Anda di halaman 1dari 15

A.

Latar Belakang

Sejak tahun 2000 Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan


konsep Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
memadukan penanganan gawat darurat mulai dari tingkat pra
rumah sakit sampai tingkat rumah sakit dan rujukan antara rumah
sakit dengan pendekatan lintas program dan multisektoral.
Penanggulangan gawat darurat menekankan respon cepat dan
tepat dengan prinsip Time Saving is Life and Limb Saving. Public
Safety Care (PSC) sebagai ujung tombak safe community adalah
sarana publik/masyarakat yang merupakan perpaduan dari unsur
pelayanan ambulans gawat darurat, unsur pengamanan
(kepolisian) dan unsur penyelamatan. PSC merupakan penanganan
pertama kegawatdaruratan yang membantu memperbaiki
pelayanan pra RS untuk menjamin respons cepat dan tepat untuk
menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan, sebelum dirujuk
ke Rumah Sakit yang dituju. (Sumber :  http://buk.depkes.go.id-
dalam-sistem-penanggulangan-gawat-darurat-terpadu-spgdt-dan-
bencana,02-10-2012).

Undang undang penanggulangan bencana nomor 24 tahun


2007  dalam Bab I Tentang ketentuan umum Pasal 1 Ayat
(10),”Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan  yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi,
serta pemulihan sarana dan pra sarana”.
Pelayanan kesehatan kegawat daruratan (dalam kedaan emergency
) sehari hari adalah hak asasi manusia hak setiap orang dan
merupakan kewajiban yang harus dimiliki oleh semua orang. (Seri
PPGD cetakan ketiga Depkes RI 2004).

Pemerintah dan segenap masyarakat bertanggung jawab dalam


memelihara dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Sampai saat ini pelayanan kesehatan dan kegawat daruratan
(dalam kedaan emergency) belum menjadi bagian utama dari
agenda pembangunan kesehatan di lain pihak sebenaranya
pelayanan kesehatan emergency sudah dilaksanakan secara
sporadik dan tidak terstruktur dalam sistem pelayanan kesehatan.

Maraknya bencana yang terjadi di Indonesia beberpa tahun


terakhir baik bencana alam maupun bencana karena ulah manusia
disamping terjadinya kegawata daruratan sehari hari yang makin
meningkat naik kuantitas kualitas dan intensitas kejadian. Hal ini
menyadarkan perlunya menata pelayanan kesehatan emergency
secara efktif effisien, dan terstruktur.

Penanganan penderita gawat darurat dapat terlaksana dengan baik


bila sistem penaggulangan penderita gawat darurat terpadu
(SPGDT) yang meliputi pelayanan gawat darurat Pra RS, samapi
rumah sakir (IGD), HCU, (kamar jenazah dan antar rumah sakit
telah terbentuk.

Komponen komponen penting dalam sistem sistem


penanggulangan gawat darurat terpadu yaitu :
1.      Komponen pra rumah sakit, komponen rumah sakit antar
rumah sakit.
2.      Komponen penunjang : komunikasi dan transportasi
3.      Komponen sumber daya manusia : petugas kesehatan (dokter,
Perawat)  dan SDM Non Kesehatan (awam umum, awam khsusus,
Polisi, PMK, PMI)
4.      Komponen sektor sektor (sektor Kesehatan, dan Non
Kesehatan) .
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) terbentuk
bila ada komitmen Dari semua unsur unsur yang terlibat baik lintas
sektor terkait maupun lintas program serta dukungan penuh dari
masyarakat dan profesi terkait.

Dengan terbentuknya sistem penaggulangan gawat darurat tepadu


sebagai unsur penting dalam gerakan masyarakat sehat dan aman
atau safe communyu.

B. Tujuan sistem penaggulangan gawat darurat terpadu.


1.      Didapatkannya pola pikir /persepsi tentang sistem
penanggulangan gawat darurat terpadu
2.      Diperolehnya  kesamaan pola tindak dalam sistem
penanggulangan gawat darurat terpadu kasus kasus gawat darurat
dalam keadaan sehari hari maupun dalam keadaan bencana.
C. Safe communyti
o   Safe communyti adalah keadaan sehat dan aman yang tercipta
dari, oleh, dan masyarakat untuk masyarakat. Pemerintah dan
tekhnorat merupakan fasilitator dan pembina.
o   Bencana adalah kejadian yang menyebabkan terjadinya banyak
korban (pasien gawat darurat) yang tidak dapat dilayani oleh unit
pelayanan kesehatan seperti biasa, terdapat kerugian materiil dan
terjadinay kerusakan infrastrujtur fisik serta tergagnungnya
kegiatan normal, dalam msayarakat.
o   Pasien gawat darurat adalah pasien yang berada dalam ancaman
kematian dan memerlukan pertolongan segera   
o   Sistem penanggulangan  gawat darurat terpadu adalah adalah
sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari
unsur pelayanan Pra RS, pelayanan rumah sakit, pelayanan anatar
rumah sakit, pelayanan berpedoman pada respon cepat yang
menekankan pada time saving is life and limb saving  yang
elibatkan pelayanan oleh masyarakat wam umum, awam khusus,
petugas medis, pelayanan aabulan gawat darurat, dan pealayan
komunikasi.
Gerakan safe communyti
1.      Meningkatkan rasa cita cinta bernegara demi terjalinnya
kesatuan dan persatuan bangas, dimana rasa sehat dan aman
merupakan keutuhan perekat bangsa.
2.      Mengusakan peningkatan serta pendayaan sumber daya
manudia, sarana, dan prasarana yang ada gunanya menjamin rasa
sehat aman, yang merupakan hak azasi manusia.
3.      Memasyarakatkan sistem peanggulangan gawat darurat
terpadu (SPGDT) sehari hari dan bencana secara effektif dan
effisien.
4.      Meningkatkan peran seta masyarakat dalam SPGDT melalui
pendidikan dan pelatihan
5.      Membentuk Brigade GADAR yang terdiri dari komponen lintas
sektor baik medk, maupun non medik, berperan dalam
pelaksanaan SPGDT dalam melibatkan peran seta masyarakat.
6.      Dengan terlaksana butir butir diatas diharapakan tercapai
keterpafuan anatara pemerintah dan masyarakat dalam
menciptakan kedaan sehat dan aman bagi bangsa dan negara
Indonesia, Safet communyti menghadapi GADAR sehari hari
maupun bencana.
7.      Terlaksananya SPGDT menjadi dasar menuju Indonesia sehat
dan safe communyti, dalam safe communyti terdapat nilai hakiki
kemanusiaan, yang terdiri dari, keadaan aman,   sehat, sejahtera,
dan kedilan.
D. Visi dan Misi Safe Communyti.
Menjadikan gerakan masyarakat yang mampu melindungi
masyarakat dalam kedaan kedarutatan sehari hari dan melindungi
masyarakat dalam kedaan situasi bencana maupun dampak akibat
bencana  sehingga tercipta perilaku masyakara dan lingkungan
disekitranya untuk situasi sehat dan aman.
E. Misi gerakan Safe Communyti
1.      Mendorong terciptanya gerakan masyarakat untuk menjadi
sehat, aman dan sejahtera.
2.      Mendorong kerjasama lintas sektor dan program dalam
gerakan mewujudkan masyarakat sehat dan aman.
3.      Mengembangkan standar nasional dalam peningkatan kualitas
pelayanan kesehatn
4.      Mengusahakan dukungan pendanaan bidang kesehatan dari
pemerintah bantuan luar negeri dan bantuan lain dalam rangka
pemertaan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan
terutama dalam kedaan darurat.
5.      Menata sistem pendukung pelayanan kesehatan pra rumah
skit dan pelaynan kesehatan rumah sakit dan seluruh unit
pelayanan kesehatan di Indonesia.
F.Nilai nilai dasar.
1.      Safe communyti meliputi aspek care (pencegahan, penyiagaan
dan mitigasi)
2.      Equity adanya kebersamaan dan insitusi pemerintah,
kelompok organisasi profesi, san masyarakat dalam gerakan safe
commmunyti
3.      Partnership menggalang kerjasama lintas sektor dan
masarakat untuk mencapai tujuan dalam geakan SC
4.      Net Working membangun suatu jaring kerjasama salam suatu
sistem dengan melibatkan seluruh potensi yang terlibat dalam
gerakan SC
5.      Sharing memiliki rasa saling membutuhkan dan kebersamaan
dalam memecahkan segala permasalahan dalam gerakan SC  
  G. Tujuan dan Maksud Safe Communyti.
Memberikan pedoman buku bagi daerah dalam melaksanakan
gerakan safe communyti agar tercipta masyarakat sehat aman dan
sejahtera.
Tujuan :
1.      Menggerakkan partisipasi masyakat dalam gerakan safe
commnuty dan menata perilaku masyakarat dan lingkungan
menuju perlaku sehat dan aman.
2.      Membangun sistem penanggulangan gawat darurat terpadu
(SPGDT) yang dapat diterapkan pada seluruh lapisan masyarakat.
3.      Membangun respon masyakarat pada pelayanan kesehatan
dalam kedaan gawat darurat melalui pusat pelayanan kesehatan
terpadu anatara lain PSC (public safe commnuty centre dan ptensi
penyiapan fasilitas kesehatan serta masyakata dalam mengajadpi
benaca.
4.      Memperoleh respon time kegawatdaruratan untuk
menghindar kematian dan kecataan yang seharusnya tidak perlu
terjadi.

 H..Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu.


1.      Tujuan SPGDT
·         Didapatkan kesamaan pola pikir / persepsi tentang SPGDT.
·         Diperoleh kesamaan pola tindak dalam penanganan kasus
gawat darurat dalam keadaan sehari-hari maupun bencana.
1.      SPGDT merupakan sebuah sistem yang merupakan koordinasi
berbagi unit kerja (Multi Sektor)  dan didukung berbagai kegiatan
profesi (multi disiplin dan multi profesi) untuk menyelenggarakan
pelayanan terpadu bagi penderita gawat darurat sehari hari
maupun dalam keadaan bencana.
2.      Dalam sistem pelayanan pra rumah sakit dilakukan dengan
membentuk /mendirikan public safety centre yiaitu unit jerja yang
memberikan layanan umum terutama yang bersifat emergency
(perlupertolongan segera) selain layanan pra rumah sakit dilakukan
dengan membentuk satuan khusus dalam penanganan bencana
dikenal dengan BSB (brigade Siaga Bencana) pelayanan ambulan
dan sub sistem komunikasi.
3.      Sistem pelayanan medik di rumah sakit  diperlukan sarana dan
pra sarana IGD, HCU, ICU, Kamar Jenazah, dan penunjang antara
lain Radiologi, Laboratorium.
4.      Diperlukan juga Hospital disaster plan  perencanaan daru
suatu rumah sakit untuk menghadapi kejafian bencana.pelatihan
dan simulasi, pembiayaan sangat penting.
1)         Sistem Pra RS Sehari-hari :
a.    PSC, Poskesdes. Didirikan masyarakat. Pengorganisasian
dibawah Pemda.
b.    BSB. Unit khusus pra RS. Pengorganisasian dijajaran kesehatan.
c.    Pelayanan Ambulans. Koordinasi dengan memanfaatkan
ambulans setempat.
d.    Komunikasi. Koordinasi jejaring informasi.
e.    Pembinaan. Pelatihan peningkatan kemampuan.
1.a.Sistem Pra RS pada bencana :
a.     Koordinasi jadi komando. Efektif dan efisien bila dalam
koordinasi dan komando
b.    Eskalasi dan mobilisasi sumber daya. SDM, fasilitas dan sumber
daya lain.
c.     Simulasi. Diperlukan protap, juklak, juknis yang perlu diuji
melalui simulasi.
d.    Pelaporan, monitoring, evaluasi. Laporan dengan sistematika
yang disepakati.
2)      Sistim Intra RS
a.     Sarana, prasarana, BSB, UGD, HCU, ICU, penunjang
b.    Hospital Disaster Plan, bencana dari dalam dan luar RS.
c.     Transport intra RS.
d.    Pelatihan, simulasi dan koordinasi untuk peningkatan
kemampuan SDM.
Pembiayaan dengan jumlah cukup
·         SOP Minimal RS :
Sehari-hari dan Bencana (Hosdip, Hospital Diasater Plan) :
a.         Kegawatan dengan ancaman kematian
b.         True emergency
c.         Korban massal
a.       Keracunan missal :, Khusus :Perkosaan, KDRT, child abused,
Persalinan Tidak Normal, Kegawatan
3)      Sistim ANTAR RS
a.       Jejaring berdasar kemampuan RS dalam kualitas dan
kuantitas.
b.      Evakuasi. Antar RS dan dari pra RS .
c.       SIM (Manajemen Sistem Informasi). Untuk menghadapi
kompleksitas permasalahan dalam pelayanan.
d.      Koordinasi dalam pelayanan rujukan, diperlukan pemberian
informasi keadaan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan.
2.      Evakuasi :
a.    Tata cara tertulis. Harus memiliki Peta geomedik, Kondisi
pasien Stabil dan optimal pra dan selama evakuasi hingga tujuan.
b.    Kriteria : Fisiologis / Anatomis
c.    Mekanisme :Tahu Tujuan dan Prinsip rujukan.ABC
stabil,Immobilisasi,Mekanika mengangkat pasien.
Sarana-prasarana Evakuasi Minimal :
a)      Alat / Bahan / Obat Bantuan Hidup Dasar
b)      Cervical collar / splint
c)      Short serta Long Spine Board
d)     Wheeled serta Scoop Stretcher
Jenis Evakuasi :
1)      Darurat :
a)        Lingkungan berbahaya (misal kebakaran).
b)        Ancaman jiwa (misal perlu tempat rata dan keras untuk RJP).
c)        Prioritas bagi pasien ancaman jiwa
2)      Segera :
a)      Ancaman jiwa, perlu penanganan segera.
b)      Pertolongan hanya bisa di RS (misal pernafasan tidak adekuat,
syok).
c)      Lingkungan memperburuk kondisi pasien (hujan, dingin dll).
3)      Biasa :Tanpa ancaman jiwa, namun tetap memerlukan RS
HAL-HAL YANG DIATUR KHUSUS
1)        Petunjuk Pelaksanaan Permintaan dan Pengiriman bantuan
medik dari RS rujukan.
2)        Protap pelayanan gawat-darurat di tempat umum.
3)        Pedoman pelaporan Penilaian Awal/Cepat (RAH).
SPGDT SEHARI-HARI.
Time Saving is Life Saving .Response Time sesingkat
mungkin.Merujuk The Right Patient to The Right Place in The Right
Time.
Public Safety Center : (Dinegara tertentu dikenal sebagai 911
indonesia 119)
Dilandasi aspek time management sebagai implementasi time
saving is life and limbsaving yang mengandung unsur quick
respons dan ketepatan. Unsur kecepatan dipenuhioleh subsistem
transportasi dan komunikasi, unsur ketepatan dipenuhi oleh
kemampuanmelakukan pertolongan. Pelayanan gratis. Di RS,
berlaku sistem pembayaran.Untuk skala desa : Poskesdes.
Peran Dirjen Yanmed Kemenkes RI :
1)      Kualitas pelayanan & fasilitas pelayanan.
2)      Promotif, kuratif dan rehabilitatif continuum. Pencegahan
primer (health promotion dan specific protection). Pencegahan
sekunder berupa deteksi dini dan pengobatan serta pembatasan
cacad. Pencegahan tertier berupa rehabilitasi medik maksimal.
Yanmed dasar merupakan basis dari sistem rujukan medik
spesialistik
Kebijakan Depkes-Pelayanan :
1)        Pedoman sertifikasi teknologi.
2)        Pedoman penerapan, penapisan dan pengembangan
teknologi dan etika.
3)        Standar akreditasi sarana, prasarana.
4)        Standar pendidikan dan pendayagunaan tenaga kesehatan.
5)        Penetapan pedoman pembiayaan.
Paradigma yanmed :
1)      Pergeseran orientasi dari professional driven menjadi client
driven.
2)      Pelayanan medik terintegrasi, holistic-continuum.
3)      Evidence based medicine : fakta yang benar.
4)      Medicine by law. Industri pelayanan medik mengandung
unsur ekonomi, sosial,profesional. Undang-undang perlindungan
konsumen tidak dapat diterapkan.
Kebijakan Depkes - PSC :
1)        Menyediakan pelayanan prima pra RS.
2)        Mengusahakan geomedic mapping (sumber daya sarana dan
prasarana, lokasi permasalahan : mempermudah koordinasi dan
penggerakan sumberdaya kesehatandan non kesehatan).
3)        Komunikasi dan transportasi.
4)        Koordinasi dengan polisi/SAR-PMK, BNPB, BPBD I, BPBD II.
Strategi bentuk-kembang PSC :
1)        Administrasi dan manajemen.Pengembangan visi, misi,
strategi, kebijakan dan langkah-langkah.
2)        SDM.Memacu perencanaan pengadaan, pemanfaatan serta
pengembangannya
3)        Teknologi.Pengembangan teknologi medik dan non medik
dan penunjangnya.
4)        Pembiayaan.Public goods, public private maupun private
goods : sistem prabayar.
Kata kunci pembentukan PSC :
1)      Save community.
2)      Time saving is life and limb saving.
3)      Preparedness, prevention, mitigation, quick
response dan rehabilitation.
4)      Administrasi-manajemen, SDM, teknologi dan pembiayaan.
TANGGAP DARURAT BENCANA
a.       Korban massal.
Korban relatif banyak akibat penyebab yang sama dan perlu
pertolongan segera dengan kebutuhan sarana, fasilitas dan tenaga
yang lebih dari yang tersedia.Tanpa kerusakan infra struktur.
b.      Bencana.
Mendadak / tidak terencana atau perlahan tapi berlanjut,
berdampak pada pola kehidupan normal atau ekosistem,
diperlukan tindakan darurat dan luar biasa menolong dan
menyelamatkan korban dan lingkungannya. Korban banyak,
dengan kerusakan infra struktur.
c.       Bencana kompleks.
Bencana disertai permusuhan yang luas, disertai ancaman
keamanan serta arus pengungsian luas. Korban banyak, kerusakan
infra struktur, disertai ancaman keamanan.
d.      Masalah saat bencana :
1)   Keterbatasan SDM. Tenaga yang ada umumnya mempunyai
tugas rutin lain
2)   Keterbatasan peralatan / sarana. Pusat pelayanan tidak
disiapkan untuk jumlah korban yang besar.
3)   Sistem Kesehatan. Belum disiapkan secara khusus untuk
menghadapi bencana.
e.       Fase pada Disaster Cycle :
1)   Impact / bencana.
2)   Acute Response / tanggap segera.
3)   Recovery / Pemulihan.
4)   Development / Pembangunan.
5)   Prevention / Pencegahan.
6)   Mitigation / Pelunakan efek bencana.
7)   Preparedness / Menyiapkan masarakat.
f.       Fase Acute Response  :
1)   Acute emergency response: Rescue, triase, resusitasi, stabilisasi,
diagnosis, terapi definitif.
2)   Emergency relief: Makanan minuman, tenda untuk korban
“sehat”.
3)   Emergency rehabilitation: Perbaikan jalan, jembatan dan sarana
dasar lain untuk pertolongan korban.
g.      Prinsip Safety :
1)      Do no further harm.
2)      Safety diri saat respons kelokasi. Pengaman, rotator, sirine,
persiapan pada kendaraan, parkir 15 - 30 m dari lokasi
3)      Safety diri ditempat kejadian. Minimal berdua. Koordinasi,
cara mengangkat pasien, proteksi diri.
4)      Safety lingkungan. Waspada.
h.      Protokol Safety :
1)   Khusus. Atribut, tanda pengenal, perangkat komunikasi khusus
tim, jaring kerjasama dengan keamanan, hanya daerah yang
dinyatakan aman.  Hindari, ambil jarak dengan kendaraan
keamanan, pakai kendaraan kesehatan / PMI.
2)   Umum. Koordinasi dengan instansi setempat, KIE netralitas,
siapkan jalur penyelamat, logistik cukup, kriteria kapan harus lari
i.        Tim Tanggap Darurat
Petugas yang pertama datang / berada dilokasi menentukan
Petugas dan Area :
1)   RHA
2)   Komando / komunikasi / logistik
3)   Ekstrikasi
4)   Triase
5)   Tindakan
6)   Transportasi
j.        Initial Assessment
Penilaian cepat & selamatkan hidup :Persiapan, Triase, Survei
Primer, Resusitasi, Survei Sekunder, Monitor & Re-evaluasi pasca
Resusitasi, Tindakan Definitif
k.      Kematian segera
Gagal oksigenasi organ vital, Cedera SSP masif, Keduanya
merupakan penyebab kematian yang dapat diprediksi
l.        Tingkat Respons
1)   Respons tingkat I : dapat diatasi sistem setempat (propinsi)
2)   Respons tingkat II : dapat diatasi sistem regional
3)   Respons tingkat III : tidak dapat diatasi sistem regional
m.    Posko Gadar Bencana :
1)   Penyediaan posko pelyanan kesehatan oleh petugas yang
berhadapan langsung dengan masyarakat. Perhatikan sarat-sarat
mendirikan posko.
2)   Penyediaan dan pengelolaan obat.
3)   Penyediaan dan pengawasan makanan dan minuman.

Anda mungkin juga menyukai