1 April 2016
ABSTRAK
Kanker payudara merupakan penyakit kedua terbanyak setelah kanker serviks di
Indonesia serta memiliki kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Dengan
adanya kecenderungan ini, wanita yang berisiko tinggi atau berumur lebih dari dua puluh
tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) secara rutin.
Dengan dideteksinya kanker payudara secara dini serta penanganan yang cepat dan tepat
dapat memberikan kesembuhan dan harapan hidup yang lebih baik (operable dan
curable). Adanya hambatan dalam melakukan Sadari baik dari dalam diri individu
maupun dari luar diri individu, diperlukan adanya motivasi untuk melaksanakan Sadari
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai motivasi
mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari. Penelitian ini dilakukan pada 121
orang mahasiswi keperawatan dengan jenis penelitian deskriptif dan instrumen yang
digunakan berupa kuisioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan skor T
kemudian dikategorikan menjadi motivasi tinggi dan motivasi rendah. Hasil penelitian
menggambarkan bahwa motivasi mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari
termasuk dalam kategori rendah (53.72%), dengan motivasi intrinsik rendah (52.89%)
dan motivasi ekstrinsik rendah (51,24%). Berdasarkan hasil penelitian, maka motivasi
mahasiswa keperawatan perlu ditingkatkan agar mahasiswi keperawatan dapat
memanfaatkan Sadari sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.
ABSTRACT
The incidence of Breast Cancer is the second highest cancer in Indonesia, positioning
after cervix cancer, which has annually increased. Detecting cancer as earlier as
possible, as well as doing the good treatment, can lead in better wellness and longer life
expectancy. Women who have been high risk for this case or older than 20 years are
encouraged in doing breast cancer self-assessment (Periksa Payudara Sendiri/ Sadari)
routinely. However, motivation is highly needed. This research was conducted to identify
the motivation among female nursing students in doing Sadari. This descriptive research
had involved 121 respondents. Data was collected by using questionnaire and analyzed
by T score. The result was categorized into two levels of motivation namely high
motivation and low motivation. The results show that more than a half of respondents
(53.72%) had low motivation in doing Sadari. More than 50% of them (52.89%) had low
intrinsic motivation as slightly same as low extrinsic motivation (51.24%). These results
describe that the motivation of female nursing students in doing Sadari has to be
improved in order to prevent lately detecting of breast cancer.
ISSN: 2338-7246 1
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016
ISSN: 2338-7246 2
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016
dini kanker payudara. Sehingga apabila ilmu yang dimiliki minimal terhadap
ditemukan adanya suatu kelainan, dapat dirinya sendiri sebelum dipraktikkan
ditanggulangi lebih dini dan mengurangi kepada pasien. Namun, masih banyak
risiko berkembangnya penyakit menuju dari mereka yang mengetahui segala
tahap selanjutnya. sesuatu tentang Sadari dan manfaat yang
Mahasiswi keperawatan adalah calon diperoleh jika melaksanakan Sadari,
perawat yang dibekali dengan berbagai tidak melaksanakan Sadari secara rutin.
macam ilmu pengetahuan dan Berdasarkan latar belakang masalah
keterampilan sehingga dengan ilmu dan yang diuraikan diatas, maka penulis
keterampilan yang dimiliki diharapkan tertarik untuk melakukan penelitian
dapat diaplikasikan baik untuk diri tentang bagaimana motivasi mahasiswi
sendiri, keluarga, maupun masyarakat. keperawatan dalam pelaksanaan
Hal ini sesuai dengan peran perawat pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)
sebagai health educator. sebagai upaya deteksi dini kanker
Dalam melaksanakan perannya sebagai payudara.
health educator, pengetahuan saja tidak
cukup, diperlukan kemauan dan KAJIAN LITERATUR
kemampuan yang baik untuk melakukan Motivasi adalah daya pendorong yang
segala sesuatunya, hal ini tidak terlepas mengakibatkan seseorang mau dan rela
dari motivasi itu sendiri. Dengan untuk mengerahkan kemampuan dalam
motivasi yang tinggi, maka akan dapat bentuk keahlian atau keterampilan,
menjalankan perannya dengan baik. tenaga dan waktunya untuk
Tanpa motivasi seseorang tidak akan menyelenggarakan berbagai kegiatan
dapat berbuat apa-apa, tidak akan yang menjadi tanggung jawabnya dan
bergerak. Dengan motivasi yang tinggi menunaikan kewajibannya dalam rangka
kadang-kadang seseorang bisa berperan pencapaian tujuan (Siagian, 2004).
aktif dalam suatu kegiatan walaupun Motivasi berfungsi sebagai motor
dengan pengetahuan yang sedang- penggerak dari setiap kegiatan yang
sedang saja, sedangkan orang yang harus dikerjakan, memberikan arah dan
mempunyai pengetahuan yang tinggi kegiatan yang harus dikerjakan untuk
tanpa motivasi yang cukup, tidak akan mencapai tujuan, serta menentukan
berperan aktif dalam kegiatan tersebut, perbuatan-perbuatan apa saja yang harus
seperti dalam pelaksanaan Sadari (Syah, dikerjakan untuk mencapai tujuan
2004). (Handoko, 2000).
Berdasarkan studi pendahuluan terhadap Motivasi dibagi menjadi motivasi
20 orang mahasiswi keperawatan yang intrinsik dan motivasi ekstrinsik yang
telah mendapatkan pengetahuan dan didasarkan pada datangnya penyebab
keterampilan mengenai Sadari yaitu suatu tindakan (Moekijat, 2002).
tingkat tiga dan empat, didapatkan Motivasi intrinsik muncul dari dalam
bahwa 5% mengetahui dan melakukan diri individu karena sudah ada dorongan
Sadari secara rutin dan 95% mengetahui untuk melakukan sesuatu, meliputi
dan pernah melakukan Sadari namun kebutuhan, keinginan, harapan, dan
tidak rutin. Tidak rutinnya pelaksanaan penerapan ilmu pengetahuan serta
Sadari tersebut dikarenakan tidak keterampilan yang dimiliki. Kekuatan
adanya keluhan yang mengganggu, tidak tersebut mempengatuhi seseorang dalam
terbiasa melakukan, tidak ingat jika menentukan pikiran-pikirannya, yang
harus melakukan dan tidak adanya selanjutnya membimbing perilaku
waktu luang untuk melakukan. kedalam situasi tertentu. Motivasi
Didapatkan pula bahwa mereka ekstrinsik muncul karena adanya
mengetahui manfaat dari pelaksanaan rangsangan dari luar, meliputi dukungan
Sadari tersebut. dari teman sebaya dan informasi-
Mahasiswi keperawatan yang telah informasi yang mendukung suatu
mendapatkan pengetahuan mengenai kegiatan.
Sadari diharapkan dapat mempraktikkan
ISSN: 2338-7246 3
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016
Kanker payudara pada tahap awal tidak lebih dari 20 tahun dapat terdeteksi lebih
menimbulkan gejala apapun, namun awal.
bersamaan dengan berkembangnya American Cancer Society menyarankan
penyakit akan timbul gejala yang Sadari sangat baik jika dilakukan pada
menyebabkan perubahan pada payudara. hari ke 7-10 dari hari pertama
Untuk itu dianjurkan untuk melakukan menstruasi karena pada saat ini
pemeriksaan secara berkala. Pada wanita pengaruh estrogen dan progesteron
yang berumur diatas 20 tahun atau yang sangat rendah dan kelenjar payudara
beresiko tinggi, dianjurkan untuk dalam keadaan tidak edema
mengambil peran aktif dalam (membengkak) sehingga mudah meraba
mendeteksi secara dini ada atau tidaknya adanya kelainan. American Cancer
kanker payudara dengan cara melakukan Society dalam proyek Breast Cancer
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) Screening menganjurkan untuk dapat
secara rutin. menemukan kasus dini pada wanita
Kanker payudara tergolong kanker yang berumur lebih dari 20 tahun untuk
dapat didiagnosa secara dini dengan cara melakukan Sadari sekali setiap bulan.
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari). Untuk wanita yang masa haidnya tidak
Diusahakan untuk melakukan diagnosa teratur dianjurkan untuk melakukan
dini karena kanker payudara lebih Sadari sekali setiap enam minggu, pada
mudah diobati dan bisa disembuhkan saat mereka baru saja selesai menstruasi.
jika masih pada stadium dini. Dalam Menurut Bobak, et al. (2004), Sadari
penelitian ternyata 75 % hingga 85 % dilakukan secara teratur sebulan sekali
kanker payudara ditemukan saat setelah selesai haid, dan bagi yang telah
dilakukannya pemeriksaan payudara mati haid (menopause) hendaknya
sendiri (Sadari) (Hawari, 2004). dilakukan pada tanggal tertentu yang
Penemuan sedini mungkin kanker mudah diingat dari setiap bulannya.
payudara yang didiagnosa dan diobati
secara benar dan optimal pada stadium I METODE PENELITIAN
akan menambah harapan hidup dan Jenis penelitian yang digunakan dalam
kesembuhan sebesar 70-80 %, pada penelitian ini adalah deskriptif. Dengan
stadium II sebesar 43 %, pada stadium variabel penelitian motivasi dan sub
III kurang dari 11,2 %, dan pada variabel penelitian motivasi intrinsik dan
stadium IV sebesar 0 %. motivasi ekstrinsik. Populasi dalam
Penelitian Widiyanto (1999) tentang penelitian ini adalah mahasiswi
”Pengetahuan dan Sikap Wanita Dewasa keperawatan tingkat tiga dan empat
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri dengan sampel penelitian sebanyak 121
(Sadari) dalam Upaya Deteksi Dini orang. Pengumpulan data dengan
Kanker Payudara” diperoleh hasil bahwa menggunakan angket (dengan
pengetahuan wanita dewasa tentang menggunakan skala Likert) yang
Sadari dalam upaya deteksi dini kanker sebelumnya dilakukan uji validitas dan
payudara termasuk kedalam kategori reliabilitas. Setelah dilakukan
kurang sedangkan sikap wanita dewasa pengumpulan data penelitian kemudian
tentang Sadari dalam upaya deteksi dini dilakukan analisa data dengan
kanker payudara favorable (positif). menggunakan Skor T sehingga
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat didapatkan motivasi tinggi dan motivasi
bahwa wanita dewasa yang memiliki rendah. Dimana untuk menentukan
pengetahuan kurang dalam hal Sadari kategori motivasi responden dicari
memiliki sikap yang favorable (positif) median T (MdT) dalam kelompok, maka
terhadap Sadari. akan didapatkan motivasi responden
American Cancer Society dalam proyek tinggi (+) bila nilai T > MdT dan
Breast Cancer Screening menyebutkan motivasi responden rendah (-) bila nilai
bahwa dengan melakukan Sadari sekali T < MdT.
setiap bulan kemungkinan adanya
kelainan pada payudara wanita berusia
ISSN: 2338-7246 4
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Motivasi Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan Sadari
No Kategori Motivasi f %
1 Motivasi Tinggi 56 46,28 %
2 Motivasi Rendah 65 53,72 %
Jumlah 121 100 %
Motivasi intrinsik mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari rendah. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan
Sadari
No Kategori Motivasi f %
1 Motivasi Tinggi 57 47,11 %
2 Motivasi Rendah 64 52,89 %
Jumlah 121 100 %
Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri mahasiswi keperawatan
untuk melaksanakan Sadari. Diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan
Sadari
Motivasi Tinggi Motivasi Rendah Jumlah
No Indikator
f % f % f %
1 Kebutuhan dan
52 42,98 % 69 57,02 % 121 100 %
Tanggung Jawab
2 Keinginan 40 33,06 % 81 66,94 % 121 100 %
3 Harapan 42 34,71 % 79 65,29 % 121 100 %
4 Penerapan Ilmu
52 42,98 % 69 57,02 % 121 100 %
Pengetahuan
ISSN: 2338-7246 5
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016
ISSN: 2338-7246 6
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan
Sadari
No Kategori Motivasi f %
1 Motivasi Tinggi 59 48,76 %
2 Motivasi Rendah 62 51,24 %
Jumlah 121 100 %
Motivasi ekstrinsik adalah suatu dorongan atau support yang berasal dari luar diri
mahasiswi keperawatan untuk melaksanakan Sadari. Diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan
Sadari
Motivasi Tinggi Motivasi Rendah Jumlah
No Indikator
f % f % f %
1 Dukungan dari
32 26,45 % 89 73,55 % 121 100 %
Teman Sebaya
2 Informasi Mengenai
55 45,45 % 66 54,55 % 121 100 %
Sadari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari luar. Motivasi ekstrinsik ini tetap
51.24% responden memiliki motivasi diperlukan karena tidak semua hal dapat
ekstrinsik yang rendah dan 48.76% menarik minat seseorang atau sesuai
responden memiliki motivasi ekstrinsik dengan kebutuhannya (Moekijat, 2002).
yang tinggi dalam pelaksanaan Sadari. Motivasi ekstrinsik mahasiswi
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari
keperawatan memiliki motivasi yang rendah ini disebabkan oleh
ekstrinsik yang rendah dalam rendahnya kekuatan yang muncul dari
pelaksanaan Sadari. luar diri mahasiswi yang menjadi
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif pendorong dalam melakukan Sadari. Hal
yang aktif karena adanya perangsang ini dikarenakan rangsangan dari luar
ISSN: 2338-7246 7
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016
ISSN: 2338-7246 8
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016
ISSN: 2338-7246 9