Anda di halaman 1dari 5

Nama Mahasiswa : MUH HAIDIR ARMANSYAH

NIM Mahasiswa : 2020 1020 1000 62

1. DEFINISI & FAKTOR PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyebab kematian terbanyak di dunia termasuk
Indonesia. Penyakit Tidak Menular (PTM) ialah penyakit yang tidak ditularkan dan tidak ditransmisikan
kepada orang lain dengan bentuk kontak apapun, namun menyebabkan kematian dan membunuh sekitar
35 juta manusia setiap tahunnya, atau 60% dari seluruh kematian secara global, dengan 80% pervalensi
pada negara berkembang.
Penyakit tidak menular sendiri terjadi karena berbagai faktor, seperti kebiasaan merokok, diet
atau pola makan yang tidak sehat, minim aktivitas fisik, dan konsumsi minuman beralkohol. Selain itu,
riwayat kesehatan keluarga juga dapat menjadi pemicu penyakit tidak menular. Pada perjalanan awal,
PTM sering tidak bergejala, banyak yang tidak mengetahui dan menyadari jika mengidap PTM. Hal
tersebut membuat kesadaran untuk memeriksakan diri / deteksi dini kurang. Sehingga banyak yang
periksa ketika terjadi komplikasi dari PTM, bahkan berakibat kematian lebih dini.

2. DATA TERKAIT PENYAKIT TIDAK MENULAR

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, diperkirakan
sedikitnya ada 1,4 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit tidak menular. Kebanyakan
penyakit tidak menular bersifat menahun (penyakit kronis).

Data Riskesdas tahun 2013 dan Riskesdas tahun 2018 kejadian Diabetes Mellitus (DM) 6,9% ,
Hipertensi (HT) 25,8% dan perokok adalah 7,2%. Namun pada Riskesdas tahun 2018 telah terjadi
peningkatan yaitu kejadian DM 8,5% ,HT 34,1% dan perokok adalah 9,1%. Sebagian orang menderita
penyakit tidak menular karena faktor keturunan. Oleh sebab itu, jika memiliki keluarga yang memiliki
penyakit tertentu, misalnya penyakit jantung, diabetes, atau kanker, maka dokter akan menyarankan untuk
berkonsultasi dan melakukan pengobatan dini untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

3. KEBIJAKAN GLOBAL & NASIONAL TERHADAP PENYAKIT TIDAK MENULAR

No Kebijakan Judul Tujuan & Isi Tahun


Kebijakan Global
1 (i) Pencegahan primer (primary World Health 1. Menciptakan 2000
prevention); (ii) Penguatan Assembly (WHO) suasana
pelayanan kondusif dalam
kesehatan, dan; (iii) Surveilans. penanganan
penyakit
2. Timbulnya
kesadaran dan
berkurangnya
Nama Mahasiswa : MUH HAIDIR ARMANSYAH

NIM Mahasiswa : 2020 1020 1000 62

stigma
masyarakat
3.Mendorong
individu untuk
melakukan
pencegahan
penyakit tidak
menular secara
mandiri
Kebijakan Nasional
2 1.Meningkatkan advokasi Manajemen 1. Tersedianya 2019
keijakan yang berpihak terhadap Penyakit Tidak acuan secara
program Menular. P2PTM berjenjang bagi
kesehatan dan sosialisasi P2PTM. Kemenkes pengelola
program untuk
2. Melaksanakan upaya promotif,
dapat
preventif, kuratif, rehabilitatif dan menyelenggaraka
paliatif n program
secara komprehensif. P2PTM secara
3. Meningkatkan kapasitas sumber optimal.
daya manusia. 2. Tercapainya
4. Mengembangkan dan kesinambungan
memperkuat sistem surveilans. penyelenggaraan
5. Penguatan jejaring dan program.
kemitraan melalui pemberdayaan
masyarakat.

4. STRATEGI GLOBAL & NASIONAL DALAM PENANGANAN PTM

A. STRATEGI GLOBAL

Timbulnya faktor risiko penyakit tidak menular Sebagian besar bisa dicegah. Pencegahan
meliputi intervensi yang diarahkan pada seluruh penduduk untuk menghindari timbulnya faktor risiko
penyakit dan melakukan deteksi dan diagnosa diniserta melalui tata-laksana kasus di fasilitas kesehatan
yang cost effective dan komprehensif.
Penanggulangan penyakit tidak menular yang efektif membutuhkan suatu sistem pelayanan
kesehatan yang kuat yang menjamin terjadinya hubungan intensif antar jejaring pelayanan kesehatan di
semua tingkatan dari tingkat primer, sekunder dan tersier, termasuk pelayanan-pelayanan
promotifpreventif dan pengobatan serta pelayanan paliatif dan rehabilitasi.
Surveilans penyakit adalah dimana melakukan pengamatan terhadap kecenderungan suatu
penyakit untuk: a mengindentifikasi dan meminimalkan akibat atau dampak negatif suatu kejadian luar
biasa (KLB) atau epidemik; dan b) menilai tingkat efektifitas dari suatu program atau pelayanan
Kesehatan.
Nama Mahasiswa : MUH HAIDIR ARMANSYAH

NIM Mahasiswa : 2020 1020 1000 62

B. STRATEGI NASIONAL
a. Mendorong penguatan komitmen dari pengambil kebijakan untuk mendukung program P2PTM
terutama dalam alokasi sumber daya daerah.
b. Memberikan informasi dan pemahaman potensial produkti tas serta potensial ekonomi yang hilang
akibat P2PTM kepada para pengambil kebijakan lintas sektor.
c. Menumbuhkan kesadaran bahwa masalah kesehatan adalah tanggung jawab bersama.
d. Mendorong advokasi lintas sektor untuk mewujdukan pembangunan berwawasan kesehatan (Health in
All Policy = HiAP).

a. Menyebarluaskan secara masif sosialisasi pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM kepada
seluruh masyarakat.
b. Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui penerapan budaya perilaku CERDIK.
c. Melakukan deteksi dini dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM baik di Posbindu maupun di fasilitas
pelayanan kesehatan.
d. Melakukan penguatan tata laksana kasus sesuai standar.
e. Meningkatkan program peningkatan kualitas hidup (perawatan paliatif) sesuai ketentuan

a. Meningkatkan kapasitas SDM sesuai jenjang fasilitas pelayanan kesehatan dan kompetensi didukung
dengan penganggaran pusat maupun secara mandiri oleh daerah.
b. Mendorong ketersediaan SDM secara kualitas maupun kuantitas.
c. Mendorong pemanfaatan SDM yang ada di masyarakat baik dilingkup awam, akademisi, pegawai
pemerintah dan swasta maupun organisasi profesi.

a. Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai ketentuan.


b. Mengoptimalkan dan mengintegrasikan sistem informasi yang dibangun oleh pusat maupun yang
diupayakan oleh daerah.
c. Melakukan evaluasi dan menindaklanjuti hasil pendataan secara berkala dan dijadikan bahan
pengambilan keputusan secara berjenjang untuk perbaikan program.
d. Mendorong dilakukannya penelitian PTM yang diperlukan.

a. Melibatkan peran serta tokoh masyarakat dan kelompok potensial lainnya.


b. Mengintegrasikan kegiatan program dalam pelaksanaan hari-hari besar yang diwilayah masing-masing
untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap P2PTM terutama pencegahan terhadap faktor resiko
(mis. melakukan deteksi dini faktor resiko massal pada hari-hari besar).
Nama Mahasiswa : MUH HAIDIR ARMANSYAH

NIM Mahasiswa : 2020 1020 1000 62

c. Berkoordinasi dengan lintas program terkait untuk memastikan ketersediaan sarana prasarana, obat dan
SDM, penerapan mutu pelayanan meliputi akreditasi dan tatalaksan kasus sesuai standar.
d. Berkoordinasi dan menguatkan kemitraan dengan pihak swasta lainnya.

5. KEBERHASILAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Dalam Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
Pembukaan layanan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) yang
digelar Dinas Kesehatan Jateng. Layanan yang diberikan oleh Dinkes Jateng ini antara lain seperti
mengukur Indeks Massa Tubuh, melalui tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut. Adapula cek
tekanan darah serta mengukur kadar gula darah. Rangkaian tes itu dilakukan untuk mengetahui kebugaran
dan potensi penyakit yang mungkin timbul.
Hasil evaluasi sementara dari pemeriksaan kesehatan pegawai di 15 dinas, pegawai yang
mengalami hipertensi sebanyak 30-40 persen. Pegawai yang mengalami obesitas 60 persen dan mereka
yang mengalami Diabetes Melitus 5-10 persen. Adapun tujuan pemeriksaan kesehatan itu, untuk
mengantisipasi adanya PTM yang menyebabkan penyakit fatal, khususnya, pada pegawai Pemprov Jateng.
Supaya, tidak berpengaruh pada kinerja pemerintah dan pelayanan masyarakat.

Penyakit tidak menular jika tidak dideteksi bisa menyebabkan kefatalan. Seperti stroke dan
sebagainya. Karena penyakit ini kita tidak bisa merasakannya, tapi jika tidak diperiksakan bisa terjadi
serangan mendadak. (Press Release Pemprov Jawa Tengah, 8 Desember 2021).
Nama Mahasiswa : MUH HAIDIR ARMANSYAH

NIM Mahasiswa : 2020 1020 1000 62

DAFTAR PUSTAKA
Arismawat.”Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Pada Masyarakat Desa Andepali
Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe”. Jurnal of Community Engagement in Health. 2020

Kalsum, Ummi. “Pola Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risikonya pada Suku Anak Dalam di Desa
Nyogan Provinsi Jambi”. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jambi. 2019

Siswanto, Yuliaji “Pengetahuan Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko Perilaku pada Remaja”. Pro
Health Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2020

Warganegara, Efrida. “Faktor Resiko Perilaku Penyakit Tidak Menular”. Jurnal Kesehatan Universitas
Lampung. 2016

Utama, Feranita. “Gambaran Penyakit Tidak Menular di Universitas Sriwijaya” Jurnal Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. 2018

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 5 Tahun 2017. Rencana Aksi Nasional
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. Nila Farid Moeloek.

Kementrian Kesehatan Indonesia. “Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular” P2PTM
Kemkes. 2019

Dinkes Kab. Solok. “Laporan Kinerja Instansi Pemeritah (LKjlP) Dinas Kesehatan Kabupaten Solok”
Pemkab Solok. 2019

“Penyakit Tidak Menular PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman”
rsmoewardi.com diakses pada tanggal 8 Desember 2021 pukul 14.00 WITA.

“6 Jenis Penyakit Tidak Menular yang Paling Banyak Menyebabkan Kematian” alodokter.com diakses
pada tanggal 8 Desember 2021 pukul 18.30 WITA.

Anda mungkin juga menyukai