OLEH :
KELOMPOK 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kesehatan dan kesempatan, sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah
epidemiologi penyakit tidak menular mengenai “cedera dan kecelakaan lalu lintas”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah yang telah membimbing dan
membantu kami dalam memahami semua hal yang terkait dengan epidemiologi penyakit
tidak menular .
Kelompok sangat menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu kelompok mengharapkan kritikan maupun saran kepada pembaca yang sifatnya
membangun. Akhir kata kelompok mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian
dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan dan
kematian dalam populasi manusia. Epidemiologi juga meliputi pemberian ciri pada distribusi
status kesehatan, penyakit atau kesehatan masyarakat lainnya berdasarkan usia, jenis kelamin,
ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, waktu, tempat, orang dan sebagainya.
Penyakit tidak menular (PTM) dan pengendalian faktor risikonya berhubungan erat dengan
determinan kualitas hidup, yaitu tingkat pendidikan dan sosial ekonomi.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, “transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan
angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu
memadukan moda transportasi lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, untuk
menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan
penunjang pembangunan nasional dengan biaya tejangkau oleh daya beli masyarakat”
Kecelakaan lalu lintas adalah “suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak
disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda Kecelakaan Lalu Lintas dapat
terjadi di darat (KLL Darat), di Laut (KLL Laut) dan di Udara (KLL Udara)”.
Kasus kecelakaan lalu lintas merupakan keadaan serius yang menjadi masalah
kesehatan di negara maju maupun berkembang. Di negara berkembang seperti Indonesia,
perkembangan ekonomi dan industri memberikan dampak kecelakaan lalu lintas yang
cenderung semakin meningkat. Jumlah kecelakan lalu lintas dari tahun ke tahun terus
meningkat.
Perlunya keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk menghindari setiap orang
dari keadaan risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia,
Kendaraan, Jalan, dan/atau lingkungan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat mengetahui memahami cedera dan kecelakaan lalu lintas dan untuk memenuhi
tugas kelompok dalam mata kuliah epidemiologi penyakit tidak menular pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (Unand).
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami definisi cedera dan kecelakaan lalu lintas
b. Mengetahui dan memahami epidemiologi kecelakaan lalu lintas
c. Mengetahui dan memahami klasifikasi kecelakaan lalu lintas
d. Mengetahui dan memahami faktor risiko kecelakan lalu lintas
e. Mengetahui dan memahami kategori kecelakaan lalu lintas
f. Mengetahui dan memahami pencegahan cedera dan kecelakaan lalu lintas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Cedera dan Kecelakaan Lalu lintas
Cedera menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang penting, baik di negara maju maupun negara berkembang. Di Indonesia,
data yang dikumpulkan melalui pengumpulan data rutin dari Rumah Sakit maupun Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan angka morbiditas dan mortalitas yang
tinggi. (Departemen Kesehatan, 1992).
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, mengungkapkan kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak
diduga dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain
yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas
adalah kejadian pada lalu lintas jalan yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang
menyebabkan cedera atau kerusakan atau kerugian pada pemiliknya (korban)
Kecelakaan merupakan tindakan tidak direncanakan dan tidak terkendali, ketika aksi
dan reaksi objek, bahan, atau radiasi menyebabkan cedera atau kemungkinan cedera
(Heinrich, 1980). Menurut D.A. Colling (1990) yang dikutip oleh Bhaswata (2009)
kecelakaan dapat diartikan sebagai tiap kejadian yang tidak direncanakan dan terkontrol yang
dapat disebabkan oleh manusia, situasi, faktor lingkungan, ataupun kombinasi-kombinasi dari
hal-hal tersebut yang mengganggu proses kerja dan dapat menimbulkan cedera ataupun tidak,
kesakitan, kematian, kerusakaan property ataupun kejadian yang tidak diinginkan lainnya.
Dari beberapa definisi kecelakaan lalu lintas dapat disimpulkan bahwa kecelakaan lalu
lintas merupakan suatu peristiwa pada lalu lintas jalan yang tidak diduga dan tidak diinginkan
yang sulit diprediksi kapan dan dimana terjadinya, sedikitnya melibatkan satu kendaraan
dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang menyebabkan cedera, trauma, kecacatan,
kematian dan/atau kerugian harta benda pada pemiliknya (korban).
Masalah kecelakaan lalu lintas bervariasi menurut wilayah secara geografi. Lebih dari
separuh kematian karena kecelakaan lalu lintas jalan terjadi di Asia Tenggara dan wilayah
Pasifik Barat dan angka tertinggi kecelakaan terjadi di wilayah Afrika. (Yusherman, 2008)
Risiko kecelakaan lalu lintas bervariasi menurut tingkat ekonomi negara. Di negara-negara
dengan tingkat ekonomi tinggi, mayoritas korban kecelakaan lalu lintas adalah pengemudi
dan penumpang, sedangkan di negara dengan tingkat ekonomi rendah sampai sedang,
sebagaian besar kematian terjadi pada pejalan kaki, pengendara sepeda motor, dan pemakai
kendaraan umum.
Berdasarkan hasil dari Riset Kesehatan Dasar Nasional (RISKESDAS) pada tahun
2007. Pada masyarakat kelompok umur 45-54 tahun, proporsi kecelakaan lalu lintas menurut
tipe daerah di perkotaan sebanyak 5,2%. Untuk kelompok masyarakat yang berdomisili di
pedesaan, kecelakaan lalu lintas tidak termasuk ke dalam penyebab kematian tertinggi.
1. Faktor manusia
Faktor manusia meliputi pejalan kaki, penumpang sampai pengemudi. Faktor manusia ini
menyangkut masalah disiplin berlalu lintas
a. Faktor pengemudi
Faktor tersebut dianggap sebagai salah satu faktor utama yang menentukan KLL.
Faktor pengemudi ditemukan memberikan kontribusi 75-80% terhadap KLL. Faktor
manusia yang berada di belakang kemudi ini memegang peranan penting. Karakteristik
pengemudi berkaitan erat dengan:
o Keterampilan mengemudi
o Gangguan kesehatan (mabuk, ngantuk, letih)
o Surat Izin Mengemudi (SIM): tidak semua pengemudi punya SIM. Jika ada ‘tilang’,
maka tidak jarang alasan tilang berhubungan dengan ketidaklengkapan administrasi,
termasuk izin mengemudi.
b. Faktor penumpang
Misalnya jumlah muatan (baik penumpangnya maupun barangnya) yang berlebih.
Secara psikologis ada juga kemungkinan penumpang mengganggu pengemudi.
c. Faktor pemakai jalan
Pemakai jalan di Indonesia baukan saja terdiri dari kendaraan. Di sana ada pejalan
kaki atau pengendara sepeda. Selain itu, jalan raya dapat menjadi tempat numpang
pedagang kaki lima, peminta-minta, dan semacamnya. Hal ini membuat semakin
semrawutnya keadaan di jalanan. Jalan umum juga dipakai sebagai sarana parkir. Tidak
jarang terjadi, mobil terparkir mendapat tabrakan.
2. Faktor kendaraan
Jalan raya dipenuhi dengan berbagai jenis kendaraan, berupa:
a. Kendaraan tidak bermotor: sepeda, becak, gerobak, bendi/delman.
b. Kendaraan bermotor: sepeda motor, roda tiga/bemo, oplet, sedan, bus, truk gandengan.
Di antara jenis kendaraan, KLL paling sering terjadi pada kendaraan sepeda motor.
3. Faktor jalanan
Dilihat dari keadaan fisik jalanan, rambu-rambu jalanan.
a. Kebaikan jalan
Antara lain dilihat dari ketersediaan rambu-rambu lalu lintas.
b. Sarana jalanan
Keadaan jalan yang berkaitan dengan kemungkinan KLL berupa:
5. Faktor lainnya
Secara khusus faktor-faktor pengemudi yang pernah diteliti (antara lain oleh Boediharto
dan kawan-kawan) adalah:
Dinas perhubungan juga berperan dalam menekan kecelakaan lalu lintas. Salah satu
sebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah kondisi jalan raya yang buruk, mulai
dari jalan berlubang, bergelombang dan jalan yang menyempit. Maka dari itu diperlukan
upaya yang serius dari pihak terkait pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi– untuk
membenahi jalan yang rusak dan kurang layak. Selain itu, pemeliharaan jalan harus terus
dilakukan agar jalan lebih aman dan nyaman buat para pengguna jalan raya.
Beberapa macam kegiatan yang bias dilakukan dalam pencegahan kecelakaan lalu lintas
seperti:
1. Pendekatan Promotif
Kegiatan ini untuk memajukan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Salah satunya
dengan cara kampanye safety riding dan responsible riding bagi para pengguna jalan raya.
Kampanye seperti ini sekarang lagi marak di beberepa kota seperti di Surabaya. Tujuan dari
kampanye ini adalah meningkatkan kesadaran pengguna jalan raya untuk lebih memahami
dan mematuhi peraturan lalu lintas. Pelaksana kampanye ini tentu saja dipelopori oleh pihak
kepolisian dengan dukungan dari kalangan swasta dan masyarakat, yang turut membantu
sebagai penyandang dana. Kampanye ini terbukti cukup efektif untuk mengurangi angka
kecelakaan sebagaimana sudah dibuktikan dibeberapa jalan di Surabaya.
2. Pembinaan pengemudi.
Penyuluhan kepada pengemudi angkutan umum, pemilihan awak kendaraan umum teladan
yang dilaksanakan tiap tahun tetap dilanjutkan. Namun prioritas pembinaan sekarang mulai
diarahkan kepada pengemudi kendaraan pribadi dan sepeda motor, dibarengi dengan seleksi
pemberian SIM yang ketat.
Data dari Dinas Bina Marga menunjukan bahwa tidak ada penambahan panjang jalan
dalam tiga tahun terakhir. Hal ini sangat memprihatinkan karena jumlah pendududk dan
kendaraan meningkat sangat pesat. Dengan segala keterbatasan dana yang ada, Pemerintah
Daerah harus tetap mencari akal untuk menyelesaikan masalah ini, misalnya dengan cara
bekerja sama dengan pengusaha pusat perbelanjaan untuk menyediakan fasilitas yang
dibutuhkan. Karena pada akhirnya upaya peningkatan kelancaran dan keselamatan lalu lintas
tersebut dapat meningkatkan kemajuan usaha mereka.
Hal lain yang perlu dilakukan dengan pendekatan partisipasi masyarakat. Pihak yang
pertama mengetahui terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah para masyarakat sekitar tersebut,
karena itu pendekatan kepada mereka juga perlu dilakukan. Salah satunya dengan penyuluhan
kepada masyarakat sekitar jalan raya dan mereka yang senantiasa berkecimpung di sekitar
jalan raya (tukang ojek, tukang becak, sopir angkot, dll) tentang bagaimana menangani
korban kecelakaan lalu lintas.
Menurut undang-undang lalu lintas no.22 tahun 2009 bagian kesatu pasal 226, kecelakaan
lalu lintas dapat dicegah dengan:
c. Penegakan hukum
d. Kemitraan global
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas
mendefinisikan kecelakaan lalu lintas sebagai "suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-
sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya,
mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda", memang menjadi perhatian
semua pihak yang menjadi stakeholders angkutan jalan. Dinas Perhubungan dan pihak
Kepolisian dan masyarakat sangan berperan penting dalam kegiatan dalam pencegahan
kecelakaan lalu lintas untuk menghindari setiap orang dari keadaan risiko kecelakaan selama
berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, dan/atau lingkungan
B. Saran
Dengan makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca dapat memahami tentang
cedera dan kecelakaan lalu lintas
DAFTAR PUSTAKA
4. Bustan. M.N. 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34939/4/Chapter%20II.pdf (diakses
pada tanggal 26 April 2018)
5. https://www.academia.edu/11548417/PENCEGAHAN_KECELAKAAN_LALU_LIN
TAS (diakses pada tanggal 26 April 2018)
6. http://www.organisasi.org/1970/01/cara-mengurangi-resiko-kecelakaan-di-jalan-raya-
umum.html (diakses pada tanggal 26 April 2018)