Anda di halaman 1dari 62

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PENGARUH PELATIHAN KEGAWATDARURATAN TERHADAP PENI


NGKATAN PENGETAHUAN SISWI SMA PLUS KHODIZAH ISLAMIC S
CHOOL

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S.Kep

NAMA : MAYLIANA PERANGIN ANGIN


NIM : 20200303064

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2023
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan berkat dan rahmat nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana S1 Keperawatan pada Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Esa Unggul.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Aprilita Rina Yanti Eff, M. Biomed, Apt., selaku
Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
2. Ibu Dr. Henny Sarawati, S.Si, M.Biomed selaku wakil Dekan
3. Bapak Dr. P.H. Rian Adi Pamungkas, S.Kep., M.N.S selaku
ketua Program Studi Ners dan Keperawatan
4.
5.
6.
7.
8.

Jakarta, September 2023

(Mayliana Perangin -Angin)


Universitas Esa Unggul

DAFTAR ISI
Universitas Esa Unggul

Daftar Tabel
Universitas Esa Unggul

Daftar Gambar
Universitas Esa Unggul

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu rentang kehidupa individu. Dalam siklus


perkembangan individu, masa remaja merupakan kehidupan yang sangat
penting dan masa peralihan yang perlu diarahkan pada perkembangan
menuju dewasa.(Yulianti et al., 2019) Kehidupan siswa memberikan
dampak yang sangat besar bagi kehidupan mereka, karena memberikan
dampak langsung kepada fisik dan mental anak. Namun siswa di lingkungan
sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap kejadian
kegawatdaruratan. Keadaan gawatdarurat dapat di artikan sebagai keadaan
dimana seseorang membutuhkan pertolongan segera karena apabila tidak
mendapat pertolongan segera dapat mengancam nyawa atau mengakibatkan
cacat permanen. Mengingat banyaknya kemungkinan insiden yang bisa
terjadi diantara mereka. Selain itu, siswa menghabiskan banyak waktu di
sekolah sehingga memiliki risiko cidera yang lebih tinggi (Oktaviani et al.,
2020).

Menurut (Oktaviani et al., 2020) Kejadian gawatdarurat dapat terjadi secara


tiba-tiba dan dapat terjadi di berbagai tempat termasuk di rumah, di jalan
dan di sekolah. Sebagian besar cedera pada siswa berhubungan langsung
dengan aktivitas di luar ruangan, dengan 20% cedera terjadi selama jam
sekolah, (Oktaviani et al., 2020) Menurut World health organization 2020
mengatakan bahwa 72 % cidera yang tidak di sengaja masih penyebab
utama terjadinya kematian dan kecacatan di kalangan remaja (Widiastuti &
Adiputra, 2022)

Data Riskesdas,2018 menunjukkan Prevelensi cidera yang terjadi di


kalangan masyarakat telah terjadi peningkatan setiap tahunnya, terhitung
dari tahun 2013 prevelensi kejadian cidera di Indonesia adalah 8,2% dan

1
Universitas Esa Unggul

pada tahun 2018 tercatat telah terjadi peningkatan kejadian cedera sebesar
9,2% di Indonesia. Untuk lingkungan sekolah dan sekitarnya mencapai
angka 6,5% (Kurnia et al., 2022) Hasil riset Kesehatan Dasar 2018,
menunjukkan bahwa cedera pada anak remaja merupakan angka tertinggi ke
2 berdasarkan usia di Indonesia, yaitu sebesar 12% dan angka cedera
tertinggi 13% terjadi pada usia sekolah (Susilawati et al., 2022) .

Keadaan gawatdarurat di sekolah dapat terjadi kapan saja oleh karena itu
pengetahuan siswa dalam melakukan pertolongan pertama merupakan poin
penting untuk mencegah kondisi penderita menjadi lebih buruk sebelum di
bawa ke fasilitas kesehatan. Keadaan gawatdarurat yang sering terjadi di
sekolah yang pertama adalah perdarahan/trauma (Oktaviani et al., 2020).
Terjadinya perdarahan/trauma disebabkan oleh adanya luka hal ini dapat
mengganggu aktivitas siswa, adapun luka yang banyak menyebabkan siswa
absen dari sekolah adalah luka robek 25,46% (Tanoto & Taukhid, 2023).

Selanjutnya Kejadian kegawatdaruratan yang sering terjadi adalah henti


jantung, Insiden henti jantung terjadi di sekolah sebanyak satu per 23,8-
284,1 sekolah dalam setiap tahun. Dan kejadian henti jantung yang dialami
kalangan pelajar sebesar 0,17-4,4 per 100.000 pelajar dalam setiap tahun.
Penanganan yang cepat pada henti jantung tentunya sangat penting untuk
meminimalkan terjadinya komplikasi pasca henti jantung (Devi et al., 2023)
DKI Jakarta menempati urutan ke 6 tertinggi prevalensi penyakit jantung se
cara nasional, yaitu sebesar 1,9% ( (Riskesdas, 2018) (Rahmawati et al.,
2022). Tingkat risiko penyakit kardiovaskuler seperti henti jantung res
ponden berdasarkan skor kardiovaskuler jakarta antara tingkat risiko ren
dah (43%) dan tinggi (40%) berbeda tipis. (Rosidawati & Aryani, 2022)

Selain perdarahan/trauma dan henti jantung kejadian gawatdarurat


selanjutnya yang di anggap berbahaya adalah tersedak. Berdasarkan data
World Health Organization dalam (Ismail et al., 2023).Dalam penanganan
pertolongan pertama terhadap Perdarahan/trauma,henti jantung,tersedak,dan
evakuasi dibutuhkan pengetahuan yang baik untuk mencegah terjadinya
kematian/kecacatan korban karena kurangnya pengetahuan dalam

2
Universitas Esa Unggul

pemberian pertolongan pertama terhadap perdarahan,trauma,henti jantung ,


dan tersedak Pelatihan merupakan upaya yang penting dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan yang baik pada siswa melalui suatu pendekatan
pengajaran yang melibatkan aktivitas mendengar dan meniru. Oleh karena
itu pentingnya diberikan pengetahuan yang baik agar siswa dapat
melakukan penanganan pertolongan pertama terhadap perdarahan/trauma,
henting jantung dan tersedak. (Maisyaroh et al., 2022)

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan


pengetahuan dalam memberikan pertolongan pertama dilingkungan
sekolah . Pengetahuan dalam penanganan perdarahan atau trauma perlu
diberikan kepada siswa agar siswa dapat menangani perdarahan yang terjadi
disekolah. Karena jika kurangnya pengetahuan siswa dalam memberikan
pertolongan pertama perdarahan dapat mengakibatkan banyaknya keluar
darah dari tubuh.(Korban et al., 2023)

Menurut Pakpahan dalam (Maisyaroh et al., 2022) pengetahuan dan


kemampuan dalam memberikan pertolongan pada korban tersedak melalui
kegiatan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan. Peningkatan
pengetahuan melaksanakan tindakan yang berfokus pada kewaspadaan
tindakan kesehatan perlunya memberikan pendidikan hingga pelatihan
terkait penanganan korban tersedak. Pelatihan efektif diberikan kepada
siswa sekolah untuk melengkapi dalam meningkatkan kualitas
kesiapsiagaan atau respontime keadaan gawat darurat sehari-hari

Pengetahuan dalam melaksanakan pelatihan henti jantung sangat perlu


dalam memberikan pertolongan pertama kepada siswa,karena dengan
memiliki pengetahuan dalam penanganan dapat mencegah terjadinya
kematian disekolah. Pengetahuan yang baik akan berdampak positif kepada
siswa sehingga membantu meminimalisirkan ancaman nyawa .

Pengetahuan kesehatan terhadap evakuasi juga perlu diketahui, agar dengan


evakuasi dapat membantu seseorang yang sedang membutuhkan
pertolongan pertama terhadap perdarahan,henti jantung dan tersedak. Oleh
karena itu siswa juga harus memahami pemindahan / evakuasi untuk

3
Universitas Esa Unggul

membantu menangani korban tersebut dengan memiliki pengetahuan yang


cukup.

Tidak semua siswa mengikuti kegiatan seperti UKS (Unit Kesehatan


Sekolah) yang dimana pada kegiatan UKS sendiri mengajarkan terkait
pertolongan pertama. Selain itu anggota yang sudah tergabung pun sampai
sekarang belum ada informasi yang jelas mengenai pemahaman,
ketanggapan, kepercayaan diri dan kesiapsiagaan anggota UKS di
Khadijah Islamic School dalam memberikan bantuan hidup dasar (BHD),
kejadian tersedak, pendarahan ataupun evakuasi dalam situasi darurat.
Meskipun kelompok tersebut sudah terbentuk sejak tahun 2020, belum ada
pelatihan dan evaluasi yang dilakukan terhadap pengetahuan anggota
UKS tersebut. Hal tersebut mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
kemampuan siswa dalam penanganan maupun pencegahan cedera
serta kejadian kegawatdaruratan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut,
pemberian penyuluhan dan pelatihan dapat mendukung untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, respon time dan kepercayaan
diri siswa dalam melakukan pertolongan pertama pada kasus
kegawatdaruratan sehari-hari sehingga siswa Khadijah Islamic School
SMA sederajat mempunyai bekal untuk dapat menerapkan dalam
kehidupannya sehari-hari

Berdasarkan uraian kejadian kegawatdaruratan di atas sangat penting untuk


melakukan pelatihan kegawatdaruratan untuk meningkatkan pengetahuan
dalam memberikan bantuan pertolongan gawatdarurat terutama di sekolah.
Karena belum semua sekolah memiliki UKS yang benar-benar mampu untuk
menangani masalah gawatdarurat tersebut di sekolah. Seperti di sekolah SMA
Khadijah Islamic School. Berdasarkan informasi yang di dapatkan dari
pengajar SMA Khadijah Islamic School belum ada cara yang optimal dan
sesuai standar dalam menangani kejadian gawatdarurat tersebut. Sehingga
sesuai dengan penguraian di atas, saya terarik dalam melaksanakan
pengamatan dengan judul Pengaruh pelatihan kegawatdaruratan terhadap
peningkatan pengetahuan siswi SMA plus Khodijah Islamic school

4
Universitas Esa Unggul

1.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka


pertanyaan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana karakteristik responden yang mengikuti pelatihan dalam


meningkatkan pengetahuan

1.2.2 Bagaimanakah pengetahuan responden pada kelompok control sebelum dan


sesudah pelatihan?

1.2.3 Apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pada kelompok intervensi


sebelum dan sesudah pelatihan?\

1.2.4. Apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol sebe
lum dan sesudah pelatihan

1.2.5 Apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara kelompok intervensi


dan kelompok kontrol setelah diberikan pelatihan

1.3 Tujuan Penelitian


Agar penelitian ini dapat dicapai hasil seperti apa yang diharapkan dapat
terlaksana dengan baik dan terarah. Adapun tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum untuk mengetahui pengaruh pelatihan kegawatdaruratan ter
hadap peningkatan pengetahuan pada siswi khadijah islamic school

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Mengidentifikasi karakteristik responden yang mengikuti pelatihan
1.3.2.2 Mengidentifikasi gamabaran keterampilan responden pada kelompok kontr
ol sebelum dan sesudah pelatihan
1.3.2.3 Mengidentifikasi keterampilan responden pada kelompok kontrol sebelum
dan sesudah pelatihan

5
Universitas Esa Unggul

1.3.2.4 Mengidentifikasi perbedaan tingkat keterampilan responden pada kelompo


k intervensi sebelum dan sesudah pelatihan
1.3.2.5 Mengidentifikasi perbedaan tingkat keterampilan antara kelompok interve
nsi dan kelompok kontrol setelah diberikan pelatihan

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan
kontribusi sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat praktisi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber pembelajaran
untuk petugas UKS sekolah agar dapat memperoleh informasi mengenai
kasus kegawatdaruratan yang banyak terjadi di lingkungan sekolah dan
untuk perawat pre hospital agar perawat pre hospital menyadari bahwa
perannya tidak hanya dilingkungan rumah sakit, diluar rumah sakitpun
memiliki peran penting dalam memperhatikan dan memeberikan pelatihan
dan edukasi kegawatdaruratan khususnya pada henti jantung, perdarahan,
tersedak, dan evakuasi. Agar kasus kegawatdaruratan dapat teratasi dengan
baik.
1.4.2 Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penyusunan
metode atau kurikulum pendidikan di SMA Plus Islamic Khadijah School
dalam aspek Kesehatan dan keselamatan
1.4.3 Untuk peneliti selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya bisa menjadikan penelitian ini sebag
ai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berfokus pada pelati
han kegawatdaruratan di Sekolah.
Dan dapat menjadi bahan referensi dalam penelitian selanjutnya yang lebih
baik di masa yang akan datang mengenai masalah yang di hadapi dibidang
kesehatan.

6
Universitas Esa Unggul

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep dan Teori


2.1.1 Konsep kegawatdaruratan
Definisi kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berada pad
a suatu kondisi yang memerlukan pertolongan segera untuk menghindari kecacata
n dan kematian. Kegawatdaruratan bisa terjadi pada siapa saja dan dimana saja, bi
asanya berlangsung secara cepat dan tiba-tiba sehingga tak seorangpun yang dapat
memprediksikan (Johansen & Yosepha, 2022) . Orang-orang yang ada pada kondi
si terdekat dengan korban sepatutnya mempunyai rasa kepedulian dan tanggung ja
wab untuk membantu korban sebelum petugas kesehatan datang. Tindakan yang d
apat dilakukan adalah dengan memberikan pertolongan pertama (Zega et al.,
2022) .
Kegawatdaruratan juga dapat terjadi pada anak sekolah sehingga membutuhkan ti
ndakan segera guna untuk menyelamatkan jiwa. Kegawatdaruratan yang terjadi pa
da anak sekolah harus ditangani dengan cara yang tepat dan dalam waktu yang ce
pat. Keterlambatan penanganan dengan cara yang salah dapat mengakibatkan berb
agai akibat mulai dari kecacatan bahkan kematian (Susilawati et al., 2022). Salah s
atu upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan
memberikan pertolongan pertama. Ketika memberikan pertolongan pada kasus ke
gawatdaruratan di sekolah harus di dukung dengan pengetahuan yang cukup
(Oktaviani et al., 2020)

2.1.2 Kriteria Kegawatdaruratan


Permenkes No. 47 tahun 2018 mengatur tentang peraturan kegawatdaruratan.
Pelayanan kegawatdaruratan harus memenuhi kriteria kegawatdaruratan. Kriteria
kegawatdaruratan sebagaimana meliputi :

1) mengancam nyawa, membahayakan diri dan orang lain/lingkungan;


2) adanya gangguan pada jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi;

7
Universitas Esa Unggul

3) adanya penurunan kesadaran;


4) adanya gangguan hemodinamik; dan/atau
5) memerlukan tindakan segera

2.1.3 Pertolongan Pertama


Pertolongan pertama merupakan suatu perawatan yang diberikan sementar
a menunggu bantuan medis datang atau sebelum di bawa ke Rumah sakit atau pus
kesmas. Pertolongan pertama di butuhkan di berbagai keadaan darurat termasuk di
lingkungan sekolah maupun tempat lainnya. Tujuan dari pemberian pertolongan p
ertama adalah untuk menyelamatkan jiwapenderita, mencegah terjadinya kecacata
n dan memberikan rasa nyaman (Prastyawati, 2021)
Pertolongan pertama harus diberikan secara cepat dan tepat, walaupun perawatan
selanjutnya tertunda. Hal ini dilakukan agar pertolongan yang di berikan dapat me
ringankan sakit korban dan tidak menambah sakit korban. Kecepatan menjadi kun
ci pertama keberhasilan pertolongan namun di samping itu pertolongan harus di b
erikan secara tepat (Sumardino & Widodo, 2014)
2.1.4 Aspek Legal Keperawatangawatdarurat
Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 mengatur setiap orang ber
hak atas kesehatan, meliputi:

a. Setiap orang berhak atas kesehatan

b. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumbe
r daya di bidang kesehatan

c. Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang a


man,bermutu dan terjangkau

d. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendi
ri pelayanan kesehatan yang di perlukan bagi dirinya

e. Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapain dere
jat kesehatan

8
Universitas Esa Unggul

f. Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang keseh
atan yang seimbang dan bertanggung jawab

g. Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya ter
masuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan di terimanya d
ari tenaga kesehatan (Maranjaya, 2020)

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Kesehatan yang mengatur perbuatan


yang di larang dan diancam dengan pidana penjara dan denda. Ketentuan pasal 32
ayat 1 berbunyi, dalam keadaan darurat fasilitas pelayanan kesehatan baik pemeri
ntah maupun swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan
nya dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu (Maranjaya, 2020)

2.1.5 Aspek legal pertolongan kegawatdaruratan pada orang awam

Pasal 531 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) menyatakan, Set


iap orang wajib untuk menolong orang lain yang sedang menghadapi maut dan be
resiko kehilangan nyawa. Tetapi kewajiban menolong tersebut perlu di barengi de
ngan kehati-hatian yang lebih karena jika nyawa korban hilang akibat pertolonga
n tersebut maka sanksi pidana dapat di jatuhkan. Dalam hal ini penolong atau pel
aku pertolongan pertama harus benar-benar mengerti dan memahami apa yang ha
rus diperhatikan dan dilakukan ketika memberikan pertolonganpertama
(Suherman & Rosmayanti, 2023)

2.1.6 Kegawatdaruratan Pada Anak Usia Sekolah

Setiap fase usia memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari f


ase-fase pertumbuhan yang lain. Demikian pula dengan fase remaja. Karakteristik
yang bisa dilihat adalah adanya banyak perubahan yang terjadi baik itu perubahan
fisik maupun psikis. Pada tokoh psikososial Erickson mengatakan bahwa masa re
maja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Masa Re
maja (12-19 Tahun). Pada masa ini, Erikson juga berpendapat bahwa tugas remaj
a ialah meningkatkan integritas diri yang bisa diterima dan unik.(Picauly, 2021)

Pada fase remaja pencapaian identitas diri sangat menonjol, pemikiran sem
akin logis, abstrak, dan idealistis. Periode ini disebut fase pubertas (puberty) yaitu

9
Universitas Esa Unggul

suatu periode dimana kematangan kerangka atau fisik tubuh seperti proporsi tubu
h, berat dan tinggi badan mengalami perubahan serta kematangan fungsi seksual
yang terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Kebutuhan lain dari re
maja adalah teman sebaya, dimana teman sebaya adalah sangat penting bagi rema
ja untuk mengenal dunia diluar keluarga. Namun dalam interaksinya, remaja seri
ng mengalami tekanan untuk mengikuti teman sebaya atau yang disebut konformi
tas (conformity) yang sangat kuat (Diananda, 2019)

Konformitas ada yang positif dan negatif. Konformitas muncul ketika indi
vidu meniru sikap, atau tingkah laku orang lain dikarenakan ada tekanan nyata m
aupun yang tidak nyata. Perilaku remaja yang menyimpang seperti berbuat onar,
mencuri dan lain lain perlu mendapat perhatian khusus bagi orangtua, guru dan p
emerhati pendidikan. Pertentangan dan pemberontakan adalah bagian alamiah dar
i kebutuhan para remaja untuk menjadi dewasa yang mandiri dan peka secara em
osional. (Diananda, 2019)

Pada fase ini seorang remaja selalu ingin menjadi pusat perhatian, ia ingin
menonjolkan dirinya, ia idealis, mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat dan me
mpunyai energi yang besar. Ia berusaha memantapkan identitas diri, dan ingin me
ncapai ketidaktergantungan emosional. Pada fase ini remaja ambisinya meninggi,
sering tidak realistis, dan pemikirannya terlalu muluk. Selanjutnya, fase remaja di
dahului oleh tumbuhnya harga diri yang kuat, ekspresi kegirangan, keberanian ya
ng berlebihan. Karena itu mereka yang berada pada fase ini cenderung membuat
keributan, kegaduhan yang sering mengganggu. (Diananda, 2019)

Dalam berbagai acara liputan kriminal di televisi misalnya, hampir setiap hari
selalu ada berita mengenai tindak kriminalitas di kalangan remaja. Hal ini cukup
meresahkan, dan fenomena ini terus berkembang di masyarakat. Sebagai contoh
peristiwa kenakalan remaja seperti Tawuran antar pelajar Sekolah Menengah atas
yang terjadi di Jakarta menelan korban jiwa karena para pelajar membawa senjata
tajam. Kemudian kejadian kecelakaan lalu lintas pada anak SMA dan beberapa
kejadian lainnya (Diananda, 2019)

10
Universitas Esa Unggul

Berdasarkan usia dan tumbuh kembangnya, Anak-anak di sekolah merupa


kan kelompok yang beresiko tinggi terhadap kejadian gawat darurat karena banya
k kemungkinan hal yang dapat terjadi, Dimana Anak-anak sekolah menghabiskan
banyak waktunya di sekolah sehingga memiliki resiko yang lebih besar terjadinya
cedera pada mereka.(Oktaviani et al., 2020)

Menurut Teori Erik Erikson yaitu tentang psikososial yang telah ia kemba
ngkan dari teori Sigmund freud yaitu mengenai kepribadian. Fokus dari teori Erik
son yaitu tentang siklus kehidupan sedangkan Sigmund freud fokus pada psikose
ksual, Dalam teori Erikson siklus tumbuh kembang anak remaja atau anak SMA
mereka akan berusaha mencoba dan melakukan peran baru mereka meyakini bah
wa perspektif mereka itu benar dan pada anak remaja ini mereka selalu identik be
reksperimen dalam hal mencoba beberapa hal yang baru seperti peran dalam men
emukan bakat,prestasi,minat,kepribadian,identitas seksual,dan lain sebagainya. E
ksperimen ini dilakukan oleh mereka dengan sengaja yang bertujuan untuk mene
mukan identitas yang mereka anggap cocok dengan mereka. (Rerung, 2023)

2.1.7 Resiko Kejadian Kegawatdaruratan yang mungkin terjadi di lingkunga


n sekolah

Kejadian gawat darurat sehari-hari yang dapat terjadi di lingkungan sekolah i


alah karena terdapat proses pembelajaran dan membutuhkan aktivitas fisik yang b
anyak di lakukan oleh siswa di sekolah yang meliputi proses belajar keterampilan
secara formal dan juga kegiatan pendukung pembelajaran nonformal. Kejadian ga
wat darurat ini sangat rentang terjadi salah satunya kurang sadar dan berhati-hati
dalam melakukan aktivitas fisik. Beberapa penyebab cedera pada anak ketika ber
ada di lingkungan sekolah yaitu : Kurang kepekaan pada diri anak dalam menjaga
keselamatan sehingga kurang berhati-hati, Siswa bersikap tidak peduli disebabka
n karena kurang bertanggung jawab dan antisipasi terhadap keselamatan diri send
iri, Dan siswa ketika berada si lingkungan sekolah tidak bersikap disiplin.
Dimyati dalam (Nasri & Leni, 2021)

2.2. Kejadian Kegawatdaruratan yang sering terjadi di Sekolah


2.2.1. Perdarahan

11
Universitas Esa Unggul

Cedera pada anak telah menjadi masalah kesehatan umum yang kejadiannya terus
saja meningkat dan membutuhkan perhatian yang mendesak. Cedera bertanggung jawab u
ntuk sekitar 950.000 kematian tiap tahunnya pada anak usia dibawah 18 tahun. Hampir 9
0% diantaranya disebabkan karena cedera yang tidak disengaja. Perdarahan terjadi karena
rusaknya pembuluh darah yang mengakibatkan darah keluar dari tempatnya semula. Rusa
knya pembuluh darah dapat di sebabkan karena ada trauma berupa benturan fisik, sayatan,
tusukan dan goresan, Sitohang dalam (Yunanto & Setioputro, 2023)
Prevalensi cedera di Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebesar 8,2%. Prevalensi ini
terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebesar 7,5%. Ced
era jatuh merupakan penyebab utama cedera pada anak usia 0-19 tahun. Lokasi ya
ng paling sering menjadi tempat terjadinya cedera jatuh adalah sekolah dan lapang
an bermain. Jain, 2013 dalam (A. P. Dewi, 2015). Kecelakaan atau cedera dapat m
enjadi kasus kegawatdaruratan dan menimbulkan luka yang serius bahkan kematia
n jika tidak diatasi dengan benar. Cedera dapat berdampak pada anak seperti tidak
masuk sekolah, tidak konsentrasi atau tidak fokus belajar, tidak mengikuti proses
belajar, bahkan kehilangan potensi hidup bertahun-tahun pada anak dan kematian
(A. P. Dewi, 2015)

Cedera pada anak usia sekolah (siswa) dapat dicegah apabila siswa, guru
serta warga sekolah memahami tentang penanganan pertama pada cedera yang
dapat bermanfaat untuk meminimalkan cedera, menciptakan lingkungan sekolah
dan belajar yang aman, mengantisipasi faktor yang dapat meimbulkan cedera serta
siswa mengetahui sumber dan penanganan cedera.

2.2.2. Henti Jantung

Henti jantung merupakan salah satu kondisi kegawatdaruratan yang dapat


mengancam jiwa dan menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan cepat.
Ketika jantung berhenti berdetak, maka tidak akan ada aliran darah sehingga
oksigen tidak dapat di alirkan ke seluruh tubuh. Kerusakan otak mungkin terjadi
jika henti jantung tidak di tangani dalam waktu 4-6 menit. Beberapa faktor yang
dapat membuat seseorang henti jantung yaitu tidak memiliki kondisi fisik tubuh
yang prima sehingga cepat mengalami kelelahan jantung bahkan henti jantung
(Ngurah, 2019)

12
Universitas Esa Unggul

Pada korban dengan henti jantung kemampuan untuk bertahan akan


berkurang 7-10% setiap menitnya. Sedangkan untuk meminta bantuan dan
menunggu tenaga medis datang memerlukan watu yang tidak sebentar. Oleh
karena itu diperlukan pertolongan segera oleh orang yang berada di sekitar korban
untuk dapat melakukan pertolongan pertama tersebut secara cepat dan
tepat.Insiden henti jantung yang cukup tinggi maka sangat penting pengetahuan
tentang penatalaksanaan penanganan awal henti jantung dengan penerapan
bantuan hidup dasar (Fatmawati et al., 2020)

2.2.3. Tersedak

Menurut American Heart Association, 2015 Tersedak (Choking) adalah


tersumbatnya saluran jalan napas akibat benda diluar tubuh secara total atau
parsial, sehingga menyebabkan korban sulit bernapas, dan menyebabkan
kekurangan oksigen. Tersedak mengakibatkan penyumbatan jalan nafas pada
bagian pangkal laring. Penyempitan jalan napas bisa berakibat fatal jika
mengarah pada gangguan ventilasi dan oksigenasi pada tubuh, karena tersedak
dapat menimbulkan kematian (Yayang Harigustian, 2020)

Tanda umum tersedak yaitu ketidakmampuan untuk berbicara, sulit


bernafas, nafas seperti tercekik,suara melengking saat mencoba bernafas, batuk,
kulit dan bibir serta kuku menjadi biru, hingga hilang kesadaran. Obstruksi jalan
nafas akibat tersedak merupakan keadaan darurat pada orang dewasa, Karena
korban dengan tersedak dapat kehilangan kesadaran hingga menyebabkan
kematian. Maka perlunya tindakan gawat darurat untuk dapat dilakukan
pertolongan pertama pada korban tersedak.(Soar et al., 2015) Oleh karena itu
kondisi tersedak harus segera ditangani karena adapat mengancam nyawa dimana
jika tidak diberikan pertolongan segera tubuh akan mengalami kekurangan
oksigen dan dapat mengakibatkan kematian (Suwardianto & ., 2018)

2.3 Evakuasi

Evakuasi merupakan suatu tindakan memindahkan korban secara langsung


dan cepat dari satu tempat ke tempat yang lebih aman agar terhindar dari ancaman

13
Universitas Esa Unggul

yang berpotensi mengancam jiwa. Masalah utama pada orang awam yaitu masih
banyak ditemukan kesalahan dalam melakukan tindakan evakuasi tanpa
memperhatikan cedera yang terjadi pada korban. (SEPTIYAN BERLIANA
DAMAYANTI, 2021)

Orang yang mengalami jatuh dan pingsan perlu di Evakuasi atau dilakukan
pemindahan ke tempat yang lebih aman kejadian ini sering terjadi pada siswa di se
kolah. Banyak siswa yang tidak mengetahui cara yang tepat, siswa yang membant
u hanya tahu sebatas memindahkan korban dengan cara menggotong. Evakuasi ko
rban tentunya mempunyai teknik-teknik tertentu agar pemindahan benar-benar ma
mpu memberikan kondisi kepada korban yang lebih baik, bukan memperburuk ka
rena tehnik yang salah. Dalam evakuasi korban jangan menambah cidera baru pad
a korban. Prinsip-prinsip pada evakuasi korban harus di perhatikan seperti korban
kegawatdaruratan terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa dala
m penanganan kegawatdaruratan.(Simulasi et al., 2019)

2.4. Pengetahuan

2.4.1.Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi yang diperoleh melalui pengamatan,


penelitian, yang diketahui atau disadari oleh seseorang/kelompok dan dapat
dipelajari secara umum. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
proses kerja sistem penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan bisa
menjadi ilmu apabila telah dikaji dan diuji dan akhirnya bisa ditransfer pada
masyarakat umum. Pengetahuan dapat diperoleh dan ditingkatkan melalui
pendidikan formal maupun informal. Peningkatan pengetahuan tidak selalu
menyebabkan perubahan perilaku tetapi pengetahuan sangat penting diberikan
sebelum suatu tindakan dilakukan. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan
biasanya akan lebih langgeng dibandingkan dengan yang tanpa pengetahuan.
(Hidayati, 2019)

Salah satu pengetahuan yang penting adalah tentang kegawatdaruratan.


Keadaan gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang

14
Universitas Esa Unggul

memerlukan pertolongan segera agar terhindar dari kematian dan atau kecacatan.
Kejadian gawat darurat lebih banyak terjadi di luar rumah sakit, baik karena
cedera, henti jantung maupun henti nafas. Sekolah merupakan tempat kejadian
cedera ketiga terbanyak setelah jalan raya dan lingkungan rumah. Cedera
merupakan penyebab kegawatdaruratan yang paling sering terjadi. Pada tahun
2013 prevalensinya di Indonesia sebesar 8,2 %. Penyebab cedera terbanyak, yaitu
jatuh (40,9%) dan kecelakaan sepeda motor (40,6%), dimana cedera karena
kecelakaan sepeda motor tertinggi ditemukan pada laki-laki pada kelompok usia
15-24 tahun. Sedangkan urutan proporsi terbanyak untuk tempat kejadian cedera
adalah di jalan raya (42,8%), di rumah (36,5%), area pertanian (6,9%) dan sekolah
(5,4%) (Riskesdas, 2013 ; Riskesdas 2018).(Hidayati, 2019)

2.4.2. Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010)


penyebab yang memengaruhi tingkat wawasan yaitu sebagai berikut :

1. Pendidikan

Salah satu upaya dalam pengembangan kemampuan dengan kepribadian


yang berlangsung selama seumur hidup baik di dalam sekolah maupun diluar
sekolah. Pendidikan ini sendiri bisa mempengaruhi proses belajar karena semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah pula seseorang itu bisa
menerima informasi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin kurang
dorongan individu tersebut untuk mencari serta memperoleh informasi baik
melalui orang lainnya, buku serta media massa. Wawasan memiliki kaitan yang
begitu erat dengan tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pendidikan
seseorang diharapkan semakin tinggi pula tingkat pengetahuan yang dimilikinya.

2. Media massa maupun informasi

15
Universitas Esa Unggul

Informasi yang didapatkan melalui pendidikan formal ataupun non formal


bisa menghasilkan penyebab jangka pendek sampai dapat memperoleh
peningkatan ataupun pengubahan pengetahuan. Wawasan masyarakat tentang
inovasi bisa dipengaruhi oleh banyaknya media massa akibat kemauan tekhnologi.
Berbagai media komunikasi seperti radio, televisi, majalah, handphone, surat
kabar, dan lain-lain bisa mempengaruhi kepercayaan dan opini yang dimiliki oleh
individu.

3. Jenis Kelamin

Bilangan melalui luar negeri memperlihatkan nilai kematian individual


sangat besar dibanding perempuan berbeda dalam nilai kesatikan terbesar di
duduki oleh perempuan.

4. Usia

Usia memiliki peran tinggi terhadap daya pola pikir serta daya tangkap
seseorang. Semakin tinggi usia seseorang semakin tinggi pula daya pola pikir
serta daya tangkap yang dimilikinya sehingga pengetahuan yang dimilikinya juga
semakin baik.

5. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi


seseorang. Beberapa penelitian membuktikan orang yang memiliki pekerjaan
sering berinteraksi dengan orang lain maka akan mempengaruhi tingkat
pengetahuannya berbeda dengan orang yang jarang atau bahkan tidak pernah
berkomunikasi. Pengalaman pekerjaan akan menghasilkan wawasan, keterampilan
profesionalis, juga berpengalaman belajar ketika berkerja bisa meningkatkan
kekuatan seseorang. (Kedokteran & Udayana, 2017)

Faktor lain yang mempengaruhi tingkat pemahaman dan juga diteliti adalah kemu
dahan informasi. Media berkaitan dengan pengetahuan, baik tentang orang maupu
n media. Dalam proses peningkatan pengetahuan untuk mencapai hasil yang efekt
if, diperlukan alat. Fungsi media dalam membentuk pengetahuan seseorang menya

16
Universitas Esa Unggul

mpaikan informasi atau pesan. Pada penelitian ini, beberapa subjek (44,23%) tida
k menerima informasi, sedangkan subjek yang menerima informasi melaporkan b
ahwa 30,8% menerima informasi dari media (televisi). dan hanya 13,46% yang m
enerima informasi tentang perawatan. korban. perawatan medis darurat. Transfer
pengetahuan tentang manajemen kegawatdaruratan harus dilakukan oleh tenaga m
edis, baik itu dokter, perawat, bidan atau tenaga kesehatan lainnya. Penelitian oleh
Josipovic et al (2010) mengungkapkan bahwa perawat memiliki pengetahuan yan
g lebih baik tentang bantuan hidup dasar daripada chiropractor. Dalam hal ini perl
u peningkatan peran tenaga medis dengan meningkatkan pengetahuan mahasiswa
tentang manajemen pasien gawat darurat pra rumah sakit. (Hidayati, 2019)

2.5. Unit Kesehatan Sekolah

2.5.1 Definisi UKS

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha untuk membina dan menge
mbangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yan
g dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integratif). Program
UKS ini diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku sehat dengan dirinya
sendiri dan mampu menolong orang lain sehingga dapat tercipta sumber daya man
usia yang berkualitas.(Rahmawaty, 2019)
Salah satu program penunjang kesehatan yang ada di sekolah ialah UKS. program
ini dilaksanakan pada semua jenis dan tingkat pendidikan baik sekolah negeri mau
pun swasta dan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pr
ogram UKS hendaknya dilaksanakan dengan baik sehingga sekolah menjadi temp
at yang dapat meningkatkan derajat kesehatan peserta didik. (Tulangow et al.,
2019)
UKS dapat menjadi sarana yang bisa meningkatkan sadarnya kesehatan sis
wa di sekolah dan saat bermasyarakat. Kesadaran arti kesehatan bagi siswa di sek
olah masih belum tinggi, lingkungan yang sehat dapat menjadi salah satu contoh a
kan sadar nya pola hidup sehat. UKS dapat mengajarkan betapa pentingnya hidup
sehat, tentang cara menjalankan pola hidup sehat,menjaga kebersihan,mencegah p

17
Universitas Esa Unggul

enyakit,serta pertolongan pertama pada kecelakaan di lingkungan sekolah (P3K) d


an berbagai hal lain yang terkait dalam kegiatan medis (Hidayat, 2016)
Ternyata masih banyak para pembina yang kurang paham mengenai UKS. Hal ini
terjadi karena kurangnya pelatihan yang telah dilakukan. Hal ini ternyata terjadi k
arena kurangnya dukungan dari pihak sekolah terutama dari kepala sekolah untuk
menunjang para guru melakukan pelatihan dalam pemberi pelayanan di UKS. Hal
ini sangat berpengaruh penting, karena gurulah yang sering berkomunikasi dengan
para siswa. Guru-guru yang memiliki keterampilan pelatihan yang maksimal dihar
apkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang terarah dan terstruktur.
Selain itu bukan hanya guru yang perlu dilatih namun siswa pun perlu untuk dilati
h agar pemahaman terkait fungsi UKS semakin terarah.(Elsad & Widjaja, 2022)

2.5.2. Tugas-tugas UKS

Di setiap UKS harus mempunyai trias UKS yaitu 3 tugas pokok yang
wajib di jalankan setiap sekolah yang memiliki UKS;

1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah (Tulangow et al., 2019)

2.6. Pelatihan

Pelatihan merupakan proses pendidikan jangka pendek yang menyatukan p


embelajaran secara teori dan praktek untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu p
engetahuan dan keterampilan (Bariqi, 2018)
Pelatihan dapat mempengaruhi pengetahuan secara signifikan karena memiliki fak
tor-faktor pendukung. Contohnya seperti menggunakan metode simulasi dalam pe
latihan dapat meningkatkan pengetahuan yaitu karena peserta dibimbing langsung
oleh pelatih yang profesional. Hal ini sejalan dengan penelitian (Sutono et al.,
2015) yang menyatakan Pelatihan dapat mempengaruhi pengetahuan secara signif
ikan karena dalam pelatihan dengan umpan balik pelatih dapat langsung memberi
kan koreksi dan perintah jika dalam melakukan prosedur kurang tepat. (Sutono et
al., 2015)

18
Universitas Esa Unggul

Selain itu, peserta dapat secara langsung bertanya, sehingga peserta akan l
ebih paham dalam proses pelatihan. Faktor lain yang membuat keterampilan respo
nden meningkat secara signifikan yaitu tidak terlepas dari penggunaan phantom se
bagai alat peraga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Andita (2016) yaitu pen
garuh pendidikan kesehatan sadari dengan media slide dan benda tiruan terhadap
perubahan pengetahuan didapatkan hasil penggunaan alat tiruan (phantom) dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang. Penggunaan alat peraga d
apat membuat responden seolah-olah menolong korban sesungguhnya. Selain itu,
dengan menggunakan alat peraga maka akan semakin banyak panca indera yang d
igunakan sehingga informasi dan keterampilan yang didapat akan lebih banyak. N
amun, peran pelatih masih sangat dominan karena keberadaan phantom hanya seb
agai sarana untuk demonstrasi skill.

19
Universitas Esa Unggul

2.7. Kerangka Teori

Karakter Tumbuh Kembang 1. ingin mengetahui h


Anak Usia Remaja al-hal baru,

2. gemar dalam mela


kukan aktivitas
Resiko Kegawat Daruratan Disekolah
3. Mudah bereaksi ba
hkan agresif
Pendarahan 4. Ada kecenderunga
Henti Jantung n tidak patuh

Tersedak

Unit Kese
hatan Seko Evakuasi dan Pertolongan Pertama
lah

Faktor Yang Mempengaru


hi
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
3. Respon Time
4. Kepercayaan Diri

Pelatihan
 Edukasi
 simulasi

20
Universitas Esa Unggul

2.8. Kerangka Konsep

Pelatihan Kemampuan Pertolo


 Pengetahuan ngan Pertama
 Keterampilan
 Pendarahan
 Ceramah  Respon Time
 Henti Jantung
 Simulasi  Percaya Diri
 Tersedak
 Evakuasi

Bagan 2.2 Kerangka Konsep


2.9. Hipotesis Penelitian
2.9.1. Tidak ada Peningkatan Pengetahuan pada kelompok dan sesudah pelatihan
2.9.2. Ada peningkatan Pengetahuan pada kelompok intervensi sebelum dan
sesudah pelatihan
2.9.3. tingkat pengetahuan antara keompok intervensi dan kelompok control
setelah diberikan pelatihan
Universitas Esa Unggul

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik komparatif dengan desain penelitian,
quasi experiment pre-post test with control group. Penelitian ini mencari pengaruh
Pelatihan Kegawatdaruratan terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan, res
pon time dan kepercayaan diri. Hasil penelitian dapat dilihat dengan membanding
kan pre dan posttest pada kelompok kontrol, pre dan posttest pada kelompok inter
vensi dan posttest pada kelompok intervensi dan kontrol.
3.1.1 Rancangan penelitian

X1 Intervensi X2

X1 : X2 : Y1
Purposive Sampl
ing
X3 : X4 : Y2

X2 : X4 : Y3

X3 X4

Skema 3.1
Keterangan

X1 : Kelompok Intervensi
X2 : Kelompok Setelah diberikan intervensi
X3 : Kelompok Kontrol
X4 : Kelompok Kontrol setelah diberukan intervensi
Y1 : Merupakan Hasil dari Kelompok Intervensi yang telah diberikan Intervensi
Y2 : Merupakan Hasil dari Kelompok kontrol yang telah diberikan Intervensi
Y3 : Merupakan Perbedaan hasil dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol
3.2 Waktu dan Tempat
3.2.1 Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober - 20 Desember 20
23 (30 Hari)
Universitas Esa Unggul

3.2.2 Tempat penelitian


Lokasi penelitian dilaksanakan di Boarding School Khadijah Islamic Scho
ol Jl Batan 1 No 12 Pasar Jumat Lebak Bulus Jakarta Selatan.
Alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini adalah:
- Berdasarkan dari hasil karena lokasi tersebut memiliki karakteristik ya
ng sesuai dengan fenomena penelitian yang kami teliti serta berdasark
an hasil studi pendahuluan fenomena yang kami angkat dengan konsep
kehidupan di asrama ini yang rata-rata siswa kurang dalam hal penga
wasan dan pernah terjadi beberapa kejadian kegawatdaruratan seperti
pingsan, terjatuh dari tangga, terjatuh dari pohon yang menyebabkan p
endarahan, ditambah kondisi UKS yang belum maksimal sehingga pen
anganan untuk kejadian tersebut masih belum sesuai dengan standar ke
sehatan .

3.3 Populasi Penelitian


Populasi pada penelitian ini adalah siswi SMA Khadijah Islamic School yan
g berjumlah 90 siswi.

3.4 Sampel dan Jumlah Sampel


Sample: Siswi SMA kelas 11 & 12 Khadijah Islamic School
Jumlah: 54 Siswi yang akan dibagi kedalam dua kelompok dengan teknik
purposive sampling yaitu kelompok intervensi dan kelompok control
Universitas Esa Unggul

3.5 Besar Sample

Perhitungan besar sampel menggunakan software G.Power 3.1.9.7 Peneliti


menetapkan effect size sebesar I α sekecil 0,5 dan β 1 0,95 dengan hipotesis
two tail (Dua arah) . Sehingga didapatkan tata sample sebanyak 54 siswi
yang dibagi kedalam kelompok control dan intervensi.
3.6 Tekhnik Pemilihan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik
Non-Probability dengan pendekatan purposive sampling.

3.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


3.6.1 Kriteria Inklusi
1. Siswi yang sedang sekolah di Khodijah Islamic School
2. Belum pernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan
3. Siswi kelas 11 dan 12
3.6.2 Kriteria Eksklusi un

1. Responden mengundur diri dari penelitian


2. Responden sakit saat penelitian berlangsung
3. Responden tidak diizinkan untuk melanjutkan penelitian oleh orang tuan
ya
4. Responden tidak mengikuti pelatihan sampai selesai
Universitas Esa Unggul

3.8 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Definisi Operasional


4 Variabel independen
Variabel independen, sering disebut juga sebagai variabel bebas, variabel y
ang mempengaruhi. Variabel bebas juga dapat diartikan sebagai suatu kon
disi atau nilai yang jika muncul maka akan memunculkan (mengubah) kon
disi atau nilai yang lain. Menurut Tritjahjo Danny Soesilo, variabel Indepe
nden merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau yang menjadi se
bab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dapat disimpul
kan bahwa variabel bebas (independent variable), adalah variabel yang me
njadi penyebab atau memiliki kemungkinan teoritis berdampak pada varia
bel lain. (Ulfa & Ulfa, n.d.)

5 Variabel dependen

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang secara struktur b


erpikir keilmuan menjadi variabel yang disebabkan oleh adanya perubahan
variabel lainnya. Variabel tak bebas ini menjadi primaryinterest to the res
earcher atau persoalan pokok bagi si peneliti, yang selanjutnya menjadi ob
jek penelitian. Dengan demikian, variabel dependen merupakan variabel y
ang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
(Ulfa & Ulfa, n.d.)

3.9. Sampling Teknik


Sampling teknik dalam penelitian ini menggunakan Non-Probability
sampling dengan pendekatan purposive sampling
Universitas Esa Unggul

NO Variable Dimensi Variab Definisi operasi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur
le onal

1 Identitas Responden: Inisial Nama Untuk Kuisioner Responden A-Z Nominal


DK : melindungi diberikan
DK:
SIngkatan dari identitas dan kuisioner
suatu penyadaran yang nama seseorang keamanan identitas diri,
dipertajam tentang diri agar tetap
sendiri,yang dipakai seorang yang kemudian
menjaga privasi
seseorang untuk
telah respondent
menjelaskan siapakah
dirinya, yang meliputi berpartisipasi diminta untuk
karakteristik diri,
dengan mengisi
memutuskan hal-hal yang
penting menggunakan
(Huriati & Hidayah, 2016) inisial sebagai
pengganti.

Usia Masa hidup Kuesioner Responden 15-18 Rasio


responden sejak diberikan
DK :
lahir sampai kuisioner
Satuan waktu saat ini identitas diri,
yang mengukur kemudian
Universitas Esa Unggul

keberadaan respondent
suatu manusia, diminta untuk
atau dapat mengisi
didefinisikan
sebagai lama
waktu hidup
atau ada yang
diukur sejak
manusia lahir.

(R. M. et al
Dewi, 2019)

Jenis kelamin Jenis kelamin Kuisioner Responden 1. L Nominal


responden diberikan
DK : 2p
kuisioner
Perbedaan identitas diri,
antara kemudian
perempuan respondent
dengan laki-laki diminta untuk
secara biologis
Universitas Esa Unggul

sejak seorang mengisi


itu dilahirkan.

(Candra et al.,
2019)

Kelas Kelas Kuesioner Responden Kelas 11 Ordinal


Responden saat diberikan
DK : Kelas 12
ini. kuisioner
Ruangan belajar identitas diri,
lingkungan fisik kemudian
dan rombongan respondent
belajar lingkung diminta untuk
an emosional. L mengisi
ingkungan fisik
meliputi : ruang
an,keindahan ke
las, pengaturan t
empat duduk, p
Universitas Esa Unggul

engaturan saran
a dan alat penga
jaran,ventilasi d
an pengaturan c
ahaya. Sedangk
an lingkungan s
osio-emosional
meliputi: tipe ke
pemimpinan gur
u, sikap guru, su
ara guru,pembin
aan hubungan y
ang baik.

(Pepatuzdu,
2014)

3. Keikutsertaan Keikutsertaan: Proses Kuisioner Responden Apakah Pernah Ordinal


pembelajaran diberikan mengikuti
DK : Pelatihan kegaw
sistematis yang kuisioner Pelatihan
atdaruratan
Proses yang aktif dirancang untuk identitas diri,
Universitas Esa Unggul

dimana seseorang DK : meningkatkan kemudian 1 : Ya


mempunyai inisiatif dan pengetahuan,ket respondent
menggunakan Pelatihan kegaw 2 : Tidak
kebebasannya untuk erampilan,kema diminta untuk
atdaruratan mer
melakukan suatu hal. mpuan,dan mengisi
upakan proses p
(Kiftiyah et al., 2019) kompetensi
endidikan jangk
individu atau
a pendek yang
kelompok
menyatukan pe
dalam
mbelajaran seca
penanganan
ra teori dan prak
kegawatdarurat
tek untuk memp
an
eroleh dan meni
ngkatkan ilmu p
engetahuan dan
keterampilan de
ngan mempergu
nakan prosedur
sistematis dan t
erorganisir untu
k menghadapi si
Universitas Esa Unggul

tuasi yang darur


at, atau tindaka
n dengan seger
a, situasi keterg
antungan seseo
rang dalam m
enerima tindak
an medis, ata
u keadaan yang
mengancam nya
wa dan kesehata
n (Bariqi, 2018)

Variable Independent

1. Pelatihan kegawatdarura BHD BHD SOP Responden mel 0= tidak dilaku Rasio
tan akukan interve kan
DK: DO: Kemampu
nsi sesuai deng
an Siswi untuk 1= dilakukan
Bantuan Hidup an SOP kemudi
melakukan pijat
Dasar adalah se an peneliti mel
jantung dan ban
Universitas Esa Unggul

DK : rangkaian usah tuan nafas akukan observa


a awal untuk si intervensi ter
Pelatihan kegawatdarura
mengembalikan sebut
tan merupakan proses pe
fungsi pernafas
ndidikan jangka pendek
an dan sirkulasi
yang menyatukan pembe
pada seseorang
lajaran secara teori dan p
yang mengala
raktek untuk memperole
mi henti nafas
h dan meningkatkan ilm
dan henti jant
u pengetahuan dan keter
ung. Dengan me
ampilan dengan memper
lakukan pijatan
gunakan prosedur sistem
jantung dan ban
atis dan terorganisir untu
tuan ventilasi.
k menghadapi situasi ya
ng darurat, atau tindaka
n dengan segera, situasi
ketergantungan seseora
ng dalam menerima t
indakan medis, atau k
eadaan yang menganca
Universitas Esa Unggul

m nyawa dan kesehatan


(Bariqi, 2018)

Tersedak Tersedak Checklist SOP Responden mel 0= tidak dilaku Rasio


dan Lembar ob akukan interve kan
DK : DO :
servasi nsi sesuai deng
1= dilakukan
Tersedak (Chok Kemampuan Si an SOP kemudi
ing) adalah ters swi memahami an peneliti mel
umbatnya salura pertolongan ters akukan observa
n jalan napas (ai edak (Choking) si intervensi ter
rway) karena b yang tersumbat sebut
enda asing dari l nya saluran jala
uar tubuh secara n nafas
total dan parsia
l, sehingga men
yebabkan korba
n sulit bernapas
dan kekurangan
oksigen, bahkan
Universitas Esa Unggul

apabila tidak ter


tangani segera a
kan menimbulk
an kematian. (K
eperawatan & Y
ogyakarta, 202
0)

Perdarahan Perdarahan : Checklist SOP Responden mel 0= tidak dilaku Numerik: Rasi
DO : dan Lembar ob akukan interve kan o
DK: Perdarahan
servasi nsi sesuai deng
adalah peristiwa Siswi mampu m 1= dilakukan
emahami tentan an SOP kemudi
keluarnya darah g pendarahan y
an peneliti mel
dari pembuluh d ang keluarnya d
arah dari pembu akukan observa
arah karena pe luh darah
si intervensi ter
mbuluh darah te
sebut
rsebut mengala
mi kerusakan. K
erusakan ini bis
a disebabkan ka
rena benturan fi
Universitas Esa Unggul

sik, sayatan atau


pecahnya pemb
uluh darah yang
tersumbat.

(Yunanto &
Setioputro,
2023)

Evakuasi Pemindahan Ko Checklist SOP Responden mel 0= tidak dilaku Rasio


rban
dan Lembar ob akukan interve kan
DK:
DO : servasi nsi sesuai deng
1= dilakukan
pemindahan kor Siswi mampu m an SOP kemudi
ban adalah suat emahami bagai an peneliti mel
u cara yang di mana pemindah akukan observa
gunakan untuk an korban yang si intervensi ter
menyelamatkan benar sebut
korban ketempa
t yang lebih am
an untuk memb
antu dan memu
Universitas Esa Unggul

dahkan dalam p
roses penangan
annya

1 Variabel dependent 1: Pengetahuan Lembar Peneliti 0-100 Rasio


Pemahaman
mendapatkan In Kuesioner memberikan
Pengetahuan siswi dalam
formasi yang di Pengetahuan soal dalam
DK: memberikan
peroleh melalui bentuk multiple
pertolongan 20 soal
pengamatan, pe choice,
Pengetahuan adalah pada Bantuan
nelitian, yang di kemudian
Informasi yang Hidup Dasar,
ketahui atau dis responden
diperoleh melalui Tersedak,Perdar
adari oleh seseo meminta untuk
pengamatan, penelitian, ahan dan
rang/kelompok menjawabnya.
yang diketahui atau Evakuasi/pemin
dan dapat dipela
disadari oleh dahan korban
jari terkait
seseorang/kelompok dan
tentang Bantuan
dapat dipelajari secara
Hidup Dasar,
umum. (Hidayati, 2019)
Tersedak,
Perdarahan dan
Universitas Esa Unggul

Evakuasi/Pemin
dahan Korban.
(Hidayati, 201
9)

3.8 Kisi-kisi Instrumen

NO Variabel Dimensi Variabel Definisi Operasional Indikator Butir/Item

1 Identititas DIri Usia Masa hidup responden Berapa usia responden 1


sejak lahir sampai saat
DK: DK : ini
suatu penyadaran satuan waktu yang
yang dipertajam mengukur
tentang diri keberadaan suatu
sendiri,yang manusia, atau dapat
dipakai seseorang didefinisikan
untuk menjelaskan sebagai lama waktu
siapakah dirinya,
hidup atau ada yang
yang meliputi
karakteristik diri,
diukur sejak
memutuskan hal- manusia lahir.
hal yang penting
Universitas Esa Unggul

(R. M. et al Dewi,
(Huriati & 2019)
Hidayah, 2016)

Jenis Kelamin Jenis kelamin responden Apa jenis kelamin 2

DK :
Perbedaan antara
perempuan dengan
laki-laki secara
biologis sejak
seorang itu
dilahirkan.
(Candra et al., 2019)

Kelas Kelas Responden saat in Kelas berapa responden 3


i. sekarang?
DK :

Ruangan belajar lin


gkungan fisik dan ro
mbongan belajar lin
Universitas Esa Unggul

gkungan emosional.
Lingkungan fisik m
eliputi : ruangan,kei
ndahan kelas, penga
turan tempat duduk,
pengaturan sarana d
an alat pengajaran,v
entilasi dan pengatu
ran cahaya. Sedangk
an lingkungan sosi
o-emosional meliput
i: tipe kepemimpina
n guru, sikap guru, s
uara guru,pembinaa
n hubungan yang ba
ik.

(Pepatuzdu, 2014)

Pelatihan kegawatda
2. Keikutsertaan Pernah/ Tidak mengikuti Apakah responden 4
Universitas Esa Unggul

ruratan
DK : Pelatihan pernah mengikutsrtakan
DK : pelatihan
Proses yang aktif kegwatdaruratan?
merupakan proses p
dimana seseorang
endidikan jangka pe
mempunyai
ndek yang menyatu
inisiatif dan
kan pembelajaran se
menggunakan
cara teori dan prakte
kebebasannya
k untuk memperole
untuk melakukan
h dan meningkatkan
suatu hal.
ilmu pengetahuan d
(Kiftiyah et al.,
an keterampilan den
2019)
gan mempergunaka
n prosedur sistemati
s dan terorganisir un
tuk menghadapi situ
asi yang darurat, at
au tindakan dengan
segera, situasi keter
gantungan seseora
ng dalam meneri
ma tindakan medi
s, atau keadaan ya
ng mengancam nya
wa dan kesehatan
(Bariqi, 2018)
Universitas Esa Unggul

BHD
1. Pelatihan Kemampuan mahasiswa 1. 1-2
DK: memahami pertolongan
DK :
bantuan dasar
Pelatihan kegawat Bantuan Hidup Da
daruratan merupa sar adalah serangkai
kan proses pendid
ikan jangka pende an usaha awal unt
k yang menyatuka uk mengembalikan
n pembelajaran se
fungsi pernafasan
cara teori dan pra
ktek untuk memp dan sirkulasi pada s
eroleh dan menin eseorang yang men
gkatkan ilmu pen
getahuan dan kete galami henti nafas
rampilan dengan dan henti jantung.
mempergunakan
Dengan melakukan
prosedur sistemati
s dan terorganisir pijatan jantung dan
untuk menghadap bantuan ventilasi.
i situasi yang daru
rat, atau tindakan
Universitas Esa Unggul

dengan segera, si
tuasi ketergantung Tersedak (Choking) Kemampuan mahasiswa
an seseorang da adalah tersumbatnya memahami tersedak
lam menerima t saluran jalan napas (Choking)
indakan medis, (airway) karena ben
atau keadaan yan da asing dari luar tu
g mengancam nya buh secara total dan
wa dan kesehatan parsial, sehingga me
(Bariqi, 2018) nyebabkan korban s
ulit bernapas dan ke
kurangan oksigen, b
ahkan apabila tidak
tertangani segera ak
an menimbulkan ke
matian. (Keperawat
an & Yogyakarta, 2
020)

Perdarahan
Kemampuan mahasiswa
DK: Pendarahan
memahami perdarahan
adalah peristiwa
keluarnya darah dari
pembuluh darah
karena pembuluh
darah tersebut
Universitas Esa Unggul

mengalami
kerusakan.
Kerusakan ini bisa
disebabkan karena
benturan fisik,
sayatan atau
pecahnya pembuluh
darah yang
tersumbat.
(Yunanto &
Setioputro, 2023)
Universitas Esa Unggul

Evakuasi

DK:

pemindahan korban
adalah suatu cara
yang digunakan un
tuk menyelamatkan
korban ketempat ya
ng lebih aman untuk
membantu dan mem
udahkan dalam pros
es penanganannya
Universitas Esa Unggul

2 Pengetahuan BHD Pengetahuan siswi tenta Pengetahuan dalam 3,5,9,12, dan 18


ng CPR merupakan kem melaksanakan BHD
Informasi
ampuan atau keahlian da
pengetahuan BHD
DK: lam mengetahui
yang diperoleh mela
pemahaman serta menga
Pengetahuan adal lui pengamatan, pen
ah informasi yang plikasikan kecakapan un
elitian, yang diketah
diperoleh melalui tuk mengembalikan kea
ui atau disadari oleh
pengamatan, pene daan mengetahui
seseorang/kelompok
litian, yang diketa peningkatan
dan dapat dipelajari
hui atau disadari o pengetahuan terhadap h
tentang Bantuan Hi
leh seseorang/kel enti napas dan atau henti
dup Dasar untuk
ompok dan dapat jantung melalui Teknik
dipelajari secara u mengembalikan fun
kompresi dada, ventilasi
mum. (Hidayati, 2 gsi pernafasan dan
buatan, dan mengatasi s
019) sirkulasi pada seseo
umbatan jalan napas
rang

TERSEDAK Pengetahuan siswi tenta Pengetahuan dalam 1,7,13,16,dan 20


ng Tersedak merupakan menangani seseorang
Informasi
kemampuan atau keahlia Tersedak
pengetahuan
n dalam mengetahui
Tersedak yang dipe
pemahaman serta menga
roleh melalui penga
plikasikan kecakapan un
matan, penelitian, y
tuk mengembalikan kea
ang diketahui atau d
daan mengetahui
isadari oleh seseora
Universitas Esa Unggul

ng/kelompok dan da
pat dipelajari peningkatan
tentang Tersedak (Ch pengetahuan terhadap
oking) dimana tersu Tersedak dimana
mbatnya saluran jalan tersumbatnya saluran
napas (airway) karena jalan nafas karena benda
benda asing dari luar t asing dari luar tubuh
ubuh secara total dan secara total dan parsial.
parsial.

PERDARAHAN Pengetahuan siswi tentang Pengetahuan dalam 4,8,11,14 dan 17


Perdarahan merupakan ke menangani seseorang
Informasi mampuan atau keahlian da yang mengalami
pengetahuan lam mengetahui pemaham perdarahan
Perdarahan yang dip an serta mengaplikasikan k
eroleh melalui peng ecakapan untuk mengetahu
i peningkatan pengetahua
amatan, penelitian,
n terhadap menangani kor
yang diketahui atau
ban perdarahan yang kelua
disadari oleh seseor
rnya darah dari pembuluh
ang/kelompok yang
darah karena mengalami
dipelajari tentang
kerusakan.
peristiwa keluarnya
darah dari
pembuluh darah
karena pembuluh
darah tersebut
mengalami
Universitas Esa Unggul

kerusakan.

EVAKUASI Pengetahuan siswi tenta Pengetahuan dalam 2,6,10,15, dan 19


ng Evakuasi merupakan menangani dalam
Informasi
kemampuan atau keahlia pemindahan korban /
pengetahuan
n dalam mengetahui Evakuasi.
Evakuasi atau
pemahaman serta menga
pemindahan korban
plikasikan kecakapan un
yang diperoleh mela
tuk peningkatan
lui pengamatan, pen
pengetahuan terhadap
elitian, yang diketah
menangani Pemindahan
ui atau disadari oleh
korban dengan
seseorang/kelompok
menyelamatkan
dan dapat dipelajari
ketempat yang lebih
tentang suatu cara
aman untuk membantu
yang digunakan un
dan memudahkan dalam
tuk menyelamatkan
proses penangananya..
korban ketempat ya
ng lebih aman untuk
membantu dan mem
udahkan dalam pros
es penanganannya
Universitas Esa Unggul

3.9 Instrumen Penelitian


Instrumen apa saja yang gunakan
1. Quisioner untuk menilai pengetahuan dan kepercayaan diri
2. Stopwatch, dan lembar observasi respon time
3. SOP Tindakan Tersedak, Hand only CPR, Pendarahan, Pemindahan Korban

3.10 Alur penelitian dan Cara Kerja Penelitian


3.10.1 Alur penelitian
Alur penelitian memberikan gambaran keseluruhan mengenai prosedur penelitian.
Alur penelitian dibuat dalam skema/figure yang mudah dipahami.
Etichal clearrence dari komisi etik Universitas Esa Unggul

Koordinasi dengan Wakil Kepala Kurikulum Khodijah Islamic School

Penjelasan dan persamaan persepsi protokol penelitian dengan Wakil Kepa


la Kurikulum dan Kepala Sekolah Khadijah Islamic School dengan Tim pe
neliti

Pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi

Penjelasan penelitian kepada keluarga

Informed consent

Pengumpulan data menggunakan kuesioner

Analisisi data Editing, coding, scoring

Teknik analisa data (Intention to treat)

48
Universitas Esa Unggul

Hasil penelitian

Kesimpulan

3.11. Cara Kerja Penelitian

Cara kerja dari penelitian ini adalah lulus etik dari ethical clearance dan ko
misi Etik Universitas Esa unggul, lalu perizinan melakukan penelitian ke SMP-S
MA Plus Khadijah Islamic School, Setelah mendapatkan izin melakukan koordina
si dengan kepala sekolah, lalu penjelasan dan persamaan persepsi protokol peneliti
an dengan wakil kurikulum (WAKAKUR) dan wali kelas . Lalu pemilihan sampel
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi setelah itu penjelasan kepada wali kelas l
alu memberikan informed consent atau lembar persetujuan responden lalu pengum
pulan data untuk pengetahuan, keterampilan, respon time dan kepercayaan diri me
nggunakan kuesioner lalu data yang didapatkan di olah di pengolahan data editing,
coding, scoring. Setelah itu dilakukan teknik analisis data Uji homogenitas dan di
stribusi normal, analisis bivariate, setelah itu didapatkan hasil penelitian dan prose
s akhirnya melakukan kesimpulan dari penelitian. Teknik analisis yang digunakan
adalah

Peneliti menjelaskan seperti apa persiapan yang harus dilakukan

- Tahap pelaksanaan adalah tahapan ketika peneliti melakukan pengambilan samp


el.

Peneliti menjelaskan dengan jelas dan rinci seperti apa proses pengambilan sampe
l.

3.12. Analisis data

3.12.1 Prosedur pengolahan data

49
Universitas Esa Unggul

Data yang didapatkan pada penelitian ini diperiksa dan di olah, kemudian
data di proses menggunakan software statistic computer dengan SPSS. Teknik
analisis yang digunakan adalah Paired T-Test

3.12.2. Editing

Peneliti memeriksa semua data yang digunakan dalam penelitian. Pada tahap ini p
eneliti sudah memastikan bahwa data yang akan di input sesuai dengan data yang
didapatkan dari SMP-SMA Plus Khadijah Islamic School.

3.12.3 Coding

Peneliti memberikan skor pada setiap item jawaban. Data yang terkumpul berupa
angka untuk mempermudah dalam pengolahan data maka untuk setiap jawaban da
ri kuesioner yang telah disebarkan diberi kode sesuai dengan jawaban yang diberi
kan responden.

3.12.4 Scoring

Pada tahap skoring ini, Dilakukan pengubahan jenis data dalam bentuk angka atau
skor yang disesuaikan dengan teknik analisa yang sudah di pilih.

3.13Teknik analisa data

3.13.1 Uji Homogenitas dan distribusi normal

Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan chi-square dan distribusi shapi
ro-wilk.

3.13.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian untuk data kategorik menggunakan frekuensi d


an presentasi. Untuk data numerik menggunakan mean dan SD.

3.13.3 Analisis Bivariat

Penelitian menggunakan skala numerik pada kedua variabel sehingga apabila data
berdistribusi normal dan homogen maka uji statistik menggunakan uji parametrik
yaitu paired t-test, independent T test

50
Universitas Esa Unggul

3.14 Etika Penelitian

3.14.1 Autonomi

Asas otonomi ini menyangkut hak responden untuk ikut atau tidak dalam sebuah p
enelitian, responden berhak untuk bebas berpartisipasi atau menolak, peneliti haru
s memberikan penjelasan pada responden tentang tindakan yang akan dilakukan s
erta bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada subjek. Implementasi pada asas o
tonomi adalah dalam bentuk informed consent, peneliti menjelaskan kepada respo
nden secara lengkap tentang tujuan peneliti yang akan dilaksanakan dan memberi
kan hak kepada responden untuk menerima atau menolak berpartisipasi dalam pen
elitian.

3.14.2 Prinsip kerahasiaan

Peneliti menjaga kerahasiaan informasi dengan cara memberikan kode pada semu
a informasi yang diperlukan. Selain dari itu, peneliti hanya akan menyimpan data
responden sampai pengolahan data selesai.

3.14.3 Non Maleficent

Penelitian yang dilakukan tidak membahayakan responden karena data yang digun
akan peneliti adalah data sekunder. Hasil penelitian yang didapatkan dapat menjad
i pertimbangan untuk sekolah dan juga tenaga pengajar dalam memberikan penget
ahuan pada siswi.

3.14.4 Kebermanfaatan

Manfaat penelitian ini yaitu untuk dapat meningkatkan pengetahuan siswi dengan
meminimalisir kejadian kegawatdaruratan sehingga diharapkan dapat menjadi mas
ukan bagi sekolah untuk mengoptimalkan pertolongan pertama. Penelitian ini tida
k menimbulkan resiko apapun karena tidak ada intervensi yang dapat mengancam
jiwa responden.

3.14.5 Keadilan

Prinsip keadilan dilakukan dengan menjaga kerahasiaannya. Informasi yang diberi


kan oleh responden akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti dengan cara tidak me

51
Universitas Esa Unggul

ncantumkan nama responden dalam data untuk kerahasiaan informasi dalam penel
itian yang dilakukan. Kemudian segala bentuk bahan dan pelayanan akan diberika
n secara merata kepada setiap responden.

3.15 Publikasi

Rencana penelitian ini akan di publikasi di jurnal terakreditas ……….

Tabulating, Data entry, Cleaning

52
Universitas Esa Unggul

DAFTAR REFERENSI

Bariqi, M. D. (2018). Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Jurnal Studi M
anajemen Dan Bisnis, 5(2), 64–69.

Candra, K., Heryanto, B., & Rochani, S. (2019). Analisis Pengaruh Upah, Tingkat Pendid
ikan, Jenis Kelamin, Dan Usia Terhadap Produktifitas Tenaga Kerja Pada Sektor In
dustri Tenun Ikat Di Kota Kediri. JIMEK : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi, 2(1),
38. https://doi.org/10.30737/jimek.v2i1.428

Devi, N. L. P. L., Setiabudi, I. K., & Wicaksana, I. G. A. T. (2023). Pelatihan tentang Res
usitasi Jantung Paru (RJP) untuk Siswa SMA Guna Membentuk Remaja Tanggap H
enti Jantung. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 5(2), 287–297.

Dewi, A. P. (2015). Gambaran Tingkat Risiko Cedera pada Anak Usia Sekolah. Riau Uni
versity.

Dewi, R. M. et al. (2019). Peran Gender, Usia, dan Tingkat Pendidikan terhadap Organiza
tional Citizenship Behavior ( OCB ). Diponegoro Journal of Management, 5(2), 1–9.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr

Diananda, A. (2019). Psikologi remaja dan permasalahannya. ISTIGHNA: Jurnal Pendidi


kan Dan Pemikiran Islam, 1(1), 116–133.

Elsad, A. R., & Widjaja, G. (2022). PERAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DALA
M PROMOSI KESEHATAN. Cross-Border, 5(1), 451–462.

Fatmawati, A., Mawaddah, N., Sari, I. P., & Mujiadi, M. (2020). Peningkatan Pengetahua
n Bantuan Hidup Dasar Pada Kondisi Henti Jantung Di Luar Rumah Sakit Dan Resu
sitasi Jantung Paru Kepada Siswa SMA. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 4(6), 1
176–1184.

Hidayat, R. N. (2016). Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Usaha Kesehatan Sekolah Di


SMA NEGERI 1 GAMPING. Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, 5(7).

Hidayati, R. (2019). PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWATDARU


RATAN PADA SISWA DAN LULUSAN SLTA. Jurnal Kesehata Karya Husada,
7(2), 272–277.

Huriati, & Hidayah, N. (2016). Krisis Identitas Diri pada Remaja. Sulesana, 10(1), 49–62.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sls/article/view/1851

53
Universitas Esa Unggul

Ismail, W., Yunus, P., & Damansyah, H. (2023). TINGKAT PENGETAHUAN MAHAS
ISWA KORPS SUKA RELA (KSR) TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PA
DA PASIEN TERSEDAK DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTAL
O. Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kesehatan (JURRIKES), 2(1), 54–62.

Johansen, & Yosepha. (2022). Simulasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) Bagi Anak Didik P
emasyaratan (Andik Pas) Sekolah NKRI LPKA Klas 1 Medan. 3, 327–330. https://w
ww.google.com/search?client=firefox-b-d&q=SIMULASI+BANTUAN+HIDUP+D
ASAR+%28BHD%29+BAGI+ANAK+DIDIK+PEMASYARAKATAN+%28AND
IK+PAS%29+SEKOLAH+NKRI+LPKA+KLAS+I+MEDAN

Kedokteran, F., & Udayana, U. (2017). TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BANTU


AN HIDUP DASAR ( BHD ) MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSI
TAS UDAYANA.

Kiftiyah, K., Rosyidah, N. N., & Herlina, H. (2019). ANALISIS FAKTOR–FAKTOR Y


ANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA KEIKUTSERTAAN PRIA DALAM KE
LUARGA BERENCANA DI DESA LENGKONG KECAMATAN MOJOANYAR
KABUPATEN MOJOKERTO. Jurnal Kebidanan Malahayati, 4(1).

Korban, E., Remaja, P., Sma, D. I., & Lampung, N. B. (2023). Pendahuluan. 2(1).

Kurnia, E., Mahanani, S., Idris, D. N. T., & Kurniawati, F. (2022). Upaya Peningkatan Pe
ngetahuan Siswa Melalui Pendidikan Kesehatan Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kasus Kegawatdaruratan Sehari-Hari. Pelita Abdi Masyarakat, 2(2), 99–103.

Maisyaroh, A., Widianto, E. P., & Fibriansari, R. D. (2022). Efektifitas Pelatihan Bantuan
Hidup Dasar terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa Mts Negeri 1 Lumajang dala
m Penanganan Kegawatdaruratan Tersedak Akibat Obstruksi Benda Asing. Media
Karya Kesehatan, 5(2).

Maranjaya, A. K. (2020). Ketentuan Tentang Jeratan Hukum Terhadap Orang Maupun Fa


silitas Pelayanan Kesehatan Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tenta
ng Kesehatan. Jurnal Medika Hutama, 1(03 April), 121–128.

Nasri, N., & Leni, A. S. M. (2021). Pengetahuan Siswa Ekstrakurikuler Sekolah Menegah
Atas Sederajat Kota Surakarta Tentang Pencegahan, Perawatan, Dan Pertolongan Pe
rtama Cedera Olahraga. Jurnal MensSana, 6(1), 1–11.

Ngurah, G. (2019). Pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru terhadap kesiapan sekaa ter

54
Universitas Esa Unggul

una teruni dalam memberikan pertolongan pada kasus kegawatdaruratan henti jantu
ng. Jurnal Gema Keperawatan, 12(1).

Oktaviani, E., Feri, J., & Susmini. (2020). Pelatihan pertolongan pertama kasus kegawatd
aruratan di Sekolah dengan Metode Simulasi. Journal of Character Educationn Soc
iety, 3(2), 403–413. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=
web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi5rf_x7IHwAhXYZSsKHfw7CxQQFj
AEegQICBAD&url=http%3A%2F%2Fjournal.ummat.ac.id%2Findex.php%2FJCE
S%2Farticle%2Fdownload%2F2368%2Fpdf&usg=AOvVaw0rgr66YpWMziAT8Pz
rqxMk

Pepatuzdu, J. (2014). PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MINAT BELA


JAR PKN PADA PESERTA DIDIK DI SMA I POLEWALI Suhaebah Nur *. 8(1), 62
–81.

Picauly, M. (2021). Pola Asuh Orang tua Berdasarkan Perkembangan Usia Anak Menurut
Pemikiran Erik Erikson di Persekutuan Doa CEB Ministry. EPIGRAPHE: Jurnal T
eologi Dan Pelayanan Kristiani, 5(2), 324–335.

Prastyawati, I. Y. (2021). Edukasi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Cedera Jaringan


Lunak Pada MGMP PJOK SMA/K Kota Surabaya. Jurnal Pengabdiaan Masyaraka
t Kasih (JPMK), 2(2), 59–63.

Rahmawati, E. Y., Primasari, Y., & Rinestaelsa, U. A. (2022). Pemberdayaan Kader RW


05, Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur dengan Pemberian Edu
kasi dan Pelatihan untuk Meningkatkan Kemampuan Penanganan Kondisi Gawat D
arurat. Jurnal Inovasi Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(2), 105–112.
https://doi.org/10.54082/jippm.33

Rahmawaty, E. (2019). Evaluasi Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas. Quality : Jurnal Kesehatan, 13(1), 28–35. https://doi.org/10.
36082/qjk.v13i1.59

Rerung, A. E. (2023). Peran Orang Tua Dalam Menciptakan Kepercayaan Diri Anak Usia
18 Tahun Menggunakan Teori Psikososial Erik Erikson. Harati: Jurnal Pendidikan
Kristen, 3(1), 45–60.

Rosidawati, I., & Aryani, H. (2022). Gambaran Tingkat Risiko Penyakit Kardiovaskular
Berdasarkan Skor Kardiovaskular Jakarta. Healthcare Nursing Journal, 4(1), 252–2
59. https://doi.org/10.35568/healthcare.v4i1.1852

55
Universitas Esa Unggul

SEPTIYAN BERLIANA DAMAYANTI, S. (2021). PENGARUH PELATIHAN EVAKU


ASI TIM DENGAN METODE SIMULASI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KET
ERAMPILAN PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS PADA KARANG TAR
UNA DI KECAMATAN JOGONALAN KLATEN. Universitas Kusuma Husada Surak
arta.

Simulasi, M., Terhadap, K., Pengetahuan, P., For, M., Simulation, E., Enhancement, O.
N., Knowledge, O. F., & In, S. (2019). Jurnal Media Keperawatan : Politeknik Kese
hatan Makassar. 10(01), 1–7.

Soar, J., Nolan, J. P., Böttiger, B. W., Perkins, G. D., Lott, C., Carli, P., Pellis, T., Sandro
ni, C., Skrifvars, M. B., & Smith, G. B. (2015). European resuscitation council guid
elines for resuscitation 2015: section 3. Adult advanced life support. Resuscitation,
95, 100–147.

Suherman, D. R., & Rosmayanti, L. M. (2023). URGENSI SOSIALISASI PERATURAN


PERUNDANG-UNDANGAN SECARA LANGSUNG MENURUT PERPRES NO.
87/2014 DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM. JURNAL ILMIAH OBSGI
N: Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN: 1979-3340 e-ISSN: 2685-
7987, 15(2), 272–284.

Sumardino, S., & Widodo, W. (2014). Kompetensi Guru UKS dalam Memberikan Pertol
ongan Pertama pada Kecelakaan (P3K). Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(1).

Susilawati, D., Utama, T. A., & Dianti, F. E. (2022). Pendidikan Kesehatan Pertolongan P
ertama Pada Kasus Kegawatdaruratan Di Lingkungan Sekolah Dengan Metode Drill
Bagi Kadar Kesehatan Sekolah Mtsn 1 Bengkulu Utara. ANDASIH Jurnal Pengabdi
an Kepada Masyarakat, 3(2), 58–67. https://doi.org/10.57084/andasih.v3i2.919

Sutono, S., Ratnawati, R., & Suharsono, T. (2015). Perbedaan nilai kompresi dada dan ve
ntilasi pada pelatihan resusitasi jantung paru mahasiswa S1 Keperawatan dengan um
pan balik instruktur, audiovisual dan kombinasi di Yogyakarta. Journal of Nursing
Science Update (JNSU), 3(2), 183–197.

Suwardianto, H., & . E. (2018). Pelatihan Penangganan Korban Tersedak Terhadap Pema
haman Tujuan, Prosedur, Kewaspadaan, Dan Evaluasi Tindakan. Jurnal Penelitian
Keperawatan, 4(2). https://doi.org/10.32660/jurnal.v4i2.328

Tanoto, W., & Taukhid, M. (2023). TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI KELA


S XI TENTANG USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS). Prosiding SPIKesNas :

56
Universitas Esa Unggul

Seminar Publikasi Ilmiah Kesehatan Nasional, 2(1), 547–551.

Tulangow, R. R., Kolibu, F., & Engkeng, S. (2019). Gambaran Pelaksanaan Program Usa
ha Kesehatan Sekolah (UKS) bagi Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 2 Dumoga.
EBiomedik, 7(2).

Ulfa, R., & Ulfa, R. (n.d.). Variabel penelitian dalam penelitian pendidikan. 6115, 342–3
51.

Widiastuti, N. K. P., & Adiputra, I. M. S. (2022). Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswa t


entang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Ak
ademika Baiturrahim Jambi, 11(1), 23. https://doi.org/10.36565/jab.v11i1.409

Yayang Harigustian. (2020). Tingkat Pengetahuan Penanganan Tersedak Pada Ibu Yang
Memiliki Balita di Perumahan Graha Sedayu Sejahtera. Jurnal Keperawatan, 12(3),
162–169.

Yulianti, W. Y., Liza Trisnawati, & Theresia Manullang. (2019). Sistem Pakar Dengan M
etode Certainty Factor Dalam Penentuan Gaya Belajar Anak Usia Remaja. Digital Z
one: Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 10(2), 120–130. https://doi.org/1
0.31849/digitalzone.v10i2.2781

Yunanto, R. A., & Setioputro, B. (2023). Optimization of Emergency Handling Skills for
Bleeding Through the Case Simulation Method for Adolescents: Optimalisasi Keter
ampilan Penanganan Kasus Kegawatdaruratan Perdarahan Melalui Case Simulation
Method pada Remaja. AgroNurse Kesehatan: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1),
60–69.

Zega, W. S. H., Junianti Manik, M., Adi Saputra, B., Rumambi, M. F., & Pailak, H. (202
2). EDUKASI DAN PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA (first aid) DI SE
KOLAH DIAN HARAPAN LIPPO KARAWACI (SMP-SMA), KARAWACI-TA
NGERANG. Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Dan
Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 5, 1–10. https://doi.org/10.37695/pkm
csr.v5i0.1470

57

Anda mungkin juga menyukai