Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

ROLE PLAY

SUPERVISI KEPERAWATAN DI RUANG GATUTKACA

RSUD JOMBANG

DISUSUN OLEH:

1. Ayu Kartikasiwi 226410007


2. Dewi Wulan Pertiwi 226410008
3. Erna Yuliarsih 226410009
4. Eva Nia Septika 226410011
5. Firyal Luthfiana Magfiroh 226410013
6. Nur Laily Indah Sari 226410025
7. Nurul Ulum Abdullah 226410026
8. Siti Fatimatuz Zahro 226410030
9. Sulis Setiowati 226410032
10. Vindi Rahmawati 226410034

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2022-2023
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Role Play Supervisi Keperawatan Profesi Ners Stase Manajemen


STIKES ICMe Jombang di Ruang Gatut Kaca telah diteliti dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

1. Ayu Kartikasiwi 226410007


2. Dewi Wulan Pertiwi 226410008
3. Erna Yuliarsih 226410009
4. Eva Nia Septika 226410011
5. Firyal Luthfiana Magfiroh 226410013
6. Nur Laily Indah Sari 226410025
7. Nurul Ulum Abdullah 226410026
8. Siti Fatimatuz Zahro 226410030
9. Sulis Setiowati 226410032
10. Vindi Rahmawati 226410034

Jombang, April 2023

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

(Hindyah Ike, S.Kep., Ns, M.Kep) (Dewi Rahmawati, S.Kep.,Ns)


NIK. 04.06.059 NIP. 198004302008012012

Kepala Ruangan Gatut Kaca RSUD Jombang

(Dewi Rahmawati, S.Kep.,Ns)


NIP. 198004302008012012

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi telah memberi dampak positif bagi setiap profesi kesehatan

untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja profesionalnya dalam

berkontribusi diberbagai kebutuhan pelayanan kesehatan. Hal ini sejalan

dengan makin meningkatnya tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan

kesehatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional

didukung dengan adanya sumber daya manusia yang bermutu, standart

pelayanan, termasuk pelayanan yang berkualitas, disamping fasilitas yang

sesuai harapan masyarakat. Agar pelayanan keperawatan sesuai dengan

harapan konsumen dan memenuhi standard yang berlaku maka perlu dilakukan

pengawasan atau supervisi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan.

Supervisi merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen dan

merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan.

Supervisi adalah teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari

dan memperbaiki secara bersama-sama. Kunci sukses supervisi yaitu 3 F, yaitu

Fair, Feedback, dan Follow Up (H. Burton, dalam Pier AS, 1997 : 20).

Supervisi merupakan ujung tombak tercapainya tujuan pelayanan kesehatan di

rumah sakit.

Tujuan dari supervisi tindakan pemberian obat (Bolus intravena)

melalui selang infus ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan

tindakan perawat apakah sudah sesuai standar operasional prosedur yang

diberlakukan di Rumah Sakit.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Mampu mengaplikasikan peran seorang kepala ruangan sebagai

supervisor dalam lingkup tanggung jawabnya, terutama dalam

melakukan supervisi terhadap Perawat Primer dan perawat assosiate

dalam melakukan tindakan keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu menyusun, melaksanakan atau menetapkan tujuan supervisi.

b. Mampu menilai kinerja perawat dalam melaksanakan tindakan

keperawatan.

c. Mampu membimbing dan memberikan masukan terhadap staf.

d. Mampu memberikan follow-up terhadap hasil supervisi terhadap staf

e. Mampu melaksanakan dokumentasi hasil supervisi.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Perawat

Perawat dapat melaksanakan supervisi dengan baik dan benar

sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku di Rumah

Sakit.

1.3.2 Bagi Klien

Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan

mampu melakukan pemberian obat melalui IV yang benar.

1.3.3 Bagi Rumah Sakit

Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara

komprehensif.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Pengawasan merupakan hak yang penting dilakukan untuk memastikan

pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang

ditetapkan. Pelayanan tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari

kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang

mengawasi pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada pencapaian

atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang belum terpenuhi.

Dengan demikian pengawasan mengandung makna pembinaan (Setiadi, 2016).

2.2 Tujuan Supervisi

Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak

manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli &

Bachtiar, 2009) :

1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja

ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan

bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih

harmonis antara atasan dan bawahan.

2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi

kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang

dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan

sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.

Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan

telah tercapainya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah

menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar

dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah

ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan.

2.3 Prinsip Supervisi


1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.

2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, ketrampilan

hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen

dan kepemimpinan.

3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan melalui

petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standart.

4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara supervisor

dan perawat pelaksana.

5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang esifik.

6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,

kreatifitas dan motivasi.

7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam

pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan manajer

(Nursalam, 2015).

2.4 Pelaksana Supervisi

1. Kepala Ruangan :

a. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan

pada klien di ruang perawatan

b. Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya

tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

c. Mengawasi perawat assosiate dalam melaksanakan praktek

keperawatan diruang perawatan.

2. Pengawas perawatan

Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala

ruangan yang ada di instalasinya.

3. Kepala seksi perawatan


Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan

seluruh perawat secara tidak langsung (Nursalam, 2015).


2.5 Alur Supervisi

Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan

Ka.Per. Irna

Menetapkan kegiatan Kepala Ruangan


PRA dan tujuan serta
instrument / alat ukur
Supervisi

PP 1 PP 2
Menilai kinerja Perawat:
PELAK- RAA
SANAAN (responsibility)
PA PA

Pembinaan (3F)
1. Penyampaian
penilaian
PASCA 2. Feed back
3. Follow up, pemecahan
masalah & reward
Kinerja perawat dan
kualitas pelayanan

Gambar 2.1 Alur Supervisi Keperawatan

2.6 Langkah-langkah Supervisi

1. Pra supervisi

a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.

b. Supervisor menetapkan tujuan

2. Pelaksanaan Supervisi

a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur

atau instrumen yang telah disiapkan.


b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan

pembinaan.

c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan

pembinaan dan klarifikasi permasalahan.

d. Pelaksanaan supervise dengan inspeksi, wawancara, dan

memvalidasi data sekunder :

1) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.

2) Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat.

3. Pasca Supervisi

a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-

Fair)

b. Supervisor memberikan Feedback dan

klarifikasi

c. Supervisor memberikan reinforcement dan

Follow up perbaikan

2.7 Peran supervisor dan fungsi supervisi keperawatan

Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan

keseimbangan pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya yang

tersedia.

1. Manajemen pelayanan keperawatan.

Tanggung jawab supervisor adalah :

a. Menetapkan dan mempertahankan standard praktek

keperawatan.

b. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang

diberikan.

c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur

pelayanan keperawatan, kerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang

terkait.
2. Manajemen anggaran

Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu

perencanaan, dan pengembangan. Supervisor berperan dalam :

a. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan

dana tahunan yang tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat

dicapai sesuai tujuan RS.

b. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk

perencanaan anggaran keperawatan.

c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola.

Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi

begitu saja, tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar dapat

dijalankan dengan tepat. Kegegalan supervisi dapat menimbulkan

kesenjangan dalam pelayanan keperawatan (Nursalam, 2015).

2.8 Tehnik Supervisi

1. Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu :

a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan.

b. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk

menetapkan pencapaian.

c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas

asuhan.

2. Area Supervisi.

a. Pengetahuan dan pengertian tentang cara penggunaan obat

pada klien.

b. Ketrampilan dalam penggunaan obat yang dilakukan pada

klien disesuaikan dengan standar prosedur operasional.

c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran,

empati

3. Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:

a. Langsung

Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang

berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back

dan perbaikan.

Adapun prosesnya adalah:

1) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan

keperawatan didampingi oleh supervisor.

2) Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan

petunjuk.

3) Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi

yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki

yang masih kurang. Reinforcement pada aek yang positif sangat

penting dilakukan oleh supervisor.

b. Supervisi secara tidak

langsung :

Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.

Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga

mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara

tertulis (Nursalam, 2015).

2.9 Instrumen

1. Format penilaian supervisi tindakan pemberian obat (Bolus intravena)

melalui selang infus

2. Format laporan supervisi keperawatan.

2.10 Evaluasi
1. Struktur :

a. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan

b. Menyusun konsep supervisi keperawatan.

c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.

d. Menentukan materi supervisi.

e. Persiapan alat dan pasien

2. Proses :

a. Melaksanakan supervisi keperawatan oleh kepala ruangan dan Perawat

Primer kepada perawat asosiate

b. Perawat asosiate melaksanakan tugas sesuai dengan diskripsi

c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan

d. Perawat Primer mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk teknis

3. Hasil

a. Supervisor mampu melaksanakan supervisi secara optimal.

b. Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana

c. Supervisior mengevaluasi hasil supervisi

d. Supervisior memberikan reward/feed back pada perawat pelaksana


BAB 3

PRE PLANNING

3.1  Pelaksanaan Kegiatan

Topik : Supervisi pemberian obat (bolus intravena) melalui selang

infus

Bulan/tahun : April 2023

Pukul : Menyesuaikan

Pelaksana : Kepala ruangan, Perawat primer, Perawat asosiate

Tempat : Ruang Gatut Kaca RSUD Jombang

Sasaran : Parawat associate

Materi : Supervisi

Metode : Diskusi dan tanya jawab

Media : 1. Lembar supervisi

2. Daftar hadir supervisi keperawatan

3.2.  Pengorganisasian

Penanggung jawab : Firyal Luthfiana Magfiroh

Kepala Ruangan : Siti Fatimatuz Zahro’


Perawat Primer 1 : 1. Erna Yuliarsih

2. Ayu Kartikasiwi

Perawat Primer 2 : 1. Eva Nia Septika

2. Nurul Ulum Abdullah

Perawat Asosiate 1 : 1. Sulis Setiowati

2. Vindi Rahmawati

Perawat Asosiate 2 : Nur Laily Indah Sari

Dokumentasi : Dewi Wulan Pertiwi

3.3 Metode

Metode yang digunakan dalam supervisi adalah diskusi dan problem

solving setelah pemberian tugas yang disupervisikan.

3.4 Media

Media yang digunakan dalam supervisi yaitu format penilaian supervisi

tindakan pemberian obat (bolus intravena) melalui selang infus.

3.5 Mekanisme Supervisi

Tahap Kegiatan Tempat Waktu Pelaksana


Pra 1. Kepala ruangan memanggil Nurse 5 menit Karu,
Supervisi dan memberitahu perawat station perawat
primer dan perawat asosiate primer,
tentang rencana kegiatan perawat
supervisi yang akan di asosiate
supervisi
2. Kepala ruangan menjelaskan
kepada perawat asosiate tujuan
supervise.
3. Kepala ruangan menyiapkan
instrument penilaian yang
akan digunakan.
4. Kepala ruangan memberi
kesempatan kepada perawat
asosiate membaca instrument
penilaian dan klarifikasi
terhadap instrument yang akan
digunakan.
Pelaksanaan 1. Perawat associate Nurse 10 menit Karu,
supervisi mempersiapkan dan station perawat
menyebutkan langkah-langkah primer,
sebelum dilakukan tindakan perawat
pemberian obat (bolus asosiate
intravena) melalui selang infus
2. Karu menilai pelaksanaan
tindakan keperawatan yang
dilakukan perawat associate
dan perawat primer sesuai
dengan format supervisi.

Pasca 1. Perawat primer Nurse 5 menit Karu,


supervisi menginformasikan hasil station Perawat
penilaian. primer,
2. Karu memberikan feedback. perawat
3. Perawat asosiate memberikan asosiate
klarifikasi.
4. Karu memberikan
reinforcement dan follow up
perbaikan.
5. Karu mendokumentasikan
hasil supervisi.

3.6 Setting

Meja Nurse Station

Keterangan :
: Kepala Ruangan : Perawat Primer : Perawat asosiate
3.7 Format Supervisi

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG GATUT KACA RSUD JOMBANG
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
ITSKES ICME JOMBANG
2022/ 2023
Bulan/tahun : April 2023
Topik : Pemberian obat (bolus Intravena) melalui selang infus
Supervisor : Kepala Ruangan dan Perawat Primer
Kegiatan No Tindakan Check List
Persiapan Alat
1. Vial atau ampul obat yang diresepkan
2. Spuit sesuai ukuran
3. Jarum steril ukuran 19G – 25G
4. Pelarut yang tepat sesuai indikasi
(misalnya aquades atau normal salin)
5. Selang IV dengan port injeksi
6. Swab antiseptik
7. Bak spuit
8. Bengkok
9. Catatan pemberian obat
10. Jam tangan yang disertai detik/digital
Persiapan Pasien
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang
hal-hal yang akan dilakukan.
2. Pasien diatur sesuai kebutuhan.
Prosedur Pelaksanaan
1. Menyisingkan lengan baju pasien
2. Mendesinfeksi karet penutup obat
3. Mengisi semprit dengan obat sesuai dosis
yang telah ditentukan
4. Mengeluarkan udara dari dalam semprit
5. Mendesinfeksi daerah yang akan disuntik
6. Menyuntik obat secara perlahan selama
beberapa menit

Jombang, April 2023


Kepala Ruangan Perawat Primer

( ) ( )
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG GATUT KACA RSUD JOMBANG
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
ITSKES ICME JOMBANG
2022/ 2023

LAPORAN SUPERVISI
Bulan/tahun : April 2023
Topik : Pemberian Obat (bolus Intravena) melalui selang infus
Supervisor : Kepala Ruangan dan Perawat Primer
Masalah Konsep Solusi Follow Up

Jombang, April 2023

Kepala Ruangan Perawat Primer

( ) ( )
3.8 Daftar Hadir Supervisi Keperawatan
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG GATUT KACA RSUD JOMBANG
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
ITSKES ICME JOMBANG
2020/ 2021
No. Hari/Tanggal Nama/Jabatan atau peran Tanda Tangan
3.9 STANDART PRIOSEDUR OPERASIONAL

PEMBERIAN OBAT (BOLUS INTRAVENA) MELALUI


SELANG INFUS
ITSKES ICME
JOMBANG
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
PROSEDUR
TETAP TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
1. Pengertian Memasukkan dosis obat yang kental atau pekat langsung ke
dalam sirkulasi sistemik melalui port pada selang infus.
2. Tujuan Pemberian obat dengan bolus intravena bertujuan agar obat
yang diberikan dapar bereaksi dengan cepat, dan untuk
menghindari percampuran medikasi yang tidak cocok.
3. Indikasi Pemberian obat melalui bolus intravena dapat diindikasikan
pada:
1. Pasien yang secara kritis tidak stabil
2. Situasi gawat darurat
3. Pemberian obat-obat yang perlu absorbsi lebih cepat pada
pasien yang jumlah masukan cairannya terbatas.
4. Kontraindikasi -
5. Persiapan 1. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi
Pasien pasien dengan memeriksa identitas pasien secara cermat,
cek program pengobatan mencakup “12 benar”
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,
kaji riwayat mdis dan riwayat alergi terhadap obat yang
sama sebelumnya, berikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya dan jawab seluruh pertanyaan pasien.
3. Minta pengnjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi
kepada pasien.
4. Atur posisi sehingga merasakan aman dan nyaman.
6. Persiapan Alat Baki beralas berisi:
1. Vial atau ampul obat yang diresepkan
2. Spuit sesuai ukuran
3. Jarum steril ukuran 19G – 25G
4. Pelarut yang tepat sesuai indikasi (misalnya aquades atau
normal salin)
5. Selang IV dengan port injeksi
6. Swab antiseptik
7. Bak spuit
8. Bengkok
9. Catatan pemberian obat
10. Jam tangan yang disertai detik/digital
7. Cara Bekerja 1. Beritahu pasien bahwatindakan akan segera dimulai
2. Siapkan peralatan dan catatan atau kartu di dalam ruang
pengobatan atau di kotak obat. Hitung dosis obat yang
benar. Lakukan dengan teliti dan periksa kembali
perhitungan
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4. Siapkan dosis obat yang tepat dari vial atau ampul sesuai
kebutuhan. Lakukan dengan langkah yang benar. Ingat 3 cek
pembacaan obat. Obat yang telah disiapkan didalam bak
injeksi. Pastikan bahwa medikasi dan cairan intravena
cocok.
5. Kaji kepatenan selang Ivdenan memastikan bahwa cairan
diinfuskandengan kecepatan yang tepat
6. Periksa kateter infus dan letaknya.
7. Pilih posrt injeksi selang IV yangpaling dekat dengan
pembuluh darah pasien. Lingkaran pada post menunjukkan
tempat insersi jarum
8. Bersihkan post injeksi dengan swab antiseptik. Biarkan
mengering
9. Hubungkan spuitdengan selang IV:
a. Sistem jarum: masukkan jarum ukuran kecil pada spuit
yang berisi obat memlui port injeksi
b. Sistem tanpa jarum: lepas port injeksi tanpa jarum.
Hubungkan ujungspuit secara langsung.
10. Sumbat aliran IV dengan menekuk selang di bagian depan
pangkalinjeksi. Tarik pluger perlahan untuk aspirasi aliran
balik darah.
11. Setelah darah teraspirasi, lanjutkan penyumbatan selang
dan menyuntikkan obat secara perlahan selama beberapa
menit. Gunakan jam tangan untuk memperhitungkan
waktu pemberian
12. Setelah menyuntikkan obat, lepas selang. Tarik spuit dan
periksa kembali kecepatan aliran infus
13. Buang spuit pada tempat khusus anti tuduk tanpa harus
menutup jarum dengan kapnya atau sebelum dibuang tutup
jarum dengan satu tangan dan letakkan pada bengkok
sebelum dibuang di tepat sampah khusus.
14. Bereskan peralatan dan lepas sarung tangan
15. Catat setiap pemberian obat, tulis inisial dan tanda tangan
perawat
16. Evaluasi respon pasien setelah dilakukan tindakan
17. Beri reinforcement positif
18. Buat kontrak pertemuan selanjutnya dan akhiri kegiatan
dengan baik
19. Kembalikan semua peralatan ke tempatnya dan cucui
tangan
8. Hasil Dokumentasikan:
1. Jenis/nama obat dan dosis (jumlah) obat, rute, tanggal, dan
waktu pemberian obat
2. Respon pasien selamatindakan
3. Nama dan paraf perawat
9. Hal-hal yang 1. Pastikan sistem IV paten, tidak ada bengkak pada tempat
perlu insersi infus, dan tidak ada kebocoran cairan IV pada tempat
diperhatikan insersi. Bila sistem IV tidak berfungsi dengan tepat, kateter
(selang IV) perlu dipasang ulang sebelum memasukkan obat
melaui selang IV
2. Obat tidak boleh diberikansecara intravena jika tempat
insersi tampak bengkak atau cairan IV tidak tepat mengalir
pada kecepatan yang sesuai
3. Efek samping yang serius dapat terjadi dalam hitungan detik
karena obat langsung masuk kedalam sirkulasi. Oleh karena
itu, pemberian obat harus dilakukansecara hati-hati untuk
mencegah aliran infus yang telalu cepat
4. Observasilokasi intravena selama pemberian obat. Adanya
bengkak yang tiba-tiba mengindikasikanterjasinya infiltrasi.
Penting untuk menghentikan injeksi jika terjadi infiltrasi.
Penting juga untuk mengetahui efek samping setiap obt dan
memperhatikan adanya reaksi pada apsien.
5. Perawat perlu mengealuasi respon pasien terhadap
pengobatan dalam 10 sampai 30 menit.

Jombang, April 2023

(Kepala Ruangan)
BAB IV

EVALUASI

1. Peran kepala ruang belum dimunculkan

2. Penilaian supervise oleh kepala ruang masih belum efektif

3. Perawat Asosiate yang melaksanakan supervise belum menerapkan

SOP dengan baik

4. Kurangnya peralatan (safety box) pada trolly pada saat supevisi

dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional Edisi 5. Jakarta :Salemba Medika.

Setiadi. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan ( Teori dan

Aplikasi Praktik bagi Mahasiswa dan Perawat Klinis). Yogyakarta : Indomedia

Pustaka.

Suarli, S & Bachtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik.

Jakarta : Erlangga.
DIALOG SUPERVISI KEPERAWATAN

PRA SUPERVISI

KARU menyampaikan kepada perawat primer terkait jadwal supervisi yang

akan dilakukan kepada Perawat Asosiate.

Karu : Selamat pagi, apa seuanya sudah lengkap ?

PP : Sudah bu.

Karu : baik, pagi ini saya akan melakukan supervisi. Jadi, tujuan untuk

diakukannya supervisi adalah untuk mempelajari dan mempebaiki

tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.

PP : untuk supervisi sendiri tindakan apa yang akan dilakukan supervisi?

Karu : pada hari ini saya akan melakukan supevisi terhadap tindakan

pembeian obat (bolus intravena) melalui selang infus. Apakah

sekarang telah dijadwalkan pemberian obat (bolus intravena) pada

pasien?

PP : benar bu, sekarang sudah tejadwal untuk pemberian obat.

Karu : kalau begitu silahkan siapkan peralatannya terlebih dahulu

PP : baik bu

SUPERVISI

Sebelum melakukan tindakan pemberian obat (bolus intravena) melalui selang

infus, perawat primer meminta perawat assosiate mempersiapkan peralatan yang

diperlukan untuk tindakan.

PP : baik teman teman, segera pesiapkan alat dan bahan untuk tindakan

pemberian obat (bolus intravena)

PA : baik ners, akan segera saya siapkan.

PP : ners dewi tolong dibantu juga ya?

PP : baik ners
Perawat Primer dan Karu mengawasi perawat assosiate dalam mempersiapkan

alat, mengecek peralatan kembali yang sudah di siapkan perawat asosiate. KARU

dan perawat Primer menyaksikan jalannya supervisi

Persiapan alat……….

PA : Selamat pagi bu, Saya Ns. Linda yang bertugas pada pagi ini, dengan ibu

siapa namanya? (sambil melihat gelang px untuk memastikan identitas).

Px : Saya ibu H

PA : Bagaimana kondisinya hari ini, apa sudah merasa lebih baik?

Px : Alhamdulillah sus, saya sudah merasa lebih baik

PA : Alhamdulillah kalau begitu bu, Sesuai dengan jadwal, sekarang waktunya

untuk terapi pemberian obat (bolus intravena) melalui selang infus. Apakah ibu

bersedia untuk dilakukan tindakan?

Px : Iya, silahkan saya bersedia

PA : (Mendekati sambil mempersiapkan alat)

Saat pemberian obat (bolus intravena) melalui selang infus, kepala ruangan

menilai kinerja PA, baik dari segi komunikasi (dengan identifikasi px) sampai

dengan tindakan yang dilakukan serta alat-alat yang dilakukan dan dokumentasikan.

Setelah dilakukan tindakan pemberian obat (bolus intravena) melalui selang

infus terhadap Tn. H. :

PP : Bagaimana perasaan Ibu setelah dilakukan pemberian obat?

Px : Tidak apa-apa suster, tidak sakit.

PP : Baiklah bu pemberian obat sudah selesai. Jika ada yang dibutuhkan bisa

memanggil saya dengan cara memencet tombol yang ada di atas tempat tidur

bu.

Px : Baik suster terimaksih atas tindakan yang sudah diberikan.

PP : Iya bu sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu ya bu. Selamat beristirahat

kembali.
Setelah dari px, PA merapikan alat dan mengembalikan peralatan ketempatnya.

Setelah semua alat dibersihkan PA melakukan dokumentasi di rekam medis pasien.

POST SUPERVISI

Saat semua tindakan sudah dilakukan, Karu bersama Perawat primer

memanggil PA untuk dilakukan evaluasi proses pemberian obat (bolus intravena)

melalui selang infus.

Karu : baik, tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap hasil kerja

pemberian obat (bolus intravena) melalui selang infus. Untuk

prosedur pemberian obat secara keseluruhan sudah baik, tapi tadi

hal-hal yang perlu kita perhatikan bersama.

PP : apa itu bu?

Karu : dalam pemberian obat tadi kurangnya interaksi/komunikasi kepada

pasien, nah tujuannya untuk komunikasi kepada pasien dalam

melakukan tindakan yaitu untuk distraksi/pengalihan rasa nyeri

pasien. Sepertinya hal itu yang perlu diperhatikan dan yang kedua

adalah menjelaskan tujuan dari pemberian obat. Oke ada yang ingin

di klarifikasi?

PA : baik bu, saya menyadari akan hal itu dan nanti akan kami perbaiki.

Karu : ya bagus sekali, interaksi dan komunikasi dalam hal ini komunikasi

terapeutik sangat penting dilakukan dan untuk semuanya sangat

bagus sekali apa yang kalian lakukan pada hari ini pertahankan terus

dan sepertinya hanya itu yang bisa saya sampaikan, untuk kurang

dan dan lebihnya mohon maaf,saya tutup pertemuan ini,

wassalamualaikum wr.wb.

PP&PA : waalaikumussalam wr.wb, terimakasih bu atas kritik dan sarannya.

PP dan PA kembali ke ruangan untuk melakukan dokumentasi

keperawatan hasil supervisi

Anda mungkin juga menyukai