Anda di halaman 1dari 11

RANCANGAN PROYEK INOVASI

EKONOMI LAYANAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


APLIKASI “GERMAS DEWA SEHATI” (GERAKAN MASYARAKAT
DEWASA HIDUP SEHAT DAN PRODUKTIF)

Oleh:
Caecilia Titin Retnani NPM 1906427824
Lukman Handoyo NPM 1906337993
T. Widya Naralia NPM 1906338232

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


PEMINATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2020
1. Masalah Kesehatan Agregat Dewasa – Usia Produktif
Usia Dewasa merupakan seseorang yang sedang dalam rentang usia 18 – 60
tahun. Usia dewasa dikategorikan menjadi 3 fase yaitu young adult, middle –age
adult, dan older adult (Kudzma, n.d.). Pada usia ini seseorang akan menjalani masa
paling produktif selama hidupnya, terutama pada rentang usia 18 – 45 tahun
(Kudzma, n.d.). Pada usia ini manusia memasuki tahap dimana kematangan secara
fisik dan biologis. Kematangan fisik dan biologis tersebut mendorong manusia
untuk menggapai karir dan berada pada puncak aktivitasnya. Aktifitas fisik,
rutinitas sehari-hari yang dilakukan cenderung lebih berat dari pada usia lainnya.
Fokus utama usia dewasa ialah menggapai karir, peningkatan status ekonomi,
membangun sebuah keluarga dan mempersiapkan masa tuanya. Kesibukan tersebut
justru sering mengabaikan tentang masalah kesehatan. Akibatnya masalah
kesehatan mengintai, seperti penyakit tidak menular, stress dan lain sebagainya.
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia
pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh
Penyakit Tidak Menular. PTM juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih
muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari
seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29%
disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju, menyebabkan 13%
kematian. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia kurang dari
70 tahun, penyakit cardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti
kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan
PTM yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4%
kematian disebabkan diabetes. Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian
akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di
seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan
miskin (Riskesdas, 2018).
Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat
penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes. Dalam
jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun
karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di
sisi lain, kematian akibat penyakit menular seperti malaria, TBC atau penyakit
infeksi lainnya akan menurun, dari 18 juta jiwa saat ini menjadi 16,5 juta jiwa pada
tahun 2030. Pada negara-negara menengah dan miskin PTM akan bertanggung
jawab terhadap tiga kali dari tahun hidup yang hilang dan disability dan hampir
lima kali dari kematian penyakit menular, maternal, perinatal dan masalah nutrisi.
Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi
dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular semakin jelas.
Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat penyakit tidak menular dan kecelakaan akan
meningkat dan penyakit menular akan menurun. PTM seperti kanker, jantung, DM
dan paru obstruktif kronik, serta penyakit kronik lainnya akan mengalami
peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Sementara itu penyakit menular
seperti TBC, HIV/AIDS, Malaria, Diare dan penyakit infeksi lainnya diprediksi
akan mengalami penurunan pada tahun 2030.
Peningkatan kejadian PTM berhubungan dengan peningkatan faktor risiko
akibat perubahan gaya hidup seiring dengan perkembangan dunia yang makin
modern, pertumbuhan populasi dan peningkatan usia harapan hidup.4 Situasi
Indonesia Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah triple
burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai
dengan masih sering terjadi KLB beberapa penyakit menular tertentu, munculnya
kembali beberapa penyakit menular lama (re-emerging diseases), serta munculnya
penyakit-penyakit menular baru (new-emerging diseases) seperti HIV/AIDS, Avian
Influenza, Flu Babi dan Penyakit Nipah. Di sisi lain, PTM menunjukkan adanya
kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) melihat data dari tahun ketahun bahwa telah terjadi
transisi epidemiologi dimana kematian karena penyakit tidak menular semakin
meningkat, sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun.
Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut.
Melihat potensi permasalahan penyakit tidak menular yang mengintai usia
produktif, maka penting bagi kita untuk membuat suatu inovasi sebagai sebuah
solusi dari masalah tersebut. Tingginya aktivitas pada usia produktif menjadikan
seseorang lupa untuk kontrol kesehatannya. Pada usia produktif ini menuntut
kecepatan dan ketepatan waktu dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari,
termasuk pula dalam masalah kesehatan. Dewasa yang aktif dan produktif dalam
beraktivitas sehari-hari tentu saja tidak ingin jatuh sakit hingga akan menurunkan
tingkat produktivitasnya.
Oleh karena itu, perlu sebuah inovasi yang dapat membantu usia
produktif dalam mengontrol kesehatannya tanpa harus memakan waktu yang
cukup lama. Misalnya, beberapa aplikasi yang mudah kita dapatkan saat ini ialah
e-consultation dimana siapa saja bisa dengan mudah berkonsultasi dengan tenaga
kesehatan melalui smartphone mereka. Antusias usia dewasa dalam mengontrol
kesehatan dengan menggunakan aplikasi lebih besar daripada harus datang daan
hadir di pelayanan kesehatan.
GERMAS DEWA SEHATI merupakan sebuah inovasi lanjutan dari
program GERMAS (gerakan masyarakat sehat) dari pemerintah. GERMAS DEWA
SEHATI (Gerakan Masyarakat Dewasa Hidup Sehat dan Produktif) ini merupakan
sebuah rancangan aplikasi edukasi dan pengingat yang bertujuan sebagai media
untuk mengontrol dan mencegah terjadinya suatu penyakit pada pengggunanya.
Aplikasi ini dilengkapi juga dengan ruang chatting untuk berkonsultasi langsung
dengan tenaga kesehatan yang ahli dibidangnya. Melalui aplikasi GERMAS
DEWA SEHATI ini di harapkan masyarakat usia dewasa dapat mencegah sejak
dini resiko penyakit PTM yang mungkin terjadi melalui edukasi dan ruang
konsultasi yang ada.
2. Rencana Proyek Inovasi
2.1. Analisis Masalah, Supply dan Demand

Masalah: Dampak:
Angka kejadian PTM 1. Pembiayaan Jaminan Bukti:
meningkat pada usia Kesehatan Nasional Hasil penelitian:
dewasa terbanyak pada PTM 1. Suryani et al. (2019)
(13.6 triliun rupiah) 2. Checkley et al. (2014)
hingga menyebabkan
beban negara serta
Bukti: defisit BPJS
Riset Kesehatan Dasar 2. Faktor risiko PTM DEMAND:
(2018) obesitas serta biaya 1. Negara butuh solusi untuk
perawatan DMT2 pada menurunkan kerugian
orang dewasa membuat akibat PTM
kerugian negara per 2. Di tengah kesibukannya,
tahun sekitar Rp 78 orang dewasa butuh
Milyar (Wulansari, pengingat untuk
Martianto & Baliwati, 2016) menjalani hidup sehat
yang sesuai

SUPPLY:
Belum ada program yang
Pelaksanaan program diharapkan mengakomodir kebutuhan ini.
mengatasi masalah dan dampak Maka kelompok, menawarkan
masalah kerugian negara program GERMAS DEWA
SEHATI

Dasar gagasan:
1. Wang et al. (2016)
2. Dallinga et al. (2015)
Kedua penelitian ini menyatakan
bahwa di era modern, penggunaan
aplikasi mobile phone dapat
bermanfaat untuk meningkatkan
perilaku hidup sehat orang dewasa
guna mencegah PTM

Gambar 1. Analisis masalah, dampak masalah, supply, dan demand


2.2. Konsep Dasar Inovasi Aplikasi GERMAS DEWA SEHATI
Aplikasi GERMAS DEWA SEHATI merupakan suatu inovasi terobosan
yang kelompok cetuskan guna mencegah terjadinya PTM pada agregat dewasa
sehingga mereka bisa tetap hidup produktif. Aplikasi GERMAS DEWA SEHATI
melibatkan 3 unsur dasar fondasi pembangunnya yaitu teknologi, keperawatan, dan
kolaborasi. Unsur teknologi berarti aplikasi ini pada penerapannya berbasis digital
use yang tersedia dan dapat dipakai di smartphone masing-masing pengguna. Unsur
keperawatan berarti aplikasi dipegang kendali, dikontrol, dan diterapkan dengan
pendekatan ilmu keperawatan, khususnya keperawatan komunitas. Terakhir, unsur
kolaborasi yang bermakna aplikasi GERMAS DEWA SEHATI melibatkan
berbagai pihak pemerintahan dan swasta yang akan mendukung dan membantu
jalannya program. Salah satunya adalah Aplikasi Go-Jek. Banyak orang dewasa
yang tentu sudah memiliki aplikasi Go-Jek di dalam smartphone-nya. Memasukkan
aplikasi ini sebagai sub aplikasi di dalam Go-Jek akan membantu identifikasi
sasaran dan promosi program lebih terarah.
Aplikasi GERMAS DEWA SEHATI mempunyai 2 (dua) fitur utama yang
secara konsep sebetulnya sederhana tapi sangat berarti. Fitur pertama adalah
Reminder dan fitur kedua adalah Consultation Room. Fitur reminder
memungkinkan semua orang dewasa pengguna aplikasi akan selalu diingatkan
setiap hari dan setiap waktu-waktu tertentu untuk menjalankan pola hidup sehat.
Misalnya, setiap hari pada pukul 06.00 pagi, fitur reminder akan mengirimkan
kalimat menarik berupa pengingat agar orang dewasa berolahraga ringan sebelum
berangkat kerja serta sarapan dengan menu yang direkomendasikan. Kemudian,
pada jam 12.30 siang, fitur reminder akan mengingatkan guna melakukan
stretching atau peregangan paska kerja dan makan siang dengan menu tinggi serat.
Pengingat-pengingat ini akan masuk setiap hari guna mengontrol,
mengingatkan, dan memonitoring pola hidup yang dijalani agregat dewasa. Apabila
mereka merasa ada kesulitan melakukan pola hidup sehat yang disarankan, sedang
dalam kondisi sakit, atau stres, maka orang dewasa tersebut dapat memanfaatkan
fitur consultation room yang akan dipandu dan dilayani oleh perawat komunitas.
Perawat komunitas harus memberikan pelayanan yang terbaik, menjadi pendengar
yang ulung, dan memberikan solusi-solusi aplikatif. Fitur consultation room tidak
hanya dipegang kendali oleh perawat komunitas yang berbasis di Puskesmas saja,
namun juga berkolaborasi dengan perawat homecare yang jika dibutuhkan
bantuannya dapat mengunjungi ke rumah klien. Kerjasama ini dilakukan, karena
faktanya perawat komunitas yang berada di puskesmas tidak memiliki jumlah
sumber daya yang mumpuni. Maka, bantuan dari perawat homecare dapat menjadi
jalan. Tentunya sebelum dipilih, perawat tersebut harus menjalani training agar
sesuai standar.
Selain kolaborasi dengan homecare swasta, kerjasama dengan sport center
juga diperlukan. Hal tersebut dilakukan untuk merekomendasikan orang dewasa
yang sibuk dan tidak sempat beraktifitas fisik setiap hari agar dapat berolahraga di
sport center (tempat gym/fitness) yang dekat dengan kantor atau rumahnya. Skema
diskon bagi yang datang ke sport center atas rekomendasi program aplikasi
GERMAS DEWA SEHATI dapat diterapkan dalam bentuk kerjasama ini. Tentu
akan menguntungkan bagi pemilik sport center karena banyak kedatangan
pelanggan baru.
Konten poster dan narasi interaktif untuk
Fitur 1:
melakukan pola hidup sehat setiap hari.
Reminder
Aplikasi GERMAS Dibuat oleh perawat komunitas. Konten
DEWA SEHATI di dikirimkan setiap hari dengan variasi yang
dalam smartphone berbeda.
(Sub aplikasi Go-Jek)
Fitur 2: Dilayani dalam bentuk chat
Consultation interaktif oleh perawat komunitas
Room yang berada di Puskesmas serta
perawat homecare terlatih

1. Pelayanan konseling kesehatan


2. Pemberian edukasi kesehatan
3. Rekomendasi untuk beraktifitas
fisik ke sport center
4. Kunjungan ke rumah (homecare)
jika diperlukan

Gambar 2. Gambaran ringkas inovasi program


2.3. Stakeholder atau Instansi yang Terlibat
a) Kementerian/Dinas Kesehatan/Puskesmas
Kementerian Kesehatan sebagai pelopor aplikasi GERMAS DEWA
SEHATI berperan penting dalam proses penerapannya. Peran yang
dilakukan adalah peran pendukung dana serta pelaksana program.
Penganggaran bersumber dari program promotif dan preventif yang di era
Joko Widodo sekarang sangat ditekankan dapat dialokasikan.
Pendayagunaan perawat Puskesmas tak dapat lepas pula dari penerapan
program ini sebagai penggagas konten reminder dan admin consultation
room.
b) Kementerian/Dinas Tenaga Kerja
Kementerian Tenaga Kerja berperan penting dalam mensosialisasikan dan
mewajibkan seluruh perusahaan agar para pekerjanya wajib memerhatikan
reminder yang dikirim dari aplikasi ini. Bentuk reward bagi pekerja yang
patuh terhadap pola hidup sehat yang direkomendasikan aplikasi GERMAS
DEWA SEHATI dapat dicanangkan agar menarik motivasi pekerja. Potensi
pendanaan bersumber dari program kesehatan kerja dapat dimanfaatkan
untuk mendukung program ini.
c) Perusahaan Aplikasi Ojek Online (Go-Jek)
Kelompok menganalisis, bahwa banyak orang dewasa saat ini telah
mempunyai aplikasi Go-Jek didalam smartphone-nya. Daripada membuat
aplikasi baru yang mengharuskan pengunduhan di playstore, maka
kerjasama dengan Go-Jek untuk menambahkan fitur aplikasi GERMAS
DEWA SEHATI dapat menjadi solusi yang cukup cerdas. Proses sosialisasi
menjadi lebih ringkas dan penjangkauan ke sasaran agregat dewasa lebih
mudah (karena Go-Jek sudah mempunyai data usia user-nya). Selain itu,
titik GPS rumah, tempat kerja, dan lingkungan sumber daya lain (seperti
layanan homecare dan sport center yang ada di sekitar klien) juga dapat
teridentifikasi, sehingga pemberian rekomendasi dapat efektif dilakukan.
d) IT (Information Technology) Support
Jasa ahli program komputer atau IT dibutuhkan untuk mengembangkan dan
mengatasi permasalahan program yang mungkin muncul selama proses
pemakaian aplikasi oleh agregat dewasa.
e) Homecare Swasta
Homecare swasta yang banyak memiliki perawat penting untuk dilibatkan.
Di era disrupsi seperti ini, kerjasama antara pihak swasta dengan pemerintah
bukan hal yang harus dihindari lagi demi kemajuan negeri. Terbatasnya
sumber daya perawat yang ada di Puskesmas, tentu akan membuat beban.
Tetapi, dengan melibatkan banyak perawat (yang tentu melewati tahap
training) akan membantu meringankan pekerjaan, apalagi jika banyak
agregat dewasa yang memanfaatkan Consultation Room.
f) Sport Center
Kerjasama dengan sport center yang berada di kota dimana klien tinggal
menjadi penting. Salah satu penyebab PTM meningkat adalah karena
obesitas dan pola aktifitas fisik orang dewasa yang buruk. Program
GERMAS DEWA SEHATI akan menjalin kerjasama dengan tempat
gym/fitness atau sport center sejenis agar orang dewasa setiap minggunya
rutin berolahraga di tempat tersebut. Pemberian diskon bagi mereka yang
berkunjung atas dasar rekomendasi GERMAS DEWA SEHATI akan
diterapkan.
3. Skema Anggaran

4.
Proses Biaya dukungan Anggaran biaya Penerapan Biaya
Biaya perencanaan,
pengembangan awal & biaya layanan dan
dokumentasi, desain operasional tambahan
aplikasi bulanan aplikasi

a. Tahap a. Penambahan fitur


Aplikasi dengan Biaya aplikasi
pengumpulan b. update system
konten tedapat android dan web
konten c. biaya server
b. Tahap desain fitur chatting d. biaya domain lain sekitar 3 juta
c. Integrasi sekitar 30-250 juta e. biaya SSL dan perbulan 0,5
d. Uji coba f. biaya dukungan juta
e. Perilisan aplikasi operasi back end
Biaya
SDM yang terkait : narasumber
system engineer (perawat sbg
dan programmer konselor)

Biaya
akomodasi dan
transportasi
Referensi
Checkley, W., Ghannem, H., Irazola, V., Kimaiyo, S., Levitt, N.S., Miranda, J.J.
(2014). Management of Noncommunicable Disease in Low-and Middle
Income Countries. Glob Heart. Vol 9(4), pp. 431-443
Dalingga, J.M., Mennes, M., Alpay, L. Bijwaard, H., Deutekom, M.B. (2015). App
use, physical activity and healthy lifestyle: a cross sectional study. BMC Public
Health. Vol 15.
Kudzma, E. C. (n.d.). Health Promotion Throughout the Life Span Carol Lynn
Mandle , PhD , CNS , FNP.
Riskesdas (2018). Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan RI 28. (September).
Suryani, D., Rizal, A., Eliana, Darwis, Pratiwi, B.A., Angraini, W., Yandrizal.
(2019). The Effect of Counceling in Efforts to Prevent and Control Non-
Communicable Diseases. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 14(3).
Wang, Q., Egelandsdal, B., Amdam, G.V., Almli, V.L., Oostindjer, M. (2016). Diet
and Physical Activity Apps: Perceived Effectiveness by App Users. JMIR
mHealth and uHealth. Vol 4(2).
Wulansari, A., Martianto, D., Baliwati, Y.F. (2016). Kerugian Ekonomi Akibat
Biaya Perawatan Kesehatan Langsung pada Orang Dewasa Obesitas di
Indonesia. Jurnal MKMI. Vol 12(4).

Anda mungkin juga menyukai