Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEGIATAN SUPERVISI DI RUANG DARA


RSUD WANGAYA

Oleh :

1. I G ERIVA ARYSTA PUTRA 17.901.1821


2. I GEDE SATYA GUNA SADHANA 17.901.1822
3. I KADEK ARIYASA PUTRA 17.901.1827
4. IKADEK SONY SURYAWAN 17.901.1828
5. I MADE JULIARTADANA 17.901.1831
6. I PUTU GEDE WINDRAWAN 17.901.1833
7. I PUTU MERTA ADIWARDANA 17.901.1836
8. SRI HARTATI 17.901.1885
9. SRI JAYA WDIADNYANI 17.901.1886

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2018
SUPERVISI

I.KEGIATAN PELAKSANAAN SUPERVISI

A. Pendahuluan
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam
manajemen serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini
juga ada dalam manajemen keperawatan. Untuk mengelola asuhan
keperawatan dibutuhkan kemampuan manajemen dari Perawat
profesional. Oleh karena itu sebagai seorang manajer keperawatan atau
sebagai Perawat profesional diharapkan mempunyai kemampuan dalam
supervisi dan evaluasi
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan
(dalam fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar
segalam kegiatan yang telah diprogram dapat dilaksanakan dengan baik
dan lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan manajer
keperawatan menemukan berbagai hambatan/permasalahan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang
secara menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan
staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya.
Supervisi adalah pengawasan langsung yang dilakukan untuk
mengawasi pekerjaan atau prestasi orang lain. Supervisi meliputi penilaian
kepada individu untuk melihat kegiatan apa yang telah selesai dan apa
yang mungkin masih perlu untuk diselesaikan sepanjang hari (Tappen,
Weiss, & Whitehead 2010). Pelayanan asuhan keperawatan akan sulit
dipertahankan dan ditingkatkan tanpa melakukan supervisi. Semakin
bagus supervisi yang dilakukan oleh para manajer, semakin bagus pula
tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan keperawatan
(Wahyuni, 2011).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Melalui kegiatan supervisi diharapkan mampu meningkatkan kinerja
dan mutu asuhan keperawatan dalam memberikan pelayanan.
b. Tujuan Khusus :
1. Mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan/khusus tenaga
baru
2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi dan tugas sebagai staf dan
pelaksana asuhan keperawatan
4. Memberikan layanan dan bantuan kepada staf dan pelaksana
keperawatan apabila menghadapi kendala dalam pelaksanaan
5. Mengembangkan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan

C. Manfaat
a. Bagi Perawat :
1. Salah satu bentuk penialaian keperawatan
2. Medapatkan bimbingan dan pengarahan
3. Sebagai pedoman dalam melakukan asuhan keperawatan melalui
bimbingan dan arahan dari supervisor
b. Bagi Pasien :
1. Mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan mutu yang
ditetapkan Rumah Sakit.

D. Pengorganisasian
Kepala ruangan : I Gede Satya Guna Sadhana
Penaggung jawab supervisi : I Putu Gede Windrawan
E. Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Sabtu, 7 April 2018
Waktu : 14.00 WITA - selesai
Pelaksana : Kepala ruangan, perawat penanggung jawab supervisi
Tempat : Nurse station dan ruang perawatan
Sasaran : perawat jaga

F. Metode
1. Pelaporan dan diskusi, ceramah/bimbingan

G. Media
1. Format supervisi (terlamir)
2. SPO supervisi (terlampir)
3. Status klien
4. Alat tulis

H. Mekanisme Pelaksanaan

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana


Persiapan 1. Supervisi dilakukan 5 Nurse Karu dan
setiap hari pagi dan menit Station penanggung
sore hari jawab supervisi
2. Menyiapkan check
list dan lembar
supervisi

Pelaksanaan 1. Melakukan kegiatan 15 Nurse Karu dan


supervisi sesuai menit Station penanggung
dengan check list jawab supervisi
2. Mengisi jumlah
pasien, keluhan
tentang ruangan
3. Melakukan audit
dokumen

Post 1. Diskusi 10 Nurse Karu dan


supervisi 2. Bimbingan dan menit Station penanggung
pengarahan jawab supervisi

I. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Pada supervisi, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain alat tulis, check list supervisi, status pasien
b. Evaluasi Proses
Proses supervisi dilakukan oleh kepala ruang / supervisor kepada o
seluruh perawat/ bidan yang bertugas.
c. Evaluasi Hasil
Supervisi dapat dilaksanakan setiap pagi atau sore sehingga mutu
asuhan tetap terpantau dengan baik.

II. LAMPIRAN MATERI KEGIATAN PELAKSANAAN SUPERVISI


A. Definisi
Marquis & Huston (2010), mengemukakan bahwa supervisi adalah
kegiatan yang direncanakan untuk membantu tenaga keperawatan dalam
melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Supervisi tidak hanya sekedar
mengontrol melihat apakah segala kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan
rencana atau program yang telah ditentukan, tetapi supervisi mencakup penentuan
kondisi-kondisi atau syarat-syarat personal maupun material yang diperlukan
untuk tercapainya tujuan asuhan keperawatan secara efektif dan efesien.
Swanburg (2010), mengemukakan bahwa supervisi merupakan
pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang telah
disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan
yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat
diperbaiki dan tidak terjadi lagi. Supervisi adalah segala bantuan dari pemimpin
atau penanggung jawab kepada perawat yang ditujukan untuk perkembangan para
perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan
supervisi semacam ini merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi
pertumbuhan dan perkembangan keahlian dan kecakapan para perawat.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
supervisi merupakan kegiatan pembelajaran dan dukungan profesional oleh atasan
terhadap kinerja bawahan. Supervisi perlu dilakukan secara terprogram, terjadwal
dan perhatian supervisor, bukan hanya pada pelaksanaan praktik keperawatan
tetapi juga pada sikap dan tanggung jawab perawat pelaksana dalam praktik
professional.

B. Tujuan supervisi
Swanburg (2010) mengatakan tujuan supervisi adalah
1. Memperhatikan anggota unit organisasi di samping itu area kerja dan
pekerjaan itu sendiri.
2. Memperhatikan rencana, kegiatan, dan evaluasi dari pekerjaannya.
3. Meningkatkan kemampuan pekerjaan melalui orientasi, latihan dan bimbingan
individu sesuai kebutuhannya serta mengarahkan kepada kemampuan
ketrampilan keperawatan.
Menurut Suarli (2012), tujuan supervisi adalah memberikan bantuan
kepada bawahan secara langsung sehingga dengan bantuan tersebut bawahan akan
memiliki bekal yang cukup untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil
yang baik. Supervisi yang baik adalah supervisi yang dilakukan secara berkala.

C. Peran dan fungsi supervisor


Tugas supervisor adalah mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja
yang nyaman dan aman, efektif, dan efisiensi. Tugas supervisor menurut Suyanto
(2009) sebagai berikut:
1. Mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan terutama pagawai baru
2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan pengarahan keperawatan
4. Memberikan pengarahan dalam pelaksana tugas agar menyadari, mengerti
terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan
5. Memberikan pelayanan bimbingan kepada pelaksana keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Fungsi supervisor dalam keperawatan menurut Suyanto (2009) sebagai
berikut:
1. Menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemberian
pelayanan asuhan keperawatan.
2. Mengkoordinasikan, menstimulasi dan mendorong ke arah peningkatan
kualitas asuhan keperawatan.
3. Membantu (asistensing), memberi support (supporting), dan mengajak untik
diikutsertakan (sharing).
Berdasarkan Departement of Health Human Service (DHHS) (2009),
fungsi seorang supervisor klinik adalah:
1. Teacher
Teacher membantu untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan, meningkatkan kesadaran diri, melalui proses pembelajaran dengan
mengidentifkasi kebutuhan untuk meningkatkan professional. Supervisor adalah
guru, pelatih dan seorang role model profesional.
2. Consultant
Consultant berfungsi sebagai konsultan kinerja serta memantau masalah
yang ada dan juga menentukan alternatif penyelesaian masalah untuk mencapai
tujuan bersama. Konsultan sebagai unit terdepan dalam organisasi untuk
mengenali dan mengatasi masalah yang ada.
3. Coach
Coach berfungsi memberikan dukungan dalam pembentukan moral, menilai
kebutuhan serta kekuatan, menyarankan berbagai pendekatan klinis, model serta
mengatasi kelelahan melalui pelatihan terus menerus.

D. Karateristik pelaksana supervisi


Menurut Suarli dan Bahtiar (2014), pelaksana supervise atau supervisor
memiliki karakteristik atau syarat yaitu:
1. Sebaiknya atasan langsung dari yang disupervisi atau apabila hal ini tidak
memungkinkan dapat ditunjuk staf khusus dengan batas-batas kewenangan
dan tanggung jawab yang jelas.
2. Pelaksana supervisi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup
untuk jenis pekerjaan yang disupervisi.
3. Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilan melakukan supervisi, artinya
memahami prinsip-prinsip pokok serta tehnik supervisi.
4. Pelaksana supervisi harus memiliki sifat edukatif dan suportif, bukan otoriter.
5. Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup, sabar dan selalu
berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku bawahan
yang disupervisi.

E. Pelaksana supervisi
Menurut Suyanto (2008), supervisi keperawatan dilaksanakan oleh
personil atau bagian yang bertanggung jawab antara lain:
1. Kepala ruangan
Kepala ruangan bertanggung jawab melakukan supervisi pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien diruang perawatan yang dipimpinnya.
Kepala ruangan mengawasi perawat pelaksana dalam memberikan asuhan
keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung disesuaikan dengan
metode penugasan yang diterapkan di ruang perawatan tersebut.
2. Pengawas perawatan (Supervisor)
Ruang perawatan dan unit pelayanan yang berada di bawah unit fungsional
mempunyai pengawas yang bertanggung jawab mengawasi jalannya pelayanan
keperawatan.

3. Kepala bidang keperawatan


Kepala bidang keperawatan yang merupakan top manajer dalam bidang
keperawatan, bertanggung jawab untuk melakukan supervisi baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui para pengawas perawatan.

F. Teknik supervisi
Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Supervisi
langsung bertujuan untuk proses pembimbingan, arahan, dan pencegahan serta
memperbaiki kesalahan yang terjadi, maka supervisi langsung lebih tepat
digunakan. Supervisi yang ditujukan untuk memantau proses pelaksanaan tugas
keperawatan yang telah dijalankan maka supervisi tidak langsung lebih tepat
digunakan. Supervisi langsung dilakukan pada kegiatan yang sedang berlangsung.
Supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak
dirasakan sebagai perintah.
Supervisi tidak langsung dilakukan melalui laporan tertulis seperti laporan
pasien dan catatan asuhan keperawatan pada shift pagi, sore dan malam. Dapat
juga dengan menggunakan laporan lisan seperti saat timbang terima shift, ronde
keperawatan maupun rapat. Supervisor tidak melihat langsung kejadian
dilapangan sehingga memungkinkan terjadi kesenjangan fakta. Hasil temuan dari
supervisi tidak langsung memerlukan klarifikasi dan umpan balik diberikan agar
tidak terjadi salah persepsi dan masalah segera dapat diselesaikan (Suyanto,
2008).

G. Kegiatan supervisi
Kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana seorang
manajer melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi
pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari (Arwani, 2008).
1. Bimbingan
Supervisi merupakan usaha sistematis dan berkelanjutan untuk
meningkatkan dan mengarahkan kegiatan yang dilakukan oleh tenaga pelaksana
bimbingan dan konseling, agar mereka dapat berperan lebih efisien dan efektif
dalam kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Manfaat supervisi dalam program bimbingan dan konseling
diantaranya mengontrol kegiatan dari para personel bimbingan dan konseling
mulai dari bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing,
mengontrol adanya kemungkinan hambatan yang ditemui, memungkinkan
dicarinya jalan keluar terhadap hambatan dan permasalah yang ditemui,
memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara lancar ke arah
pencapaian tujuan (Luddin, 2010) adalah:
2. Pengarahan
Tujuan pengarahan adalah upaya staf mendapat masukan yang jelas
tentang tujuan kerja, target kerja, cara kerja yang dipakai dan semua hal yang
terkait dengan pekerjaan itu. Pengarahan yang efektif menurut Wiryoputro (2008)
adalah: buatlah agar orang-orang dalam organisasi itu merasa penting dan
berkepentingan, kenalilah perbedaan yanga ada pada masing-masing individu, dan
jadilah pendengar yang baik, hindarilah perdebatan, hindari dominasi,
ikutsertakan dalam proses manajemen, perintah atau instruksi hendaknya jelas dan
selengkap mungkin.
3. Memotivasi
Menurut Wahyudi (2011), memotivasi merupakan memberikan dorongan
kepada staf atau bawahan agar dapat bekerja dengan baik untuk meningkatkan
kinerjanya. Kualitas dan proses supervisi yang baik akan meningkatkan motivasi
dan kepuasan kerja perawat.
4. Evaluasi kerja
Evaluasi kinerja yang efektif merupakan proses yang berkesinambungan
dan memusatkan perhatian pada kinerja pekerjaan. Tujuan dasar evaluasi adalah
untuk menyediakan informasi mengenai kinerja pekerjaan. Informasi tersebut
dapat memenuhi berbagai tujuan yang utama antara lain: mengidentifikasi
karyawan yang berpotensi tinggi, menstimulasi perbaikan kinerja,
mengembangkan cara untuk mengatasi hambatan dan penghambat kinerja.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, (2008). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Salemba Medika. Jakarta.

Suarli, S. & Yayan, B.(2009).Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan


Praktis.Jakarta : Erlangga Medical Series.

Anda mungkin juga menyukai