SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S.Kep
Puji syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan berkat dan rahmat nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana S1 Keperawatan pada Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Esa Unggul.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Aprilita Rina Yanti Eff, M. Biomed, Apt., selaku
Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
2. Ibu Dr. Henny Sarawati, S.Si, M.Biomed selaku wakil Dekan
3. Bapak Dr. P.H. Rian Adi Pamungkas, S.Kep., M.N.S selaku
ketua Program Studi Ners dan Keperawatan
4.
5.
6.
7.
8.
DAFTAR ISI
Universitas Esa Unggul
Daftar Tabel
Universitas Esa Unggul
Daftar Gambar
Universitas Esa Unggul
BAB I
PENDAHULUAN
1
Universitas Esa Unggul
pada tahun 2018 tercatat telah terjadi peningkatan kejadian cedera sebesar
9,2% di Indonesia. Untuk lingkungan sekolah dan sekitarnya mencapai
angka 6,5% (Kurnia et al., 2022) Hasil riset Kesehatan Dasar 2018,
menunjukkan bahwa cedera pada anak remaja merupakan angka tertinggi ke
2 berdasarkan usia di Indonesia, yaitu sebesar 12% dan angka cedera
tertinggi 13% terjadi pada usia sekolah (Susilawati et al., 2022) .
Keadaan gawatdarurat di sekolah dapat terjadi kapan saja oleh karena itu
pengetahuan siswa dalam melakukan pertolongan pertama merupakan poin
penting untuk mencegah kondisi penderita menjadi lebih buruk sebelum di
bawa ke fasilitas kesehatan. Keadaan gawatdarurat yang sering terjadi di
sekolah yang pertama adalah perdarahan/trauma (Oktaviani et al., 2020).
Terjadinya perdarahan/trauma disebabkan oleh adanya luka hal ini dapat
mengganggu aktivitas siswa, adapun luka yang banyak menyebabkan siswa
absen dari sekolah adalah luka robek 25,46% (Tanoto & Taukhid, 2023).
2
Universitas Esa Unggul
3
Universitas Esa Unggul
4
Universitas Esa Unggul
1.2.4. Apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol sebe
lum dan sesudah pelatihan
5
Universitas Esa Unggul
6
Universitas Esa Unggul
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Universitas Esa Unggul
b. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumbe
r daya di bidang kesehatan
d. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendi
ri pelayanan kesehatan yang di perlukan bagi dirinya
e. Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapain dere
jat kesehatan
8
Universitas Esa Unggul
f. Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang keseh
atan yang seimbang dan bertanggung jawab
g. Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya ter
masuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan di terimanya d
ari tenaga kesehatan (Maranjaya, 2020)
Pada fase remaja pencapaian identitas diri sangat menonjol, pemikiran sem
akin logis, abstrak, dan idealistis. Periode ini disebut fase pubertas (puberty) yaitu
9
Universitas Esa Unggul
suatu periode dimana kematangan kerangka atau fisik tubuh seperti proporsi tubu
h, berat dan tinggi badan mengalami perubahan serta kematangan fungsi seksual
yang terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Kebutuhan lain dari re
maja adalah teman sebaya, dimana teman sebaya adalah sangat penting bagi rema
ja untuk mengenal dunia diluar keluarga. Namun dalam interaksinya, remaja seri
ng mengalami tekanan untuk mengikuti teman sebaya atau yang disebut konformi
tas (conformity) yang sangat kuat (Diananda, 2019)
Konformitas ada yang positif dan negatif. Konformitas muncul ketika indi
vidu meniru sikap, atau tingkah laku orang lain dikarenakan ada tekanan nyata m
aupun yang tidak nyata. Perilaku remaja yang menyimpang seperti berbuat onar,
mencuri dan lain lain perlu mendapat perhatian khusus bagi orangtua, guru dan p
emerhati pendidikan. Pertentangan dan pemberontakan adalah bagian alamiah dar
i kebutuhan para remaja untuk menjadi dewasa yang mandiri dan peka secara em
osional. (Diananda, 2019)
Pada fase ini seorang remaja selalu ingin menjadi pusat perhatian, ia ingin
menonjolkan dirinya, ia idealis, mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat dan me
mpunyai energi yang besar. Ia berusaha memantapkan identitas diri, dan ingin me
ncapai ketidaktergantungan emosional. Pada fase ini remaja ambisinya meninggi,
sering tidak realistis, dan pemikirannya terlalu muluk. Selanjutnya, fase remaja di
dahului oleh tumbuhnya harga diri yang kuat, ekspresi kegirangan, keberanian ya
ng berlebihan. Karena itu mereka yang berada pada fase ini cenderung membuat
keributan, kegaduhan yang sering mengganggu. (Diananda, 2019)
Dalam berbagai acara liputan kriminal di televisi misalnya, hampir setiap hari
selalu ada berita mengenai tindak kriminalitas di kalangan remaja. Hal ini cukup
meresahkan, dan fenomena ini terus berkembang di masyarakat. Sebagai contoh
peristiwa kenakalan remaja seperti Tawuran antar pelajar Sekolah Menengah atas
yang terjadi di Jakarta menelan korban jiwa karena para pelajar membawa senjata
tajam. Kemudian kejadian kecelakaan lalu lintas pada anak SMA dan beberapa
kejadian lainnya (Diananda, 2019)
10
Universitas Esa Unggul
Menurut Teori Erik Erikson yaitu tentang psikososial yang telah ia kemba
ngkan dari teori Sigmund freud yaitu mengenai kepribadian. Fokus dari teori Erik
son yaitu tentang siklus kehidupan sedangkan Sigmund freud fokus pada psikose
ksual, Dalam teori Erikson siklus tumbuh kembang anak remaja atau anak SMA
mereka akan berusaha mencoba dan melakukan peran baru mereka meyakini bah
wa perspektif mereka itu benar dan pada anak remaja ini mereka selalu identik be
reksperimen dalam hal mencoba beberapa hal yang baru seperti peran dalam men
emukan bakat,prestasi,minat,kepribadian,identitas seksual,dan lain sebagainya. E
ksperimen ini dilakukan oleh mereka dengan sengaja yang bertujuan untuk mene
mukan identitas yang mereka anggap cocok dengan mereka. (Rerung, 2023)
11
Universitas Esa Unggul
Cedera pada anak telah menjadi masalah kesehatan umum yang kejadiannya terus
saja meningkat dan membutuhkan perhatian yang mendesak. Cedera bertanggung jawab u
ntuk sekitar 950.000 kematian tiap tahunnya pada anak usia dibawah 18 tahun. Hampir 9
0% diantaranya disebabkan karena cedera yang tidak disengaja. Perdarahan terjadi karena
rusaknya pembuluh darah yang mengakibatkan darah keluar dari tempatnya semula. Rusa
knya pembuluh darah dapat di sebabkan karena ada trauma berupa benturan fisik, sayatan,
tusukan dan goresan, Sitohang dalam (Yunanto & Setioputro, 2023)
Prevalensi cedera di Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebesar 8,2%. Prevalensi ini
terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebesar 7,5%. Ced
era jatuh merupakan penyebab utama cedera pada anak usia 0-19 tahun. Lokasi ya
ng paling sering menjadi tempat terjadinya cedera jatuh adalah sekolah dan lapang
an bermain. Jain, 2013 dalam (A. P. Dewi, 2015). Kecelakaan atau cedera dapat m
enjadi kasus kegawatdaruratan dan menimbulkan luka yang serius bahkan kematia
n jika tidak diatasi dengan benar. Cedera dapat berdampak pada anak seperti tidak
masuk sekolah, tidak konsentrasi atau tidak fokus belajar, tidak mengikuti proses
belajar, bahkan kehilangan potensi hidup bertahun-tahun pada anak dan kematian
(A. P. Dewi, 2015)
Cedera pada anak usia sekolah (siswa) dapat dicegah apabila siswa, guru
serta warga sekolah memahami tentang penanganan pertama pada cedera yang
dapat bermanfaat untuk meminimalkan cedera, menciptakan lingkungan sekolah
dan belajar yang aman, mengantisipasi faktor yang dapat meimbulkan cedera serta
siswa mengetahui sumber dan penanganan cedera.
12
Universitas Esa Unggul
2.2.3. Tersedak
2.3 Evakuasi
13
Universitas Esa Unggul
yang berpotensi mengancam jiwa. Masalah utama pada orang awam yaitu masih
banyak ditemukan kesalahan dalam melakukan tindakan evakuasi tanpa
memperhatikan cedera yang terjadi pada korban. (SEPTIYAN BERLIANA
DAMAYANTI, 2021)
Orang yang mengalami jatuh dan pingsan perlu di Evakuasi atau dilakukan
pemindahan ke tempat yang lebih aman kejadian ini sering terjadi pada siswa di se
kolah. Banyak siswa yang tidak mengetahui cara yang tepat, siswa yang membant
u hanya tahu sebatas memindahkan korban dengan cara menggotong. Evakuasi ko
rban tentunya mempunyai teknik-teknik tertentu agar pemindahan benar-benar ma
mpu memberikan kondisi kepada korban yang lebih baik, bukan memperburuk ka
rena tehnik yang salah. Dalam evakuasi korban jangan menambah cidera baru pad
a korban. Prinsip-prinsip pada evakuasi korban harus di perhatikan seperti korban
kegawatdaruratan terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa dala
m penanganan kegawatdaruratan.(Simulasi et al., 2019)
2.4. Pengetahuan
2.4.1.Definisi Pengetahuan
14
Universitas Esa Unggul
memerlukan pertolongan segera agar terhindar dari kematian dan atau kecacatan.
Kejadian gawat darurat lebih banyak terjadi di luar rumah sakit, baik karena
cedera, henti jantung maupun henti nafas. Sekolah merupakan tempat kejadian
cedera ketiga terbanyak setelah jalan raya dan lingkungan rumah. Cedera
merupakan penyebab kegawatdaruratan yang paling sering terjadi. Pada tahun
2013 prevalensinya di Indonesia sebesar 8,2 %. Penyebab cedera terbanyak, yaitu
jatuh (40,9%) dan kecelakaan sepeda motor (40,6%), dimana cedera karena
kecelakaan sepeda motor tertinggi ditemukan pada laki-laki pada kelompok usia
15-24 tahun. Sedangkan urutan proporsi terbanyak untuk tempat kejadian cedera
adalah di jalan raya (42,8%), di rumah (36,5%), area pertanian (6,9%) dan sekolah
(5,4%) (Riskesdas, 2013 ; Riskesdas 2018).(Hidayati, 2019)
1. Pendidikan
15
Universitas Esa Unggul
3. Jenis Kelamin
4. Usia
Usia memiliki peran tinggi terhadap daya pola pikir serta daya tangkap
seseorang. Semakin tinggi usia seseorang semakin tinggi pula daya pola pikir
serta daya tangkap yang dimilikinya sehingga pengetahuan yang dimilikinya juga
semakin baik.
5. Pekerjaan
Faktor lain yang mempengaruhi tingkat pemahaman dan juga diteliti adalah kemu
dahan informasi. Media berkaitan dengan pengetahuan, baik tentang orang maupu
n media. Dalam proses peningkatan pengetahuan untuk mencapai hasil yang efekt
if, diperlukan alat. Fungsi media dalam membentuk pengetahuan seseorang menya
16
Universitas Esa Unggul
mpaikan informasi atau pesan. Pada penelitian ini, beberapa subjek (44,23%) tida
k menerima informasi, sedangkan subjek yang menerima informasi melaporkan b
ahwa 30,8% menerima informasi dari media (televisi). dan hanya 13,46% yang m
enerima informasi tentang perawatan. korban. perawatan medis darurat. Transfer
pengetahuan tentang manajemen kegawatdaruratan harus dilakukan oleh tenaga m
edis, baik itu dokter, perawat, bidan atau tenaga kesehatan lainnya. Penelitian oleh
Josipovic et al (2010) mengungkapkan bahwa perawat memiliki pengetahuan yan
g lebih baik tentang bantuan hidup dasar daripada chiropractor. Dalam hal ini perl
u peningkatan peran tenaga medis dengan meningkatkan pengetahuan mahasiswa
tentang manajemen pasien gawat darurat pra rumah sakit. (Hidayati, 2019)
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha untuk membina dan menge
mbangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yan
g dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integratif). Program
UKS ini diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku sehat dengan dirinya
sendiri dan mampu menolong orang lain sehingga dapat tercipta sumber daya man
usia yang berkualitas.(Rahmawaty, 2019)
Salah satu program penunjang kesehatan yang ada di sekolah ialah UKS. program
ini dilaksanakan pada semua jenis dan tingkat pendidikan baik sekolah negeri mau
pun swasta dan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pr
ogram UKS hendaknya dilaksanakan dengan baik sehingga sekolah menjadi temp
at yang dapat meningkatkan derajat kesehatan peserta didik. (Tulangow et al.,
2019)
UKS dapat menjadi sarana yang bisa meningkatkan sadarnya kesehatan sis
wa di sekolah dan saat bermasyarakat. Kesadaran arti kesehatan bagi siswa di sek
olah masih belum tinggi, lingkungan yang sehat dapat menjadi salah satu contoh a
kan sadar nya pola hidup sehat. UKS dapat mengajarkan betapa pentingnya hidup
sehat, tentang cara menjalankan pola hidup sehat,menjaga kebersihan,mencegah p
17
Universitas Esa Unggul
Di setiap UKS harus mempunyai trias UKS yaitu 3 tugas pokok yang
wajib di jalankan setiap sekolah yang memiliki UKS;
1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah (Tulangow et al., 2019)
2.6. Pelatihan
18
Universitas Esa Unggul
Selain itu, peserta dapat secara langsung bertanya, sehingga peserta akan l
ebih paham dalam proses pelatihan. Faktor lain yang membuat keterampilan respo
nden meningkat secara signifikan yaitu tidak terlepas dari penggunaan phantom se
bagai alat peraga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Andita (2016) yaitu pen
garuh pendidikan kesehatan sadari dengan media slide dan benda tiruan terhadap
perubahan pengetahuan didapatkan hasil penggunaan alat tiruan (phantom) dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang. Penggunaan alat peraga d
apat membuat responden seolah-olah menolong korban sesungguhnya. Selain itu,
dengan menggunakan alat peraga maka akan semakin banyak panca indera yang d
igunakan sehingga informasi dan keterampilan yang didapat akan lebih banyak. N
amun, peran pelatih masih sangat dominan karena keberadaan phantom hanya seb
agai sarana untuk demonstrasi skill.
19
Universitas Esa Unggul
Tersedak
Unit Kese
hatan Seko Evakuasi dan Pertolongan Pertama
lah
Pelatihan
Edukasi
simulasi
20
Universitas Esa Unggul
BAB III
METODE PENELITIAN
X1 Intervensi X2
X1 : X2 : Y1
Purposive Sampl
ing
X3 : X4 : Y2
X2 : X4 : Y3
X3 X4
Skema 3.1
Keterangan
X1 : Kelompok Intervensi
X2 : Kelompok Setelah diberikan intervensi
X3 : Kelompok Kontrol
X4 : Kelompok Kontrol setelah diberukan intervensi
Y1 : Merupakan Hasil dari Kelompok Intervensi yang telah diberikan Intervensi
Y2 : Merupakan Hasil dari Kelompok kontrol yang telah diberikan Intervensi
Y3 : Merupakan Perbedaan hasil dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol
3.2 Waktu dan Tempat
3.2.1 Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober - 20 Desember 20
23 (30 Hari)
Universitas Esa Unggul
5 Variabel dependen
NO Variable Dimensi Variab Definisi operasi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur
le onal
keberadaan respondent
suatu manusia, diminta untuk
atau dapat mengisi
didefinisikan
sebagai lama
waktu hidup
atau ada yang
diukur sejak
manusia lahir.
(R. M. et al
Dewi, 2019)
(Candra et al.,
2019)
engaturan saran
a dan alat penga
jaran,ventilasi d
an pengaturan c
ahaya. Sedangk
an lingkungan s
osio-emosional
meliputi: tipe ke
pemimpinan gur
u, sikap guru, su
ara guru,pembin
aan hubungan y
ang baik.
(Pepatuzdu,
2014)
Variable Independent
1. Pelatihan kegawatdarura BHD BHD SOP Responden mel 0= tidak dilaku Rasio
tan akukan interve kan
DK: DO: Kemampu
nsi sesuai deng
an Siswi untuk 1= dilakukan
Bantuan Hidup an SOP kemudi
melakukan pijat
Dasar adalah se an peneliti mel
jantung dan ban
Universitas Esa Unggul
Perdarahan Perdarahan : Checklist SOP Responden mel 0= tidak dilaku Numerik: Rasi
DO : dan Lembar ob akukan interve kan o
DK: Perdarahan
servasi nsi sesuai deng
adalah peristiwa Siswi mampu m 1= dilakukan
emahami tentan an SOP kemudi
keluarnya darah g pendarahan y
an peneliti mel
dari pembuluh d ang keluarnya d
arah dari pembu akukan observa
arah karena pe luh darah
si intervensi ter
mbuluh darah te
sebut
rsebut mengala
mi kerusakan. K
erusakan ini bis
a disebabkan ka
rena benturan fi
Universitas Esa Unggul
(Yunanto &
Setioputro,
2023)
dahkan dalam p
roses penangan
annya
Evakuasi/Pemin
dahan Korban.
(Hidayati, 201
9)
(R. M. et al Dewi,
(Huriati & 2019)
Hidayah, 2016)
DK :
Perbedaan antara
perempuan dengan
laki-laki secara
biologis sejak
seorang itu
dilahirkan.
(Candra et al., 2019)
gkungan emosional.
Lingkungan fisik m
eliputi : ruangan,kei
ndahan kelas, penga
turan tempat duduk,
pengaturan sarana d
an alat pengajaran,v
entilasi dan pengatu
ran cahaya. Sedangk
an lingkungan sosi
o-emosional meliput
i: tipe kepemimpina
n guru, sikap guru, s
uara guru,pembinaa
n hubungan yang ba
ik.
(Pepatuzdu, 2014)
Pelatihan kegawatda
2. Keikutsertaan Pernah/ Tidak mengikuti Apakah responden 4
Universitas Esa Unggul
ruratan
DK : Pelatihan pernah mengikutsrtakan
DK : pelatihan
Proses yang aktif kegwatdaruratan?
merupakan proses p
dimana seseorang
endidikan jangka pe
mempunyai
ndek yang menyatu
inisiatif dan
kan pembelajaran se
menggunakan
cara teori dan prakte
kebebasannya
k untuk memperole
untuk melakukan
h dan meningkatkan
suatu hal.
ilmu pengetahuan d
(Kiftiyah et al.,
an keterampilan den
2019)
gan mempergunaka
n prosedur sistemati
s dan terorganisir un
tuk menghadapi situ
asi yang darurat, at
au tindakan dengan
segera, situasi keter
gantungan seseora
ng dalam meneri
ma tindakan medi
s, atau keadaan ya
ng mengancam nya
wa dan kesehatan
(Bariqi, 2018)
Universitas Esa Unggul
BHD
1. Pelatihan Kemampuan mahasiswa 1. 1-2
DK: memahami pertolongan
DK :
bantuan dasar
Pelatihan kegawat Bantuan Hidup Da
daruratan merupa sar adalah serangkai
kan proses pendid
ikan jangka pende an usaha awal unt
k yang menyatuka uk mengembalikan
n pembelajaran se
fungsi pernafasan
cara teori dan pra
ktek untuk memp dan sirkulasi pada s
eroleh dan menin eseorang yang men
gkatkan ilmu pen
getahuan dan kete galami henti nafas
rampilan dengan dan henti jantung.
mempergunakan
Dengan melakukan
prosedur sistemati
s dan terorganisir pijatan jantung dan
untuk menghadap bantuan ventilasi.
i situasi yang daru
rat, atau tindakan
Universitas Esa Unggul
dengan segera, si
tuasi ketergantung Tersedak (Choking) Kemampuan mahasiswa
an seseorang da adalah tersumbatnya memahami tersedak
lam menerima t saluran jalan napas (Choking)
indakan medis, (airway) karena ben
atau keadaan yan da asing dari luar tu
g mengancam nya buh secara total dan
wa dan kesehatan parsial, sehingga me
(Bariqi, 2018) nyebabkan korban s
ulit bernapas dan ke
kurangan oksigen, b
ahkan apabila tidak
tertangani segera ak
an menimbulkan ke
matian. (Keperawat
an & Yogyakarta, 2
020)
Perdarahan
Kemampuan mahasiswa
DK: Pendarahan
memahami perdarahan
adalah peristiwa
keluarnya darah dari
pembuluh darah
karena pembuluh
darah tersebut
Universitas Esa Unggul
mengalami
kerusakan.
Kerusakan ini bisa
disebabkan karena
benturan fisik,
sayatan atau
pecahnya pembuluh
darah yang
tersumbat.
(Yunanto &
Setioputro, 2023)
Universitas Esa Unggul
Evakuasi
DK:
pemindahan korban
adalah suatu cara
yang digunakan un
tuk menyelamatkan
korban ketempat ya
ng lebih aman untuk
membantu dan mem
udahkan dalam pros
es penanganannya
Universitas Esa Unggul
ng/kelompok dan da
pat dipelajari peningkatan
tentang Tersedak (Ch pengetahuan terhadap
oking) dimana tersu Tersedak dimana
mbatnya saluran jalan tersumbatnya saluran
napas (airway) karena jalan nafas karena benda
benda asing dari luar t asing dari luar tubuh
ubuh secara total dan secara total dan parsial.
parsial.
kerusakan.
Informed consent
48
Universitas Esa Unggul
Hasil penelitian
Kesimpulan
Cara kerja dari penelitian ini adalah lulus etik dari ethical clearance dan ko
misi Etik Universitas Esa unggul, lalu perizinan melakukan penelitian ke SMP-S
MA Plus Khadijah Islamic School, Setelah mendapatkan izin melakukan koordina
si dengan kepala sekolah, lalu penjelasan dan persamaan persepsi protokol peneliti
an dengan wakil kurikulum (WAKAKUR) dan wali kelas . Lalu pemilihan sampel
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi setelah itu penjelasan kepada wali kelas l
alu memberikan informed consent atau lembar persetujuan responden lalu pengum
pulan data untuk pengetahuan, keterampilan, respon time dan kepercayaan diri me
nggunakan kuesioner lalu data yang didapatkan di olah di pengolahan data editing,
coding, scoring. Setelah itu dilakukan teknik analisis data Uji homogenitas dan di
stribusi normal, analisis bivariate, setelah itu didapatkan hasil penelitian dan prose
s akhirnya melakukan kesimpulan dari penelitian. Teknik analisis yang digunakan
adalah
Peneliti menjelaskan dengan jelas dan rinci seperti apa proses pengambilan sampe
l.
49
Universitas Esa Unggul
Data yang didapatkan pada penelitian ini diperiksa dan di olah, kemudian
data di proses menggunakan software statistic computer dengan SPSS. Teknik
analisis yang digunakan adalah Paired T-Test
3.12.2. Editing
Peneliti memeriksa semua data yang digunakan dalam penelitian. Pada tahap ini p
eneliti sudah memastikan bahwa data yang akan di input sesuai dengan data yang
didapatkan dari SMP-SMA Plus Khadijah Islamic School.
3.12.3 Coding
Peneliti memberikan skor pada setiap item jawaban. Data yang terkumpul berupa
angka untuk mempermudah dalam pengolahan data maka untuk setiap jawaban da
ri kuesioner yang telah disebarkan diberi kode sesuai dengan jawaban yang diberi
kan responden.
3.12.4 Scoring
Pada tahap skoring ini, Dilakukan pengubahan jenis data dalam bentuk angka atau
skor yang disesuaikan dengan teknik analisa yang sudah di pilih.
Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan chi-square dan distribusi shapi
ro-wilk.
Penelitian menggunakan skala numerik pada kedua variabel sehingga apabila data
berdistribusi normal dan homogen maka uji statistik menggunakan uji parametrik
yaitu paired t-test, independent T test
50
Universitas Esa Unggul
3.14.1 Autonomi
Asas otonomi ini menyangkut hak responden untuk ikut atau tidak dalam sebuah p
enelitian, responden berhak untuk bebas berpartisipasi atau menolak, peneliti haru
s memberikan penjelasan pada responden tentang tindakan yang akan dilakukan s
erta bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada subjek. Implementasi pada asas o
tonomi adalah dalam bentuk informed consent, peneliti menjelaskan kepada respo
nden secara lengkap tentang tujuan peneliti yang akan dilaksanakan dan memberi
kan hak kepada responden untuk menerima atau menolak berpartisipasi dalam pen
elitian.
Peneliti menjaga kerahasiaan informasi dengan cara memberikan kode pada semu
a informasi yang diperlukan. Selain dari itu, peneliti hanya akan menyimpan data
responden sampai pengolahan data selesai.
Penelitian yang dilakukan tidak membahayakan responden karena data yang digun
akan peneliti adalah data sekunder. Hasil penelitian yang didapatkan dapat menjad
i pertimbangan untuk sekolah dan juga tenaga pengajar dalam memberikan penget
ahuan pada siswi.
3.14.4 Kebermanfaatan
Manfaat penelitian ini yaitu untuk dapat meningkatkan pengetahuan siswi dengan
meminimalisir kejadian kegawatdaruratan sehingga diharapkan dapat menjadi mas
ukan bagi sekolah untuk mengoptimalkan pertolongan pertama. Penelitian ini tida
k menimbulkan resiko apapun karena tidak ada intervensi yang dapat mengancam
jiwa responden.
3.14.5 Keadilan
51
Universitas Esa Unggul
ncantumkan nama responden dalam data untuk kerahasiaan informasi dalam penel
itian yang dilakukan. Kemudian segala bentuk bahan dan pelayanan akan diberika
n secara merata kepada setiap responden.
3.15 Publikasi
52
Universitas Esa Unggul
DAFTAR REFERENSI
Bariqi, M. D. (2018). Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Jurnal Studi M
anajemen Dan Bisnis, 5(2), 64–69.
Candra, K., Heryanto, B., & Rochani, S. (2019). Analisis Pengaruh Upah, Tingkat Pendid
ikan, Jenis Kelamin, Dan Usia Terhadap Produktifitas Tenaga Kerja Pada Sektor In
dustri Tenun Ikat Di Kota Kediri. JIMEK : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi, 2(1),
38. https://doi.org/10.30737/jimek.v2i1.428
Devi, N. L. P. L., Setiabudi, I. K., & Wicaksana, I. G. A. T. (2023). Pelatihan tentang Res
usitasi Jantung Paru (RJP) untuk Siswa SMA Guna Membentuk Remaja Tanggap H
enti Jantung. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 5(2), 287–297.
Dewi, A. P. (2015). Gambaran Tingkat Risiko Cedera pada Anak Usia Sekolah. Riau Uni
versity.
Dewi, R. M. et al. (2019). Peran Gender, Usia, dan Tingkat Pendidikan terhadap Organiza
tional Citizenship Behavior ( OCB ). Diponegoro Journal of Management, 5(2), 1–9.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr
Elsad, A. R., & Widjaja, G. (2022). PERAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DALA
M PROMOSI KESEHATAN. Cross-Border, 5(1), 451–462.
Fatmawati, A., Mawaddah, N., Sari, I. P., & Mujiadi, M. (2020). Peningkatan Pengetahua
n Bantuan Hidup Dasar Pada Kondisi Henti Jantung Di Luar Rumah Sakit Dan Resu
sitasi Jantung Paru Kepada Siswa SMA. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 4(6), 1
176–1184.
Huriati, & Hidayah, N. (2016). Krisis Identitas Diri pada Remaja. Sulesana, 10(1), 49–62.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sls/article/view/1851
53
Universitas Esa Unggul
Ismail, W., Yunus, P., & Damansyah, H. (2023). TINGKAT PENGETAHUAN MAHAS
ISWA KORPS SUKA RELA (KSR) TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PA
DA PASIEN TERSEDAK DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTAL
O. Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kesehatan (JURRIKES), 2(1), 54–62.
Johansen, & Yosepha. (2022). Simulasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) Bagi Anak Didik P
emasyaratan (Andik Pas) Sekolah NKRI LPKA Klas 1 Medan. 3, 327–330. https://w
ww.google.com/search?client=firefox-b-d&q=SIMULASI+BANTUAN+HIDUP+D
ASAR+%28BHD%29+BAGI+ANAK+DIDIK+PEMASYARAKATAN+%28AND
IK+PAS%29+SEKOLAH+NKRI+LPKA+KLAS+I+MEDAN
Korban, E., Remaja, P., Sma, D. I., & Lampung, N. B. (2023). Pendahuluan. 2(1).
Kurnia, E., Mahanani, S., Idris, D. N. T., & Kurniawati, F. (2022). Upaya Peningkatan Pe
ngetahuan Siswa Melalui Pendidikan Kesehatan Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kasus Kegawatdaruratan Sehari-Hari. Pelita Abdi Masyarakat, 2(2), 99–103.
Maisyaroh, A., Widianto, E. P., & Fibriansari, R. D. (2022). Efektifitas Pelatihan Bantuan
Hidup Dasar terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa Mts Negeri 1 Lumajang dala
m Penanganan Kegawatdaruratan Tersedak Akibat Obstruksi Benda Asing. Media
Karya Kesehatan, 5(2).
Nasri, N., & Leni, A. S. M. (2021). Pengetahuan Siswa Ekstrakurikuler Sekolah Menegah
Atas Sederajat Kota Surakarta Tentang Pencegahan, Perawatan, Dan Pertolongan Pe
rtama Cedera Olahraga. Jurnal MensSana, 6(1), 1–11.
Ngurah, G. (2019). Pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru terhadap kesiapan sekaa ter
54
Universitas Esa Unggul
una teruni dalam memberikan pertolongan pada kasus kegawatdaruratan henti jantu
ng. Jurnal Gema Keperawatan, 12(1).
Oktaviani, E., Feri, J., & Susmini. (2020). Pelatihan pertolongan pertama kasus kegawatd
aruratan di Sekolah dengan Metode Simulasi. Journal of Character Educationn Soc
iety, 3(2), 403–413. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=
web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi5rf_x7IHwAhXYZSsKHfw7CxQQFj
AEegQICBAD&url=http%3A%2F%2Fjournal.ummat.ac.id%2Findex.php%2FJCE
S%2Farticle%2Fdownload%2F2368%2Fpdf&usg=AOvVaw0rgr66YpWMziAT8Pz
rqxMk
Picauly, M. (2021). Pola Asuh Orang tua Berdasarkan Perkembangan Usia Anak Menurut
Pemikiran Erik Erikson di Persekutuan Doa CEB Ministry. EPIGRAPHE: Jurnal T
eologi Dan Pelayanan Kristiani, 5(2), 324–335.
Rahmawaty, E. (2019). Evaluasi Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas. Quality : Jurnal Kesehatan, 13(1), 28–35. https://doi.org/10.
36082/qjk.v13i1.59
Rerung, A. E. (2023). Peran Orang Tua Dalam Menciptakan Kepercayaan Diri Anak Usia
18 Tahun Menggunakan Teori Psikososial Erik Erikson. Harati: Jurnal Pendidikan
Kristen, 3(1), 45–60.
Rosidawati, I., & Aryani, H. (2022). Gambaran Tingkat Risiko Penyakit Kardiovaskular
Berdasarkan Skor Kardiovaskular Jakarta. Healthcare Nursing Journal, 4(1), 252–2
59. https://doi.org/10.35568/healthcare.v4i1.1852
55
Universitas Esa Unggul
Simulasi, M., Terhadap, K., Pengetahuan, P., For, M., Simulation, E., Enhancement, O.
N., Knowledge, O. F., & In, S. (2019). Jurnal Media Keperawatan : Politeknik Kese
hatan Makassar. 10(01), 1–7.
Soar, J., Nolan, J. P., Böttiger, B. W., Perkins, G. D., Lott, C., Carli, P., Pellis, T., Sandro
ni, C., Skrifvars, M. B., & Smith, G. B. (2015). European resuscitation council guid
elines for resuscitation 2015: section 3. Adult advanced life support. Resuscitation,
95, 100–147.
Sumardino, S., & Widodo, W. (2014). Kompetensi Guru UKS dalam Memberikan Pertol
ongan Pertama pada Kecelakaan (P3K). Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(1).
Susilawati, D., Utama, T. A., & Dianti, F. E. (2022). Pendidikan Kesehatan Pertolongan P
ertama Pada Kasus Kegawatdaruratan Di Lingkungan Sekolah Dengan Metode Drill
Bagi Kadar Kesehatan Sekolah Mtsn 1 Bengkulu Utara. ANDASIH Jurnal Pengabdi
an Kepada Masyarakat, 3(2), 58–67. https://doi.org/10.57084/andasih.v3i2.919
Sutono, S., Ratnawati, R., & Suharsono, T. (2015). Perbedaan nilai kompresi dada dan ve
ntilasi pada pelatihan resusitasi jantung paru mahasiswa S1 Keperawatan dengan um
pan balik instruktur, audiovisual dan kombinasi di Yogyakarta. Journal of Nursing
Science Update (JNSU), 3(2), 183–197.
Suwardianto, H., & . E. (2018). Pelatihan Penangganan Korban Tersedak Terhadap Pema
haman Tujuan, Prosedur, Kewaspadaan, Dan Evaluasi Tindakan. Jurnal Penelitian
Keperawatan, 4(2). https://doi.org/10.32660/jurnal.v4i2.328
56
Universitas Esa Unggul
Tulangow, R. R., Kolibu, F., & Engkeng, S. (2019). Gambaran Pelaksanaan Program Usa
ha Kesehatan Sekolah (UKS) bagi Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 2 Dumoga.
EBiomedik, 7(2).
Ulfa, R., & Ulfa, R. (n.d.). Variabel penelitian dalam penelitian pendidikan. 6115, 342–3
51.
Yayang Harigustian. (2020). Tingkat Pengetahuan Penanganan Tersedak Pada Ibu Yang
Memiliki Balita di Perumahan Graha Sedayu Sejahtera. Jurnal Keperawatan, 12(3),
162–169.
Yulianti, W. Y., Liza Trisnawati, & Theresia Manullang. (2019). Sistem Pakar Dengan M
etode Certainty Factor Dalam Penentuan Gaya Belajar Anak Usia Remaja. Digital Z
one: Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 10(2), 120–130. https://doi.org/1
0.31849/digitalzone.v10i2.2781
Yunanto, R. A., & Setioputro, B. (2023). Optimization of Emergency Handling Skills for
Bleeding Through the Case Simulation Method for Adolescents: Optimalisasi Keter
ampilan Penanganan Kasus Kegawatdaruratan Perdarahan Melalui Case Simulation
Method pada Remaja. AgroNurse Kesehatan: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1),
60–69.
Zega, W. S. H., Junianti Manik, M., Adi Saputra, B., Rumambi, M. F., & Pailak, H. (202
2). EDUKASI DAN PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA (first aid) DI SE
KOLAH DIAN HARAPAN LIPPO KARAWACI (SMP-SMA), KARAWACI-TA
NGERANG. Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Dan
Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 5, 1–10. https://doi.org/10.37695/pkm
csr.v5i0.1470
57