Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No.

1 April 2016

MOTIVASI MAHASISWI KEPERAWATAN


DALAM PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
SEBAGAI DETEKSI DINI
KANKER PAYUDARA
Eka Afrima Sari1, Ida Maryati2, Maria Komariah3
1
Universitas Padjadjaran, e.afrima@unpad.ac.id
2
Universitas Padjadjaran, ida_syiffa@yahoo.com
3
Universitas Padjadjaran, ccmariaharris@yahoo.com

ABSTRAK
Kanker payudara merupakan penyakit kedua terbanyak setelah kanker serviks di
Indonesia serta memiliki kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Dengan
adanya kecenderungan ini, wanita yang berisiko tinggi atau berumur lebih dari dua puluh
tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) secara rutin.
Dengan dideteksinya kanker payudara secara dini serta penanganan yang cepat dan tepat
dapat memberikan kesembuhan dan harapan hidup yang lebih baik (operable dan
curable). Adanya hambatan dalam melakukan Sadari baik dari dalam diri individu
maupun dari luar diri individu, diperlukan adanya motivasi untuk melaksanakan Sadari
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai motivasi
mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari. Penelitian ini dilakukan pada 121
orang mahasiswi keperawatan dengan jenis penelitian deskriptif dan instrumen yang
digunakan berupa kuisioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan skor T
kemudian dikategorikan menjadi motivasi tinggi dan motivasi rendah. Hasil penelitian
menggambarkan bahwa motivasi mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari
termasuk dalam kategori rendah (53.72%), dengan motivasi intrinsik rendah (52.89%)
dan motivasi ekstrinsik rendah (51,24%). Berdasarkan hasil penelitian, maka motivasi
mahasiswa keperawatan perlu ditingkatkan agar mahasiswi keperawatan dapat
memanfaatkan Sadari sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.

Kata Kunci : kanker payudara, motivasi, sadari

ABSTRACT
The incidence of Breast Cancer is the second highest cancer in Indonesia, positioning
after cervix cancer, which has annually increased. Detecting cancer as earlier as
possible, as well as doing the good treatment, can lead in better wellness and longer life
expectancy. Women who have been high risk for this case or older than 20 years are
encouraged in doing breast cancer self-assessment (Periksa Payudara Sendiri/ Sadari)
routinely. However, motivation is highly needed. This research was conducted to identify
the motivation among female nursing students in doing Sadari. This descriptive research
had involved 121 respondents. Data was collected by using questionnaire and analyzed
by T score. The result was categorized into two levels of motivation namely high
motivation and low motivation. The results show that more than a half of respondents
(53.72%) had low motivation in doing Sadari. More than 50% of them (52.89%) had low
intrinsic motivation as slightly same as low extrinsic motivation (51.24%). These results
describe that the motivation of female nursing students in doing Sadari has to be
improved in order to prevent lately detecting of breast cancer.

Keyword: breast cancer, breast cancer self-examination, motivation

ISSN: 2338-7246 1
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016

PENDAHULUAN benjolan, serta rasa malu (Bobak, et al.,


Kanker payudara merupakan penyakit 2004). Untuk itu diperlukan adanya
kedua terbanyak setelah kanker serviks motivasi yang kuat baik dari dalam diri
di Indonesia serta memiliki individu maupun dari dalam diri
kecenderungan untuk meningkat dari individu untuk melakukan Sadari.
tahun ke tahun. Menurut Organisasi Motivasi merupakan usaha dan tenaga
Kesehatan Sedunia (WHO), pada tahun penggerak untuk memenuhi kebutuhan
2004 terdapat sekitar 1,2 Juta wanita yang ada dalam diri manusia dan
yang didiagnosis menderita kanker kadang-kadang dilakukan dengan
payudara (Djoerban, 2005). mengeyampingkan hal-hal yang
Faktor risiko kanker payudara adalah dianggap kurang bermanfaat dalam
tidak menikah, mengalami menstruasi mencapai tujuan. Dengan adanya
pertama pada usia kurang dari 12 tahun, motivasi manusia akan lebih cepat dan
riwayat keluarga dengan kanker bersungguh-sungguh dalam melakukan
payudara, pernah mengalami operasi tindakan serta menyadari akan
karena tumor jinak pada payudara, serta pentingnya suatu perilaku dan dirasakan
mendapat penyinaran (radiasi) di daerah sebagai suatu kebutuhan (Purwanto,
dada (Hawari, 2004). Wanita yang 1998).
berisiko atau berumur diatas 20 tahun Motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu
dianjurkan untuk berperan aktif dalam motivasi intrinsik dan motivasi
mendeteksi dini kanker payudara dengan ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu
cara melakukan pemeriksaan payudara motivasi yang berasal dari dalam diri
sendiri (Sadari) secara rutin. Karena individu, dalam hal ini meliputi
dalam penelitian, didapatkan 75%-85% kebutuhan dan tanggungjawab terhadap
kanker payudara ditemukan saat pelaksanaan Sadari, keinginan individu
dilakukannya pemeriksaan payudara untuk melakukan Sadari, harapan dari
sendiri (Supit, 2003 dikutip Hawari, pelaksanaan Sadari, dan keinginan untuk
2004). menerapkan ilmu pengetahuan yang
Penanganan kanker payudara telah diperoleh serta keterampilan yang
mengalami kemajuan yang pesat, dimiliki dalam melaksanakan Sadari
walaupun demikian angka kematian sebagai upaya deteksi dini kanker
(mortality rate) dan angka kejadian payudara. Sedangkan motivasi ekstrinsik
(incidence rate) kanker payudara masih adalah motivasi karena rangsangan dari
tinggi, hal ini disebabkan oleh /pengaruh dari luar diri individu, dalam
ditemukannya pasien pada stadium hal ini meliputi dukungan dari teman
lanjut. Oleh karena itu, deteksi dini dan sebaya dan informasi-informasi yang
diagnosa dini kanker payudara diperoleh yang berhubungan dengan
memegang peranan penting dalam Sadari sebagai upaya deteksi dini kanker
memperbaiki prognosa disamping faktor payudara (Moekijat, 2002).
klinis lainnya. Apabila kanker payudara Tidak adanya motivasi akan
dapat terdeteksi secara dini dan menghambat seseorang untuk
mendapat penanganan secepatnya maka melakukan suatu kegiatan. Sehingga
akan memberikan harapan kesembuhan diperlukan motivasi yang cukup dari
dan harapan hidup yang lebih baik setiap individu agar semua kegiatan
(operable dan curable). Usaha yang dapat dilakukan, karena tanpa adanya
efektif untuk menemukan tumor secara motivasi, seseorang tidak akan dapat
dini ini adalah dengan pemeriksaan berbuat apa-apa (Purwanto, 1998).
payudara sendiri (Sadari). (Hawari, Dalam pelaksanaan Sadari, diperlukan
2004). suatu kemampuan dan motivasi yang
Ada beberapa hambatan dalam kuat untuk melaksanakannya. Tidak
melakukan Sadari, seperti sulit dalam hanya mengetahui segala sesuatu yang
mengingat kapan harus melakukan berkaitan dengan Sadari, namun juga
Sadari, takut jika menemukan benjolan, diperlukan motivasi untuk
merasa tidak mampu mengenali melaksanakannya sebagai upaya deteksi

ISSN: 2338-7246 2
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016

dini kanker payudara. Sehingga apabila ilmu yang dimiliki minimal terhadap
ditemukan adanya suatu kelainan, dapat dirinya sendiri sebelum dipraktikkan
ditanggulangi lebih dini dan mengurangi kepada pasien. Namun, masih banyak
risiko berkembangnya penyakit menuju dari mereka yang mengetahui segala
tahap selanjutnya. sesuatu tentang Sadari dan manfaat yang
Mahasiswi keperawatan adalah calon diperoleh jika melaksanakan Sadari,
perawat yang dibekali dengan berbagai tidak melaksanakan Sadari secara rutin.
macam ilmu pengetahuan dan Berdasarkan latar belakang masalah
keterampilan sehingga dengan ilmu dan yang diuraikan diatas, maka penulis
keterampilan yang dimiliki diharapkan tertarik untuk melakukan penelitian
dapat diaplikasikan baik untuk diri tentang bagaimana motivasi mahasiswi
sendiri, keluarga, maupun masyarakat. keperawatan dalam pelaksanaan
Hal ini sesuai dengan peran perawat pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)
sebagai health educator. sebagai upaya deteksi dini kanker
Dalam melaksanakan perannya sebagai payudara.
health educator, pengetahuan saja tidak
cukup, diperlukan kemauan dan KAJIAN LITERATUR
kemampuan yang baik untuk melakukan Motivasi adalah daya pendorong yang
segala sesuatunya, hal ini tidak terlepas mengakibatkan seseorang mau dan rela
dari motivasi itu sendiri. Dengan untuk mengerahkan kemampuan dalam
motivasi yang tinggi, maka akan dapat bentuk keahlian atau keterampilan,
menjalankan perannya dengan baik. tenaga dan waktunya untuk
Tanpa motivasi seseorang tidak akan menyelenggarakan berbagai kegiatan
dapat berbuat apa-apa, tidak akan yang menjadi tanggung jawabnya dan
bergerak. Dengan motivasi yang tinggi menunaikan kewajibannya dalam rangka
kadang-kadang seseorang bisa berperan pencapaian tujuan (Siagian, 2004).
aktif dalam suatu kegiatan walaupun Motivasi berfungsi sebagai motor
dengan pengetahuan yang sedang- penggerak dari setiap kegiatan yang
sedang saja, sedangkan orang yang harus dikerjakan, memberikan arah dan
mempunyai pengetahuan yang tinggi kegiatan yang harus dikerjakan untuk
tanpa motivasi yang cukup, tidak akan mencapai tujuan, serta menentukan
berperan aktif dalam kegiatan tersebut, perbuatan-perbuatan apa saja yang harus
seperti dalam pelaksanaan Sadari (Syah, dikerjakan untuk mencapai tujuan
2004). (Handoko, 2000).
Berdasarkan studi pendahuluan terhadap Motivasi dibagi menjadi motivasi
20 orang mahasiswi keperawatan yang intrinsik dan motivasi ekstrinsik yang
telah mendapatkan pengetahuan dan didasarkan pada datangnya penyebab
keterampilan mengenai Sadari yaitu suatu tindakan (Moekijat, 2002).
tingkat tiga dan empat, didapatkan Motivasi intrinsik muncul dari dalam
bahwa 5% mengetahui dan melakukan diri individu karena sudah ada dorongan
Sadari secara rutin dan 95% mengetahui untuk melakukan sesuatu, meliputi
dan pernah melakukan Sadari namun kebutuhan, keinginan, harapan, dan
tidak rutin. Tidak rutinnya pelaksanaan penerapan ilmu pengetahuan serta
Sadari tersebut dikarenakan tidak keterampilan yang dimiliki. Kekuatan
adanya keluhan yang mengganggu, tidak tersebut mempengatuhi seseorang dalam
terbiasa melakukan, tidak ingat jika menentukan pikiran-pikirannya, yang
harus melakukan dan tidak adanya selanjutnya membimbing perilaku
waktu luang untuk melakukan. kedalam situasi tertentu. Motivasi
Didapatkan pula bahwa mereka ekstrinsik muncul karena adanya
mengetahui manfaat dari pelaksanaan rangsangan dari luar, meliputi dukungan
Sadari tersebut. dari teman sebaya dan informasi-
Mahasiswi keperawatan yang telah informasi yang mendukung suatu
mendapatkan pengetahuan mengenai kegiatan.
Sadari diharapkan dapat mempraktikkan

ISSN: 2338-7246 3
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016

Kanker payudara pada tahap awal tidak lebih dari 20 tahun dapat terdeteksi lebih
menimbulkan gejala apapun, namun awal.
bersamaan dengan berkembangnya American Cancer Society menyarankan
penyakit akan timbul gejala yang Sadari sangat baik jika dilakukan pada
menyebabkan perubahan pada payudara. hari ke 7-10 dari hari pertama
Untuk itu dianjurkan untuk melakukan menstruasi karena pada saat ini
pemeriksaan secara berkala. Pada wanita pengaruh estrogen dan progesteron
yang berumur diatas 20 tahun atau yang sangat rendah dan kelenjar payudara
beresiko tinggi, dianjurkan untuk dalam keadaan tidak edema
mengambil peran aktif dalam (membengkak) sehingga mudah meraba
mendeteksi secara dini ada atau tidaknya adanya kelainan. American Cancer
kanker payudara dengan cara melakukan Society dalam proyek Breast Cancer
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) Screening menganjurkan untuk dapat
secara rutin. menemukan kasus dini pada wanita
Kanker payudara tergolong kanker yang berumur lebih dari 20 tahun untuk
dapat didiagnosa secara dini dengan cara melakukan Sadari sekali setiap bulan.
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari). Untuk wanita yang masa haidnya tidak
Diusahakan untuk melakukan diagnosa teratur dianjurkan untuk melakukan
dini karena kanker payudara lebih Sadari sekali setiap enam minggu, pada
mudah diobati dan bisa disembuhkan saat mereka baru saja selesai menstruasi.
jika masih pada stadium dini. Dalam Menurut Bobak, et al. (2004), Sadari
penelitian ternyata 75 % hingga 85 % dilakukan secara teratur sebulan sekali
kanker payudara ditemukan saat setelah selesai haid, dan bagi yang telah
dilakukannya pemeriksaan payudara mati haid (menopause) hendaknya
sendiri (Sadari) (Hawari, 2004). dilakukan pada tanggal tertentu yang
Penemuan sedini mungkin kanker mudah diingat dari setiap bulannya.
payudara yang didiagnosa dan diobati
secara benar dan optimal pada stadium I METODE PENELITIAN
akan menambah harapan hidup dan Jenis penelitian yang digunakan dalam
kesembuhan sebesar 70-80 %, pada penelitian ini adalah deskriptif. Dengan
stadium II sebesar 43 %, pada stadium variabel penelitian motivasi dan sub
III kurang dari 11,2 %, dan pada variabel penelitian motivasi intrinsik dan
stadium IV sebesar 0 %. motivasi ekstrinsik. Populasi dalam
Penelitian Widiyanto (1999) tentang penelitian ini adalah mahasiswi
”Pengetahuan dan Sikap Wanita Dewasa keperawatan tingkat tiga dan empat
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri dengan sampel penelitian sebanyak 121
(Sadari) dalam Upaya Deteksi Dini orang. Pengumpulan data dengan
Kanker Payudara” diperoleh hasil bahwa menggunakan angket (dengan
pengetahuan wanita dewasa tentang menggunakan skala Likert) yang
Sadari dalam upaya deteksi dini kanker sebelumnya dilakukan uji validitas dan
payudara termasuk kedalam kategori reliabilitas. Setelah dilakukan
kurang sedangkan sikap wanita dewasa pengumpulan data penelitian kemudian
tentang Sadari dalam upaya deteksi dini dilakukan analisa data dengan
kanker payudara favorable (positif). menggunakan Skor T sehingga
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat didapatkan motivasi tinggi dan motivasi
bahwa wanita dewasa yang memiliki rendah. Dimana untuk menentukan
pengetahuan kurang dalam hal Sadari kategori motivasi responden dicari
memiliki sikap yang favorable (positif) median T (MdT) dalam kelompok, maka
terhadap Sadari. akan didapatkan motivasi responden
American Cancer Society dalam proyek tinggi (+) bila nilai T > MdT dan
Breast Cancer Screening menyebutkan motivasi responden rendah (-) bila nilai
bahwa dengan melakukan Sadari sekali T < MdT.
setiap bulan kemungkinan adanya
kelainan pada payudara wanita berusia

ISSN: 2338-7246 4
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016

PEMBAHASAN pelaksanaan pemeriksaan payudara


Hasil penelitian menunjukkan bahwa sendiri sebagai upaya deteksi dini
mahasiswi keperawatan memiliki kanker payudara. Hal ini dapat dilihat
motivasi yang rendah dalam pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Motivasi Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan Sadari
No Kategori Motivasi f %
1 Motivasi Tinggi 56 46,28 %
2 Motivasi Rendah 65 53,72 %
Jumlah 121 100 %

Motivasi intrinsik mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari rendah. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan
Sadari
No Kategori Motivasi f %
1 Motivasi Tinggi 57 47,11 %
2 Motivasi Rendah 64 52,89 %
Jumlah 121 100 %

Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri mahasiswi keperawatan
untuk melaksanakan Sadari. Diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan
Sadari
Motivasi Tinggi Motivasi Rendah Jumlah
No Indikator
f % f % f %
1 Kebutuhan dan
52 42,98 % 69 57,02 % 121 100 %
Tanggung Jawab
2 Keinginan 40 33,06 % 81 66,94 % 121 100 %
3 Harapan 42 34,71 % 79 65,29 % 121 100 %
4 Penerapan Ilmu
52 42,98 % 69 57,02 % 121 100 %
Pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sadari, keinginan untuk melaksanakan


52.89% responden memiliki motivasi Sadari, harapan dari pelaksanaan Sadari,
intrinsik yang rendah dan 47.11% dan keinginan untuk menerapkan ilmu
responden memiliki motivasi intrinsik pengetahuan yang diperoleh serta
yang tinggi dalam pelaksanaan Sadari. keterampilan yang dimiliki dalam
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi melaksanakan Sadari. Hal ini
keperawatan memiliki motivasi intrinsik mempengaruhi mahasiswi keperawatan
yang rendah dalam pelaksanaan Sadari. dalam menentukan pikiran-pikirannya,
Motivasi intrinsik yang rendah ini yang selanjutnya membimbing
disebabkan oleh rendahnya kekuatan perilakunya dalam melaksanakan Sadari.
yang muncul dari dalam diri mahasiswi Berdasarkan kebutuhan untuk
yang menjadi pendorong dalam melakukan Sadari serta tanggung jawab
melakukan Sadari. terhadap pelaksanaan Sadari, mahasiswi
Motivasi intrinsik yang rendah ini keperawatan memiliki motivasi intrinsik
dipengaruhi oleh kebutuhan serta yang rendah (57.02%). Kebutuhan
tanggung jawab dalam pelaksanaan merupakan keadaan internal seseorang

ISSN: 2338-7246 5
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016

yang menyebabkan hasil usaha tertentu keperawatan memiliki motivasi intrinsik


menjadi menarik (Siagian, 2004). yang rendah (66.94%). Keinginan-
Menurut Moekijat (2002) kebutuhan- keinginan khusus seseorang adalah
kebutuhan yang menarik bertambah khusus bagi dirinya sendiri. Orang lain
kekuatannya sampai pada suatu tingkat dapat berusaha mempengaruhinya,
sehingga perilaku tersebut menjadi motif namun keputusan tentang apa yang ia
kekuatan yang tinggi. Dalam hal ini sendiri inginkan tergantung pada dirinya
perlu adanya pengenalan dan penilaian sendiri (Moekijat, 2002). Keinginan
kebutuhan yang belum dipuaskan, mahasiswi keperawatan yang rendah
penentuan tujuan yang akan memuaskan dalam pelaksanaan Sadari ini
kebutuhan, dan penentuan tindakan yang disebabkan oleh tidak terbiasa
diperlukan untuk memuaskan melaksanakan Sadari, waktu untuk
kebutuhan. Selain itu perlu diketahui apa melaksanakan Sadari lama, dan takut
yang menjadi hambatan bagi mahasiswi menemukan benjolan pada payudaranya
keperawatan dalam melaksanakan saat melaksanakan Sadari.
Sadari. Dari hasil penelitian juga didapatkan
Untuk mengetahui kekuatan relatif bahwa mahasiswi keperawatan memiliki
motif-motif yang sedang menguasai keinginan untuk mendeteksi adanya
seseorang pada umumnya dapat dilihat kanker payudara sejak dini dengan
melalui kekuatan, kemauan untuk melaksanakan Sadari. Namun keinginan
berbuat, jumlah waktu yang disediakan, untuk mendeteksi adanya kanker
kerelaan meninggalkan kewajiban atau payudara sejak dini dengan
tugas yang lain, kerelaan untuk melaksanakan Sadari ini tidak tercermin
mengeluarkan biaya demi perbuatan itu pada perilakunya.
serta ketekunan dalam mengerjakan Berdasarkan harapan dari pelaksanaan
tugas-tugas (Handoko, 2000). Sadari, mahasiswi keperawatan
Kebutuhan untuk melakukan Sadari memiliki motivasi intrinsik yang rendah
serta tanggung jawab terhadap (65.29%). Harapan adalah suatu
pelaksanaan Sadari mahasiswi kesempatan yang ada akan dilakukan
keperawatan yang rendah ini dapat karena akan memperoleh hasil
dilihat dari pelaksanaan Sadari yang (Mukaram, 2000). Kuatnya
tidak teratur setiap bulan, adanya kecenderungan seseorang bertindak
perasaan malas untuk melakukan Sadari, dengan cara tertentu, tergantung
tidak adanya usaha untuk meluangkan kekuatan harapan bahwa tindakan
waktu dalam melakukan Sadari, dan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil
kesibukan yang menghambat tertentu dan terdapat daya tarik dari hasil
pelaksanaan Sadari. itu bagi orang yang bersangkutan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan (Siagian, 2004). Rendahnya harapan
bahwa mahasiswi keperawatan peduli mahasiswi keperawatan dalam
dengan pelaksanaan Sadari karena itu pelaksanaan Sadari ini dikarenakan
adalah tanggung jawabnya dan merasa rendahnya harapan bahwa kesehatan
perlu untuk melakukan Sadari. Namun payudara merupakan hal yang penting
hal ini tidak tercermin pada perilakunya, dan dengan melaksanakan Sadari
dengan masih adanya mahasiswi yang kesehatan payudaranya dapat terpantau
tidak melaksanakan Sadari setiap bulan setiap bulan.
dengan teratur, malas melaksanakan Berdasarkan keinginan untuk
Sadari, tidak berusaha meluangkan menerapkan ilmu pengetahuan yang
waktunya untuk melaksanakan Sadari, diperoleh serta keterampilan yang
dan tidak melaksanakan Sadari jika dimiliki dalam melaksanakan Sadari,
sedang sibuk. Hal ini dikarenakan mahasiswi keperawatan memiliki
rendahnya kekuatan motif yang sedang motivasi intrinsik yang rendah (57.02
menguasainya. %). Motivasi merupakan proses
Berdasarkan keinginan untuk keterkaitan antara usaha dan pemuasan
melaksanakan Sadari, mahasiswi kebutuhan tertentu. Dengan kata lain,

ISSN: 2338-7246 6
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016

motivasi merupakan kesediaan untuk sendiri (Sadari) sebagai upaya deteksi


mengerahkan usaha tingkat tinggi untuk dini kanker payudara disebabkan oleh
mencapai tujuan. Akan tetapi kesediaan tidak teraturnya pelaksanaan Sadari,
mengerahkan usaha itu sangat malas untuk melaksanakan Sadari, tidak
tergantung pada kemampuan seseorang berusaha meluangkan waktu untuk
untuk memuaskan berbagai melaksanakan Sadari, sibuk, tidak
kebutuhannya (Siagian, 2004). terbiasa melaksanakan Sadari, waktu
Rendahnya keinginan mahasiswi untuk melaksanakan Sadari yang lama,
keperawatan untuk menerapkan ilmu takut menemukan benjolan saat
pengetahuan yang diperoleh serta melaksanakan Sadari, rendahnya
keterampilan yang dimiliki dalam harapan bahwa kesehatan payudara
melaksanakan Sadari ini disebabkan merupakan hal yang penting dan Sadari
oleh masih adanya mahasiswi yang tidak dapat memantau kesehatan payudara
mengetahui manfaat dari pelaksanaan setiap bulan, serta masih adanya
Sadari sehingga mempengaruhi mahasiswi yang tidak mengetahui
semangat dan ketertarikannya untuk manfaat dari pelaksanaan Sadari.
melaksanakan Sadari. Motivasi ekstrinsik mahasiswi
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan keperawatan dalam pelaksanaan Sadari
bahwa rendahnya motivasi intrinsik rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel
mahasiswi keperawatan dalam 4.
pelaksanaan pemeriksaan payudara

Tabel 4
Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan
Sadari
No Kategori Motivasi f %
1 Motivasi Tinggi 59 48,76 %
2 Motivasi Rendah 62 51,24 %
Jumlah 121 100 %

Motivasi ekstrinsik adalah suatu dorongan atau support yang berasal dari luar diri
mahasiswi keperawatan untuk melaksanakan Sadari. Diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5
Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan
Sadari
Motivasi Tinggi Motivasi Rendah Jumlah
No Indikator
f % f % f %
1 Dukungan dari
32 26,45 % 89 73,55 % 121 100 %
Teman Sebaya
2 Informasi Mengenai
55 45,45 % 66 54,55 % 121 100 %
Sadari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari luar. Motivasi ekstrinsik ini tetap
51.24% responden memiliki motivasi diperlukan karena tidak semua hal dapat
ekstrinsik yang rendah dan 48.76% menarik minat seseorang atau sesuai
responden memiliki motivasi ekstrinsik dengan kebutuhannya (Moekijat, 2002).
yang tinggi dalam pelaksanaan Sadari. Motivasi ekstrinsik mahasiswi
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari
keperawatan memiliki motivasi yang rendah ini disebabkan oleh
ekstrinsik yang rendah dalam rendahnya kekuatan yang muncul dari
pelaksanaan Sadari. luar diri mahasiswi yang menjadi
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif pendorong dalam melakukan Sadari. Hal
yang aktif karena adanya perangsang ini dikarenakan rangsangan dari luar

ISSN: 2338-7246 7
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016

mempengaruhi individu dalam faktor yang dikendalikan oleh luar diri


menetapkan arah yang harus ditempuh. individu (Moekijat, 2002). Dalam hal
Motivasi ekstrinsik yang rendah ini ini, kemudahan memperoleh informasi
dipengaruhi oleh dukungan dari teman mengenai Sadari yang belum
sebaya terhadap pelaksanaan Sadari dan merangsang dan meningkatkan
informasi-informasi yang diperoleh yang semangat mahasiswi untuk
berhubungan dengan Sadari. Hal ini melaksanakan Sadari disebabkan oleh
mempengaruhi mahasiswi keperawatan belum kuatnya keinginan dan kebutuhan
dalam menentukan pikiran-pikirannya, individu untuk melaksanakan Sadari
yang selanjutnya membimbing sehingga meskipun informasi mengenai
perilakunya dalam melaksanakan Sadari. Sadari dapat diperoleh dengan mudah
Berdasarkan dukungan dari teman hal itu belum mempengaruhi individu
sebaya terhadap pelaksanaan Sadari, untuk selalu melaksanakannya.
mahasiswi keperawatan memiliki Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
motivasi ekstrinsik yang rendah bahwa rendahnya motivasi ekstrinsik
(73.55%). Motivasi timbul karena mahasiswi keperawatan dalam
adanya rangsangan, dimana salah satu pelaksanaan pemeriksaan payudara
prosesnya disebabkan karena faktor dari sendiri (Sadari) sebagai upaya deteksi
luar diri seseorang yang berpengaruh dini kanker payudara disebabkan oleh
seperti teman sebaya (Moekijat, 2002). kurangnya dukungan dari teman sebaya
Rendahnya motivasi ekstrinsik yang dapat membangkitkan minat
berdasarkan dukungan dari teman terhadap pelaksanaan Sadari, informasi
sebaya ini dikarenakan rendahnya yang kurang lengkap mengenai Sadari,
dukungan dari teman sebaya terhadap serta belum kuatnya keinginan dan
pelaksanaan Sadari sehingga kebutuhan mahasiswi untuk
mengurangi minat mahasiswi melaksanakan Sadari sehingga
keperawatan dalam melaksanakan kemudahan memperoleh informasi
Sadari. Rendahnya dukungan dari teman mengenai Sadari belum merangsang dan
sebaya ini dikarenakan teman yang meningkatkan semangat mahasiswi
bersangkutan tidak melaksanakan Sadari untuk melaksanakannya.
setiap bulan dengan teratur.
Berdasarkan informasi-informasi yang PENUTUP
diperoleh yang berhubungan dengan Berdasarkan hasil penelitian tentang
Sadari, mahasiswi keperawatan motivasi mahasiswi keperawatan dalam
memiliki motivasi ekstrinsik yang pelaksanaan pemeriksaan payudara
rendah (54.55%). Rendahnya motivasi sendiri (Sadari) sebagai upaya deteksi
ini disebabkan oleh kurang lengkapnya dini kanker payudara, dapat disimpulkan
informasi yang berkaitan dengan Sadari bahwa (1) Motivasi mahasiswi
sehingga mahasiswi tidak tertarik untuk keperawatan dalam pelaksanaan
melaksanakannya. pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)
Selain itu kemudahan memperoleh sebagai upaya deteksi dini kanker
informasi mengenai Sadari belum payudara rendah. (2) Motivasi intrinsik
merangsang dan meningkatkan mahasiswi keperawatan dalam
semangat mahasiswi untuk pelaksanaan pemeriksaan payudara
melaksanakannya. Motivasi intrinsik sendiri (Sadari) sebagai upaya deteksi
mempertimbangkan kekuatan-kekuatan dini kanker payudara rendah. (3)
yang terdapat dalam diri individu baik Motivasi ekstrinsik mahasiswi
kebutuhan-kebutuhan maupun keperawatan dalam pelaksanaan
keinginan-keinginannya. Motivasi pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)
ekstrinsik tidak meniadakan motivasi sebagai upaya deteksi dini kanker
intrinsik, akan tetapi menambahnya. payudara rendah.
Motivasi ekstrinsik mengandung Untuk melengkapi dan menindaklanjuti
kekuatan-kekuatan, baik yang terdapat hasil penelitian, dapat diusulkan
dalam diri individu maupun faktor- beberapa saran diantaranya (1) Institusi

ISSN: 2338-7246 8
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016

keperawatan perlu memberikan Maternitas Edisi 4. Jakarta.


bimbingan dan dorongan kepada EGC.
mahasiswinya untuk memanfaatkan Djoerban. 2005. Wanita Indonesia
Sadari dengan cara melaksanakannya paling sering terkena kanker
setiap bulan dengan teratur. (2) Untuk payudara. Available at :
mahasiswi keperawatan, hendaknya http://www.64.203.71.11.htm
melaksanakan Sadari setiap bulan Handoko. 2000. Motivasi Daya
dengan teratur, meluangkan waktu dan Penggerak Perilaku.
membiasakan diri untuk melaksanakan Yogyakarta. Kansius.
Sadari, mengurangi kekhawatiran akan Hawari. 2004. Kanker Payudara
menemukan benjolan saat melaksanakan Dimensi Psikoreligi. Jakarta.
Sadari karena dengan melaksanakan Balai Penerbit Fakultas
Sadari meskipun ditemukan adanya Kedokteran Universitas
benjolan akan dapat ditangani dengan Indonesia.
segera. Selain itu perlu adanya Moekijat. 2002. Dasar-Dasar Motivasi.
dukungan dari teman sebaya dalam Bandung. Pionir Jaya.
pelaksanaan Sadari dan yang terpenting Mukaram. 2000. Manajemen Sumber
adanya kebutuhan dan keinginan Daya Manusia. Bandung.
mahasiswi untuk melaksanakan Sadari. Administrasi Niaga.
(3) Untuk peneliti selanjutnya, Purwanto. 1998. Pengantar Perilaku
hendaknya dilakukan penelitian lebih Manusia untuk Keperawatan.
lanjut tentang perbandingan motivasi Jakarta. EGC.
mahasisiwi yang memperoleh Siagian. 2004. Teori Motivasi dan
pengetahuan tentang Sadari secara Aplikasinya. Jakarta. Rineka
formal dengan mahasiswi yang Syah. 2004. Psikologi Pendidikan
memperoleh pengetahuan tentang Sadari dengan Pendekatan Baru Edisi
secara informal serta bagaimana Revisi. Jakarta. Remaja
motivasi pelaksanaan Sadari pada Rosdakarya.
perawat dan masyarakat awam. Widiyanto. 1999. Pengetahuan dan
Sikap Wanita Dewasa tentang
REFERENSI Pemeriksaan Payudara Sendiri
Bobak; Lowdermilk; and Jensen. 2004. (SADARI) dalam Upaya Deteksi
Buku Ajar Keperawatan Dini Kanker Payudara. Skripsi

ISSN: 2338-7246 9

Anda mungkin juga menyukai