Anda di halaman 1dari 7

A.

Sumpah Dokter Gigi

1. Pengertian
Sumpah Dokter Gigi adalah sebuah sumpah/janji yang diucapkan dokter gigi
yang mengandung komitmen untuk mengamalkan kode etik kedokteran gigi dan
wajib menjunjung tinggi, menghayati, mentaati, dan mengamalkan sumpah/janji
Dokter Gigi Indonesia.(Rini, 2008)

2. Lafal Sumpah Dokter Gigi Indonesia


Menurut SK Menkes No 434/Menkes/SK/X/1983 Lafal Sumpah Dokter Gigi
Indonesia sebagai berikut.

1. Saya, akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan,

2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi
Dokter Gigi,

3. Saya, akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila
sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter gigi.

4. Saya, akan marahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui sehubungan dengan
pekerjaan saya sebagai dokter gigi.

5. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran gigi saya untuk


sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan sekalipun di ancam.

6. Saya, akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.

7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita Saya, dalam


menunaikan kewajiban terhadap pasien akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh
tanpa terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan,
perbedaan kelamin, politik, kepartaian, dan kedudukan sosial.

8. Saya, akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan


terimakasih yang selayaknya.

9. Saya, akan memperlakukan teman sejawat sebagai mana saya sendiri ingin
diperlakukan,
10. Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia

11. Saya, ikrarkan sumpah / janji dengan sungguh-sungguh serta penuh keinsyafan
dan tanggungjawab dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.(Dasar & Bab,
2008)

3. Kedudukan Sumpah Dokter Gigi

Sumpah/janji dokter gigi memiliki kedudukan yang penting dalam kedokteran


gigi karena merupakan bagian dari proses pengambilan jabatan dokter gigi dan
diucapkan sebelum melakukan jabatannya. Sumpah dokter gigi biasanya diucapkan
menurut cara agama yang dianut oleh dokter gigi tersebut. Sumpah dokter gigi
berisi janji untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan mengikuti
kode etik kedokteran gigi. Program Pendidikan Profesi dokter gigi, di FKG/IPDG,
nilainilai yang tertuang dalam sumpah/janji ini harus diadopsi sebagai ikrar atau
komitmen para koas, agar para koas senantiasa didalam memperlakukan pasiennya
sebagaimana ada dalam KODEKGI dan sedini mungkin untuk memperkenalkannya
pada para calon dokter gigi.

4. Yang Wajib Mengucapkan Sumpah/janji Dokter Gigi Indonesia


• Dokter Gigi lulusan FKG di Indonesia wajib melafalkan sumpah/janji dokter gigi,
disaksikan Dekan FKG yang bersangkutan dan Ketua PDGI atau yang ditunjuk.

• Dokter gigi lulusan luar negeri dan/atau dokter gigi asing yang hendak melakukan
pekerjaan profesi di Indonesia wajib lafalkan sumpah/janji dokter gigi disaksikan
Ketua PDGI dan Kepala Dinas Kesehatan setempat. Akan tetapi Dokter Gigi asing
sebagai tamu dan yang memberikan pelayanan langsung kepada Masyarakat
Indonesia tidak harus diambil sumpahnya karena tanggung jawab ada pada institusi
yang mempekerjakannya.

5. Proses Pengucapan Sumpah Dokter Gigi Indonesia


Pengucapan sumpah/janji dokter gigi disaksikan Pimpinan FKG/ IPDG dan
Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia atau yang ditunjuk. Pengucapan sumpah
dipimpin oleh salah satu dokter gigi baru yang akan disumpah dan diikuti oleh
peserta sumpah lainnya
B. Kewajiban Umum Dokter Gigi
Kawajiban dokter gigi merupakan kewajiban yang harus dihayati, ditaati, dan
diamalkan dalam menjalankan profesinya di wilayah hukum Indonesia. Berikut
adalah kewajiban umum menurut kode etik :

1. Menjunjung tinggi menghayati, mentaati dan mengamalkan Sumpah/Janji


Dokter Gigi Indonesia
2. Menjalankan profesinya harus sesuai dengan ilmu / seni kedokteran gigi,
dan sesuai dengan standar pelayanan serta prinsip-prinsip kemanusiaan.
3. Tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan untuk mencari keuntungan
pribadi
4. Memberi keterangan atau pendapat yang dapat di pertanggungjawabkan.
5. Tidak di perkenankan menjaring pasien secara pribadi, melalui pasien atau
agen.
6. Menjaga kehormatan, kesusilaan, martabat dan integritas profesi dokter gigi
7. Mencegah terjadinya infeksi silang yang membahayakan pasien, staf dan
masyarakat.
8. Menjalin kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan lainnya.
9. Bertindak sebagai motivator, pendidik dan pemberi pelayanan kesehatan
(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat
10. Membuat hasil dan manfaat dari penelitiannya berguna dalam menjaga dan
meningkatkan kemajuan profesi kedokteran gigi
11. Peduli dengan tanda-tanda pelecehan dan pengabaian dalam praktek
kedokteran gigi serta melaporkan dugaan kasus tersebut ke pihak
berwenang sesuai peraturan hukum yang berlaku
12. Bila menjadi saksi ahli, harus memberikan kesaksian yang dapat
mendukung proses keadilan
C. Kewajiban Dokter Gigi Terhadap Pasien, Teman Sejawat, dan Diri Sendiri
1. Kewajiban Terhadap Pasien
a. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 29 tahun 2004 tentang
praktik kedokteran
• memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
• merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian
atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan;
• merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia;
• melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan
• menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran atau kedokteran gigi.

(UU RI No 29 Pasal 47, 2004)


b. Berdasarkan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia
• Menghormati hak pasien untuk menentukan pilihan perawatan dan
rahasianya
• Melindungi pasien dari kerugian.
• Mengutamakan kepentingan pasien.
• Memperlakukan pasien dengan rasa hormat dan berkeadilan.
• Memberi informasi kepada pasien pilihan perawatan dan alternatifnya.
• Menjaga segala data dan informasi tentang kesehatan pasien yang
diperoleh pada waktu menjalankan pekerjaan atau profesinya, bahkan
setelah pasien meninggal dunia.
• Membuat, menyimpan, menjaga dan merahasiakan rekam medik Pasien.
• Memberikan pelayanan kedaruratan bagi pasien.
• Melakukan konsul dan rujukan kepada dokter gigi spesialis atau
profesional lainnya yang memiliki kompetensi lebih tinggi.
• Melindungi kesehatan pasien yang tugasnya didelegasikan kepada tenaga
kesehatan yang kompeten.

2. Kewajiban Terhadap Teman Sejawat


Berdasarkan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia

• Memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin


diperlakukan.
• Tidak dibenarkan mengambil alih pasien tersebut tanpa persetujuan
dokter gigi lain tersebut kecuali pasien menyatakan pilihan lain apabila
mengetahui pasien sedang dirawat dokter gigi lain
• Menolong pasien teman sejawat yang sedang dan atau telah dirawat dan
mengalami keadaan darurat, selanjutnya pasien harus dikembalikan
kepada Dokter Gigi semula, kecuali kalau pasien menyatakan pilihan lain
• Harus membuat pemberitahuan atau menunjuk pengganti sesuai dengan
aturan yang berlaku apabila berhalangan melaksanakan praktik
• Memberi nasihat kepada teman sejawat yang diketahui berpraktik di
bawah pengaruh alkohol atau obat terlarang. Apabila dianggap perlu dapat
melaporkannya kepada Organisasi Profesi
• Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung suasana kerjasama dan
saling menghormati untuk semua orang yang terlibat dalam perawatan
gigi dan mulut
• Mau menerima dan memberi kritik dari/ keteman sejawat serta
melaporkan kepada PDGI/badan yang berwenang bila mengetahui ada
kasus berat atau kesalahan dalam perawatan oleh sejawat yg terus
menerus.

3. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri


Berdasarkan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia

• Mempertahankan dan meningkatkan martabat dirinya


• Mengikuti secara aktif perkembangan etika, ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya di bidang kedokteran gigi, baik secara mandiri
maupun yang diselenggarakan olehOrganisasi Profesi
• Mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi yang dilaksanakan
oleh Organisasi Profesi.
• Menjaga kesehatannya supaya dapat bekerja dengan optimal

D. Perspektif Islam Terkait Pelanggaran Kode Etik Kedokteran Gigi

Etika yang sesuai dengan nilai yang bersumber dari Allah SWT. pada
hakikatnya dapat disebut akhlak dan bersifat universal. Setiap orang beragama
harus menyadari bahwa setiap perbuatanharus berlandaskan pada ketentuan agama
yang dianut. Untuk itu, iman harus menjadi pondasi dan motor penggerak dari
setiap perbuatan.

Beriman kepada Tuhan berarti sadar bahwa kita senantiasa dilihat. Apabila
melakukan perbuatan baik, maka balasannya akan menyenangkan dan apabila
melakukan perbuatan buruk , maka balasannya akan menyusahkan. Akhlak yang
mulia akan dibalas dengan surga dan kenikmatannya(Q.S. Ar-Rahman[55]12-37).
Sebaliknya akhlak yang buruk akan disiksa di Neraka (Q.S. Al-Hajj[22]19-22)
Setiap manusia harus menyadari disamping sebagai abdi negara adalah seorang
abdillah (hamba Allah).

Pada sisi lain, setiap dokter gigi wajib mematuhi Kode Etik Kedokteran Gigi
sejak disumpah untuk menjalankan profesinya. Dilema bagi dokter gigi seperti
berupaya dalam menekan harga semurah mungkin. Yang berujung terjadinya
perang tarif. Dalam kondisi seperti ini, setiap professional dituntut untuk tetap
konsisten dengan nilai ajaran agamanya.(Ahmad, 2013)

Melanggar kode etik berarti melanggar sumpah yang ditulis dalam Kode Etik
Kedokteran Gigi Indonesia. Dalam pandangan islam apabila kita melanggar
sumpah maka harus menebus kafatrat. Menurut Sa’diy Abu Jayb Kafarat adalah
sesuatu yang dapat menutupi dari perbuatan dosa seperti bersedekah, berpuasa, dan
lain-lain.

Sebagaimana telah dijelaskan oleh Imam Al Qurthubi di dalam kitabnya Al-


Jami’ Li Ahkamil Qur’an bahwasanya Allah SWT. Berfirman didalam surah Al-
Maidah ayat 89 yang berbunyi :
‫عش ََرةِ َمسٰ ِكيْنَ مِ ْن‬ ْ ‫ارتُه ا‬
َ ‫ِطعَا ُم‬ َ َّ‫عقَّدْتُّ ُم ْالَ ْي َمانَ فَ َكف‬َ ‫ّللاُ بِاللَّ ْغ ِو ف ِْي ا َ ْي َمانِ ُك ْم َو ٰلك ِْن ي َُّؤاخِ ذُ ُك ْم بِ َما‬
ٰ ‫َل يُ َؤاخِ ذُ ُك ُم‬
َ َّ‫صيَا ُم ث َ ٰلثَ ِة اَيَّام ۗ ٰذلِكَ َكف‬
‫ارة ُ ا َ ْي َمانِ ُك ْم اِذَا‬ ِ َ‫ط ِع ُم ْونَ ا َ ْه ِل ْي ُك ْم ا َ ْو ِكس َْوت ُ ُه ْم ا َ ْو ت َ ْح ِري ُْر َرقَبَة ۗفَ َم ْن لَّ ْم َي ِجدْ ف‬ْ ُ ‫سطِ َما ت‬ َ ‫ا َ ْو‬
ٰ ‫ظ ْوا ا َ ْي َمانَ ُك ْم ۗ ك َٰذلِكَ يُبَيِ ُن‬
َ‫ّللاُ لَ ُك ْم ٰا ٰيتِه لَعَلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُر ْون‬ ُ َ‫َحلَ ْفت ُ ْم ۗ َوا ْحف‬

“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak


disengaja (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-
sumpah yang kamu sengaja, maka kafaratnya (denda pelanggaran sumpah) ialah
memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan
kepada keluargamu, atau memberi mereka pakaian atau memerdekakan seorang
hamba sahaya. Barangsiapa tidak mampu melakukannya, maka (kafaratnya)
berpuasalah tiga hari. Itulah kafarat sumpah-sumpahmu apabila kamu bersumpah.
Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan hukum-hukum-Nya
kepadamu agar kamu bersyukur (kepada-Nya).”(Masykar, 2021)

Anda mungkin juga menyukai