Anda di halaman 1dari 8

APTODATE (Application To Depression Detection) : Inovasi Aplikasi

Deteksi Dini Tingkat Depresi dan POS (Penanggung Jawab Operasional


APTODATE)

Pada bulan Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah


mengumumkan bahwa perkembangan Covid-19 sudah menjadi emergency
kesehatan masyarakat di seluruh dunia dan membutuhkan kepedulian
Internasioal1. Pernyataan WHO mengenai status kedaruratan global Covid 19
menjadi pandemic Covid 19 Pada bulan Maret 20201.

Siklus penyebaran Covid-19, dimulai dari Wuhan China kemudian menyebar ke


seluruh dunia, termasuk juga ke Indonesia2. Perkembangan Covid-19 di
Indonesia, berdasarkan paparan data gugus tugas Covid 19, hingga kemarin
tanggal 28 Mei 2020 terdapat penambahan 687 kasus baru Covid-19, total kasus
Covid 19 di Inonesia menjadi 24.538 dengan angka kematian per 1 jita penduduk
yaitu 63.

Hasil penelitian mengenai prinsip penularan virus COVID 19 yaitu mudah


menyebar melalui percikan pernafasan atau tetesan kecil dari hidung dan mulut
yang dihasilkan pada saat batuk atau bersin4. Selain itu penyebaran terjadi melalui
permukaan benda yang telah terkontaminasi serta sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan di Cina beberapa orang yang terinfeksi memiliki riwayat yang
sama yaitu mengunjungi pasar basah makanan laut dan hewan lokal di Wuhan 5.
Berdasar pada pola penyebaran virus COVID 19 maka strategi pemerintah untuk
menekan laju penularan COVID-19 yaitu dengan mengimbau masyarakat agar
menjaga jarak fisik (physical distancing), kerja dari rumah, belajar di rumah,
hingga beribadah di rumah. Perkumpulan masa dalam satu tempat dan satu
ruangan yang sama tidak diperbolehkan, Pengeluaran kabijakan menganai
penutupan toko – toko, mal, hingga rumah produksi yang akan memancing
timbulnya kerumaunan.

Dengan adanya kebijakan pembatasan jarak serta penutupan tempat industri tentu
perusahaan akan mengalami kerugian, dampak dari kerugian tersebut proses
produksi di perusahaan tersebut akan terhambat untuk menekan kerugian di
perusahaan maka di keluarkan kebijakan penghematan (austerity)6. Kebijakan
penghematan tersebut menggunakan prinsip permanent output loss, kebijakan
pengurangan sektor pembiayaan-pembiayaan terhadap ekonomi produktif maupun
jaminan sosial lainnya, sehingga pemecatan atau PHK tidak bisa dihindari 6.
Belum lama ini terjadi PHK pelayanan toko Ramayana. Sejalan dengan semakin
banyaknya pekerja yang terkenan PHK akibat pandemic Covid maka kurva
kemiskinan di Indonesia akan semakin meningkat. Sri mulyani serta CORE
sebuah lembaga ekomon Indonesia memperkirakan kenaikan kemiskinan 5,1
sampai 12,3 juta orang dalam 3 bulan kedepan yaitu dimulai pada bulan Maret7.

Kehilangan suatu pekerjaan atau mata pencaharian utama menjadikan beban


psikis pada diri seseorang. Seseorang harus kehilangan pekerjaan yang menjadi
sumber penghidupannya selama ini, tentu hal tersebut akan berpengaruh pada
psikis, perubahan yang dapat dilihat langsung karena beban pikiran yang banyak
yaitu ketidakstabilan emosional8. Tanpa adanya koping yang sesuai akan
mengakibatkan depresi. Faktor lain yang menjadi pencetus permasalahan
kesehatan jiwa (Depresi) yaitu kesimpangsiuran informasi yang diterima oleh
masyarakat mengenai covid 19 yang cenderung membuat rasa cemas di
masyarakat9. Wartawan surat kabar online Yahya (2020) menuliskan Hasil survei
Radio Republik Indonesia (RRI) bersama lembaga survei Indo Barometer
menunjukkan tingginya tingkat kekhawatiran masyarakat terhadap COVID-19
yakni mencapai 68%10.Sehingga berdasar pemaparan diatas wabah ini juga
memberikan dampak psikis bagi masyarakat Indonesia. Diperlukan penanganan
yang sesuai agar hal tersebut tidak menjadi suatu permasalahn yang berlarut-
larut.

Tahun 2020-2030 Indonesia akan mengalami Bonus Demografi penduduk usia


produktif (15-64 tahun) lebih besar dari usia nonproduktif 11. Bonus demografi
menjadi amunisi yang sangat bagus untuk mencapai tujuan di SDG 2030 yang
telah dicanangkan, telah direncanakan langkah – langkah procedural untuk
mencapai tujuan SGD 2030 dengan meningkatkan kemampuan pendudukan usia
produktif melalui balai pelatian, pemberian insentif agar memotivasi untuk
berjuang meningkatkan kemampuannya melalaui pelatihan, pemberian kebijakan
permudahan peminjaman modal dll11. Rancangan tersebut seakan telah berubah
seketika, para penduduk usia produktif pada awal tahun 2020 telah dihadapkan
pada permasalahan ekonomi dan sisoal berupa pemutusan hubungan kerja,
peningkatan angka kemiskinan, aturan untuk tidak beraktivitas keluar rumah, serta
kecemasan akan kondisi wabah yang sedang melanda. Permasalahan tersebut akan
berdampak pada psikologis pemuda yang memiliki jiwa bebas serta produktif,
usia produktif saat ini dihadapkan pada kondisi kebimbangan akan masa depan.
Ketua Prodi Fakultas kedokteran Unpad Dr. Deni K Sanjaya sesuai dengan hasil
penelitiannya mengemukakan terdapat 47% mahasiswa yang mengalami depresi
akibat pandemic ini12. Sesuai penuturan dr.Soeklola spesialis kesehatan jiwa , usia
produktif yaitu 15 -64 tahun lebih rentang terkena depresi karena lebih mudah
mengakses informasi melalui media social13. Indonesia akan dihadapkan pada
permasalahan kesehatan mental yang kan menyerang usia produktif, tentu hal
tersebut akan mengganggu keberjalanan pencapaian tujuan SGD 2030 dengan
pemanfaatan usia produktif dalam masa bonus demografi14.

Dunia dihadapkan pada suatu kondisi pandemic yang berulang, seorang peneliti
El Zowalaty & Jarhult (2020) menyatakan selama beberapa dekade terakhir telah
terjadi beberapa kasus antara lain Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus (SARS-CoV) tahun 2002, virus babi (H1N1) muncul di Meksiko
pada tahun 2009, Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV)
di Arab Saudi 201415. Dapat kita ambil pelajaran bahwa pandemi ini sebenarnya
bukan hal baru bagi masyarakat dunia. Publik seharusnya belum lupa wabah
sejenis yang disebabkan oleh virus serupa pula. Namun kenyataannya masyarakat
mengalami kondisi terlambat penanganan serta kerancuan dalam penerimaan
informasi yang memberikan dampak kepanikan. Berkaca dari pemaparan diatas
maka diperlukan bentuk inovasi dalam pemberian intervensi/penanganan
berkaitan dengan tindakan pencegahan yaitu deteksi dini masalah psikologis
(depresi) dan pemberian informasi mengenai covid 19 dengan sasaran utama yaitu
penduduk usia produktif sebagai penyongsong bonus demografi dalam pencapaian
tujuan SDG 2030. Schweisfurth & Raasch (2018) mengatakan, inovasi dapat
terjadi ketika kita menyadari bahwa kebutuhan pelanggan tidak terpenuhi terlebih
di era teknologi seperti saat ini16. Setiap individu dalam organisasi perlu
meningkatkan pengetahuan agar dapat memanfaatkan teknologi guna
menciptakan inovasi sehingga mampu memberikan segala yang dibutuhkan
pengguna atau klien.

Inovasi sebagai tindakan pencegahan dari bahaya dampak psikologis aau


kesehatan jiwa pada masa pandemic yaitu pembuatan aplikasi pendeteksi tingkat
depresi serta terdapat fitur intervensi atau penanganan untuk mengatasi rasa
depresinya. Konsep pembuatan aplikasi ini didasarkan pada subyek utama yaitu
penduduk usia produktif dimana sudah tidak asing lagi dengan smarthphone, serta
karakteristik penduduk usia produktif dimana rata – rata mereka menghabiskan
waktu luang dengan bermain game melalui gawai atau sekedar melepas penat 17.
Konsep itu sesuai dengan prinsip pembuatan inovasi yaitu pengetahuan tentang
kebutuhan klien (need knowledge) dan pengetahuan yang bisa memberikan solusi
(solution knowledge) 16.

Sasaran dari pembuatan aplikasi ini yaitu penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Rancangan konsep aplikasi “APTODATE” sesuai dengan paparan gambar berikut

1 2 3 4

:
5 6
7 8

Telah dipaparkan mengenai gambaran aplikasi “APTODATE” (Application To


Depression Detection) yang berguna untuk mendeteksti tingkat depresi
seseorang. Penelitian terkait pembuatan aplikasi diagnosis depresi berjudul
“Pengembangan Aplikasi Diagnosis Gejala Depresi pada Mahasiswa Fakultas
Ilmu Komputer” lebih mendasarkan pada media yang mempermudah untuk
membantu proses konseling pada mahasiswa yang melakukan konsultasi, sebelum
pelaksanaan konseling harus didiagnosa jenis depresi yang tepat dengan
pengambilan data mahasiswa (Auliasin,dkk,2019)18. Perbedaan aplikasi
“APTODATE” dengan penelitian tersebut yaitu dalam aplikasi “APTODATE”
selain fitur deteksi tingkat depresi serta intervensi yang bisa dipilih oleh pengguna
aplikasi “APTODATE” dilengkapi dengan fitur Kepo berisi panduan untuk
mengakses informasi mengenai COVID 19, tindakan yang harus dilakukan serta
informasi akurat mengenai COVID 19. Selain itu dilengkapi oleh fitur Know Me
dan Game, dari fitur Know Me pengguna dapat menganalisis kekuatan yang ada
pada dirinya dengan mengisi jendela johari yang telah di desain dalam Aplikasi
“APTODATE”. Untuk mengurangi kejenuhan atau kebosanan terdapat fitur game
yang mendidik karena game yang di desain bisa mengasah pikiran pengguna yaitu
melalui game Puzzel Nada serta melatih interaksi berbicara yang baik dengan
orang lain melalui game Jawab Aku.

Terdapat 3 fitur intervensi yang ditawarkan dalm aplikasi “APTODATE”, salah


satunya yaitu intervensi SEFT. SEFT merupakan kepanjangan dari Spiritual
Emotional Freedom Technic meruapakan salah satu bentuk terapi yang
mengkombinasikan teknik acupressure dan emosi spiritualitas meliputi doa,
keikhlasan dan kepasrahan dengan energi psikologi dari dalam tubuh
(Istiqomah,Rahmawati,Suryandari, 2018)19. Pelaksanaan terapi ini dengan
memiliki prinsip yang sama dengan ekupressure yaitu dengan mengetuk – ngetuk
pada titik tubuh tertentu , titik – titik tubuh yang diketuk dipercaya memiliki
energi yang lebih tinggi dari titik – titik tubuh lainnya yang dihubungkan dengan
garis yang disebut garis meridian tubuh (Kemenkes,2015)20. Teknik pelaksanaan
terapi SEFT telah terdapat di dalam aplikasi di desain agar mempermudah
pengguna untuk mengakses terapi dengan cepat, karena menggunakan sistem
game maka setiap selesai pelaksanaan terapi pengguna akan mendapatkan poin
dimana poin yang terkumpul bisa di tukar untuk memperbarui aplikasi.

Berikut tampilan prosdur terapi SEFT di apalikasi “APTODATE” :


Fitur intervensi lain yang terdapat didalam aplikasi “APTODATE” adalah
koseling online dan nafas dalam. Untuk pelaksanaan nafas dalam dapat
dikombinasikan dengan terapi SEFT sedang untuk pelaksanaan konseling online
pengguna dapat memilih konselor yang akan digunakan untuk melakukan
konseling. Konselor ini akan terhubunng kepada psikolog, perawat atau tenaga
kesehatan yang bekerjasama dalam pengimplementasian program aplikasi
“APTODATE”. Fitur intervensi juga terdapat opsi Cari, dimana melalui opsi
tersebut pengguna dapat mencari metode terapi lainnya di Internet sehingga
smarthphone harus terhubung ke internet.

Pengimplementasian apalikasi “APTODATE” tidak akan berjalan dengan baik


tanpa kerja sama tenaga kesehatan atau psikolog dengan komponen internal yang
berada dilingkungan kantor ataupun tempat industri. Oleh karena itu perlu adanya
POS yaitu Penanggungjawab Operasional apalikasi “APTODATE, anggota POS
terdiri dari tenaga kesehatan yang berada di unit kegiatan dilingkungan
perkantoran dan area industry serta kader pemuda di desa atau komplek
perumahan yang bisa mengkampanyekan pengguanaan apalikasi “APTODATE”
melalui media social hal itu dilakukan karena terdapat aturan social distancing.
Jika tidak terdapat anggota kesehatan maka POS dapat dilakukan oleh bagian K3
yaitu bagian yang bertanggung jawab pada kesehatan dan keselamatan kerja, jika
tidak terdapat K3 maka POS dapat dilakukan oleh anggota sebagai perwakilan
yang telah ditunjuk. Bentuk kerja sama tenaga kesehatan atau psikolog untuk
pengimplementasian program ini yaitu dengan pelaksanaan promosi kesehatan
program apalikasi “APTODATE”. Promosi kesehatan yang bisa dilakukan POS
yaitu dengan pemberian informasi tentang keuntungan penggunaan apalikasi
“APTODATE” yaitu lebih mudah dilakukan, tanpa membutuhkan biaya, dapat
dilakukan dimana – mana serta memberikan manfaat untuk kesehatan.

Diharapkan dengan pengunaan apalikasi “APTODATE” dapat membantu


penduduk usia produktif menemukan solusi untuk permasalahannya sehingga
tidak sampai pada kondisi depresi yang akan mempengaruhi masa depannya.
Dengan pemggunaan sistem deteksi yang terdapat dalam apalikasi “APTODATE”
diharapkan meminimalisir angka kejadian depresi di kalangan penduduk usia
produktif akibat pandemic COVID 19 ini, dan dikemuadian hari tujuan SGD 2030
dapat terwujud dengan pemanfaatan kesempatan bonus demografi secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai