Anda di halaman 1dari 16

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA

LANSIA

Ahmil, S.Kep, Ns., M.Kes


PENDEKATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PD
LANSIA
 buat suasana yg menyenangkan dan usahakan berhadapan langsung baik fisik
maupun emosi
 utk memulai komunikasi berikan intruksi maupun informasi
 tips yang bs dipertimbangkan:
 beri waktu ekstra
 hindari ketidakpedulian
 duduk berhadapan
 pelihara kontak mata
 mendengarkan
 gunakan kata-kata sederhana, pendek dan singkat
 fokus pd satu pembicaraan
 beri catatan utk instruksi yg rumit
 bicara pelan dgn jelas dan nyaring
 gunakan gambar, tabel, dll
 ringkasi point utama utk memberi penekanan
 beri kesempatan utk bertanya
 cari tempat yang tenang
 gunakan sentuhan sebagai bentuk perhatian perawat
KETERAMPILAN PERAWAT PADA SAAT
KOMUNIKASI
 memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan lama wawancara
 beri waktu yg cukup pd klien utk menjawab
 berikan kata-kata yg tidak asing
 gunakan pertanyaan yg pendek dan jelas
 memberikan respon nonverbal
 cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian dan distress
yg ada
 tidak boleh berasumsi bahwa klien memamhami tujuan
 memperhatikan respon klien
 tempat wawancara diharuskan tidak ditempat yg baru/asing bagi klien
 lingkungan harus dibuat nyaman
 lingkungan harus dimodifikasi sesuai kondisi lansia
 mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga klien
 memperhatikan kondisi fisik klien sewaktu wawancara
4 PENDEKATAN KOMUNIKASI PADA
LANSIA

 pendekatan fisik
 mencari informasi ttg kesehatan objektif,
kebutuhan, kejadian yg dialami, perubahan fisik
organ tubuh, tingkat kesehatan yg masih bisa
dicapai dan dikembangkan, serta penyakit yg dapat
dicegah progresifitasnya
 lebih mudah karena riil dan mudah diobservasi

 pendekatan psikologis
 abstrak

 mengarah pada perubahan perilaku

 perawat berperan sbg konselor, advokat,


supporter, interpreter thd segala sesuatu yg
asing atau sbg penampung masalah pribadi klien
 sebagai sahabat klien

4
 pendekatan sosial
 utk meningkatkan keterampilan berinteraksi dgn

lingkungan
 diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain

 mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok

 pendekatan spiritual
 memberikan kepuasaan batin dalam hubungannya

dgn tuhan atau agama yang dianutnya terutama


bila klien dalam keadaan sakit atau mendekati
kematian
 efektif pada klien yg memiliki kesadaran tinggi

dan latar belakang agaman yg baik

5
PRINSIP KOMUNIKASI PADA LANSIA
 menjaga lingkungan yang tenang (tidak bising)
 menjadi pendengar setia
 menjamin alat bantu dengar berfungsi dengan baik
 yakinkan kacamata bersih dan pas
 jangan berbicara dengan keras atau berteriak
 bicara langsung dengan telinga
 berdiri didepan klien
 pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana
 beri kesempatan klien untuk mengenang
 mendorong keikutsertaan klien dalam aktivitas sosial
 membuat rujukan pada terapi wicara dan kegiatan sosial sesuai kebutuhan
 berbicara pada tingkat pemahaman klien
 selalu menanyakan respon, terutama ketika mengajarkan tugas atau
keahlian
KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL PADA LANSIA
 saling mengenalkan nama dan jabat tangan, panggil klien dengan
sapaan hormat dan nama panggilan lengkap
 gunakan sentuhan untuk memperkuat pesan verbal dan komunikasi non
verbal
 menjelaskan tujuan dari pertemuan, diskusi hanya satu topik
 dimulai dengan pertanyaan sederhana dan gunakan bahasa yang sering
digunakan klien secara singkat dan terstruktur
 gunakan pertanyaan terbuka-tertutup dan ciptakan suasana yang
nyaman
 klarfikasi pesan secara periodik, validasi pemahaman klien
 pertahankan kontak mata dan tingkatkan perhatian
 empati, dan jaga selalu privasi klien
 minta izin sebelum menanyakan status mental, memori, dan
kemampuan kognitif lain
 tuliskan perintah atau hal-hal penting lain untuk diingat klien
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH
GANGGUAN PENDENGARAN
 berdiri dekat dan menghadap klien
 bertanya diarahkan pada telinga yang lebih baik
 berikan perhatian dan pertahankan kontak mata
 panggil nama sebelum pembicaraan dimulai
 gunakan pembicaraan yang jelas, pelan, dan diarahkan langsung pada klien
 hindari pergerakan bibir yang berlebihan
 hindari memalingkan kepala, tidak berbalik atau berjalan saat bicara
 jika klien belum paham, ulangi dengan kata-kata yang berbeda
 menciptakan lingkungan yang tenang (membatasi kegaduhan)
 gunakan tekanan suara yang sesuai
 beri instruksi sederhana untuk mengevaluasi pembicaraan
 hindari pertanyaan tertutup, gunakan kalimat pendek saat bertanya
 gunakan bahasa tubuh yang sesuai dengan isi komunikasi

8
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH
TIDAK DAPAT MENDENGAR (DEAF):
 menulis pesan jika klien bisa membaca
 gunakan media (gambar) untuk membantu
komunikasi
 pernyataan dan pertanyaan yang singkat
 gunakan berbagai macam metode untuk
menyampaikan pesan (ex: body language)
 sempatkan waktu bersama klien

9
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH
GANGGUAN PENGLIHATAN:
 perkenalkan diri, dekati klien dari depan
 jelaskan kondisi tempat dan orang yang ada
 memberi tahu kalau hendak meninggalkan klien
 pastikan klien tahu posisi kita disaat bicara
 tanyakan pada klien media apa yang bisa membantu klien
untuk memahami pesan ketika berinteraksi
 biarkan klien memegang tangan kita sebagai petunjuk
 jelaskan apa yang sedang dikerjakan
 jelaskan jalan-jalan yang biasa dilalui klien
 beri reinforcement terhadap kemampuan klien
beradaptasi dan kemandirian klien

10
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH
AFASIA:
 menghadap kepasien dan pertahankan kontak mata
 sabar dan meluangkan waktu
 jujur, termasuk ketika kita belum memahami perkataanya
 tanyakan teknik dan alat yang baik untuk berkomunikasi
 gunakan sikap tubuh, gambar, dan objek atau media yang
lain membantu interaksi
 berikan kesempatan untuk mengeksplorasi perasaannnya
 dorong klien menulis dan mengekspresikannya dan
berikan kesempatan untuk membaca dengan keras
 gunakan bahasa insyarat terhadap objek pembicaraan
jika mampu meningkatkan pemahaman klien
 gunakan sentuhan untuk memfokuskan pembicaraan,
meningkatkan rasa aman

11
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN PENYAKIT
ALZHEIMER:
 selalu berkomunikasi dari depan klien
 bicara dengan nada dan cara yang normal
 pertahankan kontak mata
 minimalkan gerakan tangan
 menghargai dan pertahankan jarak
 cegah setting ruangan yang memberikan stimulasi yang
banyak
 pertahankan kontak mata dan senyum
 bertanya dengan satu pertanyaan
 mengangguk dan tersenyum bila memahami perkataan
klien

12
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA YANG MENUNJUKKAN
KEMARAHAN:
 klarfikasi penyebab marah
 bantu dan dorong klien mengungkapkan marah dengan
konstruktif
 gunakan pertanyaan terbuka
 luangkan waktu setiap hari bersama klien
 beri reonforcement dan dukung setiap usaha dari klien

13
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA YANG MENGALAMI
KECEMASAN:
 dengarkan dengan seksama apa yang dibicarakan klien
 berikan penjelasan secara ringkas dan jelaskan apa yang
terjadi
 identifikasi bersama klien sumber-sumber yang
menyebabkan ketegangan/kecemasan
 libatkan staf dan anggota keluarga

14
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA YANG MENUNJUKKAN
PENOLAKAN:
 kemukakan kenyataan perlahan-lahan
 jangan menyokong penolakan klien
 bantu klien mengungkapkan keresahan/perasaan
sedihnya
 libatkan keluarga

15
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA YANG MENGALAMI
DEPRESI:
 lakukan kontak sesering mungkin
 beri perhatian terus menerus
 libatkan klien dalam menolong dirinya sendiri
 gunakan pertanyaan terbuka
 libatkan staf dan anggota dalam memberikan perhatian

16

Anda mungkin juga menyukai