Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS JURNAL

(Materi Supervisi Klinik)

A. Informasi Sitasi
1. Jurnal 1
a. Pengarang : Handayani Sitorus, Kurniati Tri, Aziz Alimul Hidayat
b. Tahun : 2017
c. Judul Artikel : Pengaruh model supervise klinik terhadap kinerja
perawat dalam asuhan keperawatan di instalasi rawat inap 2 RS TNI
Jakarta Tahun 2017.
d. Nama Jurnal : Jurnal publikasi penelitian UMJ.
e. Volume :-
f. Issue/No :-
g. Halaman : 1-10
2. Junal 2
a. Pengarang : Yudhanoorsanti Elmonita, Clara Agustina, Dr.
Meidiana Dwidiyanti, S.Kp., M.Sc, et
b. Tahun :
c. Judul Artikel : Supervisi klinik dalam pelayanan keperawatan sebagai
upaya peningkatan kompetensi perawat di rumah sakit.
d. Nama Jurnal : Seminar Nasional dan Call for papper
e. Volume :-
f. Issue/No :-
g. Halaman : 249 - 265
B. Analisis Jurnal

N Pembanding Jurnal 1 Jurnal 2


O
1. Latar Belakang Bagian keperawatan seringkali Supervisi klinis menjadi
dihadapkan dengan permasalahan prasyarat penting dalam
kinerja perawat dalam hal ini melakukan asuhan keperawatan
pemberian asuhan keperawatan yang bermutu. Supervisi klinis
yang belum optimal sehingga meningkatkan kepercayaan dan
sering dikeluhkan oleh pasien, hubungan dengan supervisor,
keluarga, dan profesi lain yang dan kemampuan mendiskusikan
bekerja di rumah sakit. Kondisi masalah sensitive yang terjadi di
ini harus mendapat perhatian tempat kerja. Cross, Moore, dan
kepala ruangan sebagai manajer Ockerby menyatakan supervise
yang bertanggung jawab langsung klinis dapat diimplementasikan
terhadap asuhan keperawatan dalam lingkungan yang sibuk
yang diberikan oleh perawat dengan sumber daya manusia
pelaksana. Kepala ruangan harus minimal (Cross, 2010). Hasil
dapat menjalankan fungsi analisis penelitian yang
manajerial yaitu bimbingan dan dilakukan oleh Lucia tahun 2010
pengarahan dengan melakukan di Rumah Sakit Elizabeth
supervisi terhadap perawat Semarang menunjukkan bahwa
pelaksana agar melaksanakan sesudah penerapan supervisi
asuhan keperawatan secara klinis terdapat peningkatan
optimal. Pemberian asuhan kompetensi secara bermakna
keperawatan yang optimal dengan (p.value 0.000), score
diharapkan dapat memenuhi rata-rata sebelum supervisi klinis
harapan konsumen untuk (6.88) menjadi (13.02) sesudah
memperoleh pelayanan yang dilakukannya supervisi klinis
terbaik selama dirawat di rumah terjadi peningkatan score (6.14).
sakit dan secara tidak langsung Sehingga peneliti ingin
mendukung tujuan rumah sakit. mengetahui outcome supervisi
klinik terhadap peningkatan
kompetensi perawat berdasarkan
beberapa penelitian yang sudah
dilakukan.
2. Subjek Subjek dalam penelitian
ini Menggunakan 8 artikel dari 90
artikel yang didapat.
adalah 88 perawat dan 92 berkas
dokumentasi sesuai kriteria
inklusi.
3. Tujuan Diketahuinya pengaruh model mengetahui outcome supervisi
supervisi klinik terhadap kinerja klinik terhadap peningkatan
perawat dalam melaksanakan kompetensi perawat berdasarkan
asuhan keperawatan di Instalasi beberapa penelitian yang sudah
rawat inap 2 Rumah Sakit TNI dilakukan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui
pengaruh supervisi klinis
terhadap peningkatan
kompetensi perawat.
4. Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah pengaruh Bagaimanakah pengaruh
pelaksanaan supervise klinik supervisi klinis terhadap
terhadap kinerja perawat RS ? peningkatan kompetensi perawat
?
5. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan
metode Quasi Exsperimen dan metode sisteatic rivew melalui
dianalisis meliputi univariat, pencairan database, scanning,
bivariate dan multivariate. dan screening 8 artikel dari 90
Pengambilan data menggunakan artikel yang didapat.
pelatihan dan kuesioner
6. Hasil Penelitian  Analisis hasil supervise klinis Hasil yang didapatkan bahwa
berdasar persepsi perawat melalui supervisi mampu
pelaksana dibagi dalam menjadi motivasi bagi diri
kelompok intervensi dan sendiri. Supervisi juga melatih
control. Pelatihan supervise emosi, mengajarkan perawat
pada kelompok intervensi untuk memberi performance
31,7% dan kelompok control yang terbaik. Dalam penelitian
33,59%. dikemukakan mengenai faktor
 Analisis supervise berdasar yang dapat mempengaruhi
pengetahuan kepala ruang kinerja perawat yaitu faktor
sebelum dan sesudah internal dan eksternal. Diantara
mendapatkan pelatihan faktor internal yaitu
supervise klinik. Sebelum meningkatkan kepatuhan
mendapat skor yang didapat pelaksanaan dokumentasi
25,73% dan setelah 68,6%. keperawatan, meningkatkan
kepatuhan cuci tangan 5
langkah. Sedang faktor eksternal
yaitu penurunan burnout,
peningkatan lingkungan kerja,
dan penurunan resiko jatuh.
8 Kekuatan Penelitian  Penelitian dilakukan secara  Penelitian telah menetapkan
langsung dengan menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi.
kuisioner untuk mengetahui  Terdapat perincian metode
pengaruh supervise terhadap penelitian yang baik.
pelaksanaan kinerja perawat.  Pendeskripsian kajian
 Penelitian telah menggunakan literature dengan rinci.
metode penelitian dengan baik
seperti penetuan sampel,
kriteria dan teknik pengambilan
data.
9. Keterbatasan Penelitian  Belum ada rekomendasi untuk  Belum terdapat rekomendasi
penelitian selanjutnya. dari hasil penelitian.
 Penelitian hanya dilakukan
berdasar literature review.
Perlunya peninjauan
langsung.
10. Pembahasan  Hasil uji statistik menunjukan Hasil penelitian didapatkan
ada peningkatan yang adanya perbedaan pelayanan
signifikan pada pengetahuan keperawatan yang ditunjukkan
kepala ruangan sesudah dari peningkatan kinerja
mendapatkan pelatihan dan di perawat. Kinerja perawat
bimbing supervisi klinik ( p dipengaruhi oleh faktor internal
value = 0,000 < 0,005) dan eksternal. Faktor internal
sehingga dapat disimpulkan meliputi kepatuhan dokumentasi
adanya perbedaan pengetahuan keperawatan dan kepatuhan cuci
karu terhadap supervisi klinik tangan five moment. Sedangkan
seblum dan sedudah diberikan faktor eksternal meliputi
pelatihan. penurunan burnout, peningkatan
 Hasil uji statistik menunjukan lingkungan kerja, dan penurunan
ada peningkatan yang risiko jatuh. Dari berbagai jurnal
signifikan pada kinerja perawat menunjukkan bahwa superfisi
pelaksana sesudah klinik dapat memberikan
mendapatkan supervisi dari dampak positif terhadap kinerja
kepala ruangan yang tidak perawat baik secara internal
dilatih dan dibimbing supervisi maupu eksternal. Banyaknya
klinik ( pvalue =0,000 < 0,05). dampak positif supervisi klinis di
rumah sakit dapat menjadi acuan
agar supervisi klinis terus di
lakukan dengan tepat di rumah
sakit. Dengan adanya supervisi
klinis yang dilakukan dengan
tepat diharapakan kegiatan
asuhan keperawatan dapat terus
ditingkankan agar menjadi lebih
baik lagi.
11. Kesimpulan Supervisi klinik kepala ruangan di Kepatuhan pelaksanaan hand
ruang rawat inap rumah sakit TNI higiene five moment sebelum
Jakarta meningkat secara supervisi 43,5%, setelah
signifikan sesudah mendapat dilakukan supervisi klinis
pelatihan dan bimbingan meningkat menjadi 83,9%,
supervisi klinik. Kinerja perawat terjadi peningkatan sebesar
pelaksana dalam asuhan 40,4%. Kinerja perawat setelah
keperawatan( Pedokumentasian) dilakukan supervisi klinis
di ruang rawat inap mengalami peningkatan sebesar
Dr.Mintohardjo Jakarta 23,75%. Ada perbedaan
meningkat secara signifikan signifikan dalam pengelolaan
sesudah mendapat supervisi dari emosi sehingga membantu
kepala ruangan yang dilatih dan menurunkan Burnout perawat
dibimbing supervisi klinik. dengan membantu perawat
memahami dirinya dengan baik,
emosi, dan aspek kebiasaan.
Supervisi klinis meningkatkan
kualitas lingkungan kerja yang
lebih sehat dengan hasil yang
positif bagi staf individu, tim
bangsal, pasien dan organisasi
pelayanan kesehatan perawat.
Supervisi klinis meningkatkan
pengkajian dan monitoring
resiko jatuh. Supervisi klinis
meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan khususnya dalam
hal pemberian pengobatan
menggunakan obat –obatan
resiko tinggi (heparin, warfarin,
norepinephrine, dobutamin, dan
dopamin).

C. Daftar Pustaka

Sitorus, H., Kurniati, T.,Hidayat, A.A. 2017. Pengaruh Model Supervisi Klinik
Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap 2 RS
TNI Jakarta Tahun2017. Jurnal publikasi UMJ. (1-10).
Elmonita,Y., Agustina,C., Dwidiyanti, M. 2017. Supervisi Klinik Dalam Pelayanan
Keperawatan Sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Perawat Di Rumah Sakit.
Seminar Nasional dan Call for papper. (249 – 265).
Cross, W. Moore, A & Ockerby, S. 2010. Clinical Supervision Of General Nurses In
A Busy Medical Ward Of A Teaching Hospital. Contemporary Nurse: A Journal For
The Australian Nursing Profession. 35(2), 245-253. doi: 10.5172/conu.2010.352.245

ANALISIS JURNAL

(Materi Sistem Rujukan)

D. Informasi Sitasi
3. Jurnal 1
a. Pengarang : Dwi Ratnasari
b. Tahun : 2017
c. Judul Artikel : Analisis Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang Bagi
Peserta JKN di Puskesmas X Kota Surabaya
d. Nama Jurnal : JAKI.
e. Volume :5
f. Issue/No :2
g. Halaman : 145 - 154
4. Junal 2
a. Pengarang : Marina Ery Setiawati, Rahmah Hida Nurrizka
b. Tahun : 2019
c. Judul Artikel : Evaluasi pelaksanaan sistem rujukan berjenjang dalam
program jaminan kesehatan nasional.
d. Nama Jurnal : JKKI (Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia)
e. Volume : 08
f. Issue/No : 01
g. Halaman : 35-40
E. Analisis Jurnal

N Pembanding Jurnal 1 Jurnal 2


O
1. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat Sejak dilaksanakan sistem
(Puskesmas) sebagai salah satu Jaminan Kesehatan Nasional
jenis fasilitas pelayanan kesehatan (JKN) pada 2014, banyak
tingkat pertama memiliki peranan perubahan yang terjadi dalam
penting dalam sistem kesehatan sistem pelayanan kesehatan di
nasional, khususnya subsistem Indonesia. JKN telah
upaya kesehatan (Kemenkes RI, meningkatkan akses masyarakat
2014). Sistem rujukan mengatur terhadap pelayanan kesehatan.2
alur dari mana dan harus ke mana Targetnya adalah semua warga
seseorang yang mempunyai negara tercangkup ke seluruh
masalah kesehatan tertentu untuk sistem pelayanan kesehatan
memeriksakan kesehatannya (Ali, (universal health coverage).
et al., 2015). Tingginya angka Dampaknya adalah pelayanan
rujukan menjadi indikasi bahwa kesehatan menjadi terganggu.
sistem rujukan di Puskesmas X Banyak kasus dimana fasilitas
belum terimplementasi dengan kesehatan tidak mampu
baik sehingga penting untuk memberikan pelayanan yang
melakukan kajian pelaksanaan baik karena minimnya
sistem rujukan dengan infrastruktur pendukung untuk
membandingkan dengan pedoman pelayanan.Padahal, permintaan
sistem rujukan dari Peraturan terhadap pelayanan kesehatan
Menteri Kesehatan Republik meningkat setiap tahunnya.
Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 Sudah lazim terjadi antrian
dan Pedoman Sistem Rujukan panjang dari pasien yang ingin
Nasional. mendapatkan pelayanan
kesehatan.
2. Subjek Penelitian dilakukan di Ada dua jenis sampel dalam
Puskesmas X Kota Surabaya. penelitian ini, yaitu petugas
pelayanan kesehatan dan pasien
yang mengajukan rujukan
berjenjang. etiap Puskesmas
diambil empat orang yaitu
kepala Puskesmas, petugas poli
kebidanan, petugas rekam medis,
petugas poli umum.
3. Tujuan Tujuan penelitian untuk melihat Tujuan dari penelitian ini adalah
kesesuaian pelaksanaan sistem mengevaluasi pelaksanaan
rujukan pada era JKN di sistem rujukan berjenjang dalam
puskesmas berdasarkan peraturan program JKN dan penelitian ini
perundang-undangan dan juga mengukur tingkat kepuasan
kebijakan yang ada. pasien terhadap sistem pelayanan
rujukan berjenjang.
4. Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah kesesuaian Bagaimanakah hasil evaluasi
pelaksanaan sistem rujukan di pelaksanaan sistem rujukan
puskesmas dengan peraturan berjenjang dalam program JKN?
perundang-undangan yang
berlaku.
5. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan  Penelitian ini merupakan jenis
penelitian deskriptif penelitian observasi yang
observasional, dan rancang dilakukan terhadap mutu
bangun cross sectional dengan sistem pelayanan kesehatan.
metode riset implementasi.  Sampling pasien diambil
Penelitian ini melakukan dengan cara incidental
triangulasi untuk mendapatkan random sampling.
informasi mendalam terhadap  Analisis dalam penelitian ini
dokumen rujukan meliputi data menggunakan pendekatan
rujukan, buku registrasi, rekam campuran (mixed method)
medis, dan surat rujukan, dengan menggabungkan
wawancara dengan petugas pendekatan kuantitatif dengan
rujukan, serta observasi tanpa pendekatan kualitatif.
memberikan intervensi.  Penelitian ini menggunakan
pendekatan survey terhadap
pasien dan in-depth interview
terhadap petugas pelayanan
kesehatan.
6. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan  Penelitian ini melakukan
pelaksanaan sistem rujukan di audit terhadap kelengkapan
Puskesmas X telah sesuai dengan dan ketepatan dalam
peraturan dan pedoman yang ada. pelaksanaannya. Hasilnya,
Pelaksanaan rujukan telah sesuai tingkat ketepatannya
dengan 7 pasal Permenkes No.1 mencapai 100%. Artinya,
Tahun 2012 tentang Sistem semua pasien dirujuk dari
Rujukan Perorangan. Pelaksanaan FKTP ke rumah sakit tipe C
sistem rujukan telah sesuai dan tipe D. Tidak ada yang
dengan Pedoman Sistem Rujukan langsung ke rumah sakit tipe
Nasional meliputi syarat merujuk B dan tipe A.
pasien, prosedur klinis rujukan,  Kendala infrastruktur banyak
dan prosedur administartif yang dikeluhkan oleh petugas
rujukan, namun terdapat kesehatan di FKTP. Banyak
pelaksanaan yang belum sesuai pasien untuk mendapatkan
yakni pelaksanaan informed pelayanan rujukan harus
consent, menghubungi kembali menunggu lama.
faskes tujuan rujukan, dan lembar  Berdasarkan audit mutu
rujukan yang dicetak. pelayanan, tingkat ketepatan
Rekomendasi untuk puskesmas dalam pelaksanaan rujukan
yaitu dengan membuat informed yang diukur dari kesesuaian
consent rujukan dan mencetak rujukan yang diberikan
surat rujukan 2 rangkap. kepada pasien dengan
prosedur sistem pelayanan
rujukan berjenjang sudah
terlaksana sesuai aturan.
 audit mutu terhadap
kelengkapan surat rujukan
masih bermasalah. Meskinya
surat rujukan diisi semua,
namun banyak yang tidak
terisi. Ini mengakibatkan data
dan informasi yang diterima
di FKTL jadi tidak lengkap.
8 Kekuatan Penelitian  Penelitian dilakukan secara  Penelitian telah menetapkan
langsung dengan melakukan kriteria inklusi dan ekslusi.
observasi mengenai  Terdapat perincian metode
pelaksanaan perujukan. penelitian yang baik.
 Penelitian telah menggunakan  Pendeskripsian kajian
metode penelitian dengan baik literature dengan rinci.
seperti penetuan sampel,  Telah disertai saran untuk
kriteria dan teknik pengambilan memperbaiki sistem
data. kedepannya.
9. Keterbatasan Penelitian  Belum ada rekomendasi untuk  Belum terdapat rekomendasi
penelitian selanjutnya. dari hasil penelitian.
 Kriteria inklusi eksklusi belum  Penelian ini fokus kepada
dijelaskan secara rinci evaluasi dan belum
menggambarkan solusi yang
berasal dari sistem playaanan
kesehatan.
10. Pembahasan  Hasil pembahasan mencakup Hasil penelitian menunjukan
tiga poin utama dalam bahwa ketepatan dalam sistem
penelitian yaitu mengenai rujukan sudah baik. Semua
syarat merujuk pasien, responden (100%) mendapatkan
prosedur klinis rujukan dan rujukan sesuai dengan prosedur
prosedur administrative sistem rujukan berjenjang.
rujukan. Namun kelengkapan surat
 Untuk poin syarat merujuk rujukan masih bermasalah. Data
pasien Pelaksanaan rujukan di dan informasi penting dalam
Puskesmas X Kota Surabaya surat rujukan seperti hasil
telah memenuhi syarat merujuk diagnosa, pemeriksaan fisik,
pasien sesuai Pedoman Sistem anamnesa, dan terapi yang sudah
Rujukan Nasional. Penelitian diberikan banyak tidak diisi oleh
yang dilakukan Zulhadi (2013), petugas kesehatan. Tingkat
menjelaskan bahwa kesiapan kepuasan pasien terhadap
puskesmas dan RSUD sebagai pelayanan rujukan juga masih
pusat rujukan belum rendah. Ada 34,9% responden
sepenuhnya optimal, yang memiliki tingkat kepuasan
diantaranya keterbatasan rendah. Penyebabnya adalah
sumber daya di pelayan dasar tidak seimbangnya antara jumlah
berupa fasilitas dan alat, pasien yang dilayani dan petugas
walaupun tidak mempengaruhi dan infrastruktur pelayanan
sistem rujukan secara kesehatan.
signifikan. Keterbatasan
sumberdaya tersebut
menyebabkan pemeriksaan
yang dilakukan di puskesmas
juga sangat terbatas sehingga
akan mempengaruhi kebutuhan
pasien untuk dirujuk.
 Untuk poin prosedur klinik
Pelaksanaan sistem rujukan di
Puskesmas X Kota Surabaya
dalam prosedur klinis telah
sesuai dengan Pedoman Sistem
Rujukan Nasional, prosedur
telah mengikuti prosedur rutin
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Ramah (2015)
menyatakan bahwa mekanisme
pelaksanaan sistem rujukan
akan dilaksanakan melalui
pemeriksaan awal oleh dokter
puskesmas apaila pasien telah
memenuhi salah satu kriteria
pasien yang dapat dirujuk dan
tidak dapat ditangani oleh
puskesmas maka rujukan perlu
dilakukan. Bila ditemukan
kasus yang tidak dapat
ditangani sesuai dengan
kewenangan dokter, maka
pasien tersebut segera dikirim
ke unit pelayanan kesehatan
yang memiliki kemampuan
mengatasi masalah tersebut
yaitu rumah sakit (Ramah,
2015).
 Untuk poin prosedur
administrative rujukan
Pelaksanaan prosedur
administratif rujukan
Puskesmas X dilakukan sejalan
dengan prosedur teknis pada
pasien. Berdasarkan hasil
observasi secara langsung pada
Puskesmas X diketahui pihak
puskesmas telah melengkapi
rekam medis pasien yang akan
dirujuk serta tindakan
stabilisasi, kelengkapan berupa
diagnosis pasien, kode
diagnosis, dan Poli dan Rumah
Sakit yang akan dituju untuk
rujukan.

11. Kesimpulan Analisis pelaksanaan sistem Sistem rujukan berjenjang


rujukan di Puskesmas X Kota merupakan sistem pelayanan
Surabaya berdasarkan Pedoman kesehatan bagi masyarakat yang
Sistem Rujukan Nasional bertujuan untuk mengendalikan
diperolah hasil bahwa syarat mutu dan biaya pelayanan
merujuk pasien di Puskesmas X dalam sistem JKN. Sistem ini
Kota Surabaya telah memenuhi juga dirancang agar pelayanan
syarat merujuk pasien sesuai kesehatan yang diterima oleh
Pedoman Sistem Rujukan pasien bisa optimal dan pasien
Nasional yaitu pada prosedur dapat puas dengan pelayanan
klinis dan prosedur administratif. tersebut.
Namun terdapat hal yang belum Meski demikian, hasil penelitian
memenuhi syarat, dimana pasien ini menemukan masih banyak
yang diberi rujukan harusnya persoalan dalam pelaksanaan
datang secara langsung di sistem rujukan berjenjang di
puskesmas untuk diperiksa dan FKTP. Pelayanan yang diberikan
diketahui kondisi medis pasien oleh FKTP belum optimal
oleh dokter puskesmas sebelum karena tidak seimbangnya antara
dilakukan rujukan, namun hanya jumlah pasien yang dilayani dan
pihak keluarga pasien yang petugas dan infrastruktur
datang. Hal lain yang belum pelayanan kesehatan. Hal
sesuai yaitu mengenai pemberian tersebut menyebabkan keluhan
lembar informed consent, dan oleh pasien dan menyebabkan
lembar rujukan. rendahnya kepuasan pasien
terhadap mutu pelayanan.

F. Daftar Pustaka

Ratnasari, D. 2017. Analisis Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang Bagi


Peserta JKN di Puskesmas X Kota Surabaya. JAKI, 5(2), 145 – 154.
Setiawati,M.E., Nurrizka, R.H. 2019.Evaluasi Pelaksanaan Sistem Rujukan
Berjenjang Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional. Juenal Kebijakan
Kesehatan Indonesia:JKKI,8(1), 35-40.
Kemenkes RI, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kemenkes RI.
Ali, F. A., Kandou, G. & Umboh, J., 2015. Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan
Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas
Siko dan Puskesmas Kalumata Kota Ternate Tahun 2014. JIKMU, 5(2).
Zulhadi, Trisnantoro, L. & Zaenab, S. . N., 2013. Problematika Tantangan Puskesmas
dan Rumah Sakit Umum Daerah Dalam Mendukung Sistem Rujukan Maternal di
Kabupaten Karimun Provinsi Kepri Tahun 2012. Jurnal Kebijakan Kesehatan
Indonesia, 2(04), pp. 189-201.
Ramah, P. A., 2015. Studi Tentang Pelayanan Publik Di Bidang Kesehatan Dengan
Sistem Rujukan Di Puskesmas Air Putih Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda.
eJourna Ilmu Pemerintahan, 3(1), pp. 81-94.

Anda mungkin juga menyukai