LANSIA
pendekatan fisik
mencari informasi ttg kesehatan objektif,
kebutuhan, kejadian yg dialami, perubahan fisik
organ tubuh, tingkat kesehatan yg masih bisa
dicapai dan dikembangkan, serta penyakit yg dapat
dicegah progresifitasnya
lebih mudah karena riil dan mudah diobservasi
pendekatan psikologis
abstrak
4
pendekatan sosial
utk meningkatkan keterampilan berinteraksi dgn
lingkungan
diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain
pendekatan spiritual
memberikan kepuasaan batin dalam hubungannya
5
PRINSIP KOMUNIKASI PADA LANSIA
menjaga lingkungan yang tenang (tidak bising)
menjadi pendengar setia
menjamin alat bantu dengar berfungsi dengan baik
yakinkan kacamata bersih dan pas
jangan berbicara dengan keras atau berteriak
bicara langsung dengan telinga
berdiri didepan klien
pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana
beri kesempatan klien untuk mengenang
mendorong keikutsertaan klien dalam aktivitas sosial
membuat rujukan pada terapi wicara dan kegiatan sosial sesuai kebutuhan
berbicara pada tingkat pemahaman klien
selalu menanyakan respon, terutama ketika mengajarkan tugas atau
keahlian
KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL PADA LANSIA
saling mengenalkan nama dan jabat tangan, panggil klien dengan
sapaan hormat dan nama panggilan lengkap
gunakan sentuhan untuk memperkuat pesan verbal dan komunikasi non
verbal
menjelaskan tujuan dari pertemuan, diskusi hanya satu topik
dimulai dengan pertanyaan sederhana dan gunakan bahasa yang sering
digunakan klien secara singkat dan terstruktur
gunakan pertanyaan terbuka-tertutup dan ciptakan suasana yang
nyaman
klarfikasi pesan secara periodik, validasi pemahaman klien
pertahankan kontak mata dan tingkatkan perhatian
empati, dan jaga selalu privasi klien
minta izin sebelum menanyakan status mental, memori, dan
kemampuan kognitif lain
tuliskan perintah atau hal-hal penting lain untuk diingat klien
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH
GANGGUAN PENDENGARAN
berdiri dekat dan menghadap klien
bertanya diarahkan pada telinga yang lebih baik
berikan perhatian dan pertahankan kontak mata
panggil nama sebelum pembicaraan dimulai
gunakan pembicaraan yang jelas, pelan, dan diarahkan langsung pada klien
hindari pergerakan bibir yang berlebihan
hindari memalingkan kepala, tidak berbalik atau berjalan saat bicara
jika klien belum paham, ulangi dengan kata-kata yang berbeda
menciptakan lingkungan yang tenang (membatasi kegaduhan)
gunakan tekanan suara yang sesuai
beri instruksi sederhana untuk mengevaluasi pembicaraan
hindari pertanyaan tertutup, gunakan kalimat pendek saat bertanya
gunakan bahasa tubuh yang sesuai dengan isi komunikasi
8
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH
TIDAK DAPAT MENDENGAR (DEAF):
menulis pesan jika klien bisa membaca
gunakan media (gambar) untuk membantu
komunikasi
pernyataan dan pertanyaan yang singkat
gunakan berbagai macam metode untuk
menyampaikan pesan (ex: body language)
sempatkan waktu bersama klien
9
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH
GANGGUAN PENGLIHATAN:
perkenalkan diri, dekati klien dari depan
jelaskan kondisi tempat dan orang yang ada
memberi tahu kalau hendak meninggalkan klien
pastikan klien tahu posisi kita disaat bicara
tanyakan pada klien media apa yang bisa membantu klien
untuk memahami pesan ketika berinteraksi
biarkan klien memegang tangan kita sebagai petunjuk
jelaskan apa yang sedang dikerjakan
jelaskan jalan-jalan yang biasa dilalui klien
beri reinforcement terhadap kemampuan klien
beradaptasi dan kemandirian klien
10
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH
AFASIA:
menghadap kepasien dan pertahankan kontak mata
sabar dan meluangkan waktu
jujur, termasuk ketika kita belum memahami perkataanya
tanyakan teknik dan alat yang baik untuk berkomunikasi
gunakan sikap tubuh, gambar, dan objek atau media yang
lain membantu interaksi
berikan kesempatan untuk mengeksplorasi perasaannnya
dorong klien menulis dan mengekspresikannya dan
berikan kesempatan untuk membaca dengan keras
gunakan bahasa insyarat terhadap objek pembicaraan
jika mampu meningkatkan pemahaman klien
gunakan sentuhan untuk memfokuskan pembicaraan,
meningkatkan rasa aman
11
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN PENYAKIT
ALZHEIMER:
selalu berkomunikasi dari depan klien
bicara dengan nada dan cara yang normal
pertahankan kontak mata
minimalkan gerakan tangan
menghargai dan pertahankan jarak
cegah setting ruangan yang memberikan stimulasi yang
banyak
pertahankan kontak mata dan senyum
bertanya dengan satu pertanyaan
mengangguk dan tersenyum bila memahami perkataan
klien
12
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA YANG MENUNJUKKAN
KEMARAHAN:
klarfikasi penyebab marah
bantu dan dorong klien mengungkapkan marah dengan
konstruktif
gunakan pertanyaan terbuka
luangkan waktu setiap hari bersama klien
beri reonforcement dan dukung setiap usaha dari klien
13
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA YANG MENGALAMI
KECEMASAN:
dengarkan dengan seksama apa yang dibicarakan klien
berikan penjelasan secara ringkas dan jelaskan apa yang
terjadi
identifikasi bersama klien sumber-sumber yang
menyebabkan ketegangan/kecemasan
libatkan staf dan anggota keluarga
14
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA YANG MENUNJUKKAN
PENOLAKAN:
kemukakan kenyataan perlahan-lahan
jangan menyokong penolakan klien
bantu klien mengungkapkan keresahan/perasaan
sedihnya
libatkan keluarga
15
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA YANG MENGALAMI
DEPRESI:
lakukan kontak sesering mungkin
beri perhatian terus menerus
libatkan klien dalam menolong dirinya sendiri
gunakan pertanyaan terbuka
libatkan staf dan anggota dalam memberikan perhatian
16