HASIL PENELITIAN
NOFIANTO
NIM : C01416058
v
10. Teman- teman seperjuangan angkatan tahun 2016 terima kasih telah
banyak mendukung dan menemani baik dalam suka maupun duka.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, penulis sangat menghargai masukan guna penyempurnaan
dalam penulisan Studi literature riview ini, semoga dapat bermanfaat untuk
perkembangan ilmu kesehatan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................4
BAB V PENUTUP...................................................................................................
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................36
5.2 Saran ...........................................................................................................36
4
DAFTAR TABEL
Halaman
5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
8
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengalami pemburukan dan memprediksi serangan jantung serta kematian
(Fernando et al., 2019).
Dalam mendeteksi perburukan pasien. Perawat sudah memiliki
pengetahuan tentang konsep penilaian perburukan kondisi pasien di ruang
perawatan serta mampu menentukan kondisi dan penanganan pasien dengan
tepat. EWS atau skor sederhanan terdapat 7 tanda vital menurut (Bedoya et al.,
2020)
Kompetensi Perawat yang bekerja di unit medis perlu di tingkatkan untuk
pemantauan terhadap kondisi perburukan pasien, karena tidak menutup
kemungkinan saat perawat sibuk dengan satu pasien tertentu pasien lainnya
terjadi perburukan kondisi. Pada situasi tertentu, perawat lebih siap
mengevaluasi perubahan kondisi pasien dan melakukan intervensi dengan tepat.
Hal ini menentukan respon perawat untuk lebih meningkatkan pemantauan EWS
dan intervensi terhadap manajemen peringatan penurunan kondisi pasien
sebelum terjadi perburukan. (endang et al., 2019)
Konsep EWS di Indonesia sendiri baru diperkenalkan di RSCM pada tahun
2014 di empat ruang rawat inap, dan menurut informasi dari teman sejawat yang
bekerja di Rumah Sakit Di Gorontalo EWS sendiri baru akan di terapkan pada
rumah sakit yang sudah terbilang mempuni, menarik kembali pengalaman
peneliti saat prakter klinik di beberapa rumah sakit di Gorontalo bahwa peneliti
juga belum melihat adanya penggunaan EWS tersebut pada dasarnya
penggunaan EWS sendiri sangat penting bagi Rumah sakit Khususnya di
ruangan intensive tinggi, namun konsep dan prosedur baru, maka perawat masih
merasa asing atau belum cukup dikenal, sehingga pelaksanaannya pun belum
optimal. Sehingga membutuhkan pendekatan khusus dan sosialisasi yang cukup
sehingga konsep ini bisa berjalan dengan baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Prihati dan wirawati (2019) tentang
pengetahuan perawat mengenai penerapan Early Warning Score (EWS)
menunjukkan bahwa responden dengan usia 20-40 tahun dengan tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 36 (92,3%) responden dan tingkat pengetahuan
kurang sebanyak 3 (7,7%). Selain itu penelitian yang dilakukan oleh (Suwaryo
Widyaswara, 2019) di RSUD dr..Soedirman Kebumen dengan menggunakan 39
responden ditemukan hasil bahwa sebagian besar perawat dengan pengetahuan
tentang EWS kategori cukup sejumlah 18 responden (46,2%). Hasil terendah
2
tingkat pengetahuan tentang EWS kurang sebanyak 7 responden (17,9%).
Dimana usia 20-40 tahun memasuki tahap usia dewasa muda. Pada usia ini
individu dituntut untuk menjalani peran baru di tempat kerja, rumah, dan
masyarakat, serta mengembangkan minat, nilai-nilai, dan sikap yang terkait
dengan peran tersebut.
Penelitian mengenai EWS juga dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit
Swasta Makassar, didapatkan 42 (63.6%) responden memiliki penerapan yang
baik, 23 (34.8%) responden memiliki penerapan yang cukup, dan ada 1 (1.5%)
responden yang kurang menerapkan EWS sesuai SOP. Dimana hasil
wawancara dengan perawat didapatkan faktor yang menyebabkan
ketidakpatuhan dalam menerapkan EWS sesuai SOP adalah aktivitas yang
terlalu banyak, pasien yang banyak, pendokumentasian yang terlalu banyak dan
mengira bahwa pasien masih dalam kondisi yang stabil. Hal lain yang bisa
mendukung dapat dilihat pada sel yang didapatkan ada 21 (31,8%) dari 66
responden yang memiliki pengetahuan baik dengan penerapan cukup kurang
yang menyebabkan penerapan EWS masih ada yang belum sesuai. penelitian
yang telah dilakukan dilihat dari lama kerja responden mayoritas <5 tahun
sebanyak 45 (68,2%) dari 66 responden. (Pambudi, Sutriningsih, & Yasin, 2018)
Penelitian yang dilakukan oleh Faridah, Ispahani, & Badriah, (2019) yang
menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan perawat dalam
penerapannya selain pengetahuan yaitu lama kerja, motivasi, supervisi dan
beban kerja. Perawat yang berada diruang rawat inap mengatakan sulit untuk
menerapkan EWS karena merasa masih baru dengan ilmu ini dan masih dalam
proses belajar menerapkan, ada beberapa perawat yang mengatakan kejadian
code blue (Ekawati et al., 2020)
Perawat perlu untuk meningkatkan pengetahuan untuk memperbaiki
kinerjanya yang dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan sosialisasi,
pelatihan berkelanjutan, dan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Melalui tindakan dan belajar, seseorang akan bertambah kepercayaan dirinya
dan berani mengambil sikap terhadap sesuatu yang akhirnya akan
mempengaruhi perilaku. Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang yang
berada pada kawasan kognitif yang dapat dikembangkan melalui proses
pendidikan-belajar. (Ekawati et al., 2020)
3
Dari uraian latar belakang diatas penggunaan EWS sendiri belum
mencapai keoptimalan atau pemahaman EWS tersebut, oleh karena itu perlunya
untuk penelusuran literatur ilmiah terkait “Hubungan Pengetahuan Perawat
Dengan Penerapan Early Warning Score (EWS).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah yang perlu
diidentifikasi dalam literatur riview adalah:
1. Perawat perlu untuk meningkatkan pengetahuan untuk memperbaiki
kinerjanya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan sosialisasi,
pelatihan berkelanjutan, dan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. (Ekawati et al., 2020)
2. Pengetahuan perawat mengenai penerapan EWS, Masih Kategori Cukup
dari tingkat pendidikan dan usia, sama halnya pengalaman peneliti saat
prakter klinik di beberapa rumah sakit di Gorontalo bahwa peneliti juga
belum melihat adanya penggunaan EWS tersebut pada dasarnya
penggunaan EWS sendiri sangat penting bagi Rumah sakit Khususnya di
ruangan intensive tinggi, namun konsep dan prosedur baru, maka perawat
masih merasa asing atau belum cukup dikenal, sehingga pelaksanaannya
pun belum optimal. Sehingga membutuhkan pendekatan khusus dan
sosialisasi yang cukup sehingga konsep ini bisa berjalan dengan baik.
(Pambudi, Sutriningsih, & Yasin, 2018)
1.3 Rumusan Masalah
Penggunaan EWS belum maksimal dengan tingkatkan Pengetahuan,
Pendidikan, Usia dan Lama masa Kerja sehingga peneliti mengangkat tema yaitu
“Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Penerapan Early Warning Score
(EWS)” ?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian Literature Riview ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Pengetahuan Perawat Dengan Penerapan Early Warning Score (EWS).
1.5 Manfaat Penilitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun secara
praktis yaitu sebagai berikut:
4
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian literature riview ini diharapkan dapat mengahasilkan
skripsi yang bermanfaat mengenai Hubungan Pengetahuan Perawat
Dengan Penerapan Early Warning Score (EWS).
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Tenaga Kesehatan/Perawat
Dapat dijadikan sebagai masukan bagi tenaga kesehatan atau perawat
dalam meningkatkan Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Penerapan
Early Warning Score (EWS).
2. Bagi Institusi
Penelitian literature riview ini dijadikan sebagai tambahan informasi atau
tambahan referensi kepustakaan dan diharapkan menjadi masukan bagi
penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi penelitian
selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
EWS telah digunakan secara ekstensif dalam praktek obstetrik, tetapi
sistem yang digunakan sangat bervariasi, EWS utama adalah:
a. Modified Early Obstetric Warning System (MEOWS) yang diajukan dari UK
Saving Mothers’ Lives Report
b. Maternal Early Warning Criteria (MEWC) yang diajukan dari National
Partnership for Maternal Safety
c. Maternal Early Warning Trigger (MEWT) tool yang digunakan di Dignity Health
System dan rumah sakit lain di Amerika Serikat. (Kumala & Apsari, n.d.2017)
Skor Peringatan Dini Nasional adalah alat yang menentukan jumlah
penyakit pasien dan meminta intervensi. Itu diperkenalkan oleh Royal College of
Physicians pada tahun 2012 sebagai persetujuan yang tidak dapat diprediksi.
EWS berisi ix pengukuran fisiologis yaitu laju pernapasan, saturasi oksigen,
tekanan darah sistolik, suhu, detak jantung, dan tingkat kesadaran. Di antara ini
secara individu adalah ukuran dengan skor dari 0 sampai 3, dan dijumlahkan
untuk memberikan skor total dengan tambahan dua poin untuk oksigen
tambahan. Skor tersebut antara 0 dan 20, dengan skor yang lebih tinggi
dihasilkan dari pengukuran fisiologis yang lebih buruk. ( Garrett, Northstone,
Pullyblank, Scott, Redmond, Whiting 2019. )
a. Early Warning Score Parametrik (EWSP) sederhana yang mencakup
frekuensi jantung, tekanan darah sistolik, pernapasan, suhu dan tingkat
kesadaran yang dilakukan saat pasien dirawat dipantau di rumah sakit.
Menurut penelitian (So et al., 2015). Bahwa parameter kuat dalam EWS
adalah frekuensi pernapasan. Frekuensi pernapasan dapat membedakan
pasien yang stabil dan pasien yang beresiko adanya perburukan.
b. Modified Early Warning Score (MEWS) alat untuk membantu para perawat
memantau pasien mereka dan seberapa cepat frekuensi pernapasan,
saturasi oksigen, tekanan darah sitolik, frekuensi nadi, tingkat kesadaran,
suhu dan output urine perjam, Pengamatan yang dihasilkan dibandingkan
dengan kisaran normal untuk menghasilkan skor komposit tunggal. Skor lima
atau lebih secara statistik terkait dengan kemungkinan peningkatan kematian
atau masuk ke unit perawatan intensif. (Ners et al., 2019)
7
2.2 Penerapan Early Warning Score (EWS) Pada Pasen Kritis
2.2.1 Penerapan Early Warning Score (EWS)
EWS adalah sebuah instrumen yang menjanjikan untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas maternal. Untuk memperbaiki outcome kesehatan,
EWS seharusnya mengidentifikasi pasien yang berisiko untuk mengalami
perburukan pada saat intervensi dini dapat mencegah perburukan ke morbiditas
berat. perbaikan outcome kesehatan, sistem ini harus mengidentifikasi pasien
yang berisiko untuk penyakit kritis, dan yang akan mendapatkan manfaat dari
intervensi dini, tidak menghasilkan banyak peringatan yang positif palsu sehingga
penanganan pasien menjadi terganggu. (Kumala & Apsari, n.d.2017)
Beberapa penelitian yang di lakukan bahwa skor EWS yang tinggi dengan
transfer pasien ke ICU yang tidak direncanakan (sensitivitas 88%, dan
spesifisitas 93%) untuk skor EWS Selanjutnya, mereka menemukan bahwa skor
EWS lebih tinggi sebelum transfer ke ICU dikaitkan dengan peningkatan
morbiditas dan mortalitas Selain itu skor EWS yang meningkat dikaitkan dengan
penurunan tanda-tanda klinis. EWS dianggap mampu membantu perawat dalam
memantau dan mengontrol kondisi pasien, sehingga dapat memberikan laporan
secepat mungkin kepada dokter mengenai perburukan kondisi pasien, serta
menentukan tingkat perawatan dan ruang dimana pasien akan dirawat (Tosh,
2016)
Beberapa penelitian menekankan bahwa sistem ini memberikan
penyelesaian efektif, early warning score yang lebih cepat dengan peningkatan
akurasi Ini penting karena registrasi yang lengkap dan akurat pada basis reguler
sangat penting untuk efektivitas, terutama ketika membantu teknologi medis,
seperti alat pendukung keputusan klinis, bergantung pada data ini, Selain itu,
banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sistem mengurangi angka kematian
dan lama tinggal di rumah sakit. Studi-studi ini juga menunjukkan peningkatan
dalam kelangsungan hidup pasien (Mestrom et al., 2019)
2.2.2 Parameter Dasar Penilaian Early Warning Score (EWS)
Early Warning Score (EWS) menggunakan skor numerik dari 0 sampai 3,
pada grafik pengamatan kode warna (skor 0 adalah skor yang diinginkan dan
skor 3 adalah skor yang tidak diinginkan). Skor ini dijumlahkan dengan semua
parameter dalam skor total dan dicatat sebagai EWS dari pasien. Setiap skor
yang diukur mencerminkan bagaimana variasi parameter yang dibandingkan
8
dengan norma dari tiap parametrik. Skor tersebut kemudian dikumpulkan,
dengan penekanan penting bahwa parameter ini sudah rutin diukur di rumah
sakit dan dicatat pada grafik klinis. (Ners et al., 2019)
EWS dalam mendeteksi perburukan pasien. Perawat sudah memiliki
pengetahuan tentang konsep penilaian perburukan kondisi pasien di ruang
perawatan serta mampu menentukan kondisi dan penanganan pasien dengan
tepat. EWS atau skor sederhanan terdapat 7 tanda vital menurut (Bedoya et al.,
2020) :
a. Laju pernapasan (RR)
b. Tekanan darah sistolik (SBP)
c. Saturasi oksigen (O2)
d. Denyut jantung (SDM)
e. Oksigen tambahan
f. Suhu badan
g. Tingkat kesadaran
Proses penerapan sistem EWS harus memperhatikan konteks sosial di
mana sistem akan diimplementasikan untuk memahami perubahan terkait
pengguna dan perubahan konteks kerja untuk penggunaannya, sistem.
Penerapan EWS telah dievaluasi dan staf menganggap relevansi klinis dan
makna sebagai hal yang penting. sebuah studi yang mengevaluasi penerapan
sistem EWS tidak melaporkan secara rinci bagaimana perawat memandang dan
bereaksi terhadap alat baru dalam pengaturan klinis. (Jensen et al., 2019)
2.2.3 Penerapan Perawat Early Warning Score (EWS)
Early Warning Score (EWS) juga menunjukkan tentang tahapan pasien
untuk memasuki prognosis buruk, baik masuk ke ICU tanpa terduga ataupun
kematian Sehingga EWS memiliki interpretasi dibagi menjadi 3 yaitu nilai
rendah, menengah dan tinggi. Nilai rendah adalah skor 1-4 dengan hasil bahwa
diperlukan perawat untuk memantau perubahan kondisi pasien Nilai menengah
adalah skor 5-6 dengan hasil bahwa diperlukan penatauan oleh perawat dan
dipersiapkan tim untuk menghadapi keadaan kritis Dan yang terakhir adalah skor
tinggi adalah skor di atas 7, yaitu diperlukan penanganan cepat darurat dari tim
medis (McManus & Wynter-Minott, 2017)
Pasien dengan nilai EWS 0 harus dilakukan observasi setiap 12 jam,
Pasien dengan nilai EWS 1–4 harus dilakukan observasi berulang setiap 4–6
9
jam, Pasien dengan nilai EWS 5–6 harus diobservasi setiap jam, dan keadaan
pasien dilaporkan kepada penanggung jawab untuk dilakukan penilaian lebih
lanjut. Pasien dengan nilai EWS ≥7 harus dilakukan pemantauan tanda-tanda
vital yang dilakukan alur aktivasi tim Code Blue untuk dilakukan penilaian dan
stabilisasi pasien segera, serta merujuk pasien ke fasilitas intensif (Early et al.,
2019)
Pada pasien kritis penerapan EWS yang ada hanya menilai tanda-tanda
vital yang terakhir dikumpulkan sebagai data menunjukkan bagaimana tren
historis dari tanda-tanda vital dapat memberikan informasi tambahan yang
berpotensi bermanfaat. Dengan memeriksa bobot yang ditetapkan untuk setiap
tanda vital, dapat mengungkap proses pengambilan keputusan mendalam
Misalnya, perawat dapat memperingatkan dengan memeriksa kerangka waktu di
mana bobot perhatian paling tinggi (Shamout et al., 2020)
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, EWS berbasis tehnologi informasi
dapat dipakai dan di kembangkan oleh Rumah sakit terutama profesi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan sehari – hari. Namun secara signifikan,
belum ditetapkan menjadi penurunan angka kematian, lama rawat di rumah sakit,
atau penerimaan pasien kembali ke Intensive Care Unit (ICU). EWS tidak hanya
untuk penilaian pada pasien dewasa, perangkat ini dapat digunakan untuk
populasi anak – anak (bayi sampai dengan remaja) dengan mempertimbangkan
dan memasukkan ke dalam alat – alat tersebut, karena anatomi dan fisiologi
anak-anak berbeda secara luas dari orang dewasa, dan kecenderungan untuk
perburukkan kondisi secara mendadak lebih besar. (endang sudjiati et al., 2019)
10
Tabel 1 : Early Warning Score (EWS) mendeteksi perkembangan penyakit kritis
pada pasien (Ners et al., 2019)
SKOR
EWS 3 2 1 0 1 2 3
HR <40 41-50 51-100 101-110 111- >130
130
SBP <70 71-80 81- 101-159 ≥ 200
100
RR <9 9-14 15-20 21-29 ≥ 30
TEMP <35 35,1- 36,1– 38 38,1- > 38,5
36 38,5
CNS <9 9-13 14 Alert Verbal Pain unrespon
Keterangan skor :
a. Hijau :0–1
b. Kuning : 2 – 3
c. Orange : 4 – 5
d. Merah : ≥ 6
a). Hijau
Pasien dalam kondisi stabil
b). Kuning
Pengkajian ulang harus dilakukan oleh Perawat Primer/ PJ Shift. Jika skor
pasien akurat maka perawat primer atau PP harus menentukan tindakan
terhadap kondisi pasien dan melakukan pengkajian ulang setiap 2 jam oleh
perawat pelaksana. Pastikan kondisi pasien tercatat di catatan perkembangan
pasien.
c). Orange
Pengkajian ulang harus dilakukan oleh Perawat Primer/ PJ Shift dan diketahui
oleh dokter jaga residen. Dokter jaga residen harus melaporkan ke DPJP dan
memberikan instruksi tatalaksana pada pasien tersebut. Perawat pelaksana
harus memonitor tanda vital setiap jam.
11
d). Merah
Aktifkan code blue, TMRC melakukan tatalaksana kegawatan pada pasien,
dokter jaga dan DPJP diharuskan hadir disamping pasien dan berkolaborasi
untuk menentukan rencana perawatan pasien selanjutnya. Perawat pelaksana
harus memonitor tanda vital setiap jam (setiap15 menit, 30 menit, 60 menit)
Ide utama bahwa perubahan kecil dalam parameter ini akan dihargai
menggunakan EWS dari pada menunggu perubahan yang jelas dalam parameter
individu seperti penurunan dalam tekanan darah sistolik, yang seringkali
merupakan suatu kondisi terminal. Skor meningkat biasanya menunjukkan
kerusakan, dan bahkan dapat memprediksi kematian, namun early warning score
bukanlah obat mujarab, untuk penilaian pasien yang akurat melainkan sebagai
tambahan dan harus di tindak lanjuti dengan penilaian klinis yang teliti Setiap
skor yang diukur mencerminkan bagaimana variasi parameter yang dibandingkan
dengan norma dari tiap parametrik. Skor tersebut kemudian dikumpulkan,
dengan penekanan penting bahwa parameter ini sudah rutin diukur di rumah
sakit dan dicatat pada grafik klinis (Ners et al., 2019).
2.3 Konsep Pengetahuan
2.3.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat kembali kejadian yang
pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja setelah dilakukan
pengamatan pada suatu objek yang dapat menjadi bagian penting untuk
terbentuknya suatu tindakan seseorang, Tingkat pengetahuan yang baik akan
memudahkan seorang perawat mengimplementasikan pengetahuannya dalam
menangani kasus kegawatan di ruang perawatan.(Suwaryo Widyaswara, 2019)
Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh informasi dan lingkungan
melalui proses pengalaman. Setelah mendapat informasi dari luar, seseorang
akan mengingat materi tersebut untuk dipelajari dan mempunyai kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang materi tersebut yang digunakan
kemampuan tersebut dalam kondisi real (Bylow et al 2019).
pengetahuan seseorang Pendidikan yang rendah dan lama bekerja akan
mempengaruhi seseorang dalam memperoleh informasi melalui panca indera,
Lamanya pengalaman kerja akan memungkinkan berkembangnya pengetahuan
perawat karena beragamnya kasus pasien dalam kondisi gawat darurat yang
dijumpai selama bertahun-tahun. (Suwaryo Widyaswara, 2019)
12
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada 2 yaitu
a. Internal seperti pendidikan, umur, pekerjaan, pengalaman kerja.
b. Eksternal seperti lingkungan, sosial budaya dan informasi (Ners et al.,
2019)
2.3.2 Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan atau kognitif sangat penting terbentuknya tindakan
seseorang, kognitif ada 6 yaitu (Ners et al., 2019)
a. Tahu (know)
Diartikan sebagai pengingat yang telah di pelajari, tahu merupakan
tingkatan yang paling rendah.
b. Memahami ( comprehence)
Kemampuan memahami atau menginterprestasikan dengan sesuatu
objek.
c. Aplikasi (aplication)
Kemampuan yang di pelajari dengan menggunakan metode, rumus dan
prinsip.
d. Analisis (analysis)
Kemampuan seseorang penguasaan materi atau objek dalam
komponen terstruktur dan berkaitan satu sama lain.
e. Sintetis (syntetis)
Kemampuan menghubungkan formulasi baru dari formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Kemampuan dimana seseorang mampu melakukan justifikasi atau
memberi penilaian yang berdasarkan kriteria yang ada.
2.4 Konsep Kegawat Daruratan
2.4.1 Definisi Gawat darurat
gawat darurat merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif
diberikan kepada pasien dengan injury akut atau sakit yang mengancam
kehidupan”. Instalasi Gawat Darurat atau IGD sebagai unit pertama intra rumah
sakit yang dapat diakses oleh pasien atau keluarga pasien untuk mendapatkan
pertolongan awal yang cepat, tepat dan holistik terutama pada kasus kegawat
daruratan, Keberhasilan pertolongan terhadap kegawatan pasien sangat
tergantung dari kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal
13
yang akan menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada sistem
kegawatan pasien. (Kusniawati & Susanti, 2019)
Kejadian gawat darurat bisa terjadi kepada siapa, kapan dan dimana saja,
kondisi ini menuntut kesiapan petugas kesehatan untuk mengantisipasi kejadian
itu. Kejadian buruk yang parah seperti henti jantung dan kematian seringkali
ditandai oleh tanda-tanda vital yang abnormal beberapa jam sebelum kejadian
Keberhasilan pertolongan terhadap kegawatan pasien sangat tergantung dari
kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan
menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada sistem kegawatan pasien.
Keberhasilan pertolongan terhadap kegawatan pasien sangat tergantung dari
kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan
menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada sistem kegawatan pasien.
(Ekawati et al., 2020)
2.4.2 Respon Time Perawat
menjelaskan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi
keterlambatan penanganan kasus gawat darurat antara lain karakter pasien,
penempatan staf, ketersediaan stretcher dan petugas kesehatan, waktu ketibaan
pasien, pelaksanaan manajemen dan, strategi pemeriksaan dan penanganan
yang dipilih. Hal ini bisa menjadi pertimbangan dalam menentukan konsep
tentang waktu tanggap penanganan kasus di IGD rumah sakit. (Yunding et al.,
2020).
Prosedur yang menempatkan pasien pada kategori – kategori prioritas
untuk transpor dan perawatan berdasarkan tingkat keparahan cedera serta
kegawatdaruratan medis, yang ditentukan dengan pertimbangan tata cara
pertolongan pengkajian pada setiap pasien yang masuk ke IGD berdasarkan
tingkat kegawatan dengan berfokus menemukan masalah pada airway (A),
breathing (B), circulation (C), disability (D) dan exposure (E). (Kusniawati &
Susanti, 2019)
Salah satu strategi untuk menurunkan angka kematian akibat henti jantung
adalah dengan penerapan EWS, sangat bermanfaat pada pemantauan atau
deteksi dini sebelum pasien mengalami kondisi yang lebih buruk dan mampu
menggunakan jalur rujukan atau tindakan yang sesuai. Apapun penyakit yang
mendasarinya tanda-tanda klinis perburukan kondisi. (Suwaryo Widyaswara,
2019)
14
2.5 Kerangka Teori
Pengukuran :
Parameter Early
pelaksanaan Early 1. Tekanan
Warning Score darah
Warning Score Di
Rumah sakit 2. Pernapasan
3. Denyut nadi
4. Suhu badan
5. Tingkat
Penggunaan Early Warning kesadaran
Score digunakan di Ruangan
1. Intensive Care Unit
(ICU)
2. Instalasi Gawat darurat
(IGD)
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pengumpulan Data
Konseptualisasi
Analisa
16
book yang diakses melalui Google Books. Setelah dilakukan pengumpulan data
melalui jurnal, peneliti melakukan screening atau penyaringan data untuk memilih
masalah-masalah penelitian yang sesuai dengan topic peneliti. Pemilihan data
dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Adapun kriterianya sebagai berikut:
A. Kriteria Inklusi
1. Jurnal nasional dan internasional
2. Rentang waktu penerbitan jurnal maksimal 5 tahun terakhir (2015–2020)
3. Keyword : Nursing Knowledge, Early Warning Score
4. Dapat diakses atau download, full text dan tidak berbayar
B. Kriteria Ekslusi
1. Rentang waktu penerbitan jurnal lebih dari 5 tahun terakhir
2. Jurnal yang tidak sesuai dengan topik penelitian
3. jurnal tidak dapat di akses secara gratis atau berbayar
17
Alur seleksi literature berdasarkan jurnal sebagai berikut
Literatur diidentifikasi
Literatur dikeluarkan
1. Hanya abstrak (tidak
full text)
Literatur di screening 2. Tidak bisa di
SCREENING melalui akses dalam full download/ berbayar
text, terbitan 5 tahun 3. Memerlukan
terakhir username dan
password untuk login
Literatur dikeluarkan
Literatur dikaji kelayakan 1. Literatur merupakan
KELAYAKAN
ulasan, opini
Kriteria inklusi
1. Jurnal nasional dan
internasional
2. Rentang waktu
penerbitan jurnal 5 tahun
Literatur yang memenuhi
INKLUSI terakhir (2015-2020)
kriteria inklusi
3. Dapat diakses/download,
full text dan tidak
berbayar
4. Jurnal sesuai dengan
topik penelitian
18
3.4 Analisa Data
Peneliti mengumpulkan jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
dibuatkan ringkasan jurnal yang di dalamnya terdapat nama pemilik jurnal, tahun
terbit, tujuan penelitian, dan hasil penelitian atau temuan. Untuk melakukan
analisis, peneliti membaca dengan cermat kemudian dilakukan analisis terhadap
isi atau hasil penelitian dari jurnal tersebut. Metode analisis yang digunakan
adalah dengan analisis isi jurnal.
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk proses pencarian literatur yang akan direview dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
20
Gambar 4. alur proses seleksi Literature Literatur di identifikasi melalui
search engine
Kata kunci:
4. Sciencedirect:202.432
Nursing
5. Ebsco :80.79
IDENTIFIKASI Knowledge,
6. Google scholar :100.355
Early Warning
(N:310.866)
Score ))
Literatur dikeluarkan
1. Hanya abstrak (tidak
Literatur diidentifikasi full text)
2. Tidak bisa di
download/ berbayar
Literatur di screening 3. Memerlukan
melalui akses dalam full username dan
SCREENING text, terbitan 5 tahun password untuk login
terakhir (N:3711)
Literatur dikeluarkan
1. Literatur merupakan
KELAYAKAN Literatur dikaji kelayakan
ulasan, opini
(N:21)
Kriteria inklusi
INKLUSI Literatur yang memenuhi 1. Jurnal nasional dan
kriteria inklusi (N:6) internasional
2. Rentang waktu
penerbitan jurnal 5 tahun
terakhir (2015-2020)
3. Dapat diakses/download,
full text dan tidak berbayar
4. Jurnal sesuai dengan
topik penelitian
Metode Penelitian
Design(D),
Author(A), Populasi(P), Tahun Hasil Penelitian
NO Judul(T), Tahun Tujuan Sample(S), Penelitian Kesimpulan Keterangan
Jurnal(J), Publikasi Lokasi(L),
Data Base(D) Variabel(V),
Instrumen
Penelitian(I),
Analisis(A)
22
I : wawancara semi 16; 4 petugas seleksi mandiri
terstruktur. medis, 12 peserta.
perawat), dan penelitian
metro ( n = 6; 2 wawancara
A : tematik induktif
petugas medis, mengeksplorasi
untuk menganalisis
4 perawat) bagaimana
data
lokasi rumah orang yang
sakit. Analisis diwawancarai '
data pengalaman
mengungkapkan tertanam dalam
bahwa kekuatan
kepatuhan struktural dan
terhadap EWS sosial.
didekati dalam Keterwakilan
konteks dan generalisasi
diganti dengan
1) penggunaan fokus pada
EWS untuk kebangkitan
pemantauan peserta '
pasien; dan keterbatasan
2) penggunaan pada
generalisasi
EWS untuk
temuan.
eskalasi
perawatan
pasien.
Identifikasi
keduanya :
konteks
mengarah pada
pengembangan
kerangka
konseptual
sebagai cara
23
untuk
mengelompokkan
dan menjelaskan
perilaku individu
dan tim dalam
setiap konteks.
Kerangka
sosiokultural
untuk kepatuhan
EWS,
menggambarkan
faktor individu
dan tim yang
memfasilitasi
atau
menghambat
kepatuhan
terhadap EWS
selama
pemantauan dan
eskalasi.
2. A : Jørghild Karlotte Jensen, penelitian ini D : kualitatif Empat Studi ini telah perawat bangsal
Randi Skår, Bodil Tveit adalah untuk ketegangan mengeksplor rumah sakit
mengeksplorasi P : semua perwat muncul sebagai asi persepsi umum yang
T : Introducing the National persepsi dan yang bekerja di tema dalam dan reaksi berpartisipasi
Early Warning Score – A reaksi perawat rumah sakit analisis persepsi perawat dalam seminar
qualitative study of hospital rumah sakit Norwegia perawat dan rumah sakit dan sesi
2019 2016
nurses’ perceptions and terhadap Skor reaksi terhadap terhadap simulasi. Studi
reactions Peringatan Dini S : 296 perawat pengenalan pengenalan ini mungkin
Nasional selama NEWS NEWS. menunjukkan
J : Research Article program L : Rumah Sakit berdasarkan Empat tema kategori umum
pengenalan. elemen yang diidentifikasi: atau hubungan
24
Norwegia berbeda dalam ketegangan antara
D : Ebsco konteks antara pengaturan
V : persepsi pekerjaan menggunaka diamati dan
perawat mereka. Tema- n alat pengaturan
tema ini standar dan serupa.
I : seminar dan diidentifikasi mengandalka Pengetahuan
simulasi sebagai berikut: n klinis yang dibentuk
ketegangan penilaian, oleh observasi
antara ketegangan peneliti
A : analisis isi
penggunaan dalam ditempatkan,
tematik
alat standar dan komunitas secara lokal dan
mengandalkan praktik di parsial.
penilaian klinis, bangsal Pengamatan
ketegangan rumah sakit, partisipatif bisa
dalam ketegangan saja dilengkapi
komunitas terkait aturan dengan data
praktik di dan lain; Namun,
bangsal rumah kepatuhan, pengamatan
sakit, serta dari banyak
ketegangan ketegangan kelompok kecil
terkait aturan terkait NEWS memberikan
dan kepatuhan, dan wawasan
serta pembagian tentang reaksi
ketegangan kerja. formal perawat
terkait NEWS Ketegangan dan reaksi
dan pembagian yang informal
kerja. identifikasi mereka, selain
dapat bagaimana
mempengaru perawat
hi berinteraksi satu
kompetensi sama lain
dan selama program
kepatuhan pengenalan.
perawat dan Partisipan
25
karenanya dalam penelitian
keberlanjutan ini diamati
NEWS. secara langsung
Ketegangan dan sadar
ini sedang
menjelaskan dipelajari;
faktor-faktor namun, hal ini
potensial tampaknya tidak
yang dapat mempengaruhi
mempengaru mereka.
hi bagaimana
NEWS
digunakan
3. A : Sekar Dwi Purnamasari, untuk mengetahui D : cross sectional Hasil penelitian EWS diperlukan
Denissa Faradita Aryani tingkat menunjukkan digunakan peningkatan
pengetahuan P : perawat yang ada hubungan sebagai alat pengetahuan
T : Relationship between perawat tentang bekerja di unit gawat antara bantu berupa dan
Nurses’ Knowledge of Initial asesmen awal darurat pengetahuan scoring pengalaman
Assessment and Application pada hubungan perawat tentang keadaan bagi perawat,
of Early Warning System At ED antara S :70 Perawat asesmen awal pasien serta oleh karena itu
2019 pengetahuan 2018 dengan tanda vital penerapan EWS
Emergency Department of
Type A Hospital In Jakarta perawat awal L : Rumah sakit Tipe penerapan yang yang sangat
A di jakarta sistem digunakan baik dapat
J : Proceedings on health and peringatan dini untuk dilakukan oleh
madicine V : pengetahuan di IGD ( p = 0, mendeteksi semua perawat
perawat penerapan 001) kemunduran sehingga
D : Google Scholar EWS kondisi kemunduran
pasien. EWS kondisi pasien
juga dapat dicegah.
I : kuesioner
merupakan
bagian dari
A : menggunakan asesmen
analisis Univariat awal yang
26
karakteristik, tingkat dapat
pengetahuan digunakan
sebagai alat
perawat tentang
untuk
asesmen awal, serta mengamati
analisis bivariat kondisi
untuk mengetahui pasien
hubungan antara selama di
pengetahuan IGD, karena
karakteristik
perawat tentang
IGD di
asesmen awal Rumah sakit
dengan penerapan tipe A di
EWS Jakarta yang
cenderung
penuh sesak,
sehingga
EWS akan
sangat
membantu
dalam
memantau
kondisi
pasien.
Hasil Perlunya
4. A : Dyah Restuning Prihati, gambaran D : deskriptif Hasil penelitian karakteristik peningkatan
Maulidta Karunianingtyas pengetahuan kuantitatif dengan ini menunjukkan responden pada pendidikan
27
Wirawati perawat tentang pendekatan survey. bahwa yang didapat perawat yang
2019 early warning 2019 responden bahwa lebih tinggi agar
T: Pengetahuan Perawat score dalam P : seluruh perawat menurut tingkat mayoritas terciptanya
Tentang Early Warning Score penilaian dini yang bekerja di pengetahuan usia penerapan EWS
Dalam Penilaian Dini kegawatan pasien ruang Nakula 2 dan sebanyak 36 responden
Kegawatan Pasien Kritis kritis 3 (92,3%) 20-40 tahun,
responden jenis kelamin
J : Jurnal Keperawatan S :39 Perawat dengan perempuan,
pengetahuan berpendidika
D : Google Scholar L : RSUD K.R.M.T. cukup. n DIII
Wongsonegoro Responden Keperawatan
Semarang dengan , dengan
pengetahuan pengalaman
V : tingkat kurang kerja 1
Pengetahuan sebanyak 3 sampai 10
(7,7%) tahun dan
responden. responden
I : kuesioner
Penggunaan sudah
Early Waring memiliki
A : univariat Scores sangat pengalaman
berkaitan erat pelatihan
dengan peran kondisi
perawat yang pasien kritis.
melakukan
observasi harian
tanda-tanda
vital.
28
5. A : Putra Agina Widyaswara untuk mengetahui D : analisis deskriptif hasil penelitian sebagian Perlunya
Suwaryo, Rahmat Sutopo , bagaimana ditunjukkan besar peningkatan
Bambang Utoyo penerapan Early P : seluruh perawat bahwa sebagian responden di pelatihan
Warning Score di Ruang Dahlia dan besar Ruang terhadap
T: Pengetahuan Perawat 2019 System (EWSS) Terate 2018 responden Dahlia dan perawat
Dalam Menerapkan Early di Ruang dengan Terate RSUD sehingga terjadi
Warning Score System (Ewss) Perawatan RSUD S : 39 perawat pengetahuan dr. peningkatan
Di Ruang Perawatan dr Soedirman tentang Early Soedirman kualitas
Kebumen. L : RSUD dr. Warning Score Kebumen pengetahuan
J : Jurnal Ilmiah Kesehatan Soedirman System (EWSS) dengan perawat
Keperawatan Kebumen kategori cukup pengetahuan menerapkan
(46,2%). Belum tentang Early EWS
D : Google Scholar V : pengetahuan baiknya tingkat Warning Pembuatan
perawat pengetahuan Score jadwal pelatihan
perawat tentang System bergilir juga
EWSS (EWSS) menjadi pilihan
I : kuesioner
disebabkan kategori baik untuk
perawat yang (35.9%). meningkatkan
A : univariat bekerja di ruang Responden kualitas dan
(deskriptif) di Ruang Dahlia mampu kinerja perawat
dan Terate menerapkan dalam
mempunyai latar EWSS memberikan
belakang dengan asuhan kepada
pendidikan, dan kategori pasien.
lama bekerja cukup
yang berbeda- (51.3%).
beda serta Rekomendas
kurangnya i untuk
pengalaman tempat
tentang EWSS. penelitian,
perlu
dilakukan
29
sosialisasi
dan simulasi
EWSS yang
diikuti oleh
semua
tenaga
medis,
terutama di
ruang
perawatan.
Pembuatan
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP) juga
menjadi
pertimbanga
n dalam
menentukan
kebijakan
aplikasi
EWSS di
ruang
perawatan.
6. A : Fransiska Anita Ekawati, bertujuan untuk D : cross sectional Berdasarkan Dari hasil mengembangka
Miftahul Jannah Saleh, mengetahui asumsi peneliti, penelitian n profesionalitas
Alisyah Sri Astuti hubungan antara P : seluruh perawat penerapan yang telah perawat dengan
pengetahuan di Ruang Dahlia dan NEWSS yang dilakukan rutin
T: Hubungan Pengetahuan perawat tentang Terate dilakukan terhadap 66 mengadakan
Perawat Tentang NEWSS NEWSS dengan responden di responden pelatihan
2020 2018
dengan Penerapannya penerapannya. S : 66 responden dasari atas Februari tentang ilmu-
pengetahuan 2020 di salah ilmu terbaru
30
yang baik dan di satu Rumah dalam
J : Jurnal Ilmiah Kesehatan L : di salah satu RS dukung oleh Sakit Swasta kegawatdarurat
Sandi Husada swasta di Makassar pelatihan ulang di Makassar, an.
tentang NEWSS maka dapat Maka perawat
D : Google Scholar V:- yang telah disimpulkan: harusnya
dilakukan oleh 1.Pengetahu mampu
I : kuesioner pihak Rumah an perawat menerapkan
Sakit Swasta . tentang apa yang telah
A : analysis Adapun NEWSS diketahuinya
continuity correction. beberapa dalam sehingga dapat
responden yang kategori baik berkembang,
dalam 2. Penerapan terutama dalam
penerapannya NEWSS pelayanan
masih dalam sebagian kegawatdarurat
kategori cukup + besar dalam an karena
kurang kategori baik perawat
dikarenakan namun masih merupakan
tingginya beban ada dalam ujung tombak
kerja yang kategori keberhasilan
dialami oleh cukup dan pencegahan
responden dan kurang terjadinya code
keterbatasan 3. Tidak ada blue.
pengalaman hubungan
karena lama antara
kerja mayoritas pengetahuan
kurang dari 5 perawat
tahun. tentang
NEWSS
dengan
penerapan
NEWSS di
salah satu
Rumah Sakit
Swasta di
31
Makassar.
32
4.2 Pembahasan Studi Literatur
Berdasarkan enam jurnal yang diambil dari penelitian terkait tentang
hubungan Pengetahuan Perawat dengan Penerapan Early Warning Score
(EWS), ditemukan dua Jurnal menggunakan metode Kulaitatif, dua jurnal
menggunakan metode cross sectional, satu jurnal menggunakan metode
deskriptif kuantitatif dan satu jurnal menggunakan metode analisis deskriptif.
Dari hasil penelitian yang di lakukan (Flenady et al., 2020) kepatuhan
eksplorasi faktor-faktor yang terkait dengan penggunaan sistem peringatan dini
di antara perawat sebanyak 30 responden, dimana responden tersebut 8
responden bertugas di wilayah pedesaan, 12 responden bertugas di kelas
kabupaten, 6 responden diskala provinsi dan 4 responden bertugas di rumah
sakit tempat penelitian, dengan teknik wawancara terstruktur dimana
menemukan bahwa alasan ketidak patuhan pengambilan keputusan klinis intra-
profesional yang berbeda perbedaan dalam budaya keperawatan hambatan
Sementara penelitian telah menyoroti ketidak patuhan staf dengan protokol
eskalasi EWS ada kekurangan penelitian yang berfokus pada faktor sosial
budaya yang memengaruhi kepatuhan terhadap protokol pemantauan EWS.
kepatuhan terhadap komponen pemantauan dan eskalasi sistem early warning
score dalam praktik rutin mereka yang berkaitan dengan pengenalan dan
respons klinis pasien.
Pengetahuan perawat mengenai early warning score sangat penting,
karena EWS sendiri mampu memprediksi bagaimana terjadi pemburukan pada
pasien, sehingganya perlu pengenalan lebih dalam mengenai early warning
score tersebut.
Dimana sebuah penelitian dengan Memperkenalkan Skor Peringatan Dini
Nasional - Studi kualitatif tentang persepsi dan reaksi perawat rumah sakit yang
di lakukan oleh (Jensen et al., 2019) di peroleh hasil dalam analisis persepsi
perawat dan reaksi terhadap pengenalan EWS berdasarkan elemen yang
berbeda dalam konteks pekerjaan mereka. terdapat ketegangan antara
penggunaan alat standar dan mengandalkan penilaian klinis, ketegangan dalam
komunitas praktik di bangsal rumah sakit, ketegangan terkait aturan dan
kepatuhan, serta ketegangan terkait EWS dan pembagian kerja.
Penggunaan Early Waring Scores sangat berkaitan erat dengan peran
perawat yang melakukan observasi harian tanda-tanda vital. Perawat
33
melaksanakan asuhan keperawatan, sebagai care giver memberikan pelayanan
dengan melakukan pengkajian harian serta memonitoring keadaan pasien, ketika
terjadi perburukan keadaaan
Sama halnya penilitian Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Asesmen
Awal dan Penerapan Sistem Peringatan Dini Di Instalasi Gawat Darurat di
lakukan oleh (Purnamasari & Aryani, 2020) dengan desain kuantitatif
menunjukkan bahwa 41 responden (95,3%) dengan pengetahuan sangat baik
tentang menerapkan EWS, dan hanya 5 responden (18,5%) yang memiliki
tingkat penerapan EWS baik. Dari uji chi-square nilai p = 0,001 menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang asesmen awal
dengan penerapan early warning score (EWS) dan hal ini menunjukkan bahwa
perawat dengan pendidikan tertinggi lebih baik keterampilan dalam penerapan
EWS.
Pengetahuan perawat mengenai early warning score sangat penting,
karena EWS sendiri mampu memprediksi bagaimana terjadi pemburukan pada
pasien, penggunaan EWS di terapkan di ruangan Intensive Tinggi atau Instalasi
gawat darurat.
Dimana pengetahuan perawat tantang Early Warning Score Dalam
Penilaian Dini Kegawatan Pasien Kritis sangat berkaitan erat dengan peran
perawat dalam melakukan observasi harian tanda-tanda vital. Perawat
melaksanakan asuhan keperawatan, didukung dengan pelitian (Prihati &
Wirawati, 2019) dengan Pengetahuan Perawat Tentang Early Warning Score
Dalam Penilaian Dini Kegawatan Pasien Kritis Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa responden menurut tingkat pengetahuan sebanyak 36 (92,3%) responden
dengan pengetahuan cukup. Responden dengan pengetahuan kurang sebanyak
3 (7,7%) responden. Penggunaan Early Waring Scores sangat berkaitan erat
dengan peran perawat yang melakukan observasi harian tanda-tanda vital.
Dalam sebuah teori EWS adalah sistem deteksi dini untuk mengetahui
bagaimana kondisi pasien yang sedang mengalami pemburukan kondisi klinis
yang mengancam jiwa dimana EWS sendiri pantauan awal masuknya pasien
kerumah sakit atau pasien dalam perawatan, dimana EWS memiliki kriteria
fisiologis yang dapat membantu perawat untuk mengenali lebih dini pasien yang
kondisinya memburuk. (Suwaryo Widyaswara, 2019)
34
Selain itu EWS juga di barengi dengan pengetahuan atau penerapan yang
dimiliki perawat, sehingga EWS dapat memberikan efek posistif bagi rumah sakit
atau perawat dan meminimalisir kondisi kegawatan pada pasien.
Menurut asumsi peneliti, terkait Hubungan Pengetahuan Perawat dengan
Penerapan Early Warning Score dimana EWS sendiri adalah Pegetahuan baru
dalam penggunaanya terkait deteksi dini awal pada pasien yang sebelum
mengalami kegawatan, dalam hal ini cukup kurang dalam menerapkan protokol
EWS dan sering menganggap perubahan fisiologis pasien hal yang biasa.
sehingga perlunya mengupdate ilmu pengetahuan, pelatihan scoring EWS, dan
penerapan EWS di rumah sakit. Hasil temuan yang didapat ternyata
Pengetahuan Perawat memiliki efek besar dalam melalukan deteksi dini pada
pasien.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pada penelitian ini jurnal yang digunakan, ada beberapa keterbatasan dan
perbedaannya. Antara lain dibagian metode dan design yang berbeda.
2. dikarenakan adanya perbedaan lokasi pada setiap penelitian. Peneliti juga
tidak bisa meneliti dan mencari data secara langsung tentang hubungan
pengetahuan perawat dengan penerapan early awarning score.
3. Peneliti mengalami keterbatas dalam mengakses beberapa jurnal yang
relevan dan memerlukan username dan password
35
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian dalam hasil pembahasan yakni:
1. Early Warning Score merupakan deteksi dini pada perburukan pasien
dengan kriteria pengukuran frekuensi pernafasan, saturasi oksigen,
temperatur, tekanan darah sistolik, frekuensi nadi, dan tingkat kesadaran
2. Pengetahuan perawat juga harus ditingkatkan terkait penerapan Early
Warning Score, deteksi dini ini tergolong alat baru dalam penerpanya
sehingga perawat perlu mengupdate ilmu pengetahuan, pelatihan scoring
EWS, dan penerapan EWS di rumah sakit untuk mencapai sebuah
keberhasilannya
5.2 Saran
1. Bagi Institusi
hasil penelitian literatur ini dapat memberikan hasil yang positif terutama
bagi para dosen sebagai bahan ajar dan dapat menjadi tambahan data
lembaga atau referensi kepustakaan serta bacaan terkait hubungan
pengetahuan perawat dengan penerapan Early Warning Score
2. Bagi Mahasiswa
hasil penelitian literatur ini dapat meningkatkan pembelajaran saat
perkuliahan atau praktek klinik menjadi suatu acuan dalam menyusun teori
terkait hubungan pengetahuan perawat dengan penerapan Early Warning
Score
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
hasil penelitian literatur ini bisa menjadi dasar bagi peneliti selanjutnya saat
melakukan suatu penelitian serta mengembangkan lebih dalam dan
terperinci mengenai hubungan hubungan pengetahuan perawat dengan
penerapan Early warning Score
36
DAFTAR PUSTAKA
Bedoya, A. D., Clement, M. E., Phelan, M., Rebecca, C., Brien, C. O., Goldstein,
B. A., Menular, D. P., Duke, U., Ilmu, D., Komputer, I., & Duke, U. (2020).
Akses Publik HHS.
Early, I., Score, W., Jantung, H., Sakit, R., Daerah, U., Bogor, L., & Anestesiologi,
D. (2019). Artikel penelitian. 7(1), 33–41.
Flenady, T., Dwyer, T., Sobolewska, A., Lagadec, D. Le, Connor, J., Kahl, J., &
Signal, T. (2020). Mengembangkan kerangka kerja sosiokultural kepatuhan :
eksplorasi faktor-faktor yang terkait dengan penggunaan sistem peringatan
dini di antara dokter perawatan akut.
Jensen, J. K., Skår, R., & Tveit, B. (2019). Introducing the National Early Warning
Score – A qualitative study of hospital nurses’ perceptions and reactions.
Nursing Open, 6(3), 1067–1075. https://doi.org/10.1002/nop2.291
Kumala, R., & Apsari, F. (n.d.). Deteksi Pasien Obstetrik Kritis dengan Maternal
Early Warning System Detection of Critically Ill Obstetric Patients with
Maternal Early Warning System. 63–70.
Kumar, A., Ghabra, H., Winterbottom, F., Townsend, M., Boysen, P., &
Nossaman, B. D. (2020). Skor Peringatan Dini yang Dimodifikasi sebagai
Alat Prediktif Selama Penerimaan Unit Perawatan Intensif Bedah yang
Tidak Direncanakan. 176–181.
Mestrom, E., Bie, I. D. A. De, Steeg, M. Van De, Driessen, M., Atallah, L.,
Bezemer, R., Bouwman, R. A., Korsten, E., Philips, P., Listrik, D. T., &
Terbuka, A. (2019). Implementasi sistem penilaian peringatan dini otomatis
di bangsal bedah : Penggunaan praktis dan efek pada hasil pasien.
37
Ners, P. S., Tinggi, S., Kesehatan, I., Elisabeth, S., & Situmorang, A. D. (2019).
IK es IS IK es IS. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan ODHA
Mengkonsumsi Antiretroviral Di Klinik VCT RSUP H.Adam Malik Medan.
Penggunaan, E., Early, T., Scoring, W., Ewss, S., Sudjiati, E., Tutik, R., Hariyati,
S., Indonesia, K. U., Ui, K. F. I. K., Prof, J., Djohan, B., & Barat, J. (2019).
Jurnal Online Keperawatan Indonesia ( 34 - 39 ) Jurnal Online Keperawatan
Indonesia ( 34 - 39 ) Pendahuluan Commission International edisi ke enam ,
Praktik tanda – tanda vital tidak secara konsisten. 2(2), 34–39.
Shamout, F. E., Zhu, T., Sharma, P., Watkinson, P. J., & Clifton, D. A. (2020).
Deteksi Kerusakan Klinis. 24, 437–446.
Tosh, S. (2016). Paediatric early warning scores. Emergency Nurse, 24(3), 17–
17. https://doi.org/10.7748/en.24.3.17.s23
Yeni, B., & Ukur, S. (n.d.). Pola Pikir Perawat sebagai Profesi Terdidik Latar
Belakang Metode Tujuan Hasil.
Yunding, J., Haerianti, M., Ilmu, F., Universitas, K., & Barat, S. (2020).
Pemberdayaan Perawat dalam Penerapan Nurse Early Warning System
untuk Memantau Kondisi Pasien di Rumah Sakit. 2, 135–138.
38
DAFTAR LAMPIRAN
39
1. Lampiran Search Engine
Keyword: nursing Knowledge, Early warning score
Jumlah: 202.432
Identifikasi: Sciencedirect
Screening: sejak 2015-2020, urutkan menurut relevansi
Jumlah: 2.381
40
2. Lampiran Search Engine
Keyword: nursing Knowledge, Early warning score
Jumlah: 80.79
Identifikasi: ebsco
Screening: sejak 2015-2020, urutkan menurut relevansi
Jumlah: 775
41
3. Lampiran Search Engine
Keyword: nursing Knowledge, Early warning score
Jumlah: 100.355
Identifikasi: google sholar
Screening: sejak 2015-2020, urutkan menurut relevansi
Jumlah: 555
42