Anestesia
Kode Etik Kedokteran Indonesia
• Seorang dokter wajib mempertahankan standar profesi, integritas moral dan kejujuran intelektual dirinya
sebagai dasar pengambilan keputusan profesional.
• Pengambilan keputusan profesional merupakan kombinasi selaras, serasi dan seimbang antara keputusan
medis teknis dengan keputusan etis yang berasal dari totalitas pelayanan terhadap pasien yang
merupakan perilaku keutamaan profesi.
• Pengambilan keputusan setelah melakukan pemeriksaan dan penilaian yang teliti terhadap pasien
dengan menggunakan standar/pedoman pelayanan kedokteran yang telah diakui secara sah.
• Dalam hal situasi fasilitas pelayanan kesehatan tidak optimal atau kurang memadai untuk mendukung
pelayanan yang diberikan, pengambilan keputusan profesional wajib diwujudkan dalam atau disertai
dengan perilaku profesional terbaik dokter demi kepentingan terbaik pasien.
• Setiap dokter secara sendiri-sendiri maupun bersama melalui organisasi profesi kedokteran wajib
memperjuangkan dipenuhinya fasilitas, sarana dan prasarana sesuai dengan standar minimal dan/atau
pedoman nasional pelayanan kedokteran yang menjamin dipenuhinya keselamatan pasien.
Perbuatan Melemahkan Psikis maupun Fisik.
• Setiap dokter wajib memberikan informasi memadai dengan jujur dan cara yang santun kepada pasien
dan/atau keluarganya ketika ia akan memberikan tindakan atau obat yang berakibat penurunan daya
tahan fisik pasien walaupun belum tentu menurunkan daya tahan psikisnya.
• Dokter terhadap pasien yang sedang menderita sakit wajib menyampaikan informasi yang dapat
melemahkan kondisi psikis pasien secara patut, teliti dan hati-hati dengan perkataan yang tepat.
• Dokter seyogyanya dilarang berbohong kepada pasiennya yang menderita penyakit berat/parah,
kecacatan atau gangguan kualitas hidup tetapi boleh menahan sebagian informasi yang dapat
melemahkan psikis pasien dan/atau fisiknya.
• Dokter wajib menghormati keinginan pasien yang menolak untuk mendapat informasi mengenai
penyakitnya sendiri atau tindakan/pengobatan dilakukan setelah inform consent.
• Pada saat menggunakan teknologi modern atau baru sebagai modalitas pengobatan, dokter wajib
menjelaskan alasan keharusan memanfaatkan kelebihan dan kekurangan teknologi tersebut dibandingkan
dengan teknologi sejenis sebelumnya.
PELAYANAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
• Pelayanan anestesiologi dan terapi intensif adalah tindakan medis yang dilakukan oleh dokter spesialis anestesiologi dalam kerja sama tim
meliputi penilaian pra operatif (pra anestesia), intra anestesia dan pasca anestesia serta pelayanan lain sesuai bidang anestesiologi antara lain
1. Pelayanan pra-anestesia
2. Pelayanan intra anestesia
3. Pelayanan pasca-anestesia
4. Pelayanan Kritis
5. Pelayanan Tindakan resusitasi
6. Pelayanan anestesia rawat jalan
7. Pelayanan anesesia regional
8. Pelayanan anestesia regional dalam obstetrik
9. Pelayanan anestesia/analgesia di luar kamar operasi
10. Pelayanan penatalaksanaan nyeri (akut dan kronik)
11. Pengelolaan akhir kehidupan
KEWENANGAN KLINIS
• Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (KATI) merupakan badan yang
independent menetapkan kebijakan, menyusun, mengevaluasi, merevisi kurikulum
pendidikan, modul pendidikan dan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter
spesialis anestesiologi dan terapi intensif Indonesia,
• Badan Penguji Nasional KATI menyelenggarakan ujian anestesiologi nasional tahap
awal dan ujian nasional tahap akhir.
• Sertifikat dari KATI merupakan suatu persyaratan untuk kewenangan klinis dalam
anestesiologi dan terapi intensif, sementara yang lain menganggap seriikat hendaknya
ada tetapi idak mutlak.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN)
merupakan wadah profesi dokter spesialis anestesiologi dan terapi intensif.
STANDARD KOMPETENSI PELAYANAN:
1. Mampu melakukan anestesia dan analgesia sesuai dengan standard pelayanan anestesia yang ditetapkan oleh PERDATIN
Pusat dan Cabang dan yang berlaku di insitusi / Rumah Sakit.
2. Mampu melakukan anestesia umum inhalasi, balans, intravena total.
3. Mampu melakukan anestesia regional, spinal, epidural, blok pleksus syaraf.
4. Mampu mengelola anestesia pada bedah digesif, ortopedi, urologi, plasic, onkologi, THT, mata, ginekologi.
5. Mampu mengelola anestesia obstetrik.
6. Mampu mengelola anestesia bedah pediatri pada kasus kasus tertentu.
7. Mampu mengelola anestesia bedah syaraf pada kasus kasus tertentu.
8. Mampu mengelola pasien diruang pulih.
9. Mampu mengelola anestesia bedah paru dan bedah jantung tertutup.
10. Mengetahui pengelolaan anetesia bedah jantung terbuka.
11. Mampu mengelola pasien di ICU dan HCU.
12. Mampu mengelola anestesia rawat jalan.
13. Mampu mengelola anestesia pada prosedur diluar kamar operasi (misal radioterapi, MRI, CTScan kasus pediatri).
STANDARD KETERAMPILAN
•Program Pendidikan Berkelanjutan; Pendidikan dan Pelaihan Kedokteran Berkelanjutan (P2KB) telah
disusun oleh PERDATIN
1. Mengikui acara acara ilmiah dan Coninuing Professional Development (CPD) yang diselenggarakan
PERDATIN atau Perhimpunan Profesi lain.
2. Mampu menganalisis makalah ilmiah.
3. Mampu melakukan peneliian ilmiah.
4. Mampu membuat tulisan ilmiah.
STANDARD EIK MEDIKOLEGAL
• mistra bestari adalah orang-orang yang berprakik dalam profesi yang sama, yang mempunyai
keahlian dalam bidang yang akan dievaluasi.
• Terdiri dari para dokter spesialis anestesiologi dan terapi intensif.
• Untuk dapat dipilih sebagai mitra bestari di Rumah Sakit tersebut, yang bersangkutan harus melalui
proses penapisan oleh Rumah Sakit tersebut.
• Rumah Sakit dapat membuat daftar mitra bestari sesuai dengan jumlah yang dibutuhkannya, untuk
kemudian pada saat dibutuhkan perannya, komite medis dapat membuat paniia adhoc yang terdiri
dari mitra bestari yang diambil dari datar tersebut.
KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGES)
• Core Privilages
Penyakit tanpa penyulit/resiko rendah, status fisik ASA I dan 2
Penyakit prosedur yang kompleks namun tidak ada penyakit penyerta yang mengancam nyama (Status fisik ASA 1
dan ASA 2)
Penyakit/Prosedur yang kompleks dan potensial mengancam nyawa (Pasien bedah resiko tinggi)
• Spesific Previlages
Subspesialisasi Anestesi Kardiovaskular,
Subspesialisasi Anestesia Regional,
Subspesialisasi Anestesia Bedah Anak,
Subspesialis Intensive Care,
Subspesialisasi Neuroanestesia dan neurocical care,
subspesialisasi manajemen nyeri
Daftar Pustaka