Transisi kesehatan
Di Indonesia, dalam kurun waktu 15 tahun pada (1985-2000) angka kematian akibat
penyakit infeksi seperti diare, difteri, pertusis, campak, tetanus dan malaria menunjukkan
penurunan yang cukup berarti. Sebaliknya, angka kematian akibat penyakit degeneratif
seperti penyakit jantung-pembuluh darah dan neoplasma meningkat hampir 3×.
Sumber:
Pradono, J. et al. (2005) ‘Transisi Kesehatan di Indonesia (Kajian Data Surkesnas)’, Jurnal
Ekologi Kesehatan, pp. 336–350. Available at:
https://media.neliti.com/media/publications/78228-ID-transisi-kesehatan-di-
indonesia-kajian-d.pdf.
STEP 4 NOMOR 2
Di Negara WHO SEARO (South East Asia Regional Office) termasuk Indonesia pada tahun
2000 dilaporkan 52% penyebab kematian adalah akibat penyakit tidak menular, 9% akibat
kecelakaan, dan 39% akibat penyakit menular dan penyakit lainnya. Ini berarti di negara
berkembang telah terjadi pergeseran penyakit penyebab kematian utama, dari penyakit
menular ke penyakit tidak menular.
Adanya perubahan gaya hidup akibat pada era globalisasi yang juga dibarengi dengan
ketidaktahuan akan faktor risiko penyebab yang seharusnya dapat dicegah, mengakibatkan
penyakit tidak menular yang berhubungan dengan gaya hidup dan disabilitas akibat penyakit
kronis akan mengalami peningkatan dengan meningkatnya umur harapan hidup.
Sumber:
Pradono, J. et al. (2005) ‘Transisi Kesehatan di Indonesia (Kajian Data Surkesnas)’, Jurnal
Ekologi Kesehatan, pp. 336–350. Available at:
https://media.neliti.com/media/publications/78228-ID-transisi-kesehatan-di-
indonesia-kajian-d.pdf.
STEP 4 NOMOR 9
- Meningkatkan advokasi kebijakan yang berpihak terhadap program kesehatan dan
sosialisasi P2PTM.
Mendorong penguatan komitmen dari pengambil kebijakan untuk mendukung
program P2PTM terutama dalam alokasi sumber daya daerah.
Menumbuhkan kesadaran bahwa masalah kesehatan adalah tanggung jawab bersama.
Mendorong advokasi lintas sektor untuk mewujdukan pembangunan berwawasan
kesehatan (Health in All Policy = HiAP).
Sumber :