Anda di halaman 1dari 11

@

RUMAH SAKIT
NAHDLATULULAMATUBAN
The Traditional Green Hospital

2018

KODE ETIK PROFESI DAN


KODE ETI . ··EG AI
RUMAH SAKIT
NAHDLATUL ULAMA TUBAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT NAHDLATUL ULAMA TUBAN
Nomor : 377.11.12/RSNU/K-1.3/A-IIVIIII2018

TENTANG
KODE ETIK PROFESI DAN KODE ETIK PEGA WAI
Bismillahirrohmaanirrohiim
Direktur Rumah Sakit Nahdlatul {nama Tuhan,
MENIMBANG : 1. Babwa Etika rumah sakit adalah erika terapan (applied ethics) atau etika
praktis (practical ethics), yaity moralitas atau etika umum yang diterakan
pada isu-isu praktis, seperti perlakuan terhadap etnik-etnik minoritas,
keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan hewan untuk bahan
makanan atau penelitian, pelestarian Lingkungan hidup, aborsi, eutanasia,
kewajuban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak mampu, dan
sebagainya. Jadi, etika rumab sakit adalab etika umum yang diteraokan
pada (pengoperasian) rumah sakit
MENGINGAT 2. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia adalah rangkuman norma-norma moral
yang telah dikodifikasi oleh PERSI sebagai organisasi profesi bidang
perumahsakitan di Indonesia.
3. Babwa untuk memberikan rasa aman bagi petugas/profesi dalam
menjalankan tugas dan bagi pasien dalam menjalani pengbatan dan
perawatan maka perlu adanya keputisan Direktur Rumab Sakit Nabdlatul
Ulama Tuban tentang komite etik

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN:
Pertama Keputusan Direktur Rumab Sakit Nabdlatul Ularna Tuban Tentang Kode
Etik Profesi dan Kode Etik Pegawai
Kedua Kode etik profesi dan kode etik pegawai di Rumah Sakit Nabdlatul Ulama
Tuban sebagaimana terlampir dalam Lampiran keputusan ini.
Ketiga Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Kode Etik Profesi dan Kode
Etik Pegawai Rumab Sakit Nabdlatul Ulama Tuban dilaksanakan oleh
Komite Etik dan Sub Komite Etik.
Keempat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya , dan apabila dikemudian
hari temyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya maka akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya
Wallahul Muwafflq Ilaa Aqwamitb Thorieq

Ditetapkan di: Tuban


Pada tanggal: 13 Agustus 2018
Lampiran :
Nomor : 377.11.12/RSNU/K-1.3/A-1/VIII/2018
Tanggal : 13 Agustus 2018

KEBIJAKAN ETIKA PROFESI DAN ETIKA PEGAWAI


1. ETIKA PROFESI
A. KODE ETIK KEDOKTERAN
1) Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter
2) Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan
standar profesi yang tinggi
3) Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi
oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi
4) Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri
5) Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun
fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh
persetujuan pasien
6) Setiap dokter harus senantiasa berhati0hati mengumumkan dan menerapkan setiap
penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal
yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat
7) Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperikdsa
sendiri kebenarannya
8) Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan
masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan menyeluruh
(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta
berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya
9) Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan
bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati
10) Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu
dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia
wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit
tersebut
11) Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadan dan atau dalam
masalah lainnya
12) Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia
13) Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya
14) Setiap dokter memperlakukan yeman sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan
15) Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali
dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis
16) Setiap dokter harus memlihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik
17) Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran/kesehatan
B. KODE ETIK KEPERAWATAN
1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat
manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut
serta kedudukan sosial
2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan
hidup beragama klien
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
5) Perawat memeliharan dan meningkatkan kompetensi di bidang keperawatan melalui
belajar terus-menerus
6) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien
7) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
8) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan perilaku profesional
9) Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat
10) Perawat senantiada memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan
11) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal
12) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan
dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan
13) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan
14) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang
bermutu tinggi.

C. KODE ETIK TENAGA KESEHATAN LAIN


1) Tanggung Jawab
a) Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya
b) Terhadap dampak dari profesi itu dan kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya
2) Keadilan
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi
haknya
3) Otonomi
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan
dalam menjalankan profesinya
4) Kehormatan Profesi
a) Pegawai Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban senantiasa memahami, menjunjung
tinggi dan melaksanakan Etika Profesi masing-masing dan Etika Rumah Sakit.
b) Pegawai Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban tidak menerima hadiah atau imbalan
berupa apapun untuk melanggar peraturan dan prinsip kerahasiaan perusahaan dan
pasien.
c) Pegawai Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban senantiasa menjaga kehormatan dan
keluhuran profesinya dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan pelanggan
rumah sakit.
d) Pegawai Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban selalu berupaya menjaga dan
meningkatkan kompetensinya agar dapat memberikan pelayanan profesional
terbaik kepada para pelanggan.

2. KODE ETIK PEGAWAI


1. Membela kepentingan perusahaan, mencegah dan melaporkan adanya hal-hal yang
merugikan perusahaan serta turut berpartisipasi akif dalam usaha pengembangan
perusahaan.
2. Berperilaku baik dan sopan, baik perkataan dan perbuatan, terhadap direksi atau pejabat
berwenang, sesama karyawan, relasi usaha maupun masyarakat pada umumnya,
dengan memperhatikan norma-norma hukum, etika dan kesusilaan yang berlaku.
3. Mentaati dan melaksanakan semua perturan, tata tertib dan prosedur kerja yang berlaku di
perusahaan, termasuk peraturan perusahaan ini, dengan penuh kesadaran dan penuh
tanggung jawab.
4. Melakukan pekerjaan yang ditugaskan oleh perusahaan dengan sebaik-baiknya dan penuh
tanggung jawab sesuai dengan jabatannya.
5. Bersikap jujur dan bertanggung jawab dalam memberikan keterangan, informasi,
berbagai data maupun laporan, baik mengenai dirinya sendiri, maupun berbagai hal yang
berhubungan dengan pekerjaannya, dengan tetap mematuhi kewajiban untuk menjaga
rahasia perusahaan yang dipercayakan kepadanya.
6. Menggunakan dan merawat dengan baik serta menjaga keamanan dan keutuhan peralatan
dan perlengkapan kerja serta barang-barang milik perusahaan yang dipercayakan
kepadanya.
7. Memberikan laporan dengan benar kepada pejabat berwenang di Sub Bagian HRD
tentang berbagai perubahan yang menyangkut dirinya sendiri maupun keluarganya
sehubungan dengan kelengkapan dan ketepatan data yang ada di perusahaan.
8. Menyimpan dengan baik dan menjaga kerahasiaan perusahaan serta tidak
membicarakannya dengan orang lain tentang semua dokumen pekerjaan, harta milik
perusahaan dan kebijaksanaan perusahaan yang diketahuinya atau berada dibawah
penguasaannya.
9. Ikut menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban di lingkungan perusahaan dan di
tempat kerja, turut aktif dalam upaya mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja serta
kegiatan pengamanan lainnya yang diadakan oleh perusahaan. Dalam hal
diperlukan karyawan harus bersedia untuk menjadi anggota pemadam kebakaran yang
dibentuk oleh perusahaan.
10. Bersedia bekerja lembur apabila karena suatu keadaan dan kebutuhan karyawan bekerja
lembur atas perintah atasan atau pejabat berwenang.
11. Wajib menerima penugasan yang diberikan oleh direksi atau pejabat berwenang terkait
dengan kewajiban sebagaimana diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh instansi
pemerintah atau perturan perundang-undangan, khususnya yang terkait dengan bidang
usaha perusahaan.
12. Mentaati ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku, khususnya di bidang ketenagakerjaannya.
13. Kehadiran dan Pulang Kerja;
a. Setiap karyawan harus sudah hadir ditempat kerja pada hari dan jam kerja yang telah
ditetapkan.
b. Karyawan wajib check in waktu kehadiran dan check out waktu pulang kerja pada
mesin check lock.
c. Pencatatan waktu kehadiran dan waktu pulang kerja bagi karyawan yang sedang
melaksanakan dinas luar, dilakukan dengan memperhatikan ketentuan yang telah
berlaku untuk perjalanan dinas.
d. Karyawan yang melakukan kerja di RSNU Tuban tidak diperkenankan meninggalkan
lingkungan tempat kerja saat jam istirahat.
e. Karyawan yang datang terlambat harus menjelaskan alasannya, disertai bukti-bukti
yang sah dan relevan.
f. Keterlambatan hadir di tempat kerja tanpa alasan yang sah dan relevan berturut-turut
atau terpisah 3 (tiga) kali dalam seminggu atau 7 (Tujuh) kali dalam sebulan adalah
merupakan dasar diberikannya surat peringatan oleh perusahaan.
g. Karyawan yang pulang kerja sebelum waktunya harus mengajukan permohonan
disertai alasan yang sah dan relevan dan mendapat persetujuan tertulis dari atasan
sekurang-kurangnya supervisor, kemudian menyerahkannya kepada pejabat
berwenang di Bagian HRD.
14. Penggunaan Pakaian Kerja, Perlengkapan dan Perlindungan Kerja
a. Setiap karyawan harus berpakaian sopan, bersih, sesuai dengan kebutuhan pekerjaan,
kebiasaan di Indonesia dan/atau sesuai ketentuan yang berlaku di perusahaan.
b. Bagi karyawan yang telah menerima seragam kerja dari perusahaan, diharuskan
memakainya selama bertugas.
c. Untuk kerapian, bagi karyawan perempuan pemakaian jilbab diwajibkan dimasukkan
dan selalu bersepatu dalam pelayanan, untuk karyawan laki-laki pemakaian baju
dimasukkan dengan memakai sabuk dan bersepatu.
d. Untuk medis wajib mengenakan jas dokter.
e. Tidak dibenarkan memodifikasi seragam kerja (menambah aksesoris, merubah bentuk
atau mengenakan tidak sesuai dengan ketentuan), dan perhiasan untuk wanita
maksimal di 3 titik.
f. Bagi karyawan yang karena sifat pekerjaannya memerlukan perlengkapan
perlindungan kerja, maka perusahaan akan menyediakannya sesuai jenis pekerjaan
yang dijalankan. Oleh karena itu karyawan yang telah menerima perlengkapan
tersebut wajib menggunakannya selama bertugas.
15. Tanda Pengenal
a. Bagi karyawan yang telah menerima Tanda Pengenal (ID Card), diharuskan
memakainya selama bertugas.
b. Karyawan wajib menjaga kebersihan dan keutuhan tanda pengenal tersebut serta
menggunakannya secara bertanggung jawab. Setiap kerusakan atau kehilangan ID
Card adalah menjadi tanggung jawab karyawan yang bersangkutan dengan membayar
biaya pembuatan ID Card tersebut.

16. Tata Tertib Selama Jam Kerja


a. Setiap karyawan wajib menjalakan semua tugasnya dengan penuh tanggung jawab,
senantiasa patuh pada peraturan, prosedur, instruksi dan perintah yang layak dari
atasannya.
b. Setiap karyawan wajib menerapkan standar etika dan standar penampilan RSNU
Tuban.
c. Setiap karyawan bertanggung jawab atas pemakaian dan pemeliharaan peralatan dan
perlengkapan kerjanya dengan baik dan benar.
d. Setiap karyawan bertanggung jawab atas pemeliharaan kebersihan, ketertiban dan
keamanan tempat kerjanya serta selalu berusaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan malapetaka yang dapat menimpa dirinya sendiri, orang lain maupun
hak milik perusahaan, dengan memperhatikan dan mentaati petunjuk keselamatan dan
kesehatan kerja yang berlaku.
e. Setiap karyawan dilarang merokok atau menyalakan pemantik api, kecuali di tempat-
tempat yang disediakan untuk merokok/shelter.
f. Setiap karyawan dilarang mondar-mandir, meninggalkan tempat kerjanya kecuali ada
hal yang perlu dilakukan di luar tempat kerja sesuai dengan tugasnya dengan
sepengetahuan atasan, mengobrol dengan karyawan lain, melakukan berbagai hal yang
dapat mengganggu suasana kerja, mengganggu konsentrasi kerja karyawan lain, dan
menghambat pelaksanaan pekerjaan.
g. Tanpa ijin atasan, karyawan dilarang meminjamkan peralatan, perlengkapan dan
sarana kerja yang dipertanggung jawabkan kepadanya kecuali hal tersebut disediakan
untuk kepentingan bersama.
h. Tanpa ijin atasan yang berwenang, karyawan dilarang membawa keluar dari
lingkungan perusahaan, barang milik perusahaan baik berupa inventaris, peralatan dan
perlengkapan kerja, dokumen, catatan rahasia, pekerjaan yang tertunda, dan lain
sebagainya yang ada hubungannya dengan kegiatan perusahaan.
i. Setiap karyawan dilarang menggunakan barang, peralatan, perlengkapan, fasilitas
milik perusahaan yang tidak diperuntukkan baginya.
j. Setiap karyawan yang menemukan barang milik perusahaan maupun orang lain di
dalam lingkungan perusahaan wajib menyerahkannya kepada perusahaan melalui
atasannya.
k. Karyawan yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya merusakkan atau
menghilangkan barang milik perusahaan, diharuskan mengganti sesuai dengan atau
senilai barang tersebut. Dengan mempertimbangkan tingkat kesengajaan atau kelalaian
terhadap barang dimaksud, kepada karyawan bersangkutan dapat dikenakan sanksi
oleh perusahaan.
l. Dalam pelaksanaan pekerjaan kepala ruang, kepala instalasi, kepala bidang
bertanggung jawab atas berlakunya peraturan, tata tertib dan prosedur kerja dalam
lingkungan kerjanya, dan oleh karena itu mereka berkewajiban mengatur, mendidik,
dan mengawasi agar karyawan yang berada di bawah pengawasannya mentaati
ketentuan tersebut.
m. Setiap karyawan yang tidak dapat hadir di tempat kerja karena sakit, walaupun hanya
1 hari lamanya, harus membuktikannya dengan surat keterangan dokter, pada saat
masuk kerja kembali. Sedapat mungkin karyawan memberitahukan tentang
ketidakhadirannya pada hari tersebut melalui telepon atau menitipkan surat ijin.
n. Jika karyawan tersebut pada ayat 1) Pasal ini tidak dapat menunjukkan bukti surat
keterangan dokter yang sah, maka karyawan dinyatakan meninggalkan pekerjaan
tanpa ijin dan dianggap mangkir.
o. Apabila karyawan yang sakit tidak berada di rumah, maka karyawan harus
memberikan surat yang menerangkan alasannya. Selama tidak masuk kerja karena
sakit, karyawan tidak dibenarkan mengadakan perjalanan keluar kota/daerah.
p. Surat keterangan dokter yang menyatakan bahwa karyawan yang bersangkutan harus
istirahat karena sakit hanya berlaku maksimum 3 (tiga) hari kalender dan jika lebi
h harus ada surat keterangan dokter yang baru untuk perpanjangannya dengan
memperoleh rujukan dari dokter perusahaan.
q. Apabila seorang karyawan tidak masuk kerja atau meninggalkan pekerjaannya harus
dengan ijin atasan masing-masing sebagaimana dimaksud pasal 19 Peraturan
Perusahaan ini, dan apabila tidak ijin atau alasan seperti dimaksud pasal 19 Peraturan
Perusahaan ini, maka karyawan tersebut dinyatakan mangkir.
r. Bila seorang karyawan tidak hadir selama 1 (satu) hari kerja tanpa pemberitahuan
tertulis dan tanpa bukti-bukti yang sah atau yang dapat dipertanggungjawabkan,
dikualifikasikan telah melakukan tindakan indispliner merupakan dasar diberikannya
Surat Peringatan 1 oleh Perusahaan.
s. Bila seorang karyawan tidak hadir selama 3 (tiga) hari kerja berturut-turut tanpa
pemberitahuan tertulis dan tanpa bukti-bukti yang sah atau yang dapat
dipertanggungjawabkan, dikualifikasikan tindakan indisipiliner merupakan dasar
diberikannya Surat Peringatan II oleh Perusahaan.
t. Bila seorang karyawan tidak hadir selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut tanpa
pemberitahuan tertulis dan tanpa bukti-bukti yang sah atau yang dapat
dipertanggungjawabkan, dikualifikasikan telah mengundurkan diri dan pemutusan
hubungan kerja (PHK) dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di bidang ketenagakerjaan.
u. Karyawan yang dikualifikasikan telah mengundurkan diri sebagaimana dimaksud
dalam ayat 4) pasal ini, berhak atas uang penggantian hak sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan dan uang pisah. Besarnya uang pisah minimal sebagai
berikut:
1) Masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 14 (empat belas) tahun: 2
(dua) bulan upah;
2) Masa kerja lebih dari 14 (empat belas) tahun: 3 (tiga) bulan upah.
17. Dalam hubungan dengan pihak di luar perusahaan, karyawan dilarang:
a. Memberikan keterangan, bahan pekerjaan, dokumen dan kebijaksanaan perusahaan
kepada pihak ketiga, menulis berita atau ulasan tentang keadaan perusahaan dalam
media massa apapun yang tidak diterbitkan atau dilaksanakan oleh perusahaan, kecuali
ada persetujuan atau perintah tertulis dari direksi;
b. Melakukan hal yang merugikan, mencemarkan nama baik Perusahaan, menyebarkan
informasi yang menimbulkan efek negatif bagi perusahaan lewat media sosial, atau
merusak kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan;
c. Menjadi pengurus atau karyawan perusahaan lain, termasuk menjadi pengurus suatu
Partai Politik, Lembaga Swadaya Masyarakat yang dapat mengakibatkan conflict of
interest dengan bidang usaha Perusahaan sendiri tanpa persetujuan Direksi;
d. Meminjamkan barang, peralatan atau perlengkapan kerja yang dipercayakan atau di
bawah penguasaannya kepada pihak ketiga tanpa ijin tertulis dari pejabat berwenang
untuk itu;
e. Menerima atau membawa tamu pribadi tanpa seijin atasan di tempat kerja di
lingkungan perusahaan;
f. Melakukan kegiatan usaha di luar perusahaan pada waktu jam kerja atau diluar jam
kerja, yang berakibat adanya kemungkinan karyawan yang bersangkutan melalaikan
pekerjaan ataupun tidak bisa mencurahkan tenaga dan pikiran yang sebaik-baiknya
bagi perusahaan;
g. Menerima hadiah pemberian uang atau barang dari siapapun, pemberian yang
dimaksudkan agar pemberi diberikan keistimewaan oleh perusahaan atau yang
sifatnya dapat merugikan perusahaan.
18. Dalam hubungan dengan pihak di luar perusahaan, karyawan dilarang:

a. Melakukan kegiatan usaha di dalam lingkungan perusahaan pada waktu jam kerja
atau diluar jam kerja, yang berakibat adanya kemungkinan yang bersangkutan
melalaikan pekerjaan ataupun tidak bisa mencurahkan tenaga dan pikiran yang sebaik-
baiknya bagi perusahaan;
b. Melakukan pencurian, penggelapan, ataupun menyuruh, membujuk, memberi
kesempatan orang lain melakukan pencurian atau penggelapan barang milik
perusahaan;
c. Merusak barang milik perusahaan baik sengaja maupun karena kecerobohan;
d. Memberikan keterangan palsu atau tidak benar, memalsukan surat lamaran kerja,
mengabsenkan kartu absensi karyawan lainnya, memberikan alasan yang tidak benar
untuk istirahat sakit;
e. Memberikan keterangan tentang keadaan perusahaan atau bagian perusahaan kepada
karyawan lain, kecuali dalam rapat atau untuk pelaksanaan pekerjaan dimana
keterangan tersebut diperlukan;
f. Meminjamkan atau mempergunakan barang yang tidak ditetapkan oleh perusahaan
sebagai barang yang dipercayakan atau berada dibawah penguasaannya;
g. Melakukan pemufakatan atau berbuat hal yang dapat mengganggu ketertiban dan
ketenangan kerja atau menghambat kelancaran pekerjaan seperti: membawa minuman
keras atau obat terlarang, mabuk, berkelahi, mengacau ditempat kerja, main judi,
berbincang-bincang di luar hal yang terkait dengan pekerjaan, membawa buku cerita
atau novel, menyebarkan atau membuat pengumuman, brosur, pamflet atau memberi
keterangan yang dapat menimbulkan keributan diantara sesama karyawan dan atau
dengan perusahaan;
h. Menghasut sesama karyawan, melakukan sabotase atau tindakan lain secara sengaja
yang sifatnya dapat membahayakan harta perusahaan, keselamatan karyawan atau
orang lain;
i. Membawa senjata api atau senjata tajam, bahan peledak dan alat berbahaya lainnya;
j. elalaikan kewajibannya secara serampangan;
k. Bertindak tidak sopan dan menolak perintah yang layak dari atasan atau pejabat
berwenang;
l. Melakukan perbuatan asusila di lingkungan kerja;
m. Menganiaya direksi, pejabat berwenang, atasan, staf bawahan, sesama karyawan
atau keluarganya;
n. Membujuk direksi, pejabat berwenang, atasan, staf bawahan, sesama karyawan atau
keluarganya untuk berbuat sesuatu yang melanggar hukum atau kesusilaan;
o. Menghina, melecehkan dan atau mengganggu direksi, pimpinan perusahaan, atasan,
staf bawahan dan sesama karyawan , serta keluarganya;
p. Membongkar dan atau membocorkan rahasia rumah tangga direksi, pimpinan
perusahaan, atasan, staf bawahan dan sesama karyawan, serta keluarganya;
q. Melakukan hal yang merusak nama baik atau kepercayaan terhadap perusahaan.

Di tetapkan di : Tuban
Pada tanggal : 13 Agustus 2018

Direktur
Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban

dr. Didik Suharsoyo, M.ARS., M.M.


NIK. 101 08 003

Anda mungkin juga menyukai