Anda di halaman 1dari 25

KODE ETIK RUMAH

SAKIT
DAN
KODE ETIK
PROFESONAL
Tahun 1973, Asosiasi Rumah Sakit Amerika
menyusun panduan etik berprilaku bagi institut
pelayanan kesehatan yang disebut sebagai
Guidelines on Ethical Conduct and Relationship
for Health Care institutions (selanjutnya dikenal
sebagai Ethical Conduct For health Care
Institutions=ECHCI) yang merupakan
komplemen dari Kode Etik Eksekutif Rumah
Sakit (American College Of Healthcare
Executives)

ECHCI mengatur pokok-pokok begaimana
rumah sakit seharusnya berperilaku,
ditinjau dari segi pelayanan kedokteran,
berbisnis atau kegiatan ekonomi, dan
tanggungjawabnya kepada masyarakat
dan lingkungan
Dalam mukadimahnya disebutkan bahwa
ECHCI dimaksudkan agar institusi
pelayanan kesehatn berperlaku etis(tidak
sekedar sesuai hukum) yang berorientasi
kepada pelayanan masyarakat dan
memenuhi kepercayaan masyarakat.
Tanggal 21-25 November 1993, dalm kongres
yang ke VI di jakarta telah ditetapakan Kode Etik
Rumah sakit Indonesia (KODERSI) yaitu terdiri
Kewajiban Umum, kewajiban terhadap
mesyarakat, kewajiban terhadap pasien,
kewajiban terhadap tenaga staff, dan lain-lain.
KODERSI masih sangat menitikberatkan pada
aspek pelayanan medis, dan belum banyak
menyinggung aspek bisnis, marketing,
akuntabilitas publik dan ketaatanya lepada
lingkungan dan hukum
Kode Etik Rumah Sakit di Amerika
ECHCI membagi panduannya kedalam 4
kelompok besar:
1.Community Role: rumah sakit harus
memperhatikan status kesehatan secara
keseluruhan di dalam masyarakat
2.Patients Care:rumah sakit harus
bertanggungjawab atas pemberian kesehtan
yang appropriate and necessary,
mengembangkan utilization review,
pengendalian mutu dan sumber daya
menusianya.
3. Organizational conduct:semua kebijakan
dan praktek penyelenggaraan rumah sakit
harus menghormati dan mendukung kode
etik pada profesional kesehatan.
4.AHA resources: mengatur hak-hak pasien,
pengiklanan, pembukaan informasi rekam
medis, komite etik, manejemen mutu,
penyelesaian sengketa kepentingan,dan
kredensial bagi dokter, mahasiswa
kedokteran dan residen
Etika Rumah Sakit Indonesia
Kode Etik Rumah sakit Indonesia
(KODERSI) disusun dengan sistematika:
Mukadimah, kewajiban umum
RS,Kewajiban RS terhadap masyarakat,
Kewjiban tehadap pasien, Kewajiban
terhadap staff, dan lain-lain.
Kewajiban Umum Rumah Sakit
Mentaati Kodersi
Bertanggumgjawab atas semua kejadian di
rumak sakit
Memberi layanan yang baik
Memberikan pertolongan emergency tanpa
mengharuskan pembayaran uang muka
Memelihara rekam medik
Memelihara peralatan agar siap pakai
Merujuk kerumah sakit lain bila tidak tersedianya
pelayan atau tenaga di rumah sakit tersebut
Kewajiban terhadap masyarakat
RS harus jujur dan terbuka
Peka terhadap saran dan kritik masyaralat
Berusaha menjangkau pasien diluar
dinding rumah sakit (extramural)
Kewajiban terhadap pasien
Mengindahkan hak-hak pasien
Memberikan penjelasan penyakit dan
tindakan medik kepada pasien
Meminta persetujuan pasien (Inform
Consent)
Mengindahkan hak pribadi (privacy)
Menjaga rahasia pasien
Kewajiban terhadap tenaga staf
Mengadakan seleksi staf dokter
Menjaga koordinasi dan hubungan baik
antar seluruh staff
Mengawasi agar segala sesuatu sesuai
standard profesi
Bersikap adil tanpa pilih kasih

Kaitan dengan kode etik Profesional
Kode etik rumah sakit berhububgab erat
dengan kode etik profesional yang bekerja
dirumah sakit, baik profesional kesehatan
maupun profesional non kesehatan.
Kode etik rumah sakit tidak boleh
bertentangan dengan kode etik
profesional, bahkan harus mendukung
pelaksanaan kode etik para profesional
yang bekerja di rumah sakit
Dengan demikian, kode etik rumah sakit pada
dasarnya lebih ditujukan untuk memberi
pedoman kepada rumah sakit tentang
bagaimana dia harus bertindak, agar selalu
bertindak etis, tidak sekedar mentaati peraturan
perundang-undangan saja.
Sikap etis adalah sikap sikap tindak yang
didasarkan kepada nilai-nilai keutamaan (virtue
ethics) dalam berhubungan dengan sesama,
sedangkan sikap sekedar mentaati peraturan
perundang-undangan dianggap sebagai bottom-
line ethics
Pelanggaran etik rumah sakit
Koreksi dapat dilakukan dari dua aspek
1.aspek menajemen, bersifta prospektif,
merevisi manajemen ke arah yang sesuai
dengan kode etik rumah sakit
2. Aspek pertanggungjawaban pelaksananya
adalah upaya untuk meminta
pertanggungjawaban dari profesional yang
sengaja, lalai, telah melakukan
pelanggaran terhadap etika runah sakit.
Kode Etik
Kedokteran Indonesia

Kodeki terdiri dari 4 kewajiban
1. Kewajiban umum
2. Kewajiban terhadap pasien
3. Kewajiban terhadap teman sejawat
4. Kewajiban terhadap diri sendiri
Bunyi-bunyi pasalnya dalah sebagai
berikut:
1. Setiap dokter harus menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan sumpah dokter
2. Seorang dokter hatus sanantiasa berupaya
melakukan peofesinya sesuai dengan standard
yang tertinggi.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan kedokterannya
seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yamg mengakibatkan hilangnya
kebebasan dan kemandirian profesi

4. Setiap dokter harus menghindarkan diri dari
perbuatan yang bersifat memuji diri
5. Setiao perbuatan dan nasehat yang mungkin
melemahkan daya tahan psikis maupun fisik
hanya diberikan untuk kepentingan dan
kebaikan pasien, setelah memperoleh
persetujuan pasien
6. Setiap dokter harus senantiasa berhat-hati dalm
mengumumkan dan menerapkan setiap
penemuan atau teknik pengobatan baru yang
belum diuji kebenarannya dan hal- hal yang
dapat menimbulkan keresahan masyarakat



7. Setiap dokter hanya memberi surat keterangan
dan pendapat yang telah diperiksa sendiri
kebenarannya
7a. Seoarang dokter harus, dalam setiap praktik
medisnya. Memberikan pelayanan medis yang
kompeten dengan kebebasan teknis dan moral
sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang dan
penghormatan atas martabat manusia
7b. Seoeang dokter harus bersikap jujur dalam
berhubungan dengan pasien dan sejawatnya,
dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya
yang dia ketahui memiliki kekurangan karakter
atau kompetensi, atau yang melakukan
penipuan atau penggelapan dalam menagani
pasien
7c. Seorang dokter harus menghormati hak-
hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak-
hak tenaga kesehatan kainnya, dan harus
menjaga kepercayaan pasien
7d. Setiap dokter harus senantiasa
mengingat akan kewajiban melindungi
hidup makhluk insani
8. Dalam melakukan pekerjaannya seorang
dokter harus memperhatikan kepentingan
masyarakat dan memperhatilan semua
aspek pelayanan kesehatan yang
menyeluruh (promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif) baik fisik maupun
psikososial , serta berusaha menjadi
pendidik dan pengabdi masyarakat yang
sebenar-benarnya
9. Setiap dokter dalam bekerjasama dengan
para pejabat di bidang kesehatan dan
dibidang lainnya serta masyarakat harus
saling menghormati.
10. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas
dan mempergunakan segala ilmu dam
keterampilannya untuk kepentingan
pasien. Dalam hal ia tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan , maka atas persetujuan
pasien, ia wajib merujuk kepada pasien
kepada dokter yang mempunyai keahlian
dalam bidang penyakit tersebut
11.Setiap dokter harus memberi kesempatan
kepada pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan
penasehatnya dalam beribadah dan dalam
masalah lainnya
12. Setiap dokter wajib merahasiakan segala
sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu
meninggal dunia.
13. Setiap dokter wajib melakukan pertolongan
darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan
mampu memberikannya.
14. Setiap dokter memperlakukan teman
sejawatnya sebagaimana dia ingin diperlakukan
15. Setiap dokter tidak boleh mengambil alih
pasien dari teman sejawat, kecuali dengan
persetujuan atau prosedur yang etis
16. Setiap dokter harus memelihara kesehatannya
supaya dapat bekerja dengan baik
17. Setiap dokter harus senantiasa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran / kesehatan

Anda mungkin juga menyukai