuh manusia disebut major bones.
Major bones dapat dikelompokkan menjadi enam bagian, yakni tulang kepala, tulang-
tulang belakang, tulang di area rusuk, tulang pelvis, tulang lengan dan bahu, dan
tulang kaki.
1) Tulang kepala
Tengkorak terdiri dari cranium yang merupakan posisi dari delapan
tulang yang bertemu di daerah yang disebut sutures. Tengkorak dilengkapi
empat belas tulang wajah, tulang tersebut menciptakan karakteristik wajah dan
memungkinkan manusia untuk makan. Tulang wajah termasuk tulang rahang
bawah yang disebut mandibula dan rahang atas yang terdiri dari dua tulang
yang disebut maksila. Di dalam kepala juga ada tulang yang lebih kecil,
termasuk telinga tengah yang membantu dalam pendengaran. Tulang ini
dikenal sebagai palu, anvil dan sanggurdi. Tulang hyoid, terletak di dalam
leher, membantu dalam berbicara dan merupakan satu-satunya tulang yang
tidak menyentuh tulang lainnya.
2) Tulang-tulang belakang
Tulang belakang memungkinkan manusia berdiri tegak dan melindungi
sumsum tulang belakang. Tubuh orang dewasa mengandung tujuh vertebra di
daerah leher yang disebut vertebra serviks. Selanjutnya dua belas vertebra
toraks, diikuti oleh lima vertebra lumbal. Sakrum adalah area leburan dari lima
tulang yang ditemukan di bawah vertebra lumbalis. Tiga sampai lima tulang
tulang belakang yang terakhir disatukan untuk membentuk tulang ekor, yang
umumnya dikenal sebagai tulang ekor.
3) Tulang di area rusuk
Daerah rusuk berisi tulang rusuk dan tulang dada. Kerangka ini
memiliki 12 pasang tulang rusuk yang melindungi jantung, paru-paru, perut
dan organ lainnya.
4) Tulang pelvis
Pelvis berisi dua tulang pinggul, setiap tulang pinggul berisi pubis,
ischium dan ilium, yang disatukan. Tulang ini melindungi kandung kemih,
organ reproduksi dan bagian usus besar.
5) Tulang lengan dan bahu
Bahu terdiri dari tulang belikat yang disebut skapula dan tulang
selangka yang disebut klavikula. Tulang besar di lengan atas adalah humerus,
sedangkan lengan bawah terdapat dua tulang yang disebut ulna dan jari-jari.
Tangan berisi tulang karpal, tulang metakarpal, dan phalanges.
6) Tulang kaki
Tulang besar pada kaki bagian atas dikenal sebagai tulang femur dan
tempurung lutut disebut patella. Pada kaki bagian bawah terdapat dua tulang
yang dikenal sebagai tibia dan fibula. Pergelangan kaki disebut tarsus yang
terdiri dari tujuh tulang. Kaki terdiri dari tulang metatarsal, sementara pada
jari-jari kaki terdapat phalanges.
Sendi atau artikulasio adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk
pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka. Sendi tersusun atas
ligamen, kapsul sendi, cairan sinovial, tulang rawan hialin dan bursa.  Ligamen
merupakan jaringan ikat fibrosa yang berfungsi mencegah pergerakan sendi secara
berlebihan dan membantu mengembalikan tulang pada posisi asalnya setelah
melakukan pergerakan. Kapsul sendi walaupun memiliki struktur yang tipis tapi kuat
untuk menahan ligamen. Kapsul sendi terdiri dari dua lapis, yaitu kapsul sinovial yang
membantu penyerapan makanan tulang rawan sendi dan menghasilkan cairan synovial
dan kapsul fibrosa yang memelihara regenerasi kapsul sendi, memelihara posisi sendi.
Cairan sinovial merupakan cairan pelumas sehingga gesekan berjalan lancar. Tulang
rawan hialin berwarna agak bening kebiruan mengilap dan terletak di bagian ujung
tulang, berfungsi sebagai bantal sendi agar sendi tidak nyeri saat bergerak. Bursa
merupakan kantong tertutup yang dilapisi memebran sinovial dan terletak di luar
rongga sendi.
B. Fungsi tulang dan sendi
Tulang berfungsi sebagai pendukung, pelidung, bantuan dalam gerakan,
mineral homeostasis (penyimpanan dan pelepasan), produksi sel darah, dan
trigliserida penyimpanan.
1) Pendukung. Tulang berfungsi sebagai kerangka struktural untuk tubuh dengan
mendukung jaringan lunak dan memberikan titik pelekatan pada tendon otot
rangka yang paling.
2) Pelindung. Kerangka melindungi organ dalam yang paling penting dari cedera.
3) Bantuan dalam gerakan. Sebagian besar otot rangka menempel pada tulang;
Saat mereka kontrak, mereka menarik tulang untuk menghasilkan gerakan.
4) Mineral homeostasis (penyimpanan dan pelepasan). Jaringan tulang
menyimpan beberapa mineral, terutama kalsium dan fosfor. Tulang
melepaskan mineral ke dalam darah untuk menjaga keseimbangan mineral
penting (homeostasis) dan untuk mendistribusikan mineral ke bagian tubuh
yang lain.
5) Produksi sel darah. Di dalam tulang tertentu sumsum tulang merah
menghasilkan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit, sebuah proses
yang disebut hemopoiesis.
6) Trigliserida penyimpanan. Sumsum tulang kuning terutama terdiri dari sel
adiposa, yang menyimpan trigliserida. Trigliserida yang tersimpan adalah
cadangan energi potensial.

Sendi secara umum berfungsi untuk menggerakkan anggota tubuh. Sendi juga
berfungsi untuk menghubungkan antara dua tulang sehingga membentuk rangka,
memungkinkan rangka tubuh bergerak bebas dan leluasa sesuai batas, dan
menanggung berat badan.

C. Tulang panjang (pipa)


Tulang panjang memiliki panjang yang lebih besar dari lebarnya. Tulang
panjang memiliki beberapa epifisis dan cenderung berbentuk agak melengkung untuk
dapat menyerap tekanan lebih baik. Bentuk tulang yang lurus akan memudahkan
terjadinya fraktura. Tulang-tulang yang merupakan tulang panjang memiliki panjang
yang bervariasi, mulai dari femur (tulang paha), tibia dan fibula (tulang kaki),
humerus (tulang lengan atas), ulna dan radius (tulang lengan bawah), hingga
phalanges (tulang jari tangan dan kaki). Tulang panjang terdiri atas diafisis,
medularry cavity, epifisis, articular cartilage, periosteum, dan endosteum. Tulang
panjang berfungsi sebagai pengungkit, penyokong, alat gerak, dan tempak
pembentukan sel darah.
D. Large joints
Large joints terdiri dari leher, bahu, panggul, dan lutut. Leher ada di antara
kepala dan badan. Seluruh sinyal saraf harus melewati leher untuk mencapai otak.
Sama pentingnya, oksigen dan nutrisi harus diangkut ke otak dari tubuh melalui leher.
Jika leher diblokir, otak tidak akan bisa menerima cukup zat penting dari tubuh. Jika
aliran energi tidak mencukupi, dampaknya terhadap otak dan kesehatan secara
keseluruhan adalah signifikan. Bahu adalah struktur yang besar dan kompleks.
Dengan satu lampiran pada sternum, bahu menghubungkan klavikula, skapula dan
satu sisi lengan, yang bertanggung jawab untuk melakukan banyak aktivitas.
Pentingnya bahu tidak hanya untuk mobilitas tapi juga untuk kesehatan paru-paru,
jantung, tenggorokan, telinga dan seluruh kepala. Sendi panggul berhubungan erat
dengan sistem reproduksi, sistem saluran kencing, sistem pencernaan dan saraf
siatikatik. Setiap penyumbatan di daerah ini dapat menyebabkan penyakit pada sistem
tersebut. Sementara lutut merupakan salah satu penyumbang mobilitas terbesar bagi
manusia.
E. Spinal column
Spinal column biasanya terdiri dari 33 vertebra: 24 presacral vertebrae (7
cervical, 12 thoracic, and 5 lumbar) diikuti oleh sakrum (5 sacral vertebrae) dan
tulang ekor (4 coccygeal vertebrae). Spinal column memiliki empat fungsi utama,
yaitu:
1) Perlindungan. Membungkus dan melindungi sumsum tulang belakang di
dalam kanal tulang belakang.
2) Dukungan. Membawa berat badan di atas panggul.
3) Sumbu. Membentuk poros tengah bodi.
4) Gerakan. Memiliki peran dalam postur dan gerakan.

F. Tulang pendek

Tulang pendek memiliki bentuk mirip kubus, pendek tak beraturan, atau


bulat. Tulang pendek diselubungi jaringan padat tipis. Tulang pendek sebagian besar
terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat.
Tulang pendek mampu mendukung bagian tubuh seperti yang terdapat pada tulang
pergelangan tangan. Adanya tulang ini dimungkinkan goncangan yang keras dapat
diredam dan gerakan tulang yang bebas dapat dilakukan. Sebagai contoh, tulang
telapak kaki dan telapak tangan. contohnya ruas-ruas tulang belakang, pangkal
lengan, dan pangkal kaki. Tulang ini memiliki inti tulang spongiosa yang dikelilingi
tulang kompakta.

G. Perkembangan dan regenerasi tulang


Proses pembentukan tulang disebut osteogenesis atau osifikasi. Perkembangan
sel prekusor tulang dibagi ke dalam tahapan perkembangan yakni 1. Mesenchymal
stem cells 2. Sel-sel osteoprogenitor 3. Pre-osteoblas 4. Osteoblas, dan 5. Osteosit
matang. Setelah sel progenitor membentuk garis osteoblastik, kemudian dilanjutkan
dengan tiga tahap perkembangan diferensiasi sel yaitu proliferasi, pematangan matrik,
dan mineralisasi. Faktor pertumbuhan tulang tergantung pada herediter, nutrisi,
vitamin, mineral, hormon, dan latihan atau stres pada tulang. Osifikasi adalah istilah
lain untuk pembentukan tulang. Osifikasi (osteogenesis) berdasarkan asal
embriologisnya terdapat dua jenis osifikasi, yaitu osifikasi intramembran yang terjadi
pada sel mesenkim yang berdiferensiasi menjadi osteoblas di pusat osifikasi secara
langsung tanpa pembentukan kartilago terlebih dahulu dan osifikasi endokondral yaitu
mineralisasi jaringan tulang yang dibentuk melalui pembentukan kartilago terlebih
dahulu.

Regenerasi tulang adalah respon terhadap berbagai kerusakan seperti


kecelakaan patah tulang, perkembangan perubahan bentuk tulang yang terjadi secara
terus menerus, kondisi penyakit seperti osteoporosis, dan setelah operasi. Proses
regenerasi tulang melibatkan proses-proses tertentu seperti pembentukan hematoma,
pembentukan kalus, pembentukan kalus osifikasi, dan perombakan tulang.

2. Permasalahan Umum Dan Serius Yang Berkaitan Dengan Sistem Skeletal

Sprain dan Strain

Sprain adalah bentuk cidera yang berupa penguluran atau kerobekan pada ligamen
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang
memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi
dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi.Gejalanya dapat berupa nyeri,
inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus, ketidak mampuan mengerakkan
tungkai.

Menurut para ahli, pengertian dari sprain itu sendiri adalah cidera pada bagian
ligamen yang disebabkan oleh peregangan otot yang melebihi kapasitas normal. Jadi
apabila melakukan aktifitas terlalu over maka akan sangat rentan sekali terkena
keseleo, karena otot-otot kita selalu berada dalam keadaan tegang.Sprain adalah jenis
cidera yang paling sering dialami oleh para pemain sepak bola, untuk menghindari
keseleo, diperlukan pemanasan yang cukup dan strectching yang tepat bisa mencegah
terjadinya cidera tersebut (Hardianto Wibowo 1995 : 22).

Strain terjadi akibat dari peregangan atau kontraksi otot melebihi batas normal
(abnormal stress) dan umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba-tiba pada otot
tertentu.Jenis cidera ini juga terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, atau
ketika terjadi kontraksi, otot belum siap.

Gejala dan tanda-tanda strain, yaitu :

1. Strain ringan di tandai dengan kontraksi otot terhambat karena nyeri dan teraba
pada bagian otot yang mengaku.

2. Strain total didiagnosa sebagai otot yang tidak bisa berkontraksi dan berbentuk
benjolan.

3. Nyeri yang tajam dan mendadak pada daerah otot tertentu. Dan pada cidera
strain rasa sakit adalah nyeri yang menusuk pada saat terjadi cidera, terlebih jika otot
berkontraksi.

4. Nyeri menyebar keluar dengan kejang dan kaku otot.

5. Cidera strain membuat daerah sekitar cidera memar dan membengkak. Setelah
24 jam, pada bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda-tanda pendarahan
pada otot yang sobek, dan otot mengalami kekejangan.

Arthritis Degenerative

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang,


dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi
mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru
pada bagian tepi sendi.

Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang


merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress
biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya
polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga
mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah
sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna
vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.

Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan.


Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan
ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut.

Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-


peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan
penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang
bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau
adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang
rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan
rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya hipertropi
atau nodulus. (Soeparman ,1995)

Fraktur

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, retak atau patahnya


tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang
ditentukan jenid dan luasnya trauma. (Lukman, Nurma Ningsih. 2012).

Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat di
serap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau
terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah

serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang
rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di
rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah.
Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang
di tandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah
putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang
nantinya.

Proses penyembuhan tulang


Tulang bisa bergenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur
merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk
tulang baru diantara ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh aktivitas sel-sel
tulang.

 Penyakit inflamatori/degeneratif

1. Injuries to joints and muscles

Masalah yang sering terjadi pada sendi adalah patela kondromalasia, injuri
pada rotator cuff, sindrom plica, dan keseleo. Patela kondromalasia adalah sindrom
yang disebabkan penekanan yang terjadi berulang-ulang pada lutut sehingga lutut
mengalami peradangan dan pelembekan pada kartilago di bawa patela. Injuri pada
rotator cuff adalah robeknya bagian supraspinatus dan infraspinatus pada gelang bahu.
Sindrom plica adalah kondisi ketika plica (perpanjangan dari kapsul sinovial lutut)
mengalami iritasi, pembengkakan, dan inflamasi. Keseleo adalah cedera yang terjadi
pada ligamen.  Ligamen adalah jaringan ikat penghubung antar tulang dan penyokong
sendi.

Tanda dan gejala yang biasa terjadi pada cedera sendi adalah nyeri pada sendi,
inflamasi, muncul warna kemerahan, kaku, menjadi lemas, tidak stabil, bengkak, dan
berkurangnya jangkauan gerakan. Tanda dan gejala tersebut dapat dikurangi efeknya
seperti inflamasi, bengkak, dan warna kemerahan dapat dikurangi dengan
mengompres bagian yang cedera dengan es batu atau air dingin. Selain itu, kekakuan
dapat dikurangi dengan terapi panas. Tetapi, bantuan medis oleh tenaga kesehatan
tetap diperlukan jika mengalami tanda dan gejala tersebut.

Masalah yang sering terjadi pada otot adalah tendovaginitis, tendonitis, siku
tenis, groin strain, achilles tendonitis pain, dan shin splints. Tendovaginitis adalah
pembengkakan pada tendon dan selubungnya. Tendonitis adalah inflamasi atau iritasi
pada tendon (penghubung tulang dan otot). Siku tenis adalah nyeri yang muncul pada
siku bagian luar. Groin strain adalah robeknya otot dari kelompok adduktor pinggul.
Achilles tendonitis pain adalah inflamasi yang terjadi tendon Achilles (penghubung
otot betis dan tulang tumit). Shin splints adalah nyeri yang muncul pada tulang kering
bagian dalam atau tibia.
Tanda dan gejala yang biasa terjadi pada cedera sendi adalah bengkak, terjadi
hemotoma, sakit ketika digerakkan sampai jangkauan tertentu, menjadi lemas, kaku,
tidak adanya daya tahan otot, dan tidak stabil. Tanda dan gejala tersebut dapat
dikurangi efeknya seperti inflamasi, bengkak, dan warna kemerahan dapat dikurangi
dengan mengompres bagian yang cedera dengan es batu atau air dingin. Selain itu,
kekakuan dapat dikurangi dengan terapi panas. Tetapi, bantuan medis oleh tenaga
kesehatan tetap diperlukan jika mengalami tanda dan gejala tersebut.

2. Low back pain

Nyeri punggung bawah merupakan rasa nyeri yang muncul pada punggung
bagian bawah. Rasa nyeri bisa terasa ringan dan konstan sampai nyeri yang tiba-tiba
dan tajam sehingga membuat sulit bergerak. Sakit punggung ini dapat dialami semua
orang tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko penyakit ini seperti
usia, kebugaran fisik yang buruk, obesitas, keturunan, penyakit lain, pekerjaan,
merokok, dan ras.
Terdapat 2 jenis sakit punggung yaitu akut dan kronis. Sakit punggung akut
adalah sakit yang dirasakan tiba-tiba setelah mengalami kecelakaan, jatuh, atau
mengangkat sesuatu yang terlalu berat. Sakit punggung jenis ini adalah jenis yang
paling umum terjadi dan biasanya terjadi selama 6 minggu. Sakit punggung kronis
adalah sakit punggung terjadi mendadak atau pelan-pelan namun terjadi dalam waktu
yang lama yaitu lebih dari 3 bulan.
Sakit punggung disebabkan oleh masalah mekanis, penyakit, dan stress.
Masalah mekanis yang dapat menyebabkan sakit punggung adalah otot tegang dan
cedera. Penyakit yang dapat menyebabkan sakit punggung adalah skoliosis, radang
sendi, batu ginjal, endometriosis, dan tumor. Penyakit ini dapat dideteksi dengan x-
ray, MRI, CT, dan tes darah.
Pengobatan dapat dilakukan untuk sakit punggung akut dan kronis. Untuk
sakit yang akut dapat diobati dengan meminum obat pereda sakit, melakukan gerakan
yang mengurangi nyeri, dan tidak disarankan untuk berolahraga serta operasi. Untuk
sakit yang kronis dapat diobati dengan mengompres bagian yang sakit, olahraga,
minum obat, latih bagian punggung, mengubah gaya hidup, dan operasi
3. Skoliosis dan kifosis

Skoliosis dan kifosis adalah gangguan pada bentuk tulang belakang.


Perbedaan skoliosis dan kifosis adalah skoliosis dapat berbentuk S atau C sedangkan
kifosis membuat tulang belakang membungkuk. Skoliosis dan kifosis dapat terjadi
pada semua orang. Perempuan beresiko terkena penyakit ini daripada laki-laki dan
orang yang mempunyai keluarga yang terkena penyakit ini lebih beresiko mengalami
hal yang sama. Gejala dari penyakit ini adalah bahu tidak rata, kepala tidak terletak di
tengah, sisi tubuh tidak sejajar, dan salah satu tulang rusuk lebih tinggi ketika
membungkuk ke depan.

Penyebab dari penyakit ini dapat diklasifikasikan menjadi struktural dan non-
struktural. Struktural adalah ketika tulang punggung memiliki bentuk yang tetap dan
penyebabnya bisa karena penyakit, cedera, infeksi, bawaan dari lahir, dan penyebab
lainnya. Non-struktural adalah ketika tulang punggung strukturnya normal dan
bentuknya hanya untuk sementara. Untuk melihat penyakit ini, dapat dilakukan
pemeriksaan catatan medis, pemeriksaan fisik, dan x-ray. Pengobatan yang dapat
dilakukan adalah observasi, pemasangan alat penopang, dan operasi

4. Fraktur

Fraktur merupakan nama lain dari patah tulang. Ada 5 jenis patah yaitu patah
tulang tertutup, terbuka, transversal, miring, dan kominuta. Patah tulang tertutup
adalah patah tulang yang tidak menembus kulit sedangkan patah tulang terbuka
adalah patah tulang yang menembus kulit atau ada luka. Patah tulang transversal
adalah patah tulang yang patahan membentuk garis lurus. Patah tulang miring adalah
patah tulang yang membentuk sudut tertentu. Patah tulang kominuta adalah patah
tulang dengan tulang hancur menjadi potongan-potongan kecil

Patah tulang disebabkan karena trauma, osteoporosis, atau dipakai berlebihan.


Patah tulang dapat terjadi pada semua orang. Gejala dan tanda dari patah tulang
adalah bengkak dan nyeri di sekitar luka, memar, dan ada perubahan bentuk. Patah
tulang akan diperiksa oleh dokter menggunakan x-ray. Patah tulang dapat diobati
dengan pemasangan gips, pemasangan cetakan, penarikan, fiksasi eksternal, dan
fiksasi internal.
5. Artritis akut

Artritis akut adalah inflamasi pada sendi. Gejala dan tanda dari penyakit ini
adalah rasa nyeri, muncul warna kemerahan, rasa panas, bengkak di sendi, susah
bergerak, demam, berat badan turun, muncul masalah pernafasan, ruam, dan gatal.
Penyebab dari penyakit ini adalah gen dan lingkungan berupa cedera dan infeksi
akibat virus. Tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit ini adalah tes di
labotarium dan x-ray. Untuk mengobati penyakit ini dapat dilakukan operasi atau
meminum obat-obatan.

6. Osteomielitis

Osteomielis adalah infeksi tulang yang disebabkan oleh bakteri


Staphylococcus aureus. Ada dua jenis osteomielitis yaitu akut dan kronis. Pada
osteomielis akut terjadi tanda dan gejala seperti nyeri tulang, demam, pembengkakan,
kemerahan pada area yang terinfeksi, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Sedangkan untuk osteomielis kronis terjadi nyeri tulang, pembengkakan, lelah tanpa
alasan, menggigil, mengeluarkan keringat berlebihan, perubahan kulit, serta
mengalirnya nanah dari saluran sinus ke tulang. Penyakit ini dapat diketahui melalui
CT scan, MRI, USG, biopsi tulang, dan rontgen. Osteomielis dapat diobati dengan
antibiotik dan pembedahan.

7. Osteoporosis

Osteoporosis adalah kondisi tulang menjadi lebih rapuh dan mudah patah.
Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kepadatan tulang. Kondisi ini didukung
oleh 2 faktor yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan dapat diubah. Faktor yang tidak
dapat diubah adalah umur, ras, gender, dan riwayat keluarga. Faktor yang dapat
diubah adalah minum minuman beralkohol, diet, hormon, obat-obatan, aktivitas fisik,
merokok, dan berat badan.

Osteoporosis disebut sebagai “silent disease” karena tidak mempunyai gejala


sampai terjadi patah tulang. Tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit ini
adalah dengan tes kepadatan tulang. Osteoporosis dapat dicegah dan diperlambat
dengan makan makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D, olahraga, pola hidup
sehat, dan minum obat-obatan untuk mencegah osteoporosis.

8. Osteomalacia dan Rickets

Rakhitis adalah kondisi yang menyebabkan tulang menjadi lunak dan lemah
sehingga dapat terjadi perubahan bentuk tulang. Osteomalasia adalah rakhitis yang
terjadi pada orang dewasa. Walaupun sama-sama menyebabkan patah tulang,
osteomalasia berbeda dengan osteoporosis. Osteomalacia terjadi karena tidak
sempurnanya proses perkembangan tulang sehingga tulang tidak mengeras sedangkan
osteoporosis adalah pengeroposan tulang yang sudah jadi. Penyakit ini disebabkan
kekurangan kalsium dan vitamin D.

Gejala dan tanda dari penyakit ini adalah timbul rasa nyeri, otot lengan dan
paha melemah dan kaku, kesulitan untuk berdiri dari posisi duduk atau naik tangga,
rasa lelah, dan tulang mudah patah. Penyakit ini dapat diketahui melalui berbagai tes
seperti biopsi tulang, tes darah dan urine, x-ray, dan pemeriksaan kepadatan mineral
tulang. Penyakit ini dapat diatasi dengan makan makanan kaya akan vitamin D dan
kalsium, pola makan, dan berjemur

2. Permasalahan Umum Dan Serius Yang Berkaitan Dengan Sistem Muskulo

A. Muscle wasting secondary to generalized disease


Muscle wasting disebut juga sebagai atrofi otot adalah kondisi melemahnya atau
hilangnya jaringan otot. Muscle wasting menyebabkan penurunan kekuatan otot yang
signifikan dan kemampuan untuk menggerakkan otot. Ada dua jenis atrofi otot, yakni
tidak digunakan dan neurogenik. Atrofi yang tidak disengaja disebabkan tidak cukup
menggunakan otot. Atrofi jenis ini seringkali bisa kembali seperti semula dengan
olahraga dan nutrisi yang lebih baik. Atrofi neurogenik adalah jenis atrofi otot yang
paling parah. Penyebabnya bisa karena luka, atau penyakit saraf yang terhubung ke
otot. Atrofi otot jenis ini cenderung terjadi lebih mendadak daripada atrofi yang tidak
digunakan.
1) Amyotrophic lateral sclerosis (ALS, atau penyakit Lou Gehrig) adalah
penyakit sel saraf di otak, batang otak dan sumsum tulang belakang yang
mengendalikan gerakan otot tak sadar. Di ALS, sel saraf motor (neuron)
terbuang atau mati, dan tidak bisa lagi mengirim pesan ke otot. Hal ini
akhirnya menyebabkan otot melemah, berkedut, dan ketidakmampuan untuk
menggerakkan lengan, tungkai, dan badan.
2) Sindrom Guillain-Barre
Sindrom Guillain-Barré (GBS) adalah masalah kesehatan serius yang terjadi
saat sistem pertahanan tubuh (kekebalan tubuh) secara keliru menyerang
bagian dari sistem saraf. Hal ini menyebabkan peradangan saraf yang
menyebabkan kelemahan otot atau kelumpuhan dan gejala lainnya. Kerusakan
saraf akibat luka, diabetes, toksin, atau alkohol
3) Polio (poliomielitis)
Polio adalah penyakit virus yang dapat mempengaruhi saraf dan dapat
menyebabkan kelumpuhan parsial atau penuh. Polio merupakan penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus poliovirus.
B. Distrofi otot
Distrofi otot adalah kelainan genetik yang mengakibatkan kelemahan otot seiring
berjalannya waktu. Distrofi otot tidak dapat disembuhkan. Terdapat delapan jenis
distrifi otot, yaitu Duchenne/Becker (DMD/BMD), Myotonic (MMD), Limb-Girdle
(LGMD), Facioscapulohumeral (FSH),Congenital (CMD) and myopathies, Distal
(DD), Oculopharyngeal (OPMD), dan Emery-Dreifuss (EDMD).

1) Duchenne/Becker (DMD/BMD)
Biasanya diderita oleh laki-laki. Diawali dengan kelemahan pada otot lengan
atas dan kaki bagian atas. Otak, tenggorokan, jantung, otot diafragma / dada,
perut, usus, tulang belakang juga berpotensi untuk terpengaruh oleh penyakit ini.

2) Myotonic (MMD)

Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita


penyakit ini. Diawali dengan kelemahan pada otot wajah, leher, lengan, tangan,
pinggul, kaki bagian bawah, dan bisa mempengaruhi otot pada mata, tenggorokan,
jantung, perut, usus, organ penghasil hormon, saraf, dan kulit.

3) Limb-Girdle (LGMD)

Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita


penyakit ini. Diawali dengan kelemahan pada otot bahu dan pinggul. Kelemahan
otot berawal dari masa kanak-kanak hingga akhir masa dewasa. Jantung, otot
diafragma atau dada, dan tulang belakang adalah bagian tubuh mana yang bisa
terpengaruh.

4) Facioscapulohumeral (FSH)

Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita


penyakit ini. Diawali dengan kelemahan pada otot wajah, bahu, lengan atas, dan
kaki bagian bawah. Kelemahan otot biasanya dimulai usia 20 tahun (usia rata-rata
di kalangan remaja) dan bagian tubuh yang bisa terpengaruh adalah mata, telinga,
jantung, serta batang tubuh.

5) Congenital (CMD) and myopathies

Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita


penyakit ini. Diawali dengan kelemahan pada otot leher, lengan, dan kaki saat
lahir atau di awal masa kanak-kanak. Bagian tubuh yang bisa terpengaruh adalah
otak, mata, tenggorokan, jantung, diafragma / otot dada, saraf, dan tulang
belakang.

6) Distal (DD)
Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita
penyakit ini. Diawali dengan kelemahan pada otot lengan, tangan, dan kaki bagian
bawah serta bisa memperngaruhi bagian saraf, otot lainnya, tetapi tergantung dari
tipe DD. Kelemahan otot biasanya dimulai pada rentang dari remaja sampai
dewasa.

7) Oculopharyngeal (OPMD)

Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita


penyakit ini. Diawali dengan kelemahan pada otot. Setelah 40 tahun biasanya
kelemahan otot baru dimulai dan bagian pertama yang melemah adalah wajah
(kebanyakan di sekitar mata), leher, lengan atas, dan kaki bagian atas serta dapat
mempengaruhi tenggorokan.

8) Emery-Dreifuss (EDMD)

Umumnya laki-laki yang lebih terkena dampaknya. Kelemahan otot dimulai


antara usia 5-15 tahun dan otot yang biasanya menunjukkan kelemahan lebih dulu
adalah bagian lengan atas dan kaki bagian bawah, serta dapt mempengaruhi
jantung dan tulang belakang.
Daftar Pustaka

https://emedicine.medscape.com
https://ghr.nlm.nih.gov
http://www.oif.org/site
https://www.niams.nih.gov
https://orthoinfo.aaos.org
https://www.ncbi.nlm.nih.gov
https://www.hopkinsmedicine.org
https://www.cdc.gov/ncbddd/musculardystrophy/facts.html
https://www.livestrong.com/article/173404-diseases-that-causes-muscle-wasting/
http://www.easternhealingcenter.com/En/joint_is_key.htm
https://medlineplus.gov/ency/article/003188.htm
https://medlineplus.gov/neurologicdiseases.html#summary
Tortora, G. &. (2009). Principles of Anatomy and Physiology--- the 12th edition.
United States of America: John Wiley and Sons.

Anda mungkin juga menyukai