Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU

Disusun oleh:
Devi sianturi Mina Siregar Rosanty Simamora
Lamtiur Manalu Pernando Tumanggor Semaya Pangaribuan
Maripa marbun Putri Manullang Tio Purba

Prodi :D III Keperawatan

Dosen Pengajar :Reni Manalu S.Kep,Ns.MKM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESEHATAN BARU

JALAN BUKIT INSPIRASI SIPALAKKI DOLOKSANGGUL

KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

T.A 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberi rahmat dan
kasih karunia kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “SISTEM
PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU ” tanpa hambatan sesuatu
apapun.

Dengan adanyan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memetic manfaat dan
dapat mengembangkan potensi dirinya. Makalah ini di maksudkan untuk memenuhi tugas
Keperawatan Anak. Makalah ini tidak akan tersusun tanpa adanya pihak-pihak yang
mendukung proses pelaksanaan pembuatan makalah. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak yang mendukung penyusun makalah ini. Terkhusus kepada dosen pengajar
ibu Reni Manalu S.Kep,Ns.MKM, dan beberapa pihak yang tidak bisa penulis sebuttkan
satu persatu dalam pennyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
berharap saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan dating.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi penulis, khususnya bagi pembaca.

Doloksanggul, 22 April 2021

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai risiko terhadap
terjadinya pelbagai bencana alam antara lain Gempa bumi dan letusan gunung
berapi karena terletak dalam rangkaian “Ring Of Fire” serta ada empat pusat zona
aktif gunung berapi yaitu Zona Sunda, Minahasa, Halmahera, Banda, Risiko
terjadinya Tsunami, maupun bencana-bencana jenis lain termasuk Emerging
Infectious Disease. Disamping itu, di bidang pelayanan kesehatan, kita juga harus
mengakui bahwa sistem jejaring pelayanan di fasilitas kesehatan belum
terintegrasi secara optimal yang berakibat masih banyaknya keluhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan khususnya di Instalasi Gawat Darurat.

Kesiapan IGD serta sistem pelayanan Gawat Darurat yang terpadu antara
Fasilitas kesehatan satu dengan lainnya, akan memberikan nilai tambah dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, tidak hanya terhadap kasus Gawat
Darurat sehari-hari, tetapi juga sekaligus kesiapan bila setiap saat terjadi bencana
di wilayah Indonesia.

Sejak tahun 2000 Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan


konsep Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) memadukan
penanganan gawat darurat mulai dari tingkat pra rumah sakit sampai tingkat
rumah sakit dan rujukan antara rumah sakit dengan pendekatan lintas program dan
multisektoral. Penanggulangan gawat darurat menekankan respon cepat dan tepat
dengan prinsip Time Saving is Life and Limb Saving. Public Safety Care (PSC)
sebagai ujung tombak safe community adalah sarana publik/masyarakat yang
merupakan perpaduan dari unsur pelayanan ambulans gawat darurat, unsure
pengamanan (kepolisian) dan unsur penyelamatan. PSC merupakan penanganan
pertama kegawatdaruratan yang membantu memperbaiki pelayanan pra RS untuk
menjamin respons cepat dan tepat untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah
kecacatan, sebelum dirujuk ke Rumah Sakit yang dituju.

Pelayanan di tingkat Rumah Sakit Pelayanan gawat darurat meliputi suatu


system terpadu yang dipersiapkan mulai dari IGD, HCU, ICU dan kamar jenazah
serta rujukan antar RS mengingat kemampuan tiap-tiap Rumah Sakit untuk
penanganan efektif (pasca gawat darurat) disesuaikan dengan Kelas Rumah Sakit.

Untuk meningkatkan kemampuan para pimpinan RS dalam manajemen


penanggulangan gawat darurat dan bencana, Kementerian Kesehatan bersama
ikatan profesi dan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) telah
mengembangkan pelatihan HOPE (Hospital Preparedness for Emergency and
Disaster) yang sampai saat ini telah diikuti oleh 802 manajemen rumah sakit.
Dengan pelatihan tersebut maka diharapkan semua pimpinan RS dapat membuat
dokumen perencanaan dalam penanggulangan bencana yang biasa disebut
Hospital Disaster Plan (Hosdip) baik bencana di dalam rumah sakit (internal
disaster) maupun bencana di luar rumah sakit (external disaster).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu?
2. Apa saja macam-macam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu?
3. Apa saja hal-hal yang diatur khusus dalam Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT)?

4. Bagaimana alur penanggulangan bencana

C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.
2. Untuk mengetahui definisi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.
3. Untuk mengetahui macam-macam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu

4. Untuk mengetahui bagaimana alur penanggulan bencana


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu)merupakan
sistem yang didesign berdasar sistem kesehatan nasional untuk memberi
pertolongan yang cepat, tepat, cermat pada penderita gawat darurat untuk
mencegah kematian dan kecacatan.
SPGDT terdiri dari beberapa unsur pelayanan yaitu pelayanan pra Rumah Sakit,
pelayanan di Rumah Sakit dan antar Rumah Sakit. Pelayanan tersebut
berpedoman pada respon cepat yang menekankan time saving is life and limb
saving, yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat awam umum dan khusus,
petugas medis, pelayanan ambulans gawat darurat dan sistem komunikasi.

B. JENIS JENIS SPGDT


SPGDT dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. SPGDT-S (Sehari-Hari)

SPGDT-S adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang saling


terkait yang dilaksanakan ditingkat Pra Rumah Sakit, di Rumah Sakit, antar
Rumah Sakit dan terjalin dalam suatu sistem yang bertujuan agar
korban/pasien tetap hidup. Meliputi berbagai rangkaian kegiatan sebagai
berikut :
a. Pra Rumah Sakit

 Diketahui adanya penderita gawat darurat oleh masyarakat

 Penderita gawat darurat itu dilaporkan ke organisasi pelayanan penderita


gawat darurat untuk mendapatkan pertolongan medik
 Pertolongan di tempat kejadian oleh anggota masyarakat awam atau awam
khusus (satpam, pramuka, polisi, dan lain-lain)
 Pengangkutan penderita gawat darurat untuk pertolongan lanjutan dari
tempat kejadian ke rumah sakit (sistim pelayanan ambulan)
b. Dalam Rumah Sakit

 Pertolongan di unit gawat darurat rumah sakit

 Pertolongan di kamar bedah (jika diperlukan)

 Pertolongan di ICU/ICCU

c. Antar Rumah Sakit

 Rujukan ke rumah sakit lain (jika diperlukan)

 Organisasi dan komunikasi

2. SPGDT-B (Bencana)

SPGDT-B adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra Rumah Sakit dan
Rumah Sakit dalam bentuk pelayananan gawat darurat terpadu sebagai
khususnya pada terjadinya korban massal yang memerlukan peningkatan
(eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari dan bertujuan umum untuk
menyelamatkan korban sebanyak banyaknya.
a. Tujuan Khusus :

 Mencegah kematian dan cacat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali
dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
 Merujuk melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang
lebih memadai.
 Menanggulangi korban bencana.

b. Prinsip mencegah kematian dan kecacatan :

 Kecepatan menemukan penderita.

 Kecepatan meminta pertolongan.


c. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan :

 Ditempat kejadian.
 Dalam perjalanan kepuskesmas atau rumah-sakit.
 Pertolongan dipuskesmas atau rumah-sakit.

C. PENGEMBANGAN SPGDT

Pengembangan SPGDT-S dan SPGDT-B memerlukan beberapa hal yang


terlibat, diantaranya yaitu:

1. Semua jajaran kesehatan


Departemen kesehatan
 Direktur RS
 Puskesmas

 Dinas kesehatan
 Kepala IGD
 Dokter, perawat, petugas kesehatan
 Dan unit kesehatan lain (PMI)

2. Jajaran non kesehatan


 Pemerintah daerah tingkat I dan II
 POLRI
 Satuan laksana penanggulangan bencana
 Pemadam kebakaran
 Penyandang dana (Askes, Jasa Raharja, Jamsostek)
 Dan komponen-komponen masyarakat lain

3. Koordinasi
 Kesehatan - non kesehatan
 Antar ksehatan – ABRI, POLRI, swasta, pemerintah
Intra kesehatan – puskesmas – rumah sakit
D. ALUR PENANGGULANGAN BENCANA
1. Merah àSegera Ditanggulangi terlebih dahulu
a. Mengancam Jiwa
b. Cacat

2. Kuning àBoleh Ditangguhkan


a. Keadaan tidak mengancam Jiwa
b. Segera ditangani bila yangmengancam Jiwa sudah teratasi

3. Hijau àBoleh ditunda & Rawat Jalan


a. Tidak Membahayakan Jiwa

4. Hitam àBoleh Diabaikan & Ditinggalkan


a. Diurus paling akhir
b. Sudah tidak ada tanda-tanda vital
c. Usaha-usaha pertolongan amat sangat kecil keberhasilanny

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) merupakan


penanganan awal dan pertolongan pertama sebelum korban dibawa ke Rumah
Sakit dan mendapatkan penanganan medis lanjutan, misalnya pada saat terjadi
bencana alam. Salah satu hal penting yang perlu ada pada saat terjadi bencana
alam yaitu posko kesehatan, dimana penderita gawat darurat atau korban dapat
ditangani pada posko kesehatan ini.SPGDT terdiri dari unsur, pelayanan pra
rumah sakit, pelayanT-S dan SPGDT-B. SPGDT bertujuan yang intinya untuk
mengurangi dan menyalurkan bencana, sehingga,diperlukan cara penangana
yang jelas dan efisien.

B. SARAN

Diharapkan semua orang mempunyai kesiapan dalam usaha


penyelamatan dan mengurangi dampak Kesehatan yang buruk apabila terjadi
bencana.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai