Oleh:
MAHARDIKA APRILIA LUBABA
NIM: 1913451069
PROPOSAL
LAPORAN TUGAS AKHIR
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIII SANITASI
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Penulis
Telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing karya tulis ilmiah Program
Diploma III Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Jurusan Kesehatan
Lingkungan
Pembimbing Pendamping
HARIS KADARUSMAN,SKM.,M.Kes
v
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR SAMPUL LUAR.........................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR ................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................v
DAFTAR TABLE ......................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................5
C. Tujuan Penelitian...........................................................................5
D. Manfaat Penelitian.........................................................................6
E. Ruang Lingkup...............................................................................6
v
O. Definisi Operasional....................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian...................................................................31
B. Subjek Penelitian..........................................................................31
C. Lokasi danWaktu Penelitian........................................................31
D. Pengumpulan Data.......................................................................32
E. Pengolahan dan Analisis Data......................................................33
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Distribusi Jumlah Penduduk dan KK 4
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Teori 20
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perumahan dan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi syarat. Permukiman dapat terhindar dari kondisi
kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan memenuhi standar tertentu untuk
kebutuhan tempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman. (P. Indonesia
2016)
kesehatan jasmani, rohani, dan keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan
individu. Rumah sehat merupakan salah satu sarana ntuk mencapai derajat
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host (pejamu) baik
benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat
1
2
tidak memenuhi syarat. Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor yang
padat rumah akan semakin cepat pula udara di dalam rumah tersebut mengalami
terhadap ladar oksigen dalam ruangan tersebut, maka akan memberi kesempatan
sebagian besar negara di dunia tidak dapat mengendalikan penyakit TBC ini
2016)
Tuberkulosis (TBC) perlu mendapatkan perhatian yang serius hal ini berhubungan
dengan bahwa insiden penyakit ini lebih tingga pada rumah tangga miskin,
(Natoatmodjo, 2011). TBC menyerang lebih dari 75% penduduk usia produktif
dan 20-30% pendapatan keluarga hilang setiap tahunnya akibat TBC seorang
pertahun, dan tanpa pengobatan yang efektif, 50-60% penderita TBC akan
tuberkulosisi akan terus meningkat, dari 8.8 juta kasus ditahun ini 1995 menjadi
3
10.2 juta kasus di tahun 2000 dan 11.9 juta di tahun 2017 menurut laporan global
tuberkulosis 2017 bahwa 9 juta orang telah terkena TB dan diperkirakan 480.000
menyerang ke paru, tetapi juga menyerang organ tubuh lainnya. Berdasarkan hasil
mortalitas TB 100.000 kasus. Dengan angka notifikasi kasus tahun 2014 sebanyak
324.000 kasus maka case detection TB di Indonesia hanya sekitar 32%. Sebanyak
68% kasus masih belum diobati atau sudah diobati tetapi belum tercatat oleh
jumlah perkiraan kasus tuberkulosis pada laki-laki sebesar 2.050 kasus, pada
perempuan sebesar 1.435 kasus dan pada anak umur 0-4 tahun sebesar 361 kasus.
Salah satu kecamatan di Kota Bandar Lampung yang masih banyak mengalami
4
2019)
Wilayah kerja Puskesmas rawat inap way halim II terletak di kecamatan Way
Halim Kota Bandar Lampung dengan luas wilayah ± 318 Ha dengan 2 Kelurahan
binaan, yaitu Kelurahan way Halim Permai, dan Kelurahan Gunung Sulah. Luas
Wilayah setiap kelurahan adalah sebagai berikut : Way Halim Permai 220 Ha dan
Gunung Sulah 98 Ha. Dari 2 kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Way
Halim II tercatat Kelurahan yang paling banyak jumlah penduduk sasaran adalah
Tabel 1
Distribusi Jumlah Penduduk dan KK
di Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim II Tahun 2019
JML
LAKI- JML
No KELURAHAN PEREMPUAN PENDUDU
LAKI KK
K
Way Halim
1 4.892 7.532 12.425 2.461
Permai
pada Tahun 2020 dengan jumlah kasus sebanyak 63 kasus. Dari data tersebut
wilayah kerja Puskesmas Way Halim II (Puskesmas Rawat Inap Way Halim II
B. Rumusan Masalah
Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Way Halim II Kota Bandar
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
3. Bagi puskesmas
E. Ruang lingkup
Puskesmas Way Halim II Kota Bnadar Lampung pada tahun 2022. Ruang lingkup
pada penelitian ini yaitu Faktor Komponen Fisik Rumah dan komponen Perilaku
Penghuni.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sanitasi
Sanitasi dalam bahasa inggris berasal dari kata sanitation yang diartikan
2014)
berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan
B. Sanitasi Lingkungan
8
9
positif terhadap kondisi elemen-elemen hayati dan non hayati dalam ekosistem.
Bila lingkungan tidak sehat maka sakitlah elemennya, tapi sebaliknya jika
lingkungan sehat maka sehat pulalah ekosistem tersebut. Perilaku yang kurang
sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan. Usaha dalam hygiene dan
kwantitasnya.
nyamuk.
C. Pengertian Pemukiman
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan
peraturan yang sama disebutkan definisi dari pemukiman ialah bagian dar
10
lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang
bangunan dan penduduk yang lebih tinggi dari kampung biasa dan berlokasi di
sepanjang aliran sungai, sekitar rel kereta api, dan juga pada beberapa kawasan
atau gambaran kegagalan didalam menyediakan rumah yang layak bagi seluruh
D. Pengertian Rumah
keadaan sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu. (Purnama 2016)
Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang
terdiri dari rumah-rumah atau kelompok rumah dalam satu bangunan seperti
rumah susun atau kondominium kelompok kebijakan rumah dalam satu kawasan
atau wilayah tertentu dimana lokasi kualitas sarana dan prasarana kesehatan
11
sebagai berikut :
Kebutuhan psikologis dari penghuni rumah yaitu rasa nyaman dan rasa
bersih, bebas dari serangga dan tikus, pengelolaan sampah yang benar,
b. Kelembaban
kelembaban yang tinggi dapat enjadi tmpat yang disukai oleh kuman
c. Ventilasi
ruangan harus ada jalan masuk dan keluar udara dengan arah
(Kemenkes, 1999)
13
d. Pencahayaan
menyilaukan.
cahaya buatan didapatkan dari obor, lilin, lampu minyak tanah, lampu
gas sampai pada lampu listrik dan cahaya alam diperoleh dengan
e. Lantai
rumah. Sifat dan jenis bahan serta teknik pemasangan yang kurang
f. Dinding rumah
Idealnya dinding rumah harus kedap air serta bebas dari bahan
dalam rumah), peluruhan dari bahan dasar batu bata batako atau papan
14
sedang tidak bekerja. Dinding yang baik harus kedap air dan mudah
gas (uasp air). Sifat air tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau
Limbah cair rumah tangga berbentuk tinja dan urine ke tangki septik
d. Kebiasaan merokok
G. Pengertian Tuberkulosis
temukan oleh Robert Koch pada tahun 1882. Jenis kuman tersebut adalah
menybabkan sejumlah penyakit berat pada manusia dan juga penyebab terjadinya
dan diameter 0,3-0,6 mikron. Bentuknya agak melengkung dan kelihatan seperti
sputum kering, ekskreta lain dan mempunyai resistensi tinggi terhadap antiseptik,
tetapi dengan cepat menjadi inaktif oleh cahaya matahari, sinar ultraviolet atau
16
suhu lebih tinggi dari 60°C. Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam jaringan
paru melalui saluran napas (droplet infection) sampai alveoli, terjadilah infeksi
1. Agen
yang berbentuk batang dan mempunyai dan mempunyai sifat khusus, yaitu
tahan terhadap asam pada pewarna. Oleh sebab itu, disebut pula sebagai
basil tahan asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari
langsung, namun dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat gelap dan
lembap.
2. Pejamu
sebagai pejamu dari penyakit ini harus menjaga dirinya untuk tidak
3. Lingkungan
yang tidak sehat sehingga bakteri penyakit ini dengan mudah untuk
Robert Koch dalam tahun 1882. Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan
panas serta akan mati pada 60°C selama 15-20menit. Bakteri ini adalah basil
tuberkel yang merupakan batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus
mataupun bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 mm dan lebar 0,2-0,5 mm yang
dalam keadaan dingin. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar matahari
selama 20-30 jam. Basil yang berada dalam percikan dahak dapat bertahan hidup
8-10 hari. Biakan basil ini apabila berada dalam suhu kamar dapat hidup 0-8 bulan
dan dapat disimpan dalan lemari dengan suhu 20°C selama 2 tahun (Danusantoso
2007).
melewati sistem pertahanan mukosilier brokus dan terus berjalan sampai alveolus
dan menetap disana. Didalam alveolus bakteri ini berkembangbiak dengan cara
I. Gejala Tuberkulosis
Tuberkulosis Paru bersifat asimtomatik yang hanya ditandai oleh demam biasa.
Tuberkulosis Paru di bagi menjadi 2 gejala yaitu gejala klinik dan gejala umum
a. Batuk
b. Dahak
Pada awalnya dahak keluar dalam jumlah sedikit dan bersifat mukoid,
dan perlunakan.
c. Batuk darah
d. Nyeri dada
e. Whezzing
f. Sesak napas
a. Demam
Demam gejala awal yang sering terjadi, peningkatan suhu tubuh terjadi
pada siang atau sore hari. Suhu tubuh terus meningkat akibat
b. Menggigil
c. Keringat malam
penyakit.
e. Badan lemah
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar dari host (pejamu) baik
benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat
syarat-syarat yang dipenuhi oleh rumah sehat secara fisiologis yang berpengaruh
tuberkulosis paru paling besar diakibatkan oleh keadaan rumah yang tidak
kadar uap air dan suhu udaranya. Dengan meningkatnya kadar CO2 di
demikian akan semakin banyak kuman yang terhisap oleh penghuni rumah
2. Kelembaban Rumah
Kelembaban udara dalam rumah minimal 40% - 70% dan suhu ruangan
yang ideal antara 180C – 300C. Hal ini perlu diperhatikan karena
mikroorganisme.
dinding harus kedap air, atap tidak bocor dan tersedia ventilasi yang
cukup.
3. Ventilasi
Jendela dan lubang ventilasi selain sebagai tempat keluar masuknya udara
juga sebagai lubang pencahayaan dari luar, menjaga aliran udara di dalam
ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah ≥ 10% luas lantai rumah
dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah < 10%
luas lantai rumah. Luas ventilasi rumah yang < 10% dari luas lantai (tidak
22
yan tinggi akam menjadi media yang baik untuk tumbuh dan
tuberkulosis. Tidak adanya ventilasi yang baik pada suatu ruangan makin
aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan
selalu mengalir. Selain itu, luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat
tuberkulosis yang ada di dalam rumah tidak dapat keluar dan ikut terhisap
rumah melalui jendela atau genteng kaca. Diutamakan sinar matahari pagi
terkena sinar matahari, sabun, lisol, karbol dan panas api. Rumah yang
5. Lantai rumah
Komponen yang harus dipenuhi rumah sehat memiliki lantai kedap air dan
tidak lembab. Jenis lantai tanah memiliki peran terhadap proses kejadian
penghuninya.
6. Dinding
angin serta melindungi dari pengaruh panas dan debu dari luar serta
dinding adalah dari kayu, bambu, pasangan batu bata atau batu dan
sebagainya. Tetapi dari beberapa bahan tersebut yang paling baik adalah
pasangan batu bata atau tembok (permanen) yang tidak mudah terbakar
dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu
kamar selama 18 beberapa jam. Orang dapat teinfeksi kalau droplet tersebut
terhirup kedalam saluran pernafasan, kuman Tb tersebut dapat menyebar dari paru
ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe,
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak
negatip (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
L. Pencegahan Tuberkulosis
penularan, tanda dan gejala, dan cara pencegahan Tuberkulosis Paru misalnya
sering cuci tangan, mengurangi kepadatan hunian, menjaga kebersihan rumah, dan
Tuberkulosis, diantaranya:
1. Pencegahan Primer
segar
2. Pencegahan Sekunder
posotif
paru
3. Pencegahan Tersier
2016).
26
M. Kerangka Teori
Agent
Mycobacterium
Tuberkulosis
Host
Lingkungan
Gambar 1
Kerangka teori
27
N. Kerangka Konsep
Perilaku penghuni
Memakai barang secara
bersamaan
Memakai alat makan Kejadian
bersamaan Tuberkulosis
Kebiasaan merokok
Etika batuk
Membuang sputum
sembarangan
Lingkungan Rumah
Penyediaan air bersih
Sarana pembuangan
sampah
Saluran air limbah
Gambar 2
Kerangka Konsep
O. Definisi Operasional
Tabel 2
Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Komponen Fisik Rumah
1. Kepadatan hunian Rata-rata luas rumah yang Pengukuran Meteran 1=Memenuhi Syarat jika luas lantai Ordinal
ditempati dengan jumlah dengan penghuni >9m2 per orang.
penghuni 2=Tidak Memenuhi Syarat jika luas
lantai dengan penghuni <9m2 per
orang
Sumber: Keputusan Menteri
Permukiman dan Prasarana Wilayah
No.403/KPTS/M/2002
2. Kelembaban Kelembaban adalah jumlah Pengukuran Hygrometer 1=Memenuhi Syarat jika Kelembaban Ordinal
kadar air diruangan Ruang udara dalam rumah minimal 40%–
70%
2= Tidak Memenuhi Syarat jika
kelembaban udara kurang dari 40%
lebih dari 70%
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
No.829/MENKES/SK/VII/1999
28
3. Ventilasi Ventilasi adalah tempat Pengamatan Checklist 1= Memenuhi Syarat jika luas ventilasi ≥ Ordinal
keluar masuknya udara dari 10% luas lantai rumah
luar rumah baik dalam 2=Tidak Memenuhi Syarat jika luas
bentuk permanen maupun ventilasi kurang dari 10% luas lantai
tidak permanen rumah
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
No.829/MENKES/SK/VII/1999
4. Pencahayaan Pencahayaan alami dan Pengukuran Lux Meter 1=Memenuhi syarat jika ruangan Ordinal
buatan yang menerangi minimal intensitasnya 60 lux dan
seluruh ruangan tidak menyilaukan.
2=Tidak Memenuhi Syarat jika ruangan
intensitasnya kurang dari 60 lux dan
menyilaukan.
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
No.829/MENKES/SK/VII/1999
5. Lantai Lantai adalah penutup Pengamatan Cheklist 1=Memenuhi Syarat jika lantai kedap air, Ordinal
permukaan tanah dalam dan mudah dibersihkan
ruangan dan sekitar rumah 2=Tidak Memenuhi Syarat jika lantai
tidak kedap air
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
No.829/MENKES/SK/VII/1999
29
6. Dinding Dinding adalah suatu struktur Pengamatan Checklist 1=Memenuhi Syarat jika dinding Ordinal
padat yang membatasi suatu kedap air dan mudah dibersihkan
area 2=Tidak Memenuhi Syarat Jika
dinding tidak kedap air
Sumber: Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
No.829/MENKES/SK/VII/1999
Komponen Perilaku Penghuni
7. Memakai barang Tindakan memakai barang Wawancara Kuesioner 1=Memenuhi Syarat jika tidak Ordinal
secara bersamaan secara bersamaan memakai barang secara bersamaan
2=Tidak Memenuhi Syarat jika
memakai barang secara bersamaan
8. Memakai alat Tindakan memakai alat makan Wawancara Kuesioner 1=Memenuhi Syarat: Jika tidak Ordinal
makan bersamaan bersamaaan memakai alat makan bersamaan
2=Tidak Memenuhi Syarat: Jika
memakai alat makan bersamaan
9. Kebiasaan Suatu tindakan membakar wawancara Kuisioner 1= Perokok ringan Ordinal
merokok rokok kemudian menghisap 2= Perokok berat
rokok dan menghembuskan
keluar sehingga dapat
menimbulkan asap
10. Etika batuk Suatu tindakan menutup hidung Wawancara Kuisioner 1=Memenuhi Syarat: Jika menutup Ordinal
dan mulut menggunakan hidung dan mulut
tisu/sapu tangan atau lengan 2=Tidak Memenuhi Syarat: Jika tidak
dalam baju, bukan dengan menutup hidung dan mulut
telapak tangan
11. Kebiasaan Tindakan responden (remaja) wawancara Kuisioner 1=Memenuhi Syarat: Jika membuang Ordinal
membuang dahak dalam membuang dahak di dahak di kamar mandi atau tempat
30
kamar mandi maupun di tempat khusus
khusus 2=Tidak Memenuhi Syarat: Jika tidak
membuang dahak di kamar mandi
atau tempat khusus
Komponen lingkungan rumah
12. Penyediaan air Sifat air tidak berwarna, tidak Pengamatan Checklist 1=Memenuhi Syarat: Jika tidak Ordinal
bersih berasa dan tidak berbau pada menyediakan air bersih
keadaan standar 2=Tidak Memenuhi Syarat: Jika
menyediakan air bersih
13. Sarana Mekanisme penyediaan tempat Pengamatan Checklist 1=Memenuhi Syarat: Jika tidak Ordinal
pembuangan sampah dan pembuangannya menyediakan sarana pembuangan
sampah sampah
2=Tidak Memenuhi Syarat: Jika
menyediakan sarana pembuangan
sampah
14. Saluran air limbah Menyalurkan limbah cair rumah wawancara Kuesioner 1=Memenuhi Syarat: Jika tidak Ordinal
tangga memerlukan sarana yaitu dan cheklist menyediakan saluran air limbah
sumur resapan dan saluran 2=Tidak Memenuhi Syarat: Jika
pembuangan air limbah rumah menyediakan saluran air limbah
tangga.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif, dalam hal ini peneliti hanya
Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Way Halim II Kota Bandar
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini semua populasi yaitu seluruh penderita yang
1. Lokasi Penelitian
32
2. Waktu Penelitian
D. Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuesioner dan cheklist.
Dalam penelitian ini data yang ingin dikumpulkan adalah penilaian Sanitasi
Halim II Kota Bandar Lampung. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari:
1. Jenis Data
a. Data Primer
Lampung.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah ada diperoleh dari instansi
33
kuesioner. Pengumpulan data dengan checklist dengan cara memberikan
No.829/MENKES/SK/VII/1999.
1. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah secara manual ataupun dengan bantuan
a. Editing
b. Coding
Pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul
c. Tabulating
2. Analisis Data
34
DAFTAR PUSTAKA
Purnama, Sang Gede. 2016. “Buku Ajar Penyakit Berbasis Lingkungan.” Ministry
of Health of the Republic of Indonesia, 164.
Santoso, Endratno Budi, and Ledy Vithalia Therik. 2016. “Faktor Penentu
Bertempat Tinggal Pada Kawasan Kumuh Di Kota Malang Berdasarkan
Teori Doxiadis.” Tataloka 18 (4): 261.
https://doi.org/10.14710/tataloka.18.4.261-273.
Saputri, Eka Tia. 2016. “Kajian Sanitasi Lingkungan Dan Riwayat Penyakit Pada
Permukiman Kumuh Di Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang.” Skripsi,
106. https://lib.unnes.ac.id/28151/1/6411412177.pdf.
35