Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TELAAH JURNAL

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Keperawatan Manajemen Keperawatan yang diampu
oleh Ibu Indriati, S.Kep, Ns, M.Kep.

Disusun Oleh Kelompok 1:

Adelia Eva Amanda P1337420620074


Alif Mufti Haq P1337420620051
Annisa Auli Ramadhani P1337420620072
Annisa Nurul Safitri P1337420620066
Agustina Pigome P1337420616053
Wahyu Tri Aji P1337420617001
Sang Komang Proklamasindo Mukti P1337420617005
Fitri Asih P1337420617007
Oktalia Suci Anggraeni P1337420617009
Nilla Dita Riana P1337420617003
Gracia Ayu Christina P1337420617004
Muhammad Hasan Yusuf P1337420617008
Mohamad Fauzan P1337420617016

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2021
Laporan Telaah Jurnal

A. Identitas Artikel
1. Judul Artikel :The Effectiveness Of Coaching Using Sbar (Situation, Background,
Assessment, Recommendation) Communication Tool On Nursing Shift Handovers
2. Jurnal Sumber : Belitung Nursing Jurnal ( Vol 4, Issue 2, hal 177 – 185)
3. Kategori Penelitian: Quay Eksperimen
4. Tujuan Penelitian : Untuk menganalisis keefektifan metode coaching dengan
menggunakan alat komunikasi SBAR pada serah terima shift keperawatan.
5. Ringkasan Skematik Penelitian
Latar belakang dari penelitian ini adalah SBAR sebagai alat komunikasi yang
digunakan perawat untuk memberikan informasi dalam serah terima shift
keperawatan. Komunikasi serah terima yang tidak akurat dapat berdampak buruk
pada pasien. oleh karena itu diperlukan coaching sebagai metode pengembangan
sumber daya. metode coaching.Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis
keefektifan metode coaching dengan menggunakan alat komunikasi SBAR pada serah
terima shift keperawatan.
Metode yang digunakan adalah rancangan kuasi eksperimen dengan desain pretest
posttest control group design. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive
sampling dan terdapat 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. uji statistik yang digunakan adalah uji t independent, Mann-Whitney, dan
Wolcoxon. Hasil dari penelitian ini yaitu Terdapat peningkatan kemampuan coaching
perawat kepala dalam penerapan SBAR dalam serah terima keperawatan setelah 2
minggu dan 4 minggu coaching. Ada juga peningkatan yang signifikan dari
penggunaan SBAR pada serah terima shift keperawatan pada kelompok eksperimen (p
<0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kesimpulan penelitian ini yaitu
pembinaan menggunakan alat komunikasi SBAR (situasi, latar belakang, penilaian,
rekomendasi) efektif pada serah terima shift perawat. Terdapat peningkatan yang
signifikan pada kapabilitas perawat kepala dan serah terima shift perawat setelah
diberikan intervensi coaching.
B. Penilaian Artikel
1. Kesesuaian desain penelitian dengan tujuan penelitian
a. Apakah (variable) exposure/ intervensi (bila ada) pada penelitian ini? Jelaskan!
Variabel intervensi pada penelitian ini adalah pembinaan alat komunikasi
menggunakan SBAR. Pembinaan ini diawali bimbingan konseling melalui
pengukuran dengan lembar observasi SBAR pada handover. Sebelum pelatihan
coaching dilakukan pretest untuk mengukur pengetahuan perawat. Kemudian baru
dilakukan pelatihan coaching dengan materi SBAR tentang handover selama satu
hari, setelah itu dilakukan posttest untuk mengukur pengetahuan perawat dalam
penerapan SBAR pada handover. Pembinaan oleh kepala perawat ini dilakukan
selama 2 minggu dengan kesepakatan antara peneliti dan kepala perawat kemudian
peneliti melakukan observasi coaching dengan evaluasi bersama. Kemudian
pelaksanaan coaching dilakukan secara mandiri oleh kepala perawat selama 2
minggu tanpa bantuan dan pengaruh dari peneliti.
b. Apakah (variable) outcome/ akibat (bila ada) pada penelitian ini ? Jelaskan !
Variabel outcome pada penelitian ini adalah efektivitas serah terima shift
keperawatan. Efektivitas dianalisis dengan skor pretest sebelum pelatihan coaching
dan post-test setelah pelatihan coaching.
c. Apakah hasil utama dari penelitian ini (yang sesuai dengan tujuan penelitian) ?
Jelaskan!
Terdapat peningkatan kemampuan coaching perawat dalam penerapan SBAR
pada handover shift keperawatan setelah 2 minggu dan 4 minggu coaching. Ada
juga peningkatan yang signifikan dari penggunaan SBAR pada handover shift
keperawatan pada kelompok eksperimen (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok
kontrol.
2. Pemilihan kelompok control (bila ada) dan pengaruhnya terhadap hasil penelitian
a. Definisikan siapa kelompok control! Jelaskan!
Kelompok kontrol pada penelitian ini adalah 27 perawat di ruang rawat
inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan kriteria inklusi adalah perawat di
bangsal rawat inap, bekerja lebih dari satu tahun, pendidikan diploma III dan
sarjana keperawatan.
b. Jelaskan populasi sumber untuk kelompok control ! Jelaskan !
Populasi sumber untuk kelompok kontrol adalah 429 perawat di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.
c. Apakah dilakukan matching dan randomisasi (jika ada) ? Jelaskan !
Tidak, karena teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
consecutive sampling, yaitu memilih subjek penelitian sesuai dengan kriteria
inklusi dalam kurun waktu tertentu, sehingga tidak dilakukan randomisasi dan
tidak dilakukan matching pada kedua kelompok (kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol)
d. Apakah mempertimbangkan Blindness (jika ada)? Jelaskan!
Tidak, dalam penelitian ini tidak mempertimbangkan blindness.
e. Apakah karakteristik kelompok control sebanding dengan kelompok perlakuan
(terpapar)? Jelaskan!
Karakteristik responden pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi
sebanding, yaitu meliputi usia, lama bekerja, jenis kelamin, dan pendidikan.
3. Kualitas pengukuran dan outcome serta pengaruhnya terhadap hasil penelitian
a. Bagaimanakah reprodusibilitas (kemungkinan penelitian tersebut dapat dilakukan
ulang oleh peneliti/ lokasi/ instrumen lain) dari penelitian tersebut?
Ada kemungkinan dilakukan penelitian di tempat lain dengan waktu yang
berbeda, dikarenakan pada jurnal ini kapabilitas kepala perawat dan pergantian
serah terima shift meningkat dengan signifikan setelah diadakan pelatihan SBAR.
b. Validitas internal :
● Jelaskan peluang adanya bias! Termasuk bias apa?
Terdapat peluang bias informasi, hal ini didasari pada penilaian setiap
kepala perawat yang akan memberi penilaian terhadap keefektifan penulisan
laporan Handover menggunakan SBAR. Meskipun instrumen yang digunakan
pada penelitian ini sudah memenuhi standar penilaian format penulisan SBAR,
namun kesubyektifan penilai (enumerator) akan dapat menimbulkan hasil bias
yang akan mempengaruhi hasil dari tiap responden baik pada kelompok uji
maupun kelompok kontrol. Sehingga perlunya pengawasan terhadap penilaian
setiap responden agar lebih obyektif agar tidak menimbulkan efek bias pada
hasil penelitian tersebut.
● Jelaskan peluang adanya confounding factor!
Tidak ditemukan confounding factor pada penelitian ini, karena pada
alokasi subyek penelitian ini secara acak pada kelompok perlakuan dan
pembanding cenderung membuat kedua kelompok (pembanding vs perlakuan)
sebanding.
● Jelaskan bagaimana kesimpulan mengenai validitas internalnya (cek kriteria
inklusi / eksklusinya juga)?
Pada penelitian ini, dapat dilihat dan dinilai bahwa kriteria inklusi
sangat sesuai pada target penelitian, yakni setiap perawat yang melakukan
pelaporan Handover dengan format SBAR. Hal ini sejalan karena pada
pelaksanaannya, yang melakukan pendokumentasian dalam format tersebut
meliputi perawat di ruang rawat inap, dengan level latar belakang pendidikan
keperawatan baik Diploma III maupun Sarjana / Profesi Ners. Maka dari itu
kriteria inklusi yang disusun oleh peneliti sangap sesuai bahkan diberi
tambahan, seperti perawat dengan minimal lama kerja 1 tahun, dengan
harapan agar mendapat kualitas subyek penelitian yang memang telah
memahami dan selalu mempraktikan pelaporan Handover dengan format
SBAR.
c. Validitas Eksternal (generalisasi)
● Apakah penelitian ini dapat diaplikasikan ke eligible population? Jelaskan!
Berdasarkan hasi dari penelitian ini, dapat di nilai bahwasannya
penggunaan metode SBAR dalam serah terima dapat meningkatkan
komunikasi yang sangat sesuai pada penelitian ini, yakni setiap perawat yang
melakukan pelaporan handover dengan menggunakan metode SBAR secara
tepat dan sistematis, jelas dan ringkas dapat di gunakan dalam setiap situasi
dan setiap aspek perawatan pasien.
● Apakah penelitian ini dapat diaplikasikan ke source population? Jelaskan!
Berdasarkan hasi dari penelitian ini, tidak dapat di nilai bahwasannya
penggunaan metode SBAR dalam serah terima tidak dapat meningkatkan
komunikasi yang sangat sesuai pada penelitian ini, yakni setiap perawat yang
melakukan pelaporan Handover dengan menggunakan metode SBAR kurang
nya efiesinsi di kalangan tersebut sehingga dalam pelaksaan perawatan kurang
efisien.
● Jelaskan bagaimanakah validitas eksternal dari penelitian ini? Jelaskan!
Berdasarkan hasil dari telaah jurnal didapatkan perlakuan ekstra pada
kelompok eksperimen. Perbedaan SBAR antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol disebabkan perlakuan yang diberikan pada kedua kelompok
tidak sama.

4. Kelengkapan data subyek penelitian dan pengaruhnya terhadap hasil penelitian


a. Kepatuhan subyek penelitian (jika relevan).
Berdasarkan hasil dari telaah jurnal didapatkan penggunaan metode SBAR
dalam serah terima dapat meningkatkan komunikasi dan mendukung budaya
keselamatan pasien. Penggunaan metode SBAR secara tepat dan sistematis, jelas
dan ringkas dapat digunakan dalam setiap situasi dan setiap aspek perawatan
pasien. Clark, dkk melakukan penelitian melalui penerapan proyek PACT
(penilaian pasien, tegas komunikasi, kontinum perawatan, kerja tim dengan
kepercayaan) untuk meningkatkan komunikasi serah terima dengan menggunakan
metode SBAR
b. Adakah Drop out dan kematian?
Dalam penelitian ini melibatkan 65 perawat dengan hasil penelitian
menunjukkan 82% perawat menyatakan perlu standar prosedur serah terima, 94%
mengatakan perlu memahami komunikasi karena setiap perawat melaporkan
berbeda, dan 62% mengatakan penggunaan alat dalam komunikasi seperti metode
SBAR membantu perawat dalam komunikas
c. Adakah Missing data ?
Berdasarkan hasil telaah jurnal tidak terdapat data yang hilang atau sering
disebut missing data penelitian menggunakan alat komunikasi SBAR (situasi, latar
belakang, penilaian, rekomendasi) yang efektif pada serah terima shift
perawat.Terdapat peningkatan yang signifikan pada kapabilitas perawat kepala dan
serah terima shift perawat
5. Pemelencengan (distorsi) pengaruh paparan/ intervensi terhadap outcome
a. Apakah ada perlakuan ekstra terhadap salah satu kelompok?
Berdasarkan hasil dari telaah jurnal didapatkan perlakuan ekstra pada
kelompok eksperimen. Perbedaan SBAR antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol disebabkan perlakuan yang diberikan pada kedua kelompok
tidak sama. Pada kelompok eksperimen peneliti memberikan perlakuan berupa
metode bimbingan pembinaan pada SBAR pada serah terima sedangkan pada
kelompok kontrol diberikan Standar Operasional Prosedur (SPO).
b. Apakah ada kontaminasi paparan terhadap subyek?
Berdasarkan penelitian tersebut terdapat kontaminasi paparan terhadap
subjek yaitu komunikasi, sumber daya, birokrasi, keinginan diri sendiri, organisasi
dukungan, sosialisasi, dan durasi kerja yang mempengaruhi Prosedur Operasi
Standar (SPO) yang merupakan kebijakan internal rumah sakit dan pendukung
utama kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan sesuai dengan standar.
Kepatuhan terhadap penerapan SPO sendiri dipengaruhi oleh lama kerja, penelitian
menyatakan jika masa kerja lebih dari 5 tahun.
c. Apakah ada upaya mengendalikan Confounding factors?
Upaya untuk mengendalikan Confounding factors dalam penelitian ini
adalah dengan melakukan supervisi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja
perawat dalam melakukan SBAR pada handover. Perawat konsisten dalam
melakukan tindakan tetapi membutuhkan bimbingan dan pengarahan secara terus
menerus sesuai dengan konsep pengawasan. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga
kualitas yang telah diperoleh.
Perlu adanya pembinaan untuk mengoptimalkan pelaksanaan SPO, agar
SPO tersebut tidak menjadi beban kerja, melainkan sebagai alat bantu untuk
memperlancar pekerjaan. Penggunaan metode SBAR dalam serah terima dapat
meningkatkan komunikasi dan mendukung budaya keselamatan pasien.
Penggunaan metode SBAR secara tepat dan sistematis, jelas dan ringkas dapat
digunakan dalam setiap situasi dan setiap aspek perawatan pasien. Penggunaan alat
dalam komunikasi seperti metode SBAR membantu perawat dalam komunikasi.
d. Apakah analisis data yang digunakan tepat?
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini sudah tepat. Analisa dalam
penelitian ini yaitu analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis Univariat
dengan karakteristik responden; Umur, Jenis Kelamin, Lama Kerja, dan Tingkat
Pendidikan. Data disajikan dalam bentuk mean, median, modus, standar deviasi
dan median SBAR pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditampilkan
dalam bentuk tabel.

Analisis Bivariat digunakan untuk menganalisis pengaruh antara dua


variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Dalam penelitian ini
digunakan untuk menganalisis pengaruh pembinaan menggunakan SBAR pada
serah terima shift keperawatan. Uji statistik normalitas data pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen menggunakan Saphiro-Wilk karena jumlah sampel
kurang dari 50, dengan p-value = 0,000 (<0,05). Penilaian penerapan SBAR pada
handover sebelum dan sesudah pelatihan coaching pada kelompok eksperimen dan
kontrol menggunakan Friedman Test.

6. Apakah hasil penelitian dipengaruhi oleh chance variation? Jelaskan!


Ya, dipengaruhi karena terjadi perubahan pengukuran sebelum dan sesudah
pelatihan pada minggu ke 2 dan minggu ke 4, bahwa dalam prosesnya berubah
hingga mencapai tahap pembekuan dimana perawat konsisten dalam melakukan
tindakan tetapi membutuhkan bimbingan dan pengarahan secara terus menerus
sesuai dengan konsep pengawasan untuk menjaga kualitas yang telah diperoleh.
Lalu, dilihat dari populasi yang ada sebanyak 429 perawat dan dipilih
menggunakan teknik consecutive sampling, hanya melakukan dengan 54
responden yang selanjutnya akan di bagi lagi menjadi 2 kelompok yaitu
intervensi dan kontrol. Semakin mengerucut responden yang terpilih sehingga
variasi peluang akan berbeda lagi jika responden ditambah atau dikurangi dan
instrumen yang dipakai yaitu dengan cara coaching-observasi langsung juga dapat
mempengaruhi variasi peluang karena kemungkinan jika observator berbeda akan
menghasilkan hasil yang berbeda juga.

C. Ringkasan Penilaian Artikel


Kriteria inklusi subjek yang digunakan sudah sesuai sasaran, yaitu perawat yang
berjaga di rawat inap dengan Pendidikan D3 atau Profesi Ners dengan lama bekerja
minimal 1 tahun dengan harapan subyek penelitian telah memahami dan mempraktikan
pelaporan handover dengan format SBAR.
Analisis data yang digunan sudah tepat, yakni analisis univariat dan bivariat. Analisis
univariat dilakukan untuk mengetahui kararkteristik subjek berupa umur, jenis kelamin,
lama bekerja, dan tingkat pendidikan yang disajikan dalam bentuk mean, median, modus,
standar deviasi. Sedangkan pada Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh
efektivitas metode coaching terhadap penggunaan SBAR saat handover. Karena terdapat
2 kelompok dengan jumlah sampel 27 subjek tiap kelompok), maka dilakukan uji
normalitas terlebih dahulu menggunakan uji Shapiro-Wilk.setelah itu data dianalisa
menggunakan Friedman Test untuk mengetahui efektifitas metode coaching dalam
penggunaan SBAR saat handover.
Hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan, yaitu menganalisis keefektifan metode
coaching dengan menggunakan alat komunikasi SBAR pada serah terima shift
keperawatan, dengan hasil terdapat peningkatan yang signifikan dari penggunaan SBAR
pada handover shift keperawatan setelah diberikan metode coaching.
Dalam penelitian ini terdapat pemelencengan, seperti: perbedaan perlakuan antara
kedua kelompok, kontaminasi paparan subjek, pengendalain faktor confounding, dll.
Change variation mempengaruhi hasil penelitian, karena pada penelitian ini dilakukan
pelatihan yang dibagi menjadi 2 waktu, yaitu selama 2 minggu dan 4 minggu. Selain itu
perbedaan observer/ enumerator pada pelaksaan intervensi juga akan mempengaruhi hasil
dan menjadi bias karena penilaian bersifat subjektif.
D. Simpulan
Desain penelitian dan tujuan pada jurnal yang berjudul “efektivitas coaching
dengan menggunakan alat komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment,
Recommendation) pada keperawatan shift handover” sudah sesuai jika dilihat dari
tujuan yaitu untuk menganalisis efektivitas coaching dengan menggunakan alat
komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) pada
keperawatan shift handover dn penelitian tersebut menggunakan 2 kelompok agar hasil
bisa dibandingkan dan metode yang dipakai yaitu quasi-experimental study with pretest
posttest control group design dengan menganalisis suatu penelitian akan lebih valid jika
menggunakan suatu percobaan dan lebih jelas mengenai apakah melakukan coaching
itu efektif atau tidak. Kedua, kelompok kontrol yang dipilih juga tepat, karena akan
mendapatkan hasil yang valid jika kelompok sampel untuk kelompok kontrol sama
perlakuannya dengan kelompok eksperimen (intervensi). Ketiga, outcome pada
penelitian ini jelas karena setelah dilakukan intervensi coaching SBAR, Terdapat
peningkatan kapabilitas kepala perawat dan serah terima shift perawat. Dilihat dari
kelengkapan subjek penelitian ini bagus karena melibatkan 54 responden perawat
RSUD dr. Moewardi yang ditempatkan dalam kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Dalam penelitian ini tidak ada distorsi (pemelencengan) terhadap subjek
penelitian, hanya saja ada penambahan perlakuan ekstra pada salah satu kelompok,
tetapi tidak mempengaruhi tujuan penelitian. Terakhir jika dilihat ada tidaknya
pengaruh variasi peluang atau chance variation kemungkinan penelitian ini ada, apabila
terjadi perubahan pengukuran sebelum dan sesudah pelatihan, kedua kemungkinan
terjadi apabila ada penambahan atau pengurangan responden serta observer yang
berbeda jika menggunakan instrumen coaching-observasi.

Anda mungkin juga menyukai