Anda di halaman 1dari 24

ETIKA RUMAH SAKIT dan TANGGUNG JAWAB INSTITUSI PELAYANAN KESEHATAN

Abdul Rachman Saragih Rozaimah Zain-Hamid Christofel L. Tobing

Unit Bioetika Humaniora Fakultas Kedokteran USU

Apa yang dimaksud dengan RUMAH SAKIT?


RS (KEPMENKES RI no. 983/1992)
Sarana upaya kesehatan Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan Dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan & penelitian

Dasar hukum:
Pasal 49 UU no. 23/1992 tentang Kesehatan (sarana kesehatan) Pasal 56 UU no. 23/1992 (salah satu sarana kesehatan yang dimaksud adalah RS)
ARS, 2008

RS (Penjelasan ps. 56 ayat 1 UU No 23/1992):


Lembaga/institusi/organ Unsur Sistem Kesehatan Nasional Menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat

Jenis RS:
RS Umum, RS Khusus RS Pemerintah, RS Swasta
ARS, 2008

Perobahan pola pelayanan di RS: pelayanan sosial sosio-ekonomis Masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan makin sadar akan haknya dalam pelayanan kesehatan

Perlu manajemen RS yang jelas dan terukur

ARS, 2008

Kode Etik Rumah Sakit


Pengelolaan RS tidak cukup hanya berdasarkan norma etik & moral, perlu peraturan yang pasti & mengikat

Setiap RS di Indonesia perlu memiliki Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI)

ARS, 2008

KODERSI:
Landasan moral Sebagai pegangan & pedoman dalam menjalankan fungsi RS

Pelayanan kesehatan yang baik, bermutu dan profesional kepada masyarakat

ARS, 2008

KODERSI:
Pertama kali tersusun dalam Rapat Kerja PERSI (1986) disebut ERSI Langsung diberlakukan dengan KEPMENKES RI No. 924/MENKES/SK/XII/1986 (18-12-86) ERSI versi baru dilengkapi petunjuk pelaksanaan diterima & disahkan dalam Kongres VI PERSI (1993) KODERSI disepakati dalam Rapat Kerja PERSI (1517 Maret 1999) setelah dikaji dengan seksama oleh Majelis Kehormatan Etik RS Indonesia (MAKERSI) Disahkan untuk berlaku di seluruh RS di Indonesia dalam Kongres VIII PERSI (5-7 Nopember 2000)

ARS, 2008

Badan Etik Rumah Sakit Indonesia: (Pasal 10 KODERSI)


Tingkat Pusat & Cabang (MAKERSI) Tingkat RS (KERSI: Komite Etik RS)

MAKERSI (Pusat & Cabang): perangkat organisasi PERSI KERSI:


Perangkat organisasi RS Dibentuk oleh pemilik/pimpinan RS Bertanggung jawab penuh kpd pemilik/pimpinan RS Pembinaan secara fungsional dilakukan oleh MAKERSI
ARS, 2008

Muatan KODERSI:
1. 2. 3. 4. Kewajiban Umum RS Kewajiban RS terhadap masyarakat Kewajiban RS terhadap pasien Kewajiban RS terhadap pimpinan, staf dan karyawan 5. Hubungan RS dengan lembaga lain 6. Lain-lain

ARS, 2008

Kewajiban Umum RS
RS harus menaati KODERSI RS mengawasi & bertanggung jawab terhadap semua kejadian di RS 3. RS mengutamakan pelayanan yang baik & bermutu, & tidak mendahulukan urusan biaya 4. RS memelihara semua catatan/arsip medis/ non-medis dengan baik, dlm arti melindungi kerahasiaan catatan & rekaman medis 5. RS mengikuti perkembangan dunia perumahsakitan
1. 2.
ARS, 2008

Kewajiban RS terhadap Masyarakat:


1. RS harus jujur & terbuka, peka thd saran & kritik masyarakat dan berusaha agar pelayanannya menjangkau keluar RS 2. RS harus senantiasa menyesuaikan pelayanan dengan harapan & kebutuhan masyarakat setempat

Kewajiban RS terhadap Pasien:


1. RS harus mengindahkan hak-hak asasi pasien 2. RS harus memberi penjelasan mengenai apa yang diderita pasien, & tindakan apa saja yang hendak dilakukan 3. RS harus meminta persetujuan pasien (informed consent) sebelum melakukan tindakan medis tertentu.
ARS, 2008

Kewajiban RS terhadap Pimpinan, Staf dan Karyawan:


1. RS harus menjamin agar pimpinan, staf & karyawannya senantiasa mematuhi etik profesi masing-masing. 2. RS mengadakan seleksi tenaga staf dokter, perawat & tenaga lainnya berdasarkan nilai, norma & standar ketenagaan 3. RS menjamin agar koordinasi serta hubungan baik antara seluruh tenaga di RS dapat terpelihara 4. RS memberi kesempatan kpd seluruh tenaga RS untuk meningkatkan & menambah ilmu pengetahuan serta keterampilannya 5. RS mengawasi agar penyelenggaraan pelayanan dilakukan berdasarkan standar profesi yang berlaku
ARS, 2008

Hubungan RS dengan Lembaga Terkait:


1. RS memelihara hubungan yg baik dengan pemilik berdasarkan nilai-nilai & etik yang berlaku di masyarakat Indonesia 2. RS harus memelihara hubungan yg baik antar RS & menghindarkan persaingan yang tidak sehat 3. RS harus berusaha membantu kegiatan pendidikan tenaga kesehatan & penelitian dlm bidang ilmu pengetahuan & teknologi kedokteran & kesehatan
ARS, 2008

Lain-lain:
RS dalam melakukan promosi pemasaran harus bersifat informatif, edukatif, preskiptif (peran pencari pelayanan kesehatan dalam proses diagnosis & terapi), preparatif (membantu pasien/keluarga dalam proses pengambilan keputusan), tidak komparatif, berpijak pada dasar yg nyata, tidak berlebihan, dan berdasarkan KODERSI

ARS, 2008

Selain KODERSI, RS wajib melaksanakan KEPMENKES RI No. 772/MENKES/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal RS (Hospital by laws) berlaku sejak 21-6-2002

ARS, 2008

Hospital & Medical Staff By Laws (PIRS dan PISM)


Peraturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di RS yang dibuat oleh masing-masing RS (tailors made) KepMenKes RI No. 772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Peraturan Internal RS (Hospital By Laws) KepMenKes RI No. 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) di rumah sakit
ARS, 2008

Tailors Made
Peraturan-peraturan dibuat oleh masingmasing RS secara jelas dan rinci Dapat dikatakan sebagai perpanjangan tangan hukum untuk kepentingan internal RS sendiri Sebagai pedoman dlm penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan guna menyelesaikan masalah internal RS Lembaga profesi yang self-governance
ARS, 2008

TRIPARTIT
Ketiga pihak: 1. Pemilik, Badan Pengampu, Wali Amanah 2. Pimpinan, Manejemen, Badan Eksekutif 3. Staf medis, pelaku pelayanan RS harus berkerjasama dalam mencapai tujuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di RS

ARS, 2008

Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws)


Staf medis sebagai core business di RS Untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan, perlu dibuat peraturan sendiri yang dapat mengatur staf medis secara internal Mengenai: self-governing, self-controlling dan self-disciplining dalam otonomi kolektif
ARS, 2008

TANGGUNG-JAWAB YURIDIS RS
1. Tanggung-jawab Personalia
Berdasarkan hubungan hukum majikan-karyawan Memilih tenaga dokter yg kompeten & berkualitas Memberi perintah & melakukan pengawasan Menyediakan fasilitas & peralatan yg baik Menentukan sistem yg dibutuhkan untuk keamanan jalannya RS

2. Tanggung-jawab Mutu Pelayanan


Pemberian pelayanan harus sesuai standar profesi

3. Tanggung-jawab Sarana & Peralatan


Peralatan dasar setiap saat harus dalam keadaan siap pakai

4. Tanggung-jawab Keamanan Gedung & Perawatan

ARS, 2008

TANGGUNG JAWAB YURIDIS DOKTER RUMAH SAKIT


1. Dokter Purna-waktu (organik) A. Pasien RS
Dokter hanya menerima imbalan/gaji/honor dari RS, tidak

memungut langsung dari pasien Bekerja & bertindak untuk & atas nama RS (doktrin majikan-karyawan) Tanggung-jawab perdata: RS Tanggung-jawab pidana: dokter (pribadi)

B. Pasien Pribadi Dokter


Dokter membuka praktek pribadi disamping bekerja pd RS Tanggung-jawab ada pada dokter (dokter memungut honor

langsung dari pasien, dengan/tanpa potongan RS)


ARS, 2008

2. Dokter Paruh-waktu (part-time) Captain of the ship doctrine:


Dokter bedah bertanggung-jawab atas segala sesuatu yang terjadi selama operasi, termasuk kelalaian tenaga perawat Dokter anestesi bertanggung-jawab di Kamar Induksi & recovery room, termasuk kelalaian tenaga perawat Dokter Patologi Klinik bertanggung-jawab atas segala hasil pemeriksaan di Laboratorium Dokter Obgin bertanggung-jawab atas segala sesuatu di Kamar Bersalin Dokter Radiologi bertanggung-jawab pada pemberian radioterapi

Dokter Penyakit Dalam tidak bertanggung-jawab penuh atas kelalaian/kesalahan perawat di Ruang Perawatan (doktrin majikan-karyawan), kecuali ada kesalahan instruksi
ARS, 2008

3. Dokter Tamu (visiting) Dokter tidak terikat pada RS Diterima & diperbolehkan memakai fasilitas RS untuk jangka waktu tertentu Dibuat Surat Perjanjian yang juga mencantumkan tanggung-jawab hukum terhadap pasien jika ada gugatan dari pasien/keluarganya

ARS, 2008

ARS, 2008

Anda mungkin juga menyukai