Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN DI

KOMUNITAS, TATANAN SEKOLAH, DAN


TEMPAT KERJA
KELOMPOK 2
KELOMPOK 2

1. KEVIN VALENTINO KIAMA 201701112


2. MOH. REZKY HUZAL HS 201701114
3. I KADEK WARDANA 201701110
4. MOH. REZA 201701115
5. I KETUT MARGIANA HARIPRABAWA 201701111
6. MELISA A. 201701113
7. MOH. YASIN 201701116
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN

 Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera
guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (UU no 44 tahun 2009).
 Gawat darurat adalah suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan
seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan/pertolongan segera dalam arti
pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan
semacam itu maka korban akan mati atau cacat/ kehilangan anggota tubuhnya seumur
hidup (Saanin, 2012).
 Keadaan darurat adalah keadaan yang terjadinya mendadak, sewaktu-waktu/ kapan saja
terjadi dimana saja dan dapat menyangkut siapa saja sebagai akibat dari suatu
kecelakaan, suatu proses medic atau perjalanan suatu penyakit (Saanin, 2012).
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

 Keperawatan gawat darurat adalah pelayanan professional keperawatan yang diberikan


pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis.
 Karakteristik keperawatan gawat darurat:
1. Tingkat kegawatan dan jumlah pasien sulit diprediksi
2. Keterbatasan waktu, data dan sarana: pengkajian, diagnosis, dan tindakan
3. Keperawatan diberikan untuk seluruh usia
4. Tindakan memerlukan kecepatan dan ketepatan tinggi
5. Saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan
TUJUAN PENANGGULANGAN GAWAT
DARURAT
1. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat hingga dapat hidup
dan berfungsi kembali dalam masyarakat.
2. Merujuk pasien gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai.
3. Penanggulangan korban bencana.
Untuk dapat mencegah kematian, petugas harus tahu penyebab kematian yaitu :
1. Meninggal dalam waktu singkat (4-6 menit)
a. Kegagalan sistem otak
b. Kegagalan sistem pernafasan
c. Kegagalan sistem kardiovaskuler
2. Meninggal dalam waktu lebih lama (perlahan-lahan)
a. Kegagalan sistem hati
b. Kegagalan sistem ginjal (perkemihan)
c. Kegagalan sistem pankreas (endokrin)
KEGAWATDARURATAN DI KOMUNITAS
4 fase sistem pengendalian gawat darurat
terpadu :
 Fase Deteksi
Pada fase deteksi ini dapat diprediksi beberapa hal diantaranya adalah frekuensi
kejadian, penyebab, korban, tempat rawan, kualitas kejadian dan dampaknya. Misalnya
terkait dengan kecelakaan lalu lintas, maka dapat diprediksi : frekuensi, Kecelakaan
Lalu Lintas (KLL), Buruknya kualitas “Helm” sepeda motor yang dipakai, Jarangnya
orang memakai “Safety Belt”, tempat kejadian tersering dijalan raya yang padat atau
dijalan protocol, korban kecelakaan mengalami luka mengalami luka diberbagai
tempat atau multiple injuries.
 Fase Supresi
Supresi atau menekan agar terjadi penurunan korban gawat darurat dilakukan dengan
berbagai cara : perbaikan kontruksi jalan, peningkatan pengetahuan peraturan lalu
lintas, perbaikan kualitas “Helm” pengetatat melalui UU lalu lintas atau peraturan
ketertiban berlalu lintas, pengetatat peraturan keselamatan kerja, peningkatan patroli
keamanan atau membebuat pemetaan daerah bencana.
NEXT…
 Fase Pra Rumah Sakit

Pada fase ini keberhasilan korban gawat darurat salah satunya bergantung adanya akses. Akses dari masyarakat kedalam
sistem adalah yang paling penting, karena kalau masyarakat tidak dapat minta tolong maka SPGDT yang paling baikpun tidak
ada guannya bagi korban yang memerlukan pertolongan. Mengingkat wilayah Indonesia sangat bervariatif maka setiap
provinsi atau kabupaten/kota perlu memiliki nomor yang mudah dihapal yang mudah dihubungan untuk minta pertolongan.
Saluran informasi yang dapat diakses bila memerlukan bantuan pertolongan gawat darurat atau bencana dimasyarakat
diantaranya : polisi, pemadam kebakaran, dinas kesehatan, rumah sakit atau ouskesmas terdekat yang dikoordinir oleh badan
penaggulangan bencana setempat. Untuk perdesaan yang belum memiliki sarana komunikasi yag belum ada komunikasi
telepon, akses dapat berupa : bedug, kentongan, asap, radio komunikasi, atau hamdphone.

 Fase Rehabilitasi

Semua korban yang cedera akibat kecelakaan maupun bencana harus dilakukan rehabilitasi secara utuh, mencakup fisik,
mental, spiritual dan sosial. Hal ini perlu dilakukan agar dapat berfungsi kembali di dalam kehidupan bermasyarakat. Pada fase
rehabilitasi melibatkan berbagai disiplin ilmu, dengan harapan terjadi re-orientasi terhadap kehidupannya sesuai kondisinya
saat ini.
KEGAWATDARURATAN DI
LINGKUNGAN SEKOLAH
KEGAWATDARURATAN DI SEKOLAH

Pencegahan dan pertolongan pertama pada kecelakaan sangat penting dilakukan


di sekolah dan di penitipan anak untuk menciptakan sekolah dan penitipan anak yang aman
untuk anak-anak (Water, Natora, Stokes, 2009). Hal ini didukung juga oleh WHO dengan
program safe community bahwa program ini meliputi segala usia di segala lingkungan dan
situasi, lebih diarahkan ke pencegahan kecelakaan, meningkatkan kapasitas masyarakat
untuk mencegah keselakaan, dan organisasi kesehatan menjadi peran penting dalam
pelaksanaan program ini. Implikasi luasnya adalah bahwa dengan penguatan kapasitas
yaitu peningkatan pengetahuan guru dalam mencegah kecelakaan serta melakukan P3K
dapat diterapkan baik disekolah maupun di lingkungan rumah (Spinks, Turner, Nixon,
McClure, 2009).
Kementrian kesehatan Republik Indonesia juga mendukung program safe
community salah satunya dengan program UKS. Pelaksanaan UKS harus diwajibkan di
setiap sekolah dan madrasah mulai dari TK/RA sampai SMA/ SMK/MA, mengingat UKS
merupakan wadah untuk mempromosikan masalah kesehatan. Wadah ini menjadi penting
dan strategis, karena pelaksanaan program melalui UKS jauh lebih efektif dan efisien serta
berdaya ungkit lebih besar (Kemenkes, 2015). Penyuluhan tentang pencegahan serta
pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan bagian dari promosi kesehatan.
KEGAWATDARURATAN DI
LINGKUNGAN TEMPAT KERJA
LATAR BELAKANG

 Penyakit dan cedera bisa terjadi pada pekerja, walaupun sudah dilakukan identifikasi,
penilaian dan pengendalian.
 Bahasan dalam (Tanggap Darurat Medik) TDM mulai dari Pertolongan Pertama sampai
Evakuasi Medik dengan tujuan akhir mencegah kematian, cedera yang lebih parah dan
agar segera pulih kembali.
PRINSIP PEDOMAN TDM

1. Kesadaran Darurat Medik dan perkembangannya.


2. Pendekatan terintegrasi dengan manajemen dengan koordinasi.
3. Pemastian bahwa semua pekerja memahami peranannya dalam TDM.
4. Penyusunan jaringan komunikasi dan pelayanan antar setiap tingkatan pelayanan
kesehatan, sistem rujukan.
5. Penyediaan sumber daya untuk melaksanakan tanggung jawab itu.
6. Pelaksanaan pelatihan, pembelajaran dan simulasi secara berkala.
7. Evaluasi keefektivan TDM sebagai bagian penyelidikan insiden, audit dan tinjauan
manajemen.
SISTEM MANAJEMEN GAWAT DARURAT MEDIK
KOMPETENSI DAN PELATIHAN
Kompetensi dan pelatihan:
 Tahap 0: semua pekerja dan penyelia.
 Tahap 1: penolong pertama.
 Tahap 2: paramedik, medik, perawat, dokter lapangan, dokter penasehat.
 Tahap 3 dan 4: Spesialis medik atau bedah.
SISTEM MANAJEMEN GAWAT DARURAT
MEDIK DOKUMENTASI
 TDM harus didokumentasikan secara tertulis;
 Dokumentasi minimum terdiri atas:
 Sumber daya (yang mana, dimana, siapa);
 Organisasi (siapa mengerjakan apa, otoritas, keputusan);
 Isi pelatihan dan jadwal;
 Telepon, radio (siapa menelepon siapa, kapan, di mana);
 Nomor telepon darurat (ditulis mudah dibaca);
 Isi dan tempat kotak P3K, tandu, cuci mata, MSDS);
 Jadwal inspeksi alat gawat darurat;
 Simulasi gawat darurat, bagaimana dan jadwal;
 Daftar pelayanan luar, kontak telepon (lokal, internasional);
 Informasi tanggungan asuransi;
 Prosedur untuk tamu, pihak ketiga jika perlu;
 Prosedur untuk pekerja yang dinas luar yang tidak tercakup fasilitas tadi;
 Dokumentasi harus disimpan untuk perbaikan;
SISTEM MANAJEMEN GAWAT DARURAT
MEDIK PENILAIAN RISIKO
 Hitung jumlah pekerja, population at risk;
 Bahaya di tempat kerja, lingkungan fisik dan pengendaliannya;
 Keterpencilan;
 Kualitas dan tanggapan sistem medik setempat;
 Belajar dari penyelidikan insiden dan simulasi;
 Persyaratan etika, hukum dan peraturan lainnya;
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai