Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SELF-EFFICACY

PETUGAS PARKIR UMUM DALAM MEMBERIKAN PERTOLONGAN


PERTAMA KECELAKAAN LALU LINTAS DI AREA PASAR GEDE
KOTA SURAKARTA

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh:
NOARY RAMADHANY LA’ ADE
NIM ST 182028

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2020

Noary Ramadhany La’ade

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SELF-EFFICACY


PETUGAS PARKIR UMUM DALAM MEMBERIKAN
PERTOLONGAN PERTAMA KECELAKAAN
LALU LINTAS DI AREA PASAR GEDE
KOTA SURAKARTA

Abstrak

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan


dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat
pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Pertolongan pertama
pada kecelakaan (petugas medik atau orang awam seperti petugas parkir umum dan
masyarakat) yang pertama melihat korban, diperlukan tingkat pengetahuan
mengenai P3K dan tentunya memiliki rasa percaya diri atau self-efficacy dalam
melakukan tindakan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dengan self-efficacy petugas parkir umum dalam memberikan
pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas di area Pasar Gede Kota Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian
menggunakan correlation study dengan pendekatan cross sectional. Populasi
penelitian berjumlah 52 responden, teknik sampel yang digunakan purposive
sampling sebanyak 46 responden.
Hasil Penelitian menunjukkan petugas parkir sebagian besar tingkat
pengetahuan tentang P3K termasuk kategori baik, yaitu sebesar 26 orang (56,52%).
Petugas parkir paling banyak tingkat self efficacy dalam pemberian P3K termasuk
kategori baik, yaitu sebesar 20 orang (43,48%). Hasil Uji Rank Spearmans
diperolehnya nilai signifikansi 0,000 sehingga Ha ditolak dan H0 diterima.
Kesimpulan penelitian ada hubungan tingkat pengetahuan tentang P3K
dengan self efficacy petugas parkir umum di area Pasar Gede kota Surakarta.
Sehingga penelitian ini dapat digunakan untuk acuan dalam mempersiapkan diri
petugas parkir tentang penanganan kecelakaan lalu lintas.

Kata Kunci: Tingkat pengetahuan, Self-Efficacy, Petugas Parkir Umum, P3K


Daftar Pustaka : 48 (2010 – 2020)
BACHELOR’S DEGREE PROGRAM IN NURSING
FACULTY OF HEALTH SCIEFNCE, KUSUMA
HUSADA UNIVERSITY OF SURAKARTA
2020

Noary Ramadhany La’ade

CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL AND SELF-


EFFICACY OF PUBLIC PARKING ATTENDANTS IN EXTENDING
FIRST AID AT THE PARKING AREA OF PASAR GEDE MARKET OF
SURAKARTA CITY

Abstract

First aid is an effort of extending temprorary help and treament to an


accident victim prior to getting a more perfect aid from a medical doctor or a
paramedic. Laypersons or common people who see a victim should have knowledge
about first aid and self-eeficacy to extend intervention to the victim. The objective
of this research is to investigate correlation between knowledge level and self-
efficacy of public parking attendants in extending first aid to traffic accident victims
at the parking area of Pasar Gede Market of Surakarta City.
This research used the quantitative correlational research method with
cross sectional approach. Its population was 52 respondents. Purposive sampling
technique was used to determine its samples. They consisted of 46 respondents.
The result of the research shows that majority or 26 parking attendants
((56.52%) had a good knowledge level of first aid, and 20 parking attendants
(43.48%) had had a good level of self-efficacy. The result of the Spearman’s Rank
Correlation shows that the the significance-value was 0.000 so that Ha was not
verified but H0 was verifed.
Thus, the knowledge level of first aid of the public parking attendants at
the parking area of Pasar Gede Market of Surakarta City had a correlation with
their self-efficacy. The result of this research can be used as a reference for
preparing pulbic parking attendants to deal with traffic accident victims.

Keywords: Knowledge level, self-efficacy,public parking attendance, first aid


References: 48 (2010 – 2020)
PENDAHULUAN khususnya masyarakat yang tinggal di
negara berkembang (WHO, 2019).
Kecelakaan lalu lintas adalah Peristiwa kecelakaan lalu lintas
peristiwa yang tidak bisa diprediksi, sepanjang tahun 2019 di Indonesia,
namun memiliki penyebab. Hal-hal berdasarkan data Polri ada sebanyak
yang menyebabkan kecelakaan inilah 107.500 kejadian dengan 23.530 jumlah
yang harus ditemukan dan dianalisis, korban meninggal (Ramadhan, 2019).
sehingga tindakan korektif dapat Kemudian jumlah kecelakaan lalu lintas
diambil terhadap penyebab itu dan di Kota Solo, berdasarkan data November
dengan upaya pencegahan lebih lanjut, 2019 ada 1.006 kejadian dengan korban
kecelakaan dapat dihindari atau meninggal sebanyak 54 orang, satu luka
dicegah. Menurut Shofa (2020), berat dan 1.055 luka ringan. Jumlah
kecelakaan lalu lintas mayoritas kecelakaan lalu lintas di Kota Solo
disebabkan oleh kelalaian manusia meningkat dibanding tahun 2018 yang
dalam berkendara, sulit untuk hanya 834 kejadian meskipun memakan
diminimalkan dan cenderung selalu korban 58 orang meninggal dunia, satu
meningkat seiring bertambahnya korban luka berat dan 866 korban luka
panjang jalan dan jumlah pergerakan ringan (Perdana, 2019).
kendaraan. Meningkatnya kasus kecelakaan
Kecelakaan (accident) adalah lalu lintas dapat berdampak kerugian
kejadian yang tak terduga dan tidak yang cukup besar baik materi maupun
diharapkan (Ismoyo Djati, 2010). Sifat fisik, bahkan kerugian yang paling besar
kecelakaan lalu lintas yang tidak dapat yakni kehilangan nyawa. Pada umumnya
diprediksi inilah sehingga korban korban kecelakaan lalu lintas yang paling
kecelakaan lalu lintas masuk ke dalam dominan adalah pengendara sepeda
kategori kejadian gawat darurat. Hal ini motor yang terlambat mendapatkan
karena kejadian gawat darurat biasanya pertolongan dan cedera kepala
terjadi sangat cepat dan tiba-tiba merupakan urutan pertama dari semua
sehingga sulit diprediksi kapan dan jenis cedera yang dialami korban
dimana terjadi.Oleh karena itu langkah kecelakaan (Margaretha, 2012).
terbaik untuk situasi ini adalah waspada Menurut Riskesdas (2013)
dan melakukan upaya kongkrit untuk terdapat kecenderungan peningkatan
mengantisipasinya.Salah satunya adalah prevalensi cedera dari 7,5% menjadi
dengan mengetahui dan mempelajari 8,2%. Penyebab cedera terbanyak kedua
pertolongan pertama (PMI, 2020). adalah kecelakaan sepeda motor (40,6%).
Berdasarkan laporan The Global Fakto kecelakaan lalu lintas dapat di
Report on Road Safety 2018, yang timbulkan oleh adanya pergerakan dari
diluncurkan oleh WHO pada Desember alat-alat angkutan, karna adanya
2018, menyoroti bahwa jumlah kebutuhan perpindahan manusia dan atau
kematian lalu lintas di dunia sepanjang barang. Karena itu, dampak yang tidak
tahun 2018 mencapai 1,35 juta. Cedera mungkin di tolak karna adanya
lalu lintas menjadi pembunuh utama pergerakan tersebut adalah terjadinya
orang berusia 5-29 tahun.Beban yang kecelakaan. Kecelakaan dapat di
ditanggung secara tidak proporsional sebebkan oleh Faktor pemakai jalan
oleh pejalan kaki, pengendara sepeda (Pengemudi dan pejalan kaki), Faktor
dan pengendara sepeda motor,
kendaraan dan Faktor lingkungan (Arief, kemampuan atau kompetensi dirinya
2017). untuk melakukan suatu tugas, mencapai
Pertolongan pertama yang dapat suatu tujuan, dan mengatasi hambatan.
dilakukan oleh orang awam adalah Basic Seseorang dengan self efficacy
Life Support atau yang dikenal dengan tinggi percaya bahwa mereka mampu
Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Cardio melakukan sesuatu untuk mengubah
Pulmonary Resusitation (CPR) atau yang kejadian-kejadian di sekitarnya misalnya
biasa disebut Resusitasi Jantung Paru terjadinya kecelakaan disekitar tempat
(RJP). Resusitasi jantung paru (RJP) yang tinggal yang membutuhkan penanganan
efektif adalah dengan menggunakan pada korban kecelakaan, penanganan
kompresi dan dilanjutkan dengan penyelamatan korban sebagai usaha
ventilasi. Komponen penting dalam dilakukan untuk mempertahankan
melakukan RJP adalah kedalaman kehidupan seseorang yang sedang
kompresi, kecepatan kompresi, ventilasi, terancam jiwanya (Ghufron & Rini,
return of spontaneous circulation 2010). Berdasarkan penjelasan tersebut,
(ROSC) dan meminimalisasi interupsi maka Self-efficacy berkaitan dengan
(Hardisman, 2014). tingkat penetahuan seseorang. Apabila
Prosedur bantuan hidup dasar seseorang tidak memiliki pengetahuan
(BHD) pada dasarnya merupakan yang cukup dalam memecahkan suatu
serangkaian tindakan atau upaya masalah, maka orang tersebut cenderung
penyelamatan yang dilakukan untuk menghindari masalah (Indrawati &
mempertahankan hidup sebelum Wardono, 2019). Penanganan atau
mendapatakan pertolongan lebih lanjut pemberian pertolongan pertama pada
dari petugas paramedis.Dalam prosedur kecelakaan, tentu harus dilakukan oleh
BHD terdapat 2 tema yaitu evakuasi dan orang atau individu yang memiliki
fase pelaksanaan (Gosal, 2017). Adapun pengetahuan dan keberanian dalam
dampak dari pemberian pertolongan mengatasi permasalahan yang sifatnya
pertama adalah menyelamatkan jiwa gawat darurat dan tidak direncanakan.
korban kecelakaan lalu lintas, mencegah Adapun salah satu kawasan yang
cacat, memberi perasaan nyaman, dan termasuk rawan kecelakaan adalah ruas-
menunjang proses penyembuhan untuk ruas jalan di tempat keramaian dengan
seseorang yang mengalami cedera atau mobilitas yang padat seperti pasar.Itulah
kecelakan. Namun tanpa pengetahuan sebabnya penelitian ini mengambil lokasi
yang cukup mengenai pertolongan salah satu pasar tradisional di Surakarta,
pertama pada kecelakaan tidak jarang yaitu Pasar Gede. Menurut Aliyah (2014)
malah justru memperparah situasi dan Pasar Gede tidak hanya berfungsi sebagai
kondisi korban (Kumoratih, 2012). pasar tradisional tertua, tetapi juga
Menurut peneliti pada umumnya, sebagai pusat kegiatan ekonomi
hanya orang-orang tertentu saja yang masyarakat dan budaya sosial.
berani memberikan pertolongan pertama Keberadaan pasar Gede sebagai pasar
pada kecelakaan. Hal ini dikarenakan terbesar di Kota Surakarta, sehingga
orang tersebut memiliki pengetahuan pasar ini merupakan pusat perekonomian
mengenai P3K dan tentunya memiliki masyarakat seperti petugas parkir umum
rasa percaya diri atau self-efficacy dalam yang kesehariannya mengatur kendaraan
melakukan tindakan. Self-efficacy pengunjung pasar. Lahan parkir
merupakan evaluasi seseorang mengenai kendaraan pengunjung bertempat di
depan gerbang masuk pasar yang Tabel 4.1 menunjukkan sebagian
berhadapan langsung dengan jalan raya. besar petugas parkir umum di Area Pasar
Hasil wawancara pada petugas Gede Kota Surakarta memiliki masa kerja
parkir umum di area Pasar Gede kota > 5 tahun yaitu sebanyak 26 orang
Surakarta yang dilakukan oleh penulis (56,52%), yang paling sedikit antara 1 – 3
pada 24 Desember 2019, didapatkan hasil tahun atau sebanyak 3 orang (6,62%).
bahwa terdapat sekitar 2 kasus Hasil penelitian diketahui sebagian
kecelakaan yang terjadi pada bulan besar petugas parkir umum di Area Pasar
Desember dan di bulan sebelumnya juga Gede Kota Surakarta yaitu sebesar
terdapat 2-3 kecelakaan lalu lintas di area 56,52% memiliki masa kerja > 5 tahun.
pasar Gede Surakarta. Korban kecelakaan Menurut Bandura (2012) masa kerja yang
yang terjadi diperkirakan mengalami lama menimbulkan banyaknya
luka-luka, patah tulang, dan untuk pengalaman kerja yang dilalui (mastery
sekarang belum terdapat kasus meninggal experience) yaitu pengalaman-
dunia. Mendapati kejadian tersebut, pada pengalaman pribadi individu secara nyata
umumnya banyak orang yang yang berupa keberhasilan dan kegagalan.
mengetahui, tidak langsung mengambil Dengan keberhasilan dan kegagalan
tindakan, atau memberikan pertolongan menyebabkan timbulnya self efficacy
pertama kecelakaan, melainkan hanya dalam memberikan pertolongan pertama
berkerumun dan melihat korban.Hanya pada kecelakaan (P3K).
beberapa orang saja yang berani Menurut Niu (2010) bahwa self
mengambil tindakan karena memiliki efficacy merupakan hasil interaksi antara
pengetahuan dalam menghadapi situasi lingkungan eksternal, mekanisme
tersebut. penyesuaian diri serta kemampuan
Berdasarkan latar belakang di atas personal pengalaman dan pendidikan.
peneliti melakukan penelitian, yang mana Self efficacy yang tinggi akan
penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kepribadian yang kuat
mengetahui hubungan tingkat pada seseorang, mengurangi stress dan
pengetahuan dengan self-efficacy petugas tidak mudah terpengaruh oleh situasi
parkir umum dalam memberikan yang mengancam sedangkan self efficacy
pertolongan pertama kecelakaan lalu rendah yang akan cenderung tidak mau
lintas di area Pasar Gede Kota Surakarta. berusaha atau menyukai kerjasama dalam
situasi yang sulit dan tingkat
kompleksitas yang tinggi , menurut Robi
HASIL DAN PEMBAHASAN joko santoso (2012).

1. Masa Kerja 2. Usia

Tabel 4.1 Tabel 4.2


Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi
Masa Kerja Frekuensi Persentase Usia Frekuensi Persentase (%)
(orang) (%) (orang)
< 1 Tahun 6 13,04 18 – 22 Tahun 5 10,87
1 – 3 Tahun 3 6,52 22 – 27 Tahun 7 15,22
3 – 5 Tahun 11 23,91 27 – 32 Tahun 10 21,74
> 5 Tahun 26 56,52 > 32 Tahun 24 52,17
Jumlah 46 100,00 Jumlah 46 100,00
Tabel 4.2 menunjukkan sebagian meningkat dalam melakukan penelitian.
besar petugas parkir umum di Area Pasar Dengan kata lain siwa yang lebih tua
Gede Kota Surakarta berusia > 32 tahun lebih percaya diri dalam kemempuan
yaitu sebanyak 24 orang (52,17%), yang mereka melakukan penelitian disbanding
paling sedikit antara 18 – 22 tahun atau mahasiswa yang lebih muda.
sebanyak 5 orang (10,87%).
Hasil penelitian diketahui sebagian 3. Pendidikan
besar petugas parkir umum di Area Pasar Tabel 4.3
Gede Kota Surakarta yaitu sebesar Pendidikan
Distribusi Frekuensi
Frekuensi Persentase (%)
52,17% berumur > 32 tahun. Menurut Terakhir
(orang)
Bandura (2012) semakin bertambah umur SD 14 30,43
seseorang, maka semakin tinggi self SMP 10 21,74
efficacy terhadap sesuatu. Sebuah studi SMA/SMK 22 47,83
Jumlah 46 100,00
penelitian yang diteliti oleh Podkova Tabel 4.3 menunjukkan paling
(2013) menghasilkan bahwa ada besar petugas parkir umum di Area
keterkaitan umur seseorang dengan self- Pasar Gede Kota Surakarta pendidikan
efficacy. Tetapi pada perbedaan usia terakhir tamat SMA/SMK yaitu
muda dan usia tua, tidak ditemukan sebanyak 22 orang (47,83%), yang
perbedaan yang jauh atau signifikan paling sedikit tamat SMP atau sebanyak
antara usia muda dan usia tua. 10 orang (21,74%).
Bandura (2012) memaparkan
Hasil penelitian diketahui paling
bahwa salah satu faktor penentu dari banyak petugas parkir umum di Area
tinggi rendah tingkat self efficacy pada Pasar Gede Kota Surakarta yaitu sebesar
individu bisa dari kondisi fisik dan 47,83% mempunyai tingkat pendidikan
emosional. Pada sebagian besar terakhir SMA/SMK. Menurut Bandura
responden penelitian ini adalah (2012) individu yang mempunyai
responden dengan kondisi fisik dan pendidikan tinggi memperoleh derajat
emosional dengan usia dewasa madya, kontrol yang lebih besar sehingga self
dimana pada kondisi usia dewasa madya efficacy yang dimilikinya juga tinggi.
ini kondisi fisik dan emosi sudah labil dan Sebaliknya individu yang mempunya
akan kembali tidak stabil menjelas pendidikan rendah memiliki kontrol
dewasa akhir maupun memasuki usia yang lebih kecil sehingga self efficacy
lanjut. yang dimilikinya juga rendah.
Menurut Niken (2012) Pada remaja Menurut Notoatmodjo (2014)
self efficacy sudah muncul pada usia 11 pendidikan dapat mempengaruhi
tahun. Dengan kata lain remaja yang telah seseorang termasuk juga perilaku
mamasuki usia 11 tahun telah berada seseorang akan pola hidup terutama
pada tahap operasional formal maka dalam memotivasi untuk sikap, peran
mulailah terbentuknya self efficacy pada dalam kesehatan. Semakin tinggi
diri remaja. Menurut miyandasti (2013)
pendidikan makin mudah menerima
dalam penelitiannya menunjukan bahwa informasi, sehingga makin banyak
ada korelasi positif dan signifikan secara pengetahuan yang dimilikinya,
statistic aantara self efficacy dalam sebaliknya semakin rendah pendidikan
melakukan penelitian dengan usia akan menghambat perkembangan sikap
mahasiswa, artinya seiring dengan seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
bertambahnya usia, self efficacy diperkenalkan.
4. Tingkat Pengetahuan faktor eksternal yang secara langsung
dapat mempengaruhi perubahan perilaku
Tabel 4.4 seperti sarana yang dimiliki, fasilitas lain
Distribusi Frekuensi yang dimiliki atau alat-alat yang
Tingkat
Frekuensi Persentase (%)
Pengetahuan
(orang)
dibutuhkan serta dukungan yang positif
Kurang 0 0,00 dari orang lain untuk dapat terjadi
Cukup 20 43,48 perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2014).
Baik 26 56,52 Orang terdekat korban yang
Jumlah 46 100,00
menjadi penolong pertama dalam sebuah
Tabel 4.4 menunjukkan sebagian besar
kecelakaan lalu lintas di jalan yang dapat
petugas parkir umum di Area Pasar Gede
dikategorikan sebagai orang awam
Kota Surakarta memiliki tingkat
haruslah bisa menolong dengan benar
pengetahuan tentang P3K kategori baik
agar bisa meminilisir keadaan yang lebih
yaitu sebanyak 26 orang (56,52%), yang
parah. Pertolongan pertama yang
paling sedikit kategori cukup atau
terlambat atau kesalahan yang sedikit saja
sebanyak 20 orang (43,48%), dan tidak
dalam menangani kegawatdaruratan
ada yang memiliki tingkat pengetahuan
dapat menyebabkan kondisi fatal
tentang P3K kategori kurang.
(Lityana, 2015).
Hasil penelitian diketahui paling
Untuk kasus kecelakaan,
banyak petugas parkir umum di Area
pertolongan pertama adalah tindakan atau
Pasar Gede Kota Surakarta yaitu sebesar
perawatan yang diberikan langsung
56,52% mempunyai tingkat pengetahuan
kepada orang-orang yang terluka karena
tentang P3K kategori baik. Notoatmodjo
kecelakaan atau kondisi darurat lainnya
(2014) menyatakan pengetahuan atau
yang bertujuan untuk menyelamatkan
(knowledge) adalah hasil penginderaan
atau mempertahankan hidup sampai
manusia atau hasil tahu seseorang
bantuan medis dari tenaga profesional
terhadap suatu objek melalui panca indra
tiba. Untuk bisa melakukan pertolongan
yang dimilikinya. Panca indra manusia
pertama yang tepat pada orang yang
guna penginderaan terhadap objek yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, kecelakaan, petugas parkir harus
mengerti dan memahami kondisi
rasa dan perabaan. Pada waktu
sakit/cedera serta harus memiliki
penginderaan untuk menghasilkan
pengetahuan dalam melakukan
pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh
pertolongan pertama yang tepat, sehingga
intensitas perhatian dan persepsi terhadap
pengetahuan menjadi faktor yang dapat
objek. Pengetahuan seseorang sebagian
mempengaruhi tindakan pertolongan
besar diperoleh melalui indra
pertama dalam mengatasi cedera
pendengaran dan indra penglihatan.
(Andryawan, 2013).
Pengetahuan diperlukan sebagai
Pendidikan mempengaruhi proses
dorongan psikis dalam menumbuhkan
belajar, semakin tinggi pendidikan
kepercayaan diri maupun dorongan sikap
seseorang maka semakin mudah orang
dan perilaku setiap hari sehingga dapat
tersebut untuk menerima informasi.
diketahui bahwa pengetahuan merupakan
Pendidikan tinggi seseorang akan
stimulasi terhadap tindakan seseorang.
mendapatkan informasi baik dari orang
Pengetahuan bukan satu-satunya faktor
lain maupun media massa. Semakin
yang mempengaruhi perilaku seseorang,
banyak informasi yang masuk, semakin
tetapi pengetahuan juga dipengaruhi
banyak pula pengetahuan yang didapat
karna adanya faktor pendukung atau
tentang kesehatan. Peningkatan baik yaitu sebanyak 20 orang (43,48%),
pengetahuan tidak mutlak diperoleh di yang paling sedikit kategori kurang atau
pendidikan formal, akan tetapi dapat sebanyak 12 orang (26,09%).
diperoleh pada pendidikan non formal Suharni (2011) menyatakan
(Nursalam, 2011). Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Menurut hasil penelitian (P3K) adalah upaya pertolongan dan
Kurniasari (2014) banyak ditemui korban perawatan sementara terhadap korban
kecelakaan yang mengalami patah tulang, kecelakaan sebelum mendapat
pingsan, terkilir dan lain-lain diberikan pertolongan yang lebih sempurna dari
perlakuan yang sama bahkan ada dokter atau paramedik. Ini berarti
kesalahan dalam memberikan pertolongan tersebut bukan sebagai
pertolongan. Kondisi ini tentu saja sangat pengobatan atau penanganan yang
membahayakan apabila berakibat sempurna, tetapi hanyalah berupa
memperparah keadaan penderita, untuk pertolongan sementara yang dilakukan
itu semestinya masyarakat mempunyai oleh petugas P3K (petugas medik atau
pengetahuan tentang P3K, namun orang awam) yang pertama kali melihat
pentingnya P3K tidak disertai dengan korban.
pengetahuan yang cukup dalam Baron dan Byrne (dalam Ghufron
penerapannya. dan Rini, 2010) mendefinisikan
Hasil penelitian mendukung selfefficacy sebagai evaluasi seseorang
penelitian Kase, dkk (2018) menemukan mengenai kemampuan atau kompetensi
ada hubungan pengetahuan masyarakat dirinya untuk melakukan suatu tugas,
awam dengan tindakan awal gawat mencapai suatu tujuan, dan mengatasi
darurat kecelakaan lalu lintas di hambatan. Seseorang dengan self efficacy
kelurahan Tlogomas kecamatan tinggi percaya bahwa mereka mampu
lowokwaru Malang. Penelitian Lityana melakukan sesuatu untuk mengubah
(2015) juga menemukan adanya kejadian-kejadian disekitarnya misalnya
hubungan antara pengetahuan polisi lalu terjadinya kecelakaandisekitar tempat
lintas tentang pertolongan pertama tinggal yang membutuhkan penanganan
kecelakaan lalu lintas dengan pada korban kecelakaan, penanganan
penatalaksanaan pertolongan pertama penyelamatankorban sebagai usaha
kecelakaan lalu lintas di Satlantas dilakukan untuk mempertahankan
Polresta Surakarta. kehidupan seseorang yangsedang
terancam jiwanya.
5. Tingkat Self Efficacy Santrock (dalam Ghufron dan Rini,
2010) self-efficacy merupakan
Tabel 4.5 kepercayaan seseorang atas
Distribusi Frekuensi kemampuannya dalam menguasai situasi
Tingkat
Frekuensi Persentase
Pengetahuan
(orang) (%)
dan menghasilkan sesuatu yang
Kurang 12 26,09 menguntungkan. Hal senada juga
Cukup 14 30,43 disampaikan Bandura (2012) self-efficacy
Baik 20 43,48
Jumlah 46 100,00
merupakan penilaian keyakinan diri
Tabel 4.5 menunjukkan paling besar tentang seberapa baik individu dapat
petugas parkir umum di Area Pasar Gede melakukan tindakan yang diperlukan
Kota Surakarta memiliki tingkat self berhubungan dengan situasi yang
efficacy dalam memberikan P3K kategori prospektif. Dengan demikian, self-
efficacy berhubungan dengan rasa 6. Hubungan Tingkat Pengetahuan
percaya diri atau keyakinan diri serta tentang P3K Dengan Self Efficacy
memiliki kemampuan melakukan
tindakan sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 4.6
Bandura (2012) menyebutkan rrho Sig. Keputusa
n Hasil
bahwa pengaruh dari self-efficacy pada Ada
proses kognitif seseorang sangat Rank 0,000 hubungan
0,755.
bervariasi. Pertama, self-efficacy yang Spearmans . yang
signifikan
kuat akan mempengaruhi tujuan
pribadinya. Semakin kuat self-efficacy, Tabel 4.6 menunjukkan diperoleh nilai
semakin tinggi tujuan yang ditetapkan signifikansi sebesar 0,000, nilai ini lebih
oleh individu bagi dirinya sendiri dan kecil dari 0,05 sehingga dapat ditarik
yang memperkuat adalah komitmen simpulan terdapat hubungan yang
individu terhadap tujuan tersebut. signifikan antara tingkat pengetahuan
Individu dengan self-efficacy yang kuat tentang P3K dengan Self Efficacy dalam
akan mempunyai cita-cita yang tinggi, memberikan P3K pada petugas parkir
mengatur rencana dan berkomitmen pada umum di Area Pasar Gede Kota
dirinya untuk mencapai tujuan tersebut. Surakarta.
Kedua, individu dengan self-efficacy Hasil penelitian diketahui terdapat
yang kuat akan mempengaruhi hubungan yang signifikan antara tingkat
bagaimana individu tersebut menyiapkan pengetahuan tentang P3K dengan self
langkah-langkah antisipasi bila usahanya efficacy Petugas Parkir Umum di Area
yang pertama gagal dilakukan. Pasar Gede Kota Surakarta, dengan
Seseorang yang memiliki self- diperolehnya nilai rrho sebesar 0,775 dan
efficacy yang tinggi adalah ketika nilai signifikansi 0,000. Hasil positif
seseorang tersebut merasa yakin bahwa menunjukkan semakin baik tingkat
mereka mampu menangani sesecara pengetahuan tentang P3K petugas parkir
efektif peristiwa dan situasi yang mereka maka semakin baik pula self efficacy.
hadapi, tekun dalam menyelesaikan Sebaliknya, semakin rendah pengetahuan
tugas-tugas, percaya pada kemampuan yang dimiliki petugas parkir tentang P3K
diri yang mereka miliki, memandang maka semakin kurang self efficacy dalam
kesulitan sebagai tantangan bukan memberikan P3K.
ancaman dan suka mencari situasi baru, Pemberian pertolongan harus
menetapkan sendiri tujuan yang secara cepat dan tepat dengan
menantang dan meningkatkan komitmen menggunakan sarana dan prasarana yang
yang kuat terhadap dirinya, menanamkan ada di tempat kejadian. Tindakan P3K
usaha yang kuat dalam apa yang yang dilakukan dengan benar akan
dilakukannya dan meningkatkan usaha mengurangi cacat atau penderitaan dan
saat menghadapi kegagalan, berfokus bahkan menyelamatkan korban dari
pada tugas dan memikirkan strategi kematian, tetapi bila tindakan P3K
dalam menghadapi kesulitan, cepat dilakukan tidak baik malah bisa
memulihkan rasa mampu setelah memperburuk akibat kecelakaan bahkan
mengalami kegagalan dan menghadapi menimbulkan kematian. Tujuan
stressor atau ancaman dengan keyakinan pemberian P3K adalah (1)
bahwa mereka mampu mengontrolnya Menyelamatkan nyawa atau mencegah
(Bandura, 2012). kematian; (2) Mencegah cacat yang lebih
berat (mencegah kondisi memburuk); (3)
Menunjang penyembuhan dengan petugas parkir sebagian besar tingkat
mengurangi rasa sakit, takut dan pengetahuan tentang P3K termasuk
mencegah infeksi(Andryawan, 2013). kategori baik, yaitu sebesar 26 orang
Korban kecelakaan lalu lintas yang (56,52%). Petugas parkir paling banyak
jatuh ke dalam kondisi gawat darurat, tingkat self efficacy dalam pemberian
dimana korban gawat darurat adalah P3K termasuk kategori baik, yaitu
korban yang terancam jiwanya dan harus sebesar 20 orang (43,48%). Serta Hasil
segera mendapatkan sebuah penanganan Uji Rank Spearmans menyatakan ada
pertolongan pertama. Pertolongan hubungan yang bermakna tingkat
pertama pada kecelakaan yang biasa pengetahuan tentang P3K dengan self
disebut P3K merupakan sebuah usaha efficacy petugas parkir umum di area
untuk menangani korban segera mungkin Pasar Gede kota Surakarta dengan
di tempat kejadian sebuah tenaga medis diperolehnya nilai signifikansi 0,000.
mengambil alih penanganan, macam- Oleh sebab itu Petugas parkir
macam tindakan yang dilakukan dalam diharapkan meningkatkan pengetahuan
pertolongan pertama, seperti tentang P3K untuk membantu pengguna
memindahkan korban pada tempat yang jalan raya yang mengalami kecelakaan
aman dan lapang untuk bisa memberikan dengan bantuan dinas perhubungan yang
pertolongan lebih lanjut kepada korban dapat bekerjasama dengan puskesmas
sewaktu mengalami kecelakaan (Suharni, terdekat dalam memberikan pelatihan
2011). P3K kepada petugas parkir. Petugas
Faktor yang mempengaruhi self parkir juga diharapkan lebih
efficacy salah satunya adalah meningkatkan self efficacy dalam
pengetahuan, dengan pengetahuan yang pemberian P3K untuk menurunkan angka
rendah, akan mempengaruhi self efficacy kematian akibat kecelakaan di jalan raya,
dimana rasa percaya diri akan cenderung dengan menambah pengetahuan agar self
rendah, sehingga upaya peningkatan efficacy diri bertambah dengan cara
pengetahuan sangat dibutuhkan, yaitu mengikuti pelatihan P3K atau
berupa langkah–langkah pertolongan penyuluhan P3K dari puskesmas
dasar terhadap korban,evakuasikorban, terdekat.
pemberian oksigenasi, pemantauan
kondisi pasien termasuk tingkat DAFTAR PUSTAKA
kesadaran dan perawatan luka (Bandura, Amin, Hardhi. (2013). Aplikasi Asuhan
2012). Keperawatan Berdasarkan
Semakin tinggi tingkat pendidikan Diagnosa Medis & NANDA NIC
maka semakin tinggi pula tingkat NOC Jilid 1. Yogyakarta:
pengetahuan. Tingkat pengetahuan dapat MediAction Publishing.
mempengaruhi self efficacy berhubungan Aliyah, dkk.(2014). “Traditional Market
dengan kemampuan seseorang menilai Revitalization as an Urban Catalyst
atau melakukan evaluasi terhadap in the City of Surakarta.”Jurnal
tindakan yang telah dilakukannya International Conference on
(sudhir, 2013). Engeneering& Technology
Development.
KESIMPULAN DAN SARAN Amirudin, Kamal.(2018). Penanganan
Berdasarkan hasil penelitian di Korban Akibat Kecelakaan Lalu
atas, maka dapat disimpukan bahwa Lintas .GADAR & EVAKUASI
DITJEN BINA YANMED Cecep D. S .(2014). Keselamatan dan
GAKCE P2TM DITJEN PP&PL. kesehatan kerja. Yogyakarta.
Hand book. Gosyen publishing
Ambarika, (2017). Efektifitas Simulasi Damping, Hendrik .H. (2012). “Pengaruh
Prehospital Care terhadap Self- Penatalaksanaan Terapi Latihan
Efficacy Masyarakat Awam dalam Terhadap Kepuasan Pasien Fraktur
Memberikan Pertolongan Pertama Di Irina A BluRsup Prof. Dr. R.D.
Korban Kecelakaan Lalu Lintas Kandou Manado.” Jurnal Jurusan
Jurnal Keperawatan UMM,P- Keperawatan Poltekkes Kemenkes
ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443- Manado,VOL 1 NO.1
0900 Donsu, J, D, T. (2017).Psikologi
Amirin, T. (2011). Populasi Dan Sampel Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka
Penelitian 4: Ukuran Sampel Baru Press.
Rumus. Slovin, Jakarta: Erlangga. Efendi, Rohmad. (2013). “Self Efficacy:
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Studi Indigenous Pada Guru
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: BersukuJawa.” Journal of Social
Rineka Cipta. and Industrial Psychology.Vol 2
Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Fauziah, Arvicha. (2015). “Pengaruh
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Penyuluhan Generasi Berencana
Bahrami, M.A., Maleki, A., Ezzatabadi, Terhadap Tingkat Pengetahuan dan
M.R., Askari, R., danTehrani, G.H. Sikap Kesehatan Reproduksi Pada
(2011). Pre-hospital emergency Siswa Kelas VIII di SMPN 1
medical services in developing Kokap Kulon Progo.”Naskah
countries: a case study about EMS Publikasi. Prodi Bidan Pendidik
response time in Yazd, Iran. Iranian Jenjang D IV Sekolah Tinggi Ilmu
Red Cresent Medical Journal, Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta.
13(10):735-738. Gosal, Aundrey C. (2017). “Bantuan
Bandura. (1997). Self Efficacy: The Hidup Dasar.”Bookleaf. Fakultas
Exercise of Control (Fifth Printing, Kedokteran Universitas Udayana.
2002). New York: W.H. Freeman Ghufron & Rini (2010).Teori-Teori
& Company. Psikologi. Yogyakarta: Ar-ruz
Bashooir dan Supahar.(2018) Validitas Media Grup.
dan Reliabilitas Instrumen Hidayat.(2007). Metodologi penelitian
Asesmen Kinerja Literasi Sain kesehatan.Jakarta :Rineka cipta.
Pelajaran Fisika Berbasis STEM. Herman ,Mulyadi, Amatus. (2014).
Jurnal Penelitian dan Evaluasi “Hubungan Pengetahuan Perawat
Pendidikan,Vol 22 No 2 Desember Tentang Kejang Demam Dengan
2018. Penanganan Kejang Demam Pada
Bastian, Travilla A. (2008).“Hubungan Anak Di Instalasi Rawat Darurat
Pengetahuan Dengan Praktik Anak (Irda) Dan Ruang Perawatan
Pencegahan Kecelakaan Pada Intensif (Rpi) Irina E Rsup Prof.
Orang Tua Yang Dr. R. D. Kandou
MempunyaiAnakUsiaSekolah Di Manado.”Skripsi.Universitas Sam
SD Negeri Pandeyan Yogyakarta.” Ratulangi Manado
Skripsi. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi IlmuKesehatan ‘Asyiyah.
Hardisman, (2014).Gawat Darurat Medis MA Al-HidayahWajak
Praktis. Yogyakarta: Gosyen Malang.” Undergraduate thesis,
Publishing. Universitas Islam Negeri Maulana
Indrawati & Wardono, (2019). Pengaruh Malik Ibrahim.
Self Efficaci Terhadap Nursalam dan Pariani.(2010).
Kemampuan Literasi Matematika Pendekatan Praktis Metodologi
dan Pembentukan Kemampuan Riset Keperawatan. Jakarta: CV.
4C.Jurnal Prisma. Vol 2 AgungSeto.
Ihsan, (2013).Validitas Isi Alat Ukur Nursalam.(2011). Konsepdan Penerapan
Penelitian: Konsep dan Metodologi Penelitian Ilmu
Penilaiannya. Pedagogia: Jurnal Keperawatan. Jakarta: Salemba
Ilmu Medika.
Pendidikan,UniversitasPendidikan PMI.(2020). Aktivitas Pelayanan
Indonesia. Kesehatan.
Kumoratih, Ajeng. 2012. Panduan Perdana, (2019). “Kasus Kecelakaan di
Praktis P3K Pertolongan Pertama Solo Semakin Tinggi: Korban
Pada Kedaruratan. Surakarta: Didominasi Remaja.” Berita.Radar
Mahkota Kita. Solo.
Margareta. (2012). BukuCerdas P3K: Ramadhan, (2019). Polri Sebut Jumlah
101 Pertolongan Pertama Pada Angka Kecelakaan Meningkat pada
Kecelakaan. Yogyakarta: Niaga 2019.Berita Nasional .Kompas.
Swadaya. Riwidikdo, H. (2009). Statistik
Marsaid, Hidayat, M., Ahsan. (2013). Kesehatan. Yogyakarta: Media
“Faktor yang Berhubungan dengan Cendekia Press.
Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Suharni (2011).”Tips Cara
pada Pengendara Sepeda Motor di Membantu/Menolong Orang
Wilayah Polres Kabupaten Patah Tulang-P3K.
Malang.”Jurnal Ilmu Http://kadalsuharni.blog.com/201
Keperawatan, Vol. 1 No. 2 Hal: 1/05/22/tips-cara-
98–112. membantumenolong-orang-
Novita, dkk. 2018. “Pendidikan patah-tulang-p3k-pertolongan-
Kesehatan Pertolongan Pertama pertama-pada-kecelakaan/(diakes
pada Kecelakaan pada Masyarakat 17Agustus 2020)
di Kelurahan Dandangan.” Journal Sayekti, Rahadyan&vitalis.(2008).
of Community Engagement in Estimasi Prevalensi Kecelakaan
Health.Vol 1. No 2 September Lalu Lintas Dengan Metode
2018. Hal:21-24. Capture-Recapture. Berita
Notoatmodjo, (2010).Ilmu kesehatan Kedokteran masyarakat. 24,16-
Masyarakat Prinsip-Prinsip 24. Diakses 25 November 2014.
Dasar.Jakarta: RinekaCipta. Simamora, Maya. (2011). “Analisis
Notoatmojo, (2005).Metodologi Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Tol Belmera.Jurnal USU.
Rineka Cipta. Sumatera Utara.
Nuruddin, Ilham (2015). “Hubungan Silitonga E, Lufthiani. (2012).
antara self-efficacy dengan “Pengetahuan Ibu Dalam
prokrastinasi akademi pada siswa Penatalaksanaan Gizi Seimbang
Pada Keluarga Di Desa Siborboron
Kabupaten Humbang
Hasundutan.”Skripsi.Universitas
Sumatera Utara.
Sugiono.(2011). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Edisi 12. Bandung: Alfabeta.
Suriadi, Awaludin. (2013). “Membangun
Citra Polisi Dalam Penanggulangan
Tindak Pidana Pelanggaran Lalu
Lintas di Polres Wajo (Suatu Kajian
Sosiologi
Hukum.”Skripsi.Universitas
Hasanudin. Makasar.
Shofa, Nada. 2020. “Kelalaian
Berkendara: Penyebab Utama
Kecelakaan Lalu Lintas.” Berita.
Berita satu.com. Diakses melalui
https://www.beritasatu.
com/ekonomi/599973-kelalaian-
berkendara-penyebab-utama-
kecelakaan-lalu-lintas
Titin, silvia. (2010).
BukuPintarP3K.Yogyakarta : Tiara
Pustaka.
WHO.(2020). Violence Injury Prevention
Road Safety Status.Press
Rellease,Diakses 01/02/2020 pukul
16.30
wib).(https://www.who.int/violenc
e_
injury_prevention_roadsafetystatus
/ 018/en/
Perda No 7 Tahun 2004
TentangPenyelenggaraanTempatK
hususParkir
Rina, Verina. (2019). P3K 99
Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan Lalu Lintas.
YOGYAKARTA PUSTAKA
CERDAS. Hand book
Yunisa.Ade (2017). Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan.
VICTORY INTI CIPTA. Hand
book

Anda mungkin juga menyukai