Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman rasa,

dan raba. Pengetahuan dapat diperoleh antara lain melalui pendidikan baik

kulikuler, non kulikuler dan ekstra kulikuler. Pengetahuan juga dapat diperoleh

dari pengetahuan orang lain diantaranya dengan mendengar, melihat langsung dan

melalui alat komunikasi seperti televisi, radio, buku dan majalah. Individu

mempunyai dorongan untuk mengerti dengan pengalamannya untuk memperoleh

pengetahuan (Fathia and Herawaty, 2020).

Peran perawat diartikan sebagai suatu perilaku yang diharapkan oleh

pasien atau klien terhadap perawat sesuai dengan tugasnya, sedangkan fungsi

perawat adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan sesuai dengan

perannya. Fungsi tersebut bersifat dinamis, artinya sewaktu-waktu dapat berubah

sesuai dengan keadaan atau kondisi (Wahyudi, 2020).

Pelayanan gawat darurat bertujuan menyelamatkan kehidupan penderita,

hingga sering dimanfaatkan untuk memperoleh pelayanan pertolongan pertama

dan bahkan pelayana rawat jalan. Penyebab tingginya angka kematian dan

kecacatan akibat kegawatdaruratan adalah tingkat keparahan akibat kecelakaan,

1
kurangnya pengetahuan perawat terhadap peran dalam penanganan pasien gawat darurat

kecelakaan lalulintas, kurang memadainya peralatan, sistem pertolongan dan sikap dalam

penanganan korban yang tidak tepat dalam melakukan prinsip pertolongan, hal ini di dukung

dengan tingginya angka kematian yang terjadi akibat kecelakaan lalulintas (Winarsih, 2018).

Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia,

khususnya di negara berkembang. Ada empat faktor yang mengakibatkan kecelakaan lalu

lintas yaitu faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor cuaca (Yunisa Ade,

2017).

Global Status Report on Road Safety (WHO, 2020) terjadi penurunan jumlah kasus

kecelakaan lalulintas yaitu sekitar 43% yang diakibatkan karena pandemi covid-19 dan

pemberlakuan lockdown disejumlah negara dibandingkan pada tahun 2018 ada 1,35 juta

kematian akibat kecelakaan setiap tahunnya dan setiap 24 detik terjadi 1 kematian akibat

kecelakaan. Di mana 54 % diakibatkan oleh faktor manusia, 40 % diakibakan faktor jalan, dan

6 % diakibatkan faktor kendaraan.

Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha

pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka mencegah kematian,

mencegah kecacatan lebih lanjut, mencegah terjadinya infeksi, mengurangi rasa sakit,

memberi rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan, dan mengusahakan perawatan

serta pengobatan yang layak.

Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit yang

menyediakan penanganan awal (bagi pasien yang datang langsung ke rumah sakit)/lanjutan

(bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan lain), menderita sakit ataupun cedera

yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya (Permenkes RI No. 47 tahun 2018). IGD

2
berfungsi menerima, menstabilkan dan mengatur Pasien yang membutuhkan penanganan

kegawatdaruratan segera, baik dalam kondisi sehari-hari maupun bencana (Permenkes RI No.

47 tahun 2018).

Data laka lantas yang dihimpun Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Indonesia

(Korlantas Polri) terdapat jumlah lakalantas pada tahun 2020 berjumlah 2.208 kejadian.

Adapun rincianya sebanyak 399 orang meninggal dunia, 323 orang luka berat, 1.586 orang

luka ringan, sehingga menyebabkan kerugian materil sebesar 3,8 miliar rupiah.

Data angka kecelakaan lalu lintas di Sulawesi Tengah mengalami peningkatan. Hal

tersebut diutarakan Kabidhumas Polda Sulawesi Tengah Kombes Pol. Didik Supranoto, SIK

berdasarkan analisa dan evaluasi perbandingan angka laka lantas semester I tahun 2020

mengalami peningkatan 6% dibanding semester I tahun 2019, yaitu 533 kasus laka lantas,

sedangkan 2020 terjadi 564 kasus. Data korban meninggal 168 jiwa, korban luka berat 288,

korban luka ringan 648 orang, demikian juga dengan kerugian materil akibat laka lantas naik

33% diangka Rp 2.028.900.000. Didik juga menjelaskan bahwa pada 2020 semester I terjadi

39 kasus tabrak lari dengan korban meninggal 6 orang, luka berat 20 orang dan luka ringan 26

orang dan kerugian materil Rp 27.900.000 (Polda Sulawesi Tengah, 2020).

Data satuan lalu lintas (Satlantas) polres palu yang dihimpun Korps Lalu Lintas

Kepolisian Negara Indonesia (Korlantas Polri) tercatat 201 kasus kecelakaan lalu lintas yang

telah terjadi pada tahun 2021. Adapun rinciannya sebanyak 30 orang meninggal dunia, 56

orang mengalami luka berat, 115 orang mengalami luka ringan, serta menyebabkan kerugian

materil sebesar 400 juta.

Data pasien kecelakaan di RSUD Poso pada tahun 2019 terdapat 151 kejadian, pada

tahun 2020 terdapat 192 kejadian, dan pada tahun 2021 terdapat 195 kejadian. Adapun

3
rinciannya sebanyak 38 orang meninggal dunia, 124 orang mengalami luka berat, dan 376

orang mengalami luka ringan (RSUD Poso, 2021).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Poso pada tanggal 22

Maret 2022 dengan melalui metode wawancara ditemukan karena tingginya jumlah pasien

kecelakaan di rawat di Rumah Sakit, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dan peran perawat terhadap pertolongan pertama korban kecelakaaan di RSUD

Poso.

Penelitian yang dilakukan Ali Humardani pada tahun 2016 dengan judul hubungan

pengetahuan tentang peran perawat IGD dengan sikap dalam penanganan pertolongan

pertama pada pasien gawat darurat kecelakaan lalulintas di RSU Darmayu, RSUA dr.Sutomo,

RSUA Diponegoro, RSU Muslimat di Ponegoro. Desain penelitian adalah purposive

sampling, dengan teknik pengumpulan data menggunakan uji statistik Chi-Square dengan

taraf signifikasi P( 0,05 dari hasil penelitian terhadap 37 responden menunjukan bahwa

pengetahuan perawat tentang peran perawat UGD yang baik sejumlah 54%, sedangkan yang

bersikap positif sebesar 52% (Ali Humardani,2016).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat diambil sebuah rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah ‘‘apakah ada hubungan pengetahuan dan peran perawat

terhadap pertolongan pertama korban kecelakaan di IGD RSUD Poso?’’.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu mengetahui hubungan pengetahuan dan peran

perawat terhadap pertolongan pertama korban kecelakaan di IGD RSUD Poso.

4
2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Diketahuinya hubungan pengetahuan perawat terhadap pertolongan pertama korban

kecelakaan di IGD RSUD Poso.

b. Diketahuinya hubungan peran perawat terhadap pertolongan pertama korban kecelakaan

di IGD RSUD Poso.

D. Manfaat Penelitian

1. Poltekkes Kemenkes Palu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan referensi

dalam proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi

mahasiswa/mahasiswi kesehatan jurusan keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu.

2. RSUD Poso

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam penanganan

korban kecelakaan.

3. Peneliti

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ialah sebagai bahan untuk meningkatkan

wawasan, pengeahuan dan pengalaman bagi peneliti, sehingga dapat menerapkan metode

penelitian ini.

4. Peneliti Lain

Manfaat yang diharapkan dari peneliti lain agar dapat mengembangkan penelitian

ini menjadi lebih luas dan harapanya dapat menjadi acuan untuk peneliti lain yang akan

meneliti.

5
6

Anda mungkin juga menyukai