Diajukan Oleh :
PUTRI AE MANULLANG
NIM : 1902025
2.1 Defenisi
2.1 Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh
darah nadi (arteri). Ketika jantung kita berdetak lazimnya 60 sampai 70 kali
dalam 1 menit pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring), darah dipompa
menuju dan melalui arteri. Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung
berdetak memompa darah, ini disebut tekanan sitolik. Tekanan darah
menurun saat jantung relaksasi di antara dua denyut nadi, ini disebut
tekanan diastolik. Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik per tekanan
diastolik sebagai contoh, 120/80 (Kowalsky, 2017).
Tekanan darah perorangan dinyatakan sebagai tekanan darah
sistolik/diastolik. Tekanan sistolik bagi kebanyakan kaum dewasa yang sehat
adalah antara 9 dan 120 milimeter air raksa (mmHg). Tekanan diastolik
normal antara 60 dan 80 mm Hg. Petunjuk-petunjuk sekarang ini tekanan
darah normal lebih rendah dari 120/80. Tekanan darah di atas 130/80
dipertimbangkan tinggi (Muhammadun, 2018).
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal
adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah 160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi
disebut borderline hypertension (garis batas hipertensi). Batasan WHO
tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin.
2.2 Hipertensi
2.2.1 Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Tekanan
darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut dipompa
oleh jantung dan fase diastolic 140 menunjukkan fase darah yang sedang
dipompa oleh jantung dan fase diastolic 90 menunjukkan fase darah yang
kembali (menurut Endang triyanto).
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal
adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah 160/95 mmHg dianggap
hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi borderline
hypertension (garis batas hipertensi). Batasan WHO tersebut tidak
membedakan usia dan jenis kelamin.
2.2.2 Klasifikasi
Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer
dan sekunder. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk ke dalam kelompok
hipertensi primer, sedangkan prevalensi hipertensi sekunder hanya sekitar 5-
8% dari seluruh penderita hipertensi (Adi Trisnawan, 2019).
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC* VII
Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Tekanan Darah (mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi Stage 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi Stage 2 >160 >100
*JNC- Joint National Commitee on the prevention,detection,evaluation and
treatment of high blood pressure, yang berpusat di Amerika.
2.2.3 Etiologi
Menurut Aadi trisnawan, 2019, berdasarkan penyebabnya, hipertensi
dapat dibedakan menjadi dua yaiut hipertensi (esensial) dan hipertensi
sekunder (renal).
a. Hipertensi primer
Hipertensi primer adalah hipertensi yang penyebabnya belum
diketahui dengan jelas. Menurut penelitian, sebagian besar orang
(90%) mengidap hipertensi jenis ini. Ada beberapa factor yang
diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi ini, antara lain:
1) Factor lingkungan
2) Bertambahnya usia
3) Factor psikologis
4) Stresss
5) Keturunan
6) Kelainan metabolism intraseluler
7) Obesitas
8) Komsumsi alcohol
9) Merokok, dan
10) Kelainan darah (polisitemia)
b. Hipertensi sekunder
1) Gangguan hormonal
2) Penyakit jantung
3) Diabetes
4) Tidak berfungsinya ginjal
5) Penyakit pembuluh darah dan
6) Pemakaian kontrasepsi oral atau berhubungan dengan
kehamilan
2.2.4 Patofisiologi
Dimulai dengan atherosclerosis, gangguan struktur anatomi
pembuluh darah perifer yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh darah.
Kekakuan pembuluh darah disertai dengan penyempitan dan kemungkinan
pembesaran plaque yang menghambat gangguan peredaran darah perifer.
Kekakuan dan kelambanan aliran darah menyebabkan beban jantung
bertambah berat yang akhirnya dikompensasi dengan peningkatan uapaya
pemompaan jantung yang akhirnya memberikan gambaran peningkatan
tekanan dalam sirkulasi (padjiastutu).
Peubahan volume cairan mempengaruhi tekanan arteri sitemik. Bila
tubuh mengalami kekurangan garam dan air, Tekanan darah meningkat
melalui mekanisme fisiologi kompleks yang mengubah aliran balik vena ke
jantung dan mengakibatkan peningkatan curah jantung.
2.2.6 Penatalaksanaan
2.2.7 komplikasi
adapun komplikasi dari hipertensi menurut kemenkes RI Tahun 2017,
adalah sebagai berikut :
a. stroke
b. serangan jantung
c. gagal jantung
d. gagal ginjal
2.4 LANSIA
2.4.1 Pengertian Lanjut Usia
Menurut World Health Organization (WHO), lansia atau lanjut usia
adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran
dan fungsi. Selain itu juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai
usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapka
pada 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun
Lansia merupakan seseorang yang telah berusia > 60 tahun dan tidak
berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnay sehari-
hari (Ratnawati, 2017)
1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang
menetap
2. Rambut kepala mulai memutih atau beruban
3. Gigi mulai lepas (ompong)
4. Pengelihatan dan pendengaran berkurang
5. Mudah lelah dan mudah jatuh
6. Mudah terserang penyakit
7. Nafsu makan menurun
8. Penciuman berkurang
9. Gerakan menjadin lamban dan kurang lincah
10. Pola tidur berubah
BAB III
METODE ILMIAH
Keterangan :
O1 : pengukuran awal sebelum dilakukan perlakuan (pretest)
O2 : pengukuran kedua setelah dilakukan perlakuan (posttest)
Dalam penelitian ini dipilih penderita hipertensi yang diawali dengan
observasi melakukan pengecekan tekanan darah (pretest). Sebelum
dilakukan perlakuan responden diberikan informed consent. Setelah
diberikan perlakuan dilakukan obsernasi lagi terhadap tekanan darah (post
test).