PROPOSAL PENELITIAN
NOFIANTO
NIM : C01416058
v
10. Teman- teman seperjuangan angkatan tahun 2016 terima kasih telah
banyak mendukung dan menemani baik dalam suka maupun duka.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, penulis sangat menghargai masukan guna penyempurnaan
dalam penulisan Studi literature riview ini, semoga dapat bermanfaat untuk
perkembangan ilmu kesehatan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................
BAB V PENUTUP...................................................................................................
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................
5.2 Saran ...........................................................................................................
4
DAFTAR TABEL
Halaman
5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
Keterangan skor :
a. Hijau :0–1
b. Kuning : 2 – 3
c. Orange : 4 – 5
d. Merah : ≥ 6
a). Hijau
Pasien dalam kondisi stabil
b). Kuning
Pengkajian ulang harus dilakukan oleh Perawat Primer/ PJ Shift. Jika skor
pasien akurat maka perawat primer atau PP harus menentukan tindakan
terhadap kondisi pasien dan melakukan pengkajian ulang setiap 2 jam oleh
perawat pelaksana. Pastikan kondisi pasien tercatat di catatan perkembangan
pasien.
c). Orange
Pengkajian ulang harus dilakukan oleh Perawat Primer/ PJ Shift dan diketahui
oleh dokter jaga residen. Dokter jaga residen harus melaporkan ke DPJP dan
memberikan instruksi tatalaksana pada pasien tersebut. Perawat pelaksana
harus memonitor tanda vital setiap jam.
d). Merah
Aktifkan code blue, TMRC melakukan tatalaksana kegawatan pada pasien,
dokter jaga dan DPJP diharuskan hadir disamping pasien dan berkolaborasi
untuk menentukan rencana perawatan pasien selanjutnya. Perawat pelaksana
harus memonitor tanda vital setiap jam (setiap15 menit, 30 menit, 60 menit)
Ide utama bahwa perubahan kecil dalam parameter ini akan dihargai
menggunakan EWS dari pada menunggu perubahan yang jelas dalam parameter
individu seperti penurunan dalam tekanan darah sistolik, yang seringkali
merupakan suatu kondisi terminal. Skor meningkat biasanya menunjukkan
kerusakan, dan bahkan dapat memprediksi kematian, namun early warning score
bukanlah obat mujarab, untuk penilaian pasien yang akurat melainkan sebagai
tambahan dan harus di tindak lanjuti dengan penilaian klinis yang teliti Setiap
skor yang diukur mencerminkan bagaimana variasi parameter yang dibandingkan
dengan norma dari tiap parametrik. Skor tersebut kemudian dikumpulkan,
dengan penekanan penting bahwa parameter ini sudah rutin diukur di rumah
sakit dan dicatat pada grafik klinis (Ners et al., 2019).
2.3 Konsep Pengetahuan
2.3.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat kembali kejadian yang
pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja setelah dilakukan
pengamatan pada suatu objek yang dapat menjadi bagian penting untuk
terbentuknya suatu tindakan seseorang, Tingkat pengetahuan yang baik akan
memudahkan seorang perawat mengimplementasikan pengetahuannya dalam
menangani kasus kegawatan di ruang perawatan.(Suwaryo Widyaswara, 2019)
Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh informasi dan lingkungan
melalui proses pengalaman. Setelah mendapat informasi dari luar, seseorang
akan mengingat materi tersebut untuk dipelajari dan mempunyai kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang materi tersebut yang digunakan
kemampuan tersebut dalam kondisi real (Bylow et al 2019).
pengetahuan seseorang Pendidikan yang rendah dan lama bekerja akan
mempengaruhi seseorang dalam memperoleh informasi melalui panca indera,
Lamanya pengalaman kerja akan memungkinkan berkembangnya pengetahuan
perawat karena beragamnya kasus pasien dalam kondisi gawat darurat yang
dijumpai selama bertahun-tahun. (Suwaryo Widyaswara, 2019)
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada 2 yaitu
a. Internal seperti pendidikan, umur, pekerjaan, pengalaman kerja.
b. Eksternal seperti lingkungan, sosial budaya dan informasi (Ners et al.,
2019)
2.3.2 Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan atau kognitif sangat penting terbentuknya tindakan
seseorang, kognitif ada 6 yaitu (Ners et al., 2019)
a. Tahu (know)
Diartikan sebagai pengingat yang telah di pelajari, tahu merupakan
tingkatan yang paling rendah.
b. Memahami ( comprehence)
Kemampuan memahami atau menginterprestasikan dengan sesuatu
objek.
c. Aplikasi (aplication)
Kemampuan yang di pelajari dengan menggunakan metode, rumus dan
prinsip.
d. Analisis (analysis)
Kemampuan seseorang penguasaan materi atau objek dalam
komponen terstruktur dan berkaitan satu sama lain.
e. Sintetis (syntetis)
Kemampuan menghubungkan formulasi baru dari formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Kemampuan dimana seseorang mampu melakukan justifikasi atau
memberi penilaian yang berdasarkan kriteria yang ada.
2.4 Konsep Kegawat Daruratan
2.4.1 Definisi Gawat darurat
gawat darurat merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif
diberikan kepada pasien dengan injury akut atau sakit yang mengancam
kehidupan”. Instalasi Gawat Darurat atau IGD sebagai unit pertama intra rumah
sakit yang dapat diakses oleh pasien atau keluarga pasien untuk mendapatkan
pertolongan awal yang cepat, tepat dan holistik terutama pada kasus kegawat
daruratan, Keberhasilan pertolongan terhadap kegawatan pasien sangat
tergantung dari kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal
yang akan menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada sistem
kegawatan pasien. (Kusniawati & Susanti, 2019)
Kejadian gawat darurat bisa terjadi kepada siapa, kapan dan dimana saja,
kondisi ini menuntut kesiapan petugas kesehatan untuk mengantisipasi kejadian
itu. Kejadian buruk yang parah seperti henti jantung dan kematian seringkali
ditandai oleh tanda-tanda vital yang abnormal beberapa jam sebelum kejadian
Keberhasilan pertolongan terhadap kegawatan pasien sangat tergantung dari
kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan
menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada sistem kegawatan pasien.
Keberhasilan pertolongan terhadap kegawatan pasien sangat tergantung dari
kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan
menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada sistem kegawatan pasien.
(Ekawati et al., 2020)
2.4.2 Respon Time Perawat
menjelaskan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi
keterlambatan penanganan kasus gawat darurat antara lain karakter pasien,
penempatan staf, ketersediaan stretcher dan petugas kesehatan, waktu ketibaan
pasien, pelaksanaan manajemen dan, strategi pemeriksaan dan penanganan
yang dipilih. Hal ini bisa menjadi pertimbangan dalam menentukan konsep
tentang waktu tanggap penanganan kasus di IGD rumah sakit. (Yunding et al.,
2020).
Prosedur yang menempatkan pasien pada kategori – kategori prioritas
untuk transpor dan perawatan berdasarkan tingkat keparahan cedera serta
kegawatdaruratan medis, yang ditentukan dengan pertimbangan tata cara
pertolongan pengkajian pada setiap pasien yang masuk ke IGD berdasarkan
tingkat kegawatan dengan berfokus menemukan masalah pada airway (A),
breathing (B), circulation (C), disability (D) dan exposure (E). (Kusniawati &
Susanti, 2019)
Salah satu strategi untuk menurunkan angka kematian akibat henti jantung
adalah dengan penerapan EWS, sangat bermanfaat pada pemantauan atau
deteksi dini sebelum pasien mengalami kondisi yang lebih buruk dan mampu
menggunakan jalur rujukan atau tindakan yang sesuai. Apapun penyakit yang
mendasarinya tanda-tanda klinis perburukan kondisi. (Suwaryo Widyaswara,
2019)
2.5 Kerangka Teori
Pengukuran :
Parameter Early
pelaksanaan Early 1. Tekanan
Warning Score darah
Warning Score Di
Rumah sakit 2. Pernapasan
3. Denyut nadi
4. Suhu badan
5. Tingkat
Penggunaan Early Warning kesadaran
Score digunakan di Ruangan
1. Intensive Care Unit
(ICU)
2. Instalasi Gawat darurat
(IGD)
Pengumpulan Data
Konseptualisasi
Analisa
Literatur diidentifikasi
Literatur dikeluarkan
1. Hanya abstrak (tidak
full text)
Literatur di screening 2. Tidak bisa di
SCREENING melalui akses dalam full download/ berbayar
text, terbitan 5 tahun 3. Memerlukan
terakhir username dan
password untuk login
Literatur dikeluarkan
Literatur dikaji kelayakan 1. Literatur merupakan
KELAYAKAN
ulasan, opini
Kriteria inklusi
1. Jurnal nasional dan
internasional
2. Rentang waktu
penerbitan jurnal 5 tahun
Literatur yang memenuhi
INKLUSI terakhir (2015-2020)
kriteria inklusi
3. Dapat diakses/download,
full text dan tidak
berbayar
4. Jurnal sesuai dengan
topik penelitian
Untuk proses pencarian literatur yang akan direview dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 4. alur proses seleksi Literature Literatur di identifikasi melalui
search engine
Kata kunci:
4. Sciencedirect:37.643
Nursing
5. Ebsco :151
IDENTIFIKASI Knowledge,
6. Google scholar :12.200
Early Warning
(N:49.994)
Score ))
Literatur dikeluarkan
1. Hanya abstrak (tidak
Literatur diidentifikasi full text)
2. Tidak bisa di
download/ berbayar
Literatur di screening 3. Memerlukan
melalui akses dalam full username dan
SCREENING text, terbitan 5 tahun password untuk login
terakhir (N:49.994)
Literatur dikeluarkan
1. Literatur merupakan
KELAYAKAN Literatur dikaji kelayakan
ulasan, opini
(N:25)
Kriteria inklusi
INKLUSI Literatur yang memenuhi 1. Jurnal nasional dan
kriteria inklusi (N:6) internasional
2. Rentang waktu
penerbitan jurnal 5 tahun
terakhir (2015-2020)
3. Dapat diakses/download,
full text dan tidak berbayar
4. Jurnal sesuai dengan
topik penelitian
Metode Penelitian
Design(D),
Author(A), Populasi(P), Tahun Hasil Penelitian
NO Judul(T), Tahun Tujuan Sample(S), Penelitian Kesimpulan Keterangan
Jurnal(J), Publikasi Lokasi(L),
Data Base(D) Variabel(V),
Instrumen
Penelitian(I),
Analisis(A)
2. A : Jørghild Karlotte Jensen, penelitian ini D : kualitatif Empat Studi ini telah perawat bangsal
Randi Skår, Bodil Tveit adalah untuk ketegangan mengeksplor rumah sakit
mengeksplorasi P : semua perwat muncul sebagai asi persepsi umum yang
T : Introducing the National persepsi dan yang bekerja di tema dalam dan reaksi berpartisipasi
Early Warning Score – A reaksi perawat rumah sakit analisis persepsi perawat dalam seminar
qualitative study of hospital rumah sakit Norwegia perawat dan rumah sakit dan sesi
2019 2016
nurses’ perceptions and terhadap Skor reaksi terhadap terhadap simulasi. Studi
reactions Peringatan Dini S : 296 perawat pengenalan pengenalan ini mungkin
Nasional selama NEWS NEWS. menunjukkan
J : Research Article program L : Rumah Sakit berdasarkan Empat tema kategori umum
pengenalan. elemen yang diidentifikasi: atau hubungan
Norwegia berbeda dalam ketegangan antara
D : Ebsco konteks antara pengaturan
V:- pekerjaan menggunaka diamati dan
mereka. Tema- n alat pengaturan
I : seminar tema ini standar dan serupa.
diidentifikasi mengandalka Pengetahuan
A : analisis isi sebagai berikut: n klinis yang dibentuk
tematik ketegangan penilaian, oleh observasi
antara ketegangan peneliti
penggunaan dalam ditempatkan,
alat standar dan komunitas secara lokal dan
mengandalkan praktik di parsial.
penilaian klinis, bangsal Pengamatan
ketegangan rumah sakit, partisipatif bisa
dalam ketegangan saja dilengkapi
komunitas terkait aturan dengan data
praktik di dan lain; Namun,
bangsal rumah kepatuhan, pengamatan
sakit, serta dari banyak
ketegangan ketegangan kelompok kecil
terkait aturan terkait NEWS memberikan
dan kepatuhan, dan wawasan
serta pembagian tentang reaksi
ketegangan kerja. formal perawat
terkait NEWS Ketegangan dan reaksi
dan pembagian yang informal
kerja. identifikasi mereka, selain
dapat bagaimana
mempengaru perawat
hi berinteraksi satu
kompetensi sama lain
dan selama program
kepatuhan pengenalan.
perawat dan Partisipan
karenanya dalam penelitian
keberlanjutan ini diamati
NEWS. secara langsung
Ketegangan dan sadar
ini sedang
menjelaskan dipelajari;
faktor-faktor namun, hal ini
potensial tampaknya tidak
yang dapat mempengaruhi
mempengaru mereka.
hi bagaimana
NEWS
digunakan
3. A : Sekar Dwi Purnamasari, untuk mengetahui D : cross sectional Hasil penelitian EWS diperlukan
Denissa Faradita Aryani tingkat menunjukkan digunakan peningkatan
pengetahuan P : perawat yang ada hubungan sebagai alat pengetahuan
T : Relationship between perawat tentang bekerja di unit gawat antara bantu berupa dan
Nurses’ Knowledge of Initial asesmen awal darurat pengetahuan scoring pengalaman
Assessment and Application pada hubungan perawat tentang keadaan bagi perawat,
of Early Warning System At ED antara S :70 Perawat asesmen awal pasien serta oleh karena itu
2019 pengetahuan 2018 dengan tanda vital penerapan EWS
Emergency Department of
Type A Hospital In Jakarta perawat awal L : Rumah sakit Tipe penerapan yang yang sangat
A di jakarta sistem digunakan baik dapat
J : Proceedings on health and peringatan dini untuk dilakukan oleh
madicine V:- di IGD ( p = 0, mendeteksi semua perawat
001) kemunduran sehingga
D : Google Scholar kondisi kemunduran
I : kuesioner
pasien. EWS kondisi pasien
juga dapat dicegah.
A:- merupakan
bagian dari
asesmen
awal yang
dapat
digunakan
sebagai alat
untuk
mengamati
kondisi
pasien
selama di
IGD, karena
karakteristik
IGD di
Rumah sakit
tipe A di
Jakarta yang
cenderung
penuh sesak,
sehingga
EWS akan
sangat
membantu
dalam
memantau
kondisi
pasien.
Hasil
karakteristik
4. A : Dyah Restuning Prihati, gambaran D : deskriptif Hasil penelitian responden
Maulidta Karunianingtyas pengetahuan kuantitatif dengan ini menunjukkan yqang
Wirawati perawat tentang pendekatan survey. bahwa didapat
early warning responden bahwa
2019 2019
T: Pengetahuan Perawat score dalam P : seluruh perawat menurut tingkat mayoritas
Tentang Early Warning Score penilaian dini yang bekerja di pengetahuan usia
Dalam Penilaian Dini kegawatan pasien ruang Nakula 2 dan sebanyak 36 responden
Kegawatan Pasien Kritis kritis 3 (92,3%) 20-40 tahun,
responden jenis kelamin
J : Jurnal Keperawatan S :39 Perawat dengan perempuan,
pengetahuan berpendidika
D : Google Scholar L : RSUD K.R.M.T. cukup. n DIII
Wongsonegoro Responden Keperawatan
Semarang dengan , dengan
pengetahuan pengalaman
V:- kurang kerja 1
sebanyak 3 sampai 10
I : kuesioner (7,7%) tahun dan
responden. responden
Penggunaan sudah
A : bivariat rumus
Early Waring memiliki
Rank Spearman
Scores sangat pengalaman
berkaitan erat pelatihan
dengan peran kondisi
perawat yang pasien kritis.
melakukan
observasi harian
tanda-tanda
vital.
5. A : Putra Agina Widyaswara untuk mengetahui D : analisis deskriptif hasil penelitian sebagian
Suwaryo, Rahmat Sutopo , bagaimana ditunjukkan besar
Bambang Utoyo penerapan Early P : seluruh perawat bahwa sebagian responden di
Warning Score di Ruang Dahlia dan besar Ruang
T: Pengetahuan Perawat System (EWSS) Terate responden Dahlia dan
Dalam Menerapkan Early 2019 di Ruang 2018 dengan Terate RSUD
Warning Score System (Ewss) Perawatan RSUD S : 39 perawat pengetahuan dr.
Di Ruang Perawatan dr Soedirman tentang Early Soedirman
Kebumen. L : RSUD dr. Warning Score Kebumen
J : Jurnal Ilmiah Kesehatan Soedirman System (EWSS) dengan
Keperawatan Kebumen kategori cukup pengetahuan
(46,2%). Belum tentang Early
D : Google Scholar V:- baiknya tingkat Warning
pengetahuan Score
I : kuesioner perawat tentang System
EWSS (EWSS)
disebabkan kategori baik
A : bivariat rumus
perawat yang (35.9%).
Rank Spearman
bekerja di ruang Responden
di Ruang Dahlia mampu
dan Terate menerapkan
mempunyai latar EWSS
belakang dengan
pendidikan, dan kategori
lama bekerja cukup
yang berbeda- (51.3%).
beda serta Rekomendas
kurangnya i untuk
pengalaman tempat
tentang EWSS. penelitian,
perlu
dilakukan
sosialisasi
dan simulasi
EWSS yang
diikuti oleh
semua
tenaga
medis,
terutama di
ruang
perawatan.
Pembuatan
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP) juga
menjadi
pertimbanga
n dalam
menentukan
kebijakan
aplikasi
EWSS di
ruang
perawatan.
6. A : Fransiska Anita Ekawati, bertujuan untuk D : analisis deskriptif Berdasarkan Dari hasil
Miftahul Jannah Saleh, mengetahui asumsi peneliti, penelitian
Alisyah Sri Astuti hubungan antara P : seluruh perawat penerapan yang telah
pengetahuan di Ruang Dahlia dan NEWSS yang dilakukan
T: Hubungan Pengetahuan perawat tentang Terate dilakukan terhadap 66
Perawat Tentang NEWSS NEWSS dengan responden di responden
2020 2018
dengan Penerapannya penerapannya. S : 66 responden dasari atas Februari
pengetahuan 2020 di salah
J : Jurnal Ilmiah Kesehatan L : di salah satu RS yang baik dan di satu Rumah
Sandi Husada swasta di Makassar dukung oleh Sakit Swasta
pelatihan ulang di Makassar,
D : Google Scholar V:- tentang NEWSS maka dapat
yang telah disimpulkan:
dilakukan oleh 1.Pengetahu
I : kuesioner pihak Rumah an perawat
Sakit Swasta . tentang
A : analysis Adapun NEWSS
continuity correction. beberapa dalam
responden yang kategori baik
dalam 2. Penerapan
penerapannya NEWSS
masih dalam sebagian
kategori cukup + besar dalam
kurang kategori baik
dikarenakan namun masih
tingginya beban ada dalam
kerja yang kategori
dialami oleh cukup dan
responden dan kurang
keterbatasan 3. Tidak ada
pengalaman hubungan
karena lama antara
kerja mayoritas pengetahuan
kurang dari 5 perawat
tahun. tentang
NEWSS
dengan
penerapan
NEWSS di
salah satu
Rumah Sakit
Swasta di
Makassar.
4.2 Pembahasan Studi Literatur
Berdasarkan enam jurnal yang diambil dari penelitian terkait tentang
hubungan Pengetahuan Perawat Tantang Early Warning Score (EWS),
ditemukan dua Jurnal menggunakan metode Kulaitatif, satu jurnal menggunakan
metode cross sectional, satu jurnal menggunakan metode deskriptif kuantitatif
dan dua jurnal menggunakan metode analisis deskriptif.
Dari hasil penelitian yang di lakukan (Flenady et al., 2020) kepatuhan
eksplorasi faktor-faktor yang terkait dengan penggunaan sistem peringatan dini
di antara perawat sebanyak 30 responden, dimana responden tersebut 8
responden bertugas di wilayah pedesaan, 12 responden bertugas di kelas
kabupaten, 6 responden diskala provinsi dan 4 responden bertugas di rumah
sakit tempat penelitian, dengan teknik wawancara terstruktur dimana
menemukan bahwa alasan ketidak patuhan pengambilan keputusan klinis intra-
profesional yang berbeda perbedaan dalam budaya keperawatan hambatan
Sementara penelitian telah menyoroti ketidak patuhan staf dengan protokol
eskalasi EWS ada kekurangan penelitian yang berfokus pada faktor sosial
budaya yang memengaruhi kepatuhan terhadap protokol pemantauan EWS.
kepatuhan terhadap komponen pemantauan dan eskalasi sistem early warning
score dalam praktik rutin mereka yang berkaitan dengan pengenalan dan
respons klinis pasien.
Pengetahuan perawat mengenai early warning score sangat penting,
karena EWS sendiri mampu memprediksi bagaimana terjadi pemburukan pada
pasien, sehingganya perlu pengenalan lebih dalam mengenai early warning
score tersebut.
Dimana sebuah penelitian dengan Memperkenalkan Skor Peringatan Dini
Nasional - Studi kualitatif tentang persepsi dan reaksi perawat rumah sakit yang
di lakukan oleh (Jensen et al., 2019) di peroleh hasil dalam analisis persepsi
perawat dan reaksi terhadap pengenalan EWS berdasarkan elemen yang
berbeda dalam konteks pekerjaan mereka. terdapat ketegangan antara
penggunaan alat standar dan mengandalkan penilaian klinis, ketegangan dalam
komunitas praktik di bangsal rumah sakit, ketegangan terkait aturan dan
kepatuhan, serta ketegangan terkait EWS dan pembagian kerja.
Penggunaan Early Waring Scores sangat berkaitan erat dengan peran
perawat yang melakukan observasi harian tanda-tanda vital. Perawat
melaksanakan asuhan keperawatan, sebagai care giver memberikan pelayanan
dengan melakukan pengkajian harian serta memonitoring keadaan pasien, ketika
terjadi perburukan keadaaan
Sama halnya penilitian Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Asesmen
Awal dan Penerapan Sistem Peringatan Dini Di Instalasi Gawat Darurat di
lakukan oleh (Purnamasari & Aryani, 2020) dengan desain kuantitatif
menunjukkan bahwa 41 responden (95,3%) dengan pengetahuan sangat baik
tentang menerapkan EWS, dan hanya 5 responden (18,5%) yang memiliki
tingkat penerapan EWS baik. Dari uji chi-square nilai p = 0,001 menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang asesmen awal
dengan penerapan early warning score (EWS) dan hal ini menunjukkan bahwa
perawat dengan pendidikan tertinggi lebih baik keterampilan dalam penerapan
EWS.
Pengetahuan perawat mengenai early warning score sangat penting,
karena EWS sendiri mampu memprediksi bagaimana terjadi pemburukan pada
pasien, penggunaan EWS di terapkan di ruangan Intensive Tinggi atau Instalasi
gawat darurat.
Dimana pengetahuan perawat tantang Early Warning Score Dalam
Penilaian Dini Kegawatan Pasien Kritis sangat berkaitan erat dengan peran
perawat dalam melakukan observasi harian tanda-tanda vital. Perawat
melaksanakan asuhan keperawatan, didukung dengan pelitian (Prihati &
Wirawati, 2019) dengan Pengetahuan Perawat Tentang Early Warning Score
Dalam Penilaian Dini Kegawatan Pasien Kritis Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa responden menurut tingkat pengetahuan sebanyak 36 (92,3%) responden
dengan pengetahuan cukup. Responden dengan pengetahuan kurang sebanyak
3 (7,7%) responden. Penggunaan Early Waring Scores sangat berkaitan erat
dengan peran perawat yang melakukan observasi harian tanda-tanda vital.
Dalam sebuah teori EWS adalah sistem deteksi dini untuk mengetahui
bagaimana kondisi pasien yang sedang mengalami pemburukan kondisi klinis
yang mengancam jiwa dimana EWS sendiri pantauan awal masuknya pasien
kerumah sakit atau pasien dalam perawatan, dimana EWS memiliki kriteria
fisiologis yang dapat membantu perawat untuk mengenali lebih dini pasien yang
kondisinya memburuk. (Suwaryo Widyaswara, 2019)
Selain itu EWS juga di barengi dengan pengetahuan atau penerapan yang
dimiliki perawat, sehingga EWS dapat memberikan efek posistif bagi rumah sakit
atau perawat dan meminimalisir kondisi kegawatan pada pasien.
Menurut asumsi peneliti, terkait Hubungan Pengetahuan Perawat dengan
Penerapan Early Warning Score dimana EWS sendiri adalah Pegetahuan baru
dalam penggunaanya terkait deteksi dini awal pada pasien yang sebelum
mengalami kegawatan, dalam hal ini cukup kurang dalam menerapkan protokol
EWS dan sering menganggap perubahan fisiologis pasien hal yang biasa.
sehingga perlunya mengupdate ilmu pengetahuan, pelatihan scoring EWS, dan
penerapan EWS di rumah sakit. Hasil temuan yang didapat ternyata
Pengetahuan Perawat memiliki efek besar dalam melalukan deteksi dini pada
pasien.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pada penelitian ini jurnal yang digunakan, ada beberapa keterbatasan dan
perbedaannya. Antara lain dibagian metode dan design yang berbeda.
2. dikarenakan adanya perbedaan lokasi pada setiap penelitian. Peneliti juga
tidak bisa meneliti dan mencari data secara langsung tentang hubungan
pengetahuan perawat dengan penerapan early awarning score.
3. Peneliti mengalami keterbatas dalam mengakses beberapa jurnal yang
relevan dan memerlukan username dan password
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian dalam hasil pembahasan yakni:
1. Early Warning Score merupakan deteksi dini pada perburukan pasien
dengan kriteria pengukuran frekuensi pernafasan, saturasi oksigen,
temperatur, tekanan darah sistolik, frekuensi nadi, dan tingkat kesadaran
2. Pengetahuan perawat juga harus ditingkatkan terkait penerapan Early
Warning Score, deteksi dini ini tergolong alat baru dalam penerpanya
sehingga perawat perlu mengupdate ilmu pengetahuan, pelatihan scoring
EWS, dan penerapan EWS di rumah sakit untuk mencapai sebuah
keberhasilannya
5.2 Saran
1. Bagi Institusi
hasil penelitian literatur ini dapat memberikan hasil yang positif terutama
bagi para dosen sebagai bahan ajar dan dapat menjadi tambahan data
lembaga atau referensi kepustakaan serta bacaan terkait hubungan
pengetahuan perawat dengan penerapan Early Warning Score
2. Bagi Mahasiswa
hasil penelitian literatur ini dapat meningkatkan pembelajaran saat
perkuliahan atau praktek klinik menjadi suatu acuan dalam menyusun teori
terkait hubungan pengetahuan perawat dengan penerapan Early Warning
Score
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
hasil penelitian literatur ini bisa menjadi dasar bagi peneliti selanjutnya saat
melakukan suatu penelitian serta mengembangkan lebih dalam dan
terperinci mengenai hubungan hubungan pengetahuan perawat dengan
penerapan Early warning Score
DAFTAR PUSTAKA
Bedoya, A. D., Clement, M. E., Phelan, M., Rebecca, C., Brien, C. O., Goldstein,
B. A., Menular, D. P., Duke, U., Ilmu, D., Komputer, I., & Duke, U. (2020).
Akses Publik HHS.
Early, I., Score, W., Jantung, H., Sakit, R., Daerah, U., Bogor, L., & Anestesiologi,
D. (2019). Artikel penelitian. 7(1), 33–41.
Flenady, T., Dwyer, T., Sobolewska, A., Lagadec, D. Le, Connor, J., Kahl, J., &
Signal, T. (2020). Mengembangkan kerangka kerja sosiokultural kepatuhan :
eksplorasi faktor-faktor yang terkait dengan penggunaan sistem peringatan
dini di antara dokter perawatan akut.
Jensen, J. K., Skår, R., & Tveit, B. (2019). Introducing the National Early Warning
Score – A qualitative study of hospital nurses’ perceptions and reactions.
Nursing Open, 6(3), 1067–1075. https://doi.org/10.1002/nop2.291
Kumala, R., & Apsari, F. (n.d.). Deteksi Pasien Obstetrik Kritis dengan Maternal
Early Warning System Detection of Critically Ill Obstetric Patients with
Maternal Early Warning System. 63–70.
Kumar, A., Ghabra, H., Winterbottom, F., Townsend, M., Boysen, P., &
Nossaman, B. D. (2020). Skor Peringatan Dini yang Dimodifikasi sebagai
Alat Prediktif Selama Penerimaan Unit Perawatan Intensif Bedah yang
Tidak Direncanakan. 176–181.
Mestrom, E., Bie, I. D. A. De, Steeg, M. Van De, Driessen, M., Atallah, L.,
Bezemer, R., Bouwman, R. A., Korsten, E., Philips, P., Listrik, D. T., &
Terbuka, A. (2019). Implementasi sistem penilaian peringatan dini otomatis
di bangsal bedah : Penggunaan praktis dan efek pada hasil pasien.
Penggunaan, E., Early, T., Scoring, W., Ewss, S., Sudjiati, E., Tutik, R., Hariyati,
S., Indonesia, K. U., Ui, K. F. I. K., Prof, J., Djohan, B., & Barat, J. (2019).
Jurnal Online Keperawatan Indonesia ( 34 - 39 ) Jurnal Online Keperawatan
Indonesia ( 34 - 39 ) Pendahuluan Commission International edisi ke enam ,
Praktik tanda – tanda vital tidak secara konsisten. 2(2), 34–39.
Shamout, F. E., Zhu, T., Sharma, P., Watkinson, P. J., & Clifton, D. A. (2020).
Deteksi Kerusakan Klinis. 24, 437–446.
Tosh, S. (2016). Paediatric early warning scores. Emergency Nurse, 24(3), 17–
17. https://doi.org/10.7748/en.24.3.17.s23
Yeni, B., & Ukur, S. (n.d.). Pola Pikir Perawat sebagai Profesi Terdidik Latar
Belakang Metode Tujuan Hasil.
Yunding, J., Haerianti, M., Ilmu, F., Universitas, K., & Barat, S. (2020).
Pemberdayaan Perawat dalam Penerapan Nurse Early Warning System
untuk Memantau Kondisi Pasien di Rumah Sakit. 2, 135–138.