Dasar hukum:
Pasal 49 UU no. 23/1992 tentang Kesehatan (sarana kesehatan) Pasal 56 UU no. 23/1992 (salah satu sarana kesehatan yang dimaksud adalah RS)
ARS, 2008
Jenis RS:
RS Umum, RS Khusus RS Pemerintah, RS Swasta
ARS, 2008
Perobahan pola pelayanan di RS: pelayanan sosial sosio-ekonomis Masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan makin sadar akan haknya dalam pelayanan kesehatan
ARS, 2008
Setiap RS di Indonesia perlu memiliki Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI)
ARS, 2008
KODERSI:
Landasan moral Sebagai pegangan & pedoman dalam menjalankan fungsi RS
ARS, 2008
KODERSI:
Pertama kali tersusun dalam Rapat Kerja PERSI (1986) disebut ERSI Langsung diberlakukan dengan KEPMENKES RI No. 924/MENKES/SK/XII/1986 (18-12-86) ERSI versi baru dilengkapi petunjuk pelaksanaan diterima & disahkan dalam Kongres VI PERSI (1993) KODERSI disepakati dalam Rapat Kerja PERSI (1517 Maret 1999) setelah dikaji dengan seksama oleh Majelis Kehormatan Etik RS Indonesia (MAKERSI) Disahkan untuk berlaku di seluruh RS di Indonesia dalam Kongres VIII PERSI (5-7 Nopember 2000)
ARS, 2008
Muatan KODERSI:
1. 2. 3. 4. Kewajiban Umum RS Kewajiban RS terhadap masyarakat Kewajiban RS terhadap pasien Kewajiban RS terhadap pimpinan, staf dan karyawan 5. Hubungan RS dengan lembaga lain 6. Lain-lain
ARS, 2008
Kewajiban Umum RS
RS harus menaati KODERSI RS mengawasi & bertanggung jawab terhadap semua kejadian di RS 3. RS mengutamakan pelayanan yang baik & bermutu, & tidak mendahulukan urusan biaya 4. RS memelihara semua catatan/arsip medis/ non-medis dengan baik, dlm arti melindungi kerahasiaan catatan & rekaman medis 5. RS mengikuti perkembangan dunia perumahsakitan
1. 2.
ARS, 2008
Lain-lain:
RS dalam melakukan promosi pemasaran harus bersifat informatif, edukatif, preskiptif (peran pencari pelayanan kesehatan dalam proses diagnosis & terapi), preparatif (membantu pasien/keluarga dalam proses pengambilan keputusan), tidak komparatif, berpijak pada dasar yg nyata, tidak berlebihan, dan berdasarkan KODERSI
ARS, 2008
Selain KODERSI, RS wajib melaksanakan KEPMENKES RI No. 772/MENKES/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal RS (Hospital by laws) berlaku sejak 21-6-2002
ARS, 2008
Tailors Made
Peraturan-peraturan dibuat oleh masingmasing RS secara jelas dan rinci Dapat dikatakan sebagai perpanjangan tangan hukum untuk kepentingan internal RS sendiri Sebagai pedoman dlm penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan guna menyelesaikan masalah internal RS Lembaga profesi yang self-governance
ARS, 2008
TRIPARTIT
Ketiga pihak: 1. Pemilik, Badan Pengampu, Wali Amanah 2. Pimpinan, Manejemen, Badan Eksekutif 3. Staf medis, pelaku pelayanan RS harus berkerjasama dalam mencapai tujuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di RS
ARS, 2008
TANGGUNG-JAWAB YURIDIS RS
1. Tanggung-jawab Personalia
Berdasarkan hubungan hukum majikan-karyawan Memilih tenaga dokter yg kompeten & berkualitas Memberi perintah & melakukan pengawasan Menyediakan fasilitas & peralatan yg baik Menentukan sistem yg dibutuhkan untuk keamanan jalannya RS
ARS, 2008
memungut langsung dari pasien Bekerja & bertindak untuk & atas nama RS (doktrin majikan-karyawan) Tanggung-jawab perdata: RS Tanggung-jawab pidana: dokter (pribadi)
Dokter Penyakit Dalam tidak bertanggung-jawab penuh atas kelalaian/kesalahan perawat di Ruang Perawatan (doktrin majikan-karyawan), kecuali ada kesalahan instruksi
ARS, 2008
3. Dokter Tamu (visiting) Dokter tidak terikat pada RS Diterima & diperbolehkan memakai fasilitas RS untuk jangka waktu tertentu Dibuat Surat Perjanjian yang juga mencantumkan tanggung-jawab hukum terhadap pasien jika ada gugatan dari pasien/keluarganya
ARS, 2008
ARS, 2008