Anda di halaman 1dari 38

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN PRE

OPERASI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT


KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG
RAWAT INAP RS RISA SENTRA MEDIKA MATARAM

OLEH :
LUH MADE ARTHA HERAWATI
NPM : 019.01.3668
 
PENDAHULUAN

 Latar Belakang
Kecemasan merupakan suatu keadaan yang
serius pada pasien pre operasi. Hal ini bisa
ditandai dengan adanya kegelisahan, perasaaan
ketakutan, serta menggambarkan suatu keraguan
terhadap sesautu yang mengancam (Kusuma,
2007). Kecemasan dapat disebabkan berbagai hal
yang tidak jelas, termasuk pasien yang akan
dilakukan tindakan operasi. Hal ini bisa
disebabkan karena pasien tidak mengetahui
konsekuensi operasi, dan seringkali takut
terhadap prosedur operasi itu sendiri (Mutaqqin
& Kumala, 2009).
 Cemas pada pasien yang akan dilakukan
tindakan operasi dapat berdampak pada
jalannya operasi, termasuk pada pasien
dengan riwayat hipertensi ataupun penyakit
kardiovaskuler lainnya. Pasien dengan riwayat
hipertensi dapat menyebabkan meningkatnya
tekanan darah pada pasien dan dapat
berakibat batalnya jadwal operasi.
 Prevalensi gangguan kecemasan preopratif

saat meningkat dikarenakan meningkatnya


angka kejadian pasien dilakukannya
pembedahan.
 Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RS Risa
Sentra Medika Mataram, pada bulan Januari - Februari
2020, jumlah pasien yang dilakukan tindakan operatif
berjumlah lebih dari 80 pasien, dengan kriteria operasi
ringan, sedang, berat. Berdasarkan hasil observasi selama
berada di ruang rawat inap Lantai 3 VIP dan Lantai 3 Lama,
pasien sebagian besar merasakan tingkat kecemasan. Hal
ini di tandai dengan meningkatnya tekanan darah pasien,
pasien susah istirahat, dan beberapa harus mendapatkan
terapi regulasi. Beberapa kasus menunjukan adanya
kemunduran jadwal tindakan operasi yang disebabkan
karena tanda – tanda vital meningkat.
 Berdasarkan masalah yang terjadi, peneliti ingin
melakukan penelitian mengenai “ Efektifitas dari
pendidikan kesehatan preoperatif terhadap penurunan
tingkat kecemasan pasien preoperatif di ruang rawat inap
RS Risa Sentra Medika Mataram “.
Rumusan Masalah
 Dampak kecemasan pada pasien yang akan
dilakukan tindakan operasi adalah sulit
berkonsentrasi, bingung, khawatir, perasan
tidak tenang, tekanan darah meningkat, dan
sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan
terganggunya proses pebedahan jika tidak di
lakukan intervensi. Dukungan dari keluarga
dengan memeberikan saran dan nasehat.
Sedangkan dari perawat dengan memberikan
penjelasan mengenai prosedur tindakan yang
akan dilakukan, untuk mengurangi tingkat
kecemasan pasien.
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Responden
 Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai

tindakan operatif yang akan dilakukan


 Memberikan pengetahuan kepada pasien

mengenai tingkat kecemasan pada pasien dan


penanggulangannya
2. Instalasi Rumah Sakit
 Meningkatkan kesadaran tenaga kesehatan

untuk lebih mengkaji keadaan umum pasien


preopratif
 Meningkatkan ilmu pengetahuan tenaga

kesehatan dalam menurunkan tingkat


kecemasan pasien
3. Instalasi Pendidikan
 Tambahan referensi untuk penelitian

selanjutnya yang terkait

4. Peneliti
 Meningkatkan pengetahuan peneliti

mengenai pemberian pendidikan kesehatan


pada pasien preoperatif
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
 Tujuan umum: Untuk mengetahui efektifitas dari

pemberian pendidikan kesehatan preoperatif


terhadap penurunan kecemasan pada pasien
preoperatif di ruang rawat inap RS Risa Sentra
Medika Mataram
 Tujuan khusus:

-Mengetahui tingkat kecemasan pasien preopratif


pasien di ruang rawat inap RS Risa Sentra Medika
Mataram
-Menganalisa keefektifan pendidikan kesehatan
pre operatif
-Menegtahui tingkat ilmu pengetahuan pasien
mengenai tindakan operatif yang akan diakukan
BAB II. LANDASAN TEORI
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan, secara
umum adalah segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain, individu,
kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka mau
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan
ini terdapat pada unsur – unsur input (sasaran dan
pendidik dari pendidikan), proses (upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan
output (melakukan apa yang di harapkan). Hasil
yang diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan
adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
kondusif oleh sasaran dari pendidikan kesehatan.
( Notoadmojo, 2012)
Teori precede – proceed digunakan dalam
pendidikan kesehatan
 Model precede - proceed merupakan salah

satu pendekatan yang dilakukan dalam


perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
dalam proses pendidikn kesehatan. Model ini
dikemukakan oleh Green & Kreuter pada
tahun 2005 (Fertman, 2010).
Bagian precede meliputi 4 fase yaitu :
 Fase 1 : Diagnosa sosial
Dalam fase ini, menentukan bagaimana latar belakang dari
kehidupan masyarakat atau individu. Hal ini dapat
menentukan bagaimana kualitas kehidupan masyarakat
atau individu tersebut secara spesifik. Latar belakang
tersebut meliputi tingkat ekonomi, tingkat pendidikan dan
sebagainya yang dapat berefek pada kesehatan dan
kualitas hidup individu atau masyarakat.

 Fase 2 : diagnosa epidemiologi


Dalam fase ini, program mengidentifikasi faktor kesehatan
atau faktor lain yang dapat berperan dalam perburukan
kualitas hidup.
 Fase 3 : penilaian pendidikan dan ekologis
Merupakan faktor mediasi yang
dapatmendorong atau penhindar sebuah
lingkungan positif atau perilaku positif. Faktor –
faktor ini di kelompokkan dalam tiga hal yaitu,
faktor predisposisi, faktor kemungkinan, faktor
penguat.
 Fase 4 : adminstrasi & penilaian kebijakan ,

serta keselarasan intervensi


Merupakan fase dimana terdapat upaya untuk
memperbaiki status kesehatan yang mungkin
didukung atau dihambat oleh peraturan dan
kebijakan yang ada.
Bagian proceed meliputi 4 fase yaitu :
 Implementasi dan pelaksanaan

Pada fase ini merupakan fase dimana dilakukannya


penyampaian program.
 Proses evaluasi

Merupakan sebuah evaluasi yang formatif, sesuatu yang


muncul selama pelaksanaan program
 Pengaruh evaluasi

Merupakan evaluasi yang bersifat sumatif, yang diukr


setelah prpgram selesai untuk mencari tahupengaruh
intervensi dalam perilaku atau lingkungan.
 Hasil evaluasi

Berfokus pada evaluasi akhir, dimana semua proses telah


berjalan, serta pengaruhnya terhadap tingkat kualitas
hidup dan derajat kesehatan masyarakat atau individu.
Tujuan pendidikan kesehatan
Promosi kesehatan mempengaruhi 3 faktor
penyebab terbentuknya perilaku (Notoadmojo,
2012 ) yaitu :
 Promosi kesehatan dalam faktor predisposisi
Bertujuan untuk mengunggah kesadaran, memberikan
atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, bagi individu
maupun masyarakat.
 Promosi kesehatan dalam faktor enabling (penguat)

Bertujuan untuk membedayakan individu dan masyarakat


dalam mengadakan sarana dan prasarana dengan
memberikan bantuan teknik serta memberikan arahan.
 Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing (pemungkin)

Bertujuan untuk melatih keluarga, masyarakat, atau pun


petuhgas kesehatan agar menjadi acuan bagi individu
yang diberikan intervensi
Faktor – faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan
agar dapat mencapai sasaran (Saragih, 2010) yaitu :
 Tingkat pendidikan
 Tingkat sosial ekonomi
 Adat istiadat
 Kepercayaan masyarakat
 Kesediaan waktu
Metode pendidikan kesehatan

Menurut Notoadmojo (2012), berdasarkan


pendekatan sasaran yang akan di capai,
terdapat 3 metode yaitu :
 Metode berdasarkan pendekatan perorangan
 Metode berdasarkan pendekatan kelompok
 Metode berdasarkan pendekatan massa
Media
Media atau alat bantu menyampaikan pesan – pesan kesehatan.
Alat – alat bantu tersebut mempuyai fungsi sebagai berikut :
 Menimbulkan minat sasaran pendidikan
 Mencapai sasaran yang lebih banyak
 Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman
 Menstimulasi sasaran pendidikan kesehatan untuk meneruskan
pesan – pesan yang diterima orang lain
 Mempermudah penyampaian bahan atau informasi oleh sasaran
atau masyarakat
 Mendorong keinginan orang untuk lebih mendalami , dan
akhirnya mendapatkan pengertian lebih baik
 Membantu penegakan pengertian yang di peroleh.

Ada beberapa bentuk media penyuluhan antara lain (Notoadmojo,


2012) :
 Berdasarkan stimulasi indra
 Berdasarkan
Pendidikan Kesehatan Pre Operatif
Pendidikan kesehatan preoperatif adalah
memberikan informasi kepada pasien preopratif dan
keluarga tentang prosedur operatif, tujuan operatif,
dan resiko serta komplikasi setelah operatif melalui
diskusi yang terarah.

Tujuan
 Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga

tentang tindakan operatif


 Menurunkan tingkat kecemasan pasien dan keluarga

tentang tindakan operatif yang akan dilakukan


 Meningkatkan kerja sama anatar papsien dan

kelurga serta tenaga kesehatan dalam menjalan


prosedur tindakan yang akan di lakukan.
2. Kecemasan Pre Operatif
Kecemasan merupakan gejolak emosi
seseorang yang berhubungan dengan sesuatu
yang diluar dan mekanisme diri yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan ,
terdapat dampak yang mempengaruhi
kehidupan seseorang baik itu dampak positif
maupun dampak negatif. Pasien yang berada
di Rumah sakit terutama yang akan menjalani
tindakan operatif tentunya akan membuatnya
semakin cemas.
Ciri – ciri cemas
Menurut Hawari (2013), ciri – ciri cemas antara
lain :
 Tidak tenang, bingung
 Mengemukakan sesuatu secara berulang – ulang
 Mengeluhkan sesuatu secara berlebihan

 Tidak percaya diri


 Sering mengeluh

 Seringkali terjadi histeria pada saat pasien

emosi
Gejala klinis cemas
Menurut Hawari (2013), gejala cemas meliputi :
 Gangguan pola tidur, ataupun sering

terbangun saat tidur


 Gangguan konsentrasi dan daya ingat
 Gangguan somatic seperti berdebar – debar,

sesak, gangguan pencernaan, dan gangguan


perkemihan, sakit kepala
Faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan
Menurut Stuart (2007), faktor yang mempengaruhi kecemasn yaitu ;
 Norma budaya, dimana seorang individu yang dipengaruhi oleh

adanya norma – norma budaya yang berlaku di lingkungan sekitar


yang turut serta mempengaruhi pembentukan keperibadian
seseorang.
 Pandangan interpersonal, cemas timbul dikarenakan adanya

pengalaman buruk seseorang, trauma, ataupun pada individu


yang memilki tingkat harga diri rendah.
 Perilaku , dimana seseorang sejak lama dihadapkan pada

ketakutan, sehingga menimbulkan konflik dalam dirinya.


 Latar belakang keluarga, dalam hal ini peran keluarga sangat

penting. Seseorang dengan latar belakang keluarga yang sering


mengalami kecemasan akan sangat berpengaruh.
 Kajian biologis, dimana kondisi fisik seseorang akan

mempengaruhi terhadap kemampuannya meerima stressor dari


luar.
Tingkat kecemasan
Menurut stuart (2007), tingkat kecemasan di
bagi menjadi 4 tingkat yaitu :
 Kecemasan Ringan
 Kecemasan sedang
 Kecemasan Berat
 Panik
Pasien rawat inap 1.Tingkat Cemas
dengan persiapan KERANGKA KONSEP Ringan
preoperasi Sedang
Observasi Berat
tingkat Panik
Pasien Rawat Inap kecemasan 2. Ttv
Pre Operasi pasien

-Prosedur tindakan Penkes pre


-Manfaat persiapan operasi
-preoperasi
-Kontrol cemas
1.tingkat cemas
Evaluasi tingkat Ringan
kecemasan pasien Sedang
Berat
Panik
2.ttv
 Hipotesa
Berdasarkan landasan teori dan permasalahan
yang ada maka didapatkan hipotesis yaitu
pendidikan kesehatan preopratif dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada pasien
preoprasi di ruang rawat inap RS Risa Sentra
Medika Mataram.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian quassy
Experiment yang bertujuan untuk mengetahui
efektifas dari pendidikan kesehatan
preoperatif dalam menurunkan tingkat
kecemasan pada pasien preoperatif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan
prettest posttest control group desaign.
Desain Penelitian
Subyek Prettest Perlakuan Posttest
eksperimen
Eksperimen 1 O1 X O2
Eksperimen 2 O3 O4
X = Perlakuan
- = tidak diberikan perlakuan
O1 = hasil observasi sebelum perlakuan pada kelompok
eksperiemen I
O2 = hasil observasi sesudah perlakuan pada kelompok
eksperimen I
O3 = hasil observasi sebelum perlakuan pada kelompok
eksperiemen II
O4 = hasil observasi setelah perlakuan pada kelompok
eksperimen II
 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan di Rumah Sakit Risa Sentra
Medika Mataram, antara bulan Maret – April 2020
 
 Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah pasien preoperatif di
Rumah Sakit Risa Sentra Medika Mataram di Ruang
Rawat inap lantai 2 VIP, Lantai 2 Lama, Lantai 3 VIP,
Lantai 3 Lama.
Subyek yang diteliti memiliki kriteria inklusi dan eksklusi
sebagai berikut :
 Kriteria inklusi
-Bersedia menjadi responden
-Semua pasien pre operatif di RS Risa Sentra Medika Mataram
 Kriteria eksklusi
-Pasien yang menolak menjadi responden
-Pasien dengan one day care atau pasien preopratif tanpa
rawat inap
-Pasien dibawah umur 15 tahun
Variabel Penelitian
 Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan pre operatif
 Variabel tergantung
Variabel tergantung merupakan variabel yang dipengaruhi oelh variabel
bebas. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah skore tingkat
cemas pasien preoperatif setelah dilakukan intervensi
 Variabel pengganggu
-Usia terlalu tua ; dikendalikan dengan melibatkan keluarga dalam
intervensi
-Kondisi nyeri pada pasien ; dikendalikan dengan berkolaborasi dengan
tim medis yang merawat dalam mengendalikan nyeri secara
farmakologi dan non farmakologi
-Tingkat pendidikan pasien : dikendalikan dengan menggunakan
bahasa yang udah dimengerti
Definisi operasional
 Pendidikan kesehatan preoperatif pada penelitian ini adalah,
pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien – pasien
preoperatif yang rawat inap di Rumah Sakit Risa Sentra Medika
Mataram. Pendidikan kesehatan preoperatif ini meliputi, edukasi
tentang prosedur persiapan preoperatif, prosuder tindakan yang akan
di lakukan, dan cara mengontrol tingkat cemas pada pasien
 Pasien pre operatif pada penelitian ini adalah pasien – pasien dengan
rencana operasi dan melalui prosedur rawat inap
 Tingkat cemas pasien pre operatif adalah tingkat kecemasan pasien
yang dapat mempengaruhi tanda tanda vital pasien, berubahnya
keadaan emosional pasien yang mempengaruhi pasien secara negatif.
Instrumen Penelitian
Media
 Leaflet
 Lembar observasi tingkat kecemasan pasien
Cara Pengumpulan Data
 Perijinan
 Pemilihan subyek preopratif
 Pengambilan data pada sample yang sudah

dipilih
 Memberikan pendidikan kesehatan

preoperatif
 Mengevaluasi tingkat kecemasan pada pasien

preoperatif
Analisa Data
 Setelah didapatkan data mengenai tingkat

kecemasan pasien, dilakukan uji normalitas


pada data. Jika didapatkan distribusi data
normal, dilakukan analisa data pre dan posttest
menggunakan simple paired t – test. Jika
didapatkan distribusi data tidak normal dan
bersala ordinal, akan dilakukan analisa data
menggunakan wilcoxon, untuk menguji
signifikansi perbedaan antara dua kelompok
data yang berpasangan.
Etika Penelitian
 Peneliti terlebih dahulu meminta izin pada pihak

management RS Risa Sentra Medika Mataram.


Setelah mendapatkan izin dari pihak RS,
selanjutnya peneliti meminta izin pada setiap
responden untuk melakukan penelitian dan
mengkonfirmasikan data yang didapatkan
bersifat rahasia tanpa menyebutkan nama
responden.
Menurut Nursalam (2013), secara umum prinsip
etik dibedakan menjadi 3 hal yaitu :
LANJUTAN

 Prinsip manfaat
Penelitian ini dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan
terhadap responden terutama jika dilakukan tindakan
khusus. Partisipasi dari responden harus dihindari dari
keadaan tidak menguntungkan atau merugikan responden.
 Prinsip menghargai hak asasi manusia
Responden memiliki hak asasi untuk ikut atau tidak dalam
penelitian. Dalam hal ini responden diberikan informed
consent sebelum dijadikan sebagai responden penelitian.
 Prinsip keadilan
Setiap responden berhak mendapatkan perlakuan yang sama
saat dilakukan intervensi serta dijaga kerahasiaannya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai