Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

(Praktikum Ke I Pengenalan Alat Bahan Survei dan Teknik Pengambilan Contoh


Tanah)

WAHYU MUHAMAD AZHAR


(D1D121026)
KELOMPOK 2A

JURUSAN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Praktikum : Pengenalan Alat Bahan Survei dan Teknik Pengambilan Contoh Tanah

Jurusan/Prodi : Ilmu Tanah

Kelompok : 2A

Nama Lengkap : Wahyu Muhamad Azhar

Nomor Stambuk : D1D121026

Kendari, 12 Desember 2021

Menyutujui,

Julian Rendi Muharam Muhammad Noval Jaya


D1D116039 D1D120020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas
berkat rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
laporan ini ,dengan judul “Laporan Lengkap Dasar-Dasar Ilmu Tanah”..

Dengan selesainya laporan lengkap praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah, saya tidak
lupa mengucapkan terima kasih kepada koordinator asisten, asisten pembimbing dan semua
pihak atas segala bimbingan, petunjuk,saran-saran yang sangat berharga kepada saya sejak
pelaksanaan praktikum sampai dengan penulisan laporan lengkap ini. Dalam penulisan dan
penyusunan laporan ini mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini tidak
terlepas dari keterbatasan dan kemampuan saya. Saya menyadari laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 13 Desember 2021

Wahyu Muhamad Azhar


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat adalah benda yang di gunakan untuk mengerjakan sesuatu yang fungsinya
adalah untuk mempermudah pekerjaan. Alat disebut juga sebagai perkakas atau perabotan.
Pada saat melakukan survey, diperlukan alat-alat survey untuk mempermudah proses kerja.
Adapun alat-alat survey seperti Bor tanah (auger core), cangkul,meteran rol, pisau lapang,
gunting, ring sampel, alat pengukur PH, penetrometer, gps, kamera/handphone, air galon,
kantung plastic bening, spidol permanen, alat tulis, sekop, karung, tali rafia, meteran kain,
kertas label, patiba, lakban bening, penutup galon.
Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan
lingkungan yang meliputi pelapukan. Tanah berbeda dari batuan induknya karna interaksi
antara, hidrosfer, atmosfer, litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral
dan organik yang dalam keadaan padat, gas, dan cair.
Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh mahluk hidup. Proses
pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk
tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk
oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah,
pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain,
sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah
yang berbeda sifat fisik, kimia dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan
horizon tanah yang terbentuk dari meneral anorganik akar. Susunan horozan tanah tersebut
biasa disebut Profil Tanah.
Dengan kata lain, Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah
yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan
bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh
perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentukan, juga terbentuk karena pengendapan
yang berulang-ulang oleh genangan air.
Terdapatnya horizon-horizon pada tanah yang memiliki perkembangan genetis
menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan Profil
Tanah. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan pengamatan profil tanah dalam langkah
awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat
fisik tanah di laboratorium. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah
dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titk pengamatan, misalnya
pada lokasi persawahan atau penetapan sifat fisik tanah yang menggambarkan suatu
hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah. Contoh tanah
di bedakan atas beberapa macam, diantara contoh tanah yang diambil dengan pengambilan
sempel (core) atau ring disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk
menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya
di lapangan sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak
disebut contoh tanah terganggu.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan
1 .Untuk mengetahui alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan survei
tanah.
2 Untuk mengetahui prinsip kerja serta fungsi masing-masing alat bahan yang
digunakan dalam kegiatan survei tanah.
3 Untuk mengetahui cara pengambilan dan persiapan sampel/contoh tanah untuk
keperluan analisis sifat fisik, kimia, dan kesuburan tanah di laboratorium.

Manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui penggunaan alat dan bahan serta
untuk mengetahui pengambilan sampel tanah utuh dan sampel tanah tidak utuh.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori

Tanah adalah material yang sangat dinamis, yaitu terus berkembang, mengalami
perubahan akibat proses pedogenesis. Proses pembentukan tanah ditentukan oleh
faktor-faktor yaitu iklim, bahan induk, topografi atau keadaan permukaan tanah,
waktu serta mahkluk hidup. Mahkluk hidup mempunyai peran yang sangat penting
dalam proses pedogenesis tanah yang pada akhirnya akan mementukan sifat-sifat
suatu tanah. Salah satu mahkluk hidup yang sangat berperan dalam pembentukan dan
mempengaruhi sifat-sifat tanah adalah tumbuhan. Sifat-sifat tanah yang dipengaruhi
oleh tumbuhan itu dapat berupa sifat fisik, kimia maupun biologi suatu tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika perkembangan beberapa sifat
tanah sebagai hasil dari penanaman tanaman jati pada dua lokasi yang berbeda.

Tanah merupakan media tanam yang digunakan untuk budidaya tanaman nanas,
selain sifat biologi dan kimia,tanah yang bagus harus memiliki sifat fisik tanah yang
baik. Karena tanpa disertai sifat fisik tanah yang baik maka produksi tanaman tidak
akan mencapai pertumbuhan yang optimal. Hal ini dikarenakan tidak dapatnya akar
tanaman menyerap unsur-unsur hara yang ada didalam tanah secara maksimal dan
secara normal. Selain itu jika sifat fisik tanah kurang baik maka perkembangan akar
tanaman akan terganggu karena sulitnya akar menembus tanah, sehingga penyerapan
unsur hara yang ada di dalam tanah akan terganggu. Apabila sifat-sifat tanah tersebut
terpenuhi maka akan dihasilkan kondisi tanaman nanas yang sehat, subur, dan vigor
(kekokohan) tanaman yang lebih baik,

Sampel tanah diambil dari 5 titik pada masing-masing lokasi, dengan membuat
lubang profil tanah berukuran 1 m x 1 m dan kedalaman 1 m. Sampel tanah diambil
pada kedalaman 0-10, 10-20, 20-40 dan 55 Jurnal Ilmu Kehutanan Volume 10 No. 2 -
Juli-September 2016 40-60 cm. Pengamatan yang dilakukan pada lubang profil tanah
adalah jeluk atau kedalaman tanah. Sampel tanah kemudian dibawa ke laboratorium
untuk dianalisis sifat fisik dan kimiawinya. Untuk sifat kimia, kandungan N dianalisis
dengan metode Kjeldhal menggunakan asam sulfat (H2SO4) pekat, C Organik
dengan metode Walkley dan Black (Walkley & Black 1934) (menggunakan
pengekstrak H2SO4 dan K2Cr2O7), dan pH H2O diukur dengan pH meter.
Kandungan P tersedia dianalisis dengan metode Olsen untuk tanah dengan pH
bereaksi basa (Cepu) dan Bray untuk tanah bereaksi asam (Ngawi), kemudian diukur
dengan spectrophotometer, sedangkan K tersedia, Ca tersedia dan Mg tersedia dengan
pengekstrak NH4OAc kemudian diukur dengan menggunakan Atomic Absorption
Spectrophotometer. Untuk sifat fisik tanah yaitu tekstur tanah diukur dengan
menggunakan metode pemipetan, sedangkan warna tanah diamati dengan
mencocokkan pada warna standar di buku Soil Munsell Color Charts(Prehaten,2018)

Tanah memiliki kemampuan memberikan makanan air, maupun udara


sehinggatanaman dapat hidup dan tumbuh. Berdasarkan fakta tersebut, maka tanah
didefenisikan sebagai bahan atau massa yang terdiri dari mineral dan bahan organik
yang mendukung pertumbuhan tanaman di permukaan bumi. Tanah terdiri dari
partikel-partikel batuan, bahan organik, mahluk hidup, udara dan air.

Tanah merupakan sistem 3 fase, yaitu padat, cair dan gas yang selalu mengalami
dinamisasi dalam kondisi seimbang. Dipandang dari sisi pedologi, tanah adalah suatu
benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan dengan pertumbuhan
tanaman. Tanah yang dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman
disebut edaphologi.

Tanah yang terbentuk dari berbagai proses fisik, kimia dan biologi menghasilkan
lapisan-lapisan yang berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya baik sifat fisik,
kimia maupun sifat biologinya. Dalam istilahtanah,lapisan tersebut dikenal dengan
nama horison. Penampakan vertikal dari tanah yang terdiri atas horison-horison
disebut profil tanah. Cepat atau lambatnya pembentukan horison-horison tanah
dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentuk tanah, yaitu: bahan induk, iklim, biota,
topografi dan waktu(Mustafa, 2012).

Tanah adalah benda alami yang terletak di permukaan sampai kedalaman


tertentu, terdiri dari bahan mineral dan bahan organik yang mampu menumbuhkan
tanaman untuk menghasilkan biomassa. biomassa adalah tumbuhan atau bagian-
bagiannya yaitu bunga, biji, buah, daun, ranting, batang, dan akar, termasuk tanaman
yang dihasilkan oleh kegiatan pertanian, perkebunan, dan hutan tanaman.

Metode pengambilan contoh tanah dilakukan dengan 2 cara yaitu, terusik dan
tidak terusik. Analisis sifat-sifat tanah di laboratorium dari contoh tanah terusik dan
tak terusik yang diambil dari lapangan untuk menentukan kriteria tingkat kerusakan
tanah berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah.

Tanah terusik diambil dari ketiga lubang yang berbedaa dengan masing masing
kedalaman 10-15 cm yang masih berada di daerah perakaran tanaman. Tanah terusik
diambil dengan tujuan menetapkan sifat fisika tanah atau sifat morfologi tanah, yakni
kadar air, kerapatan partikel, tekstur tanah, konsistensi, dan kapilaritas).

Tanah utuh dapat dikatakan juga dengan tanah tidak terusik, merupakan tanah
yang diambil dengan tujuan untuk mengetahui berat isi (bulk density), permeabilitas
dan pF. Berat isi merupakan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume
tanah yang termasuk dengan volume pori-pori tanah(Sumarno,2018).

Tanah umumnya dapat disebut sebagai krikil, pasir, lanau atau lempung.
Tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan pada tanah tersebut. Tanah
yang digunakan dalam pekerjaan teknik sipil memiliki sifat fisik dan mekanik
yang berbeda, maka dari itu diperlukan pemeriksaan tanah yang bertujuan untuk
menyelidiki sifat tersebut. Penyelidikan tanah di lapangan bertujuan untuk
mengetahuin kondisi tanah suatu daerah atau lokasi yang ditinjau, memenuhi syarat
atau tidak untul didirikan suatu konstruksi sipil. Pengujian di laboratorium bertujuan
untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik tanah dari sampeltanah yang diambil.
Tanah memiliki peranan yang penting baik ebagai bahan, konstribusi
maupun sebagai tempat diletakkannya suatu konstruksi(Arniza Fitri et al., 2011).
Sesuai dengan proses terjadinya, tanah tersusun dari berbagai mineral, sifat dan
priaku yang berbeda-beda. Tanah didefisnisikan sebagai material yang terdiri dari
agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak terementai (terikat secara kimia)
satu sama lain dan dari bahan-bahan organic yang telah melapuk (yang berpartikel
padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisis ruang-ruang kosong di
antara partikel-patikel tersebut.

Pengertian tanah sangat umum dan luas. dalamlingkup teknik sipil dapat
diartikan bahwa tanah merupakan material yang terdiri dari beberapa zat alam
yang terbentuk dari pelapukan. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh bapak
tanah dunia Terzaghi yang mengemukakan pengertian tanah sebagai susunan
butiran-butiran hasil pelapukan massa batuan massive, dimana ukuran setiap
butirnya dapat sebesar kerikil. Klasifikasi Tanah Sistem Klasifikasi Tanah adalah
suatu sistem penggolongan yang sistematis dari jenis–jenis tanah yang mempunyai
sifat–sifat yang sama ke dalam kelompok–kelompok dan sub kelompok berdasarkan
pemakaiannya. Klasifikasi tanah berguna untuk studi yang lebih terperinci
mengenai keadaan tanah tersebut serta kebutuhan akan pengujian untuk
menentukan sifat teknis tanah seperti karakteristik pemadatan, kekuatan tanah,
berat isi dan sebagainya(Tansi,2021).

Mengapa kedudukan tanah begitu penting dalam menopang kehidupan? Ini tidak
lain karena seluruh makhluk hidup ternyata tersusun oleh anasir-anasir yang sebagian
besar berasal dari tanah. Anasir-anasir ini diserap oleh makhluk hidup melalui Rantai
Makanan dengan tanaman berada di garda terdepan. Tanaman melalui akarnya
menyerap anasir-anasir tanah yang disebut Unsur Hara dan kemudian
memanfaatkannya untuk menyimpan energi yang berasal dari matahari dalam bentuk
senyawa-senyawa kimia. Senyawa-senyawa kimia ini, di antaranya dalam bentuk
gula, protein, dan lemak, kemudian dimanfaatkan oleh hewan dan manusia melalui
rantai makanan. Selain memanfaatkan energi matahari yang sudah diubah dalam
bentuk senyawa kimia, hewan dan manusia juga memanfaatkan unsur hara penyusun
senyawa kimia tersebut, yang asal usulnya adalah dari dalam tanah. Dengan cara
seperti ini, kehidupan di atas tanah dapat berlangsung ribuan bahkan jutaan tahun,
dengan matahari sebagai Sumber Energi, tanaman sebagai penangkap dan penerus
energi sekaligus sebagai Produsen kemasan energi matahari dalam bentuk makanan
serta hewan dan manusia sebagai Konsumer. Akibatnya, hewan dan manusia sangat
tergantung pada tanaman, sedangkan tanaman sangat tergantung pada tanah (Kadir,
2020).

BAB III METODE PRAKTIKUM


3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum dilaksanakan pada hari minggu tanggal 12 Desember 2021,pukul 09:00


sampai selesai,bertempat dilahan III kebun raya Universitas Halu Oleo.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu : Cangkul, Sekop, Patiba, Meteran
Roll, Meteran Kain, Jarum Pentul, Ring Sampel, Tali Raffia, Parang, Cutter, dan Gunting.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu : Kertas Label, Kantung Kresek, kertas
lakmus dan Lakban.

3.3. Prosedur kerja

Adapun prosedur kerja praktikum yaitu :


1. Menentukan lokasi praktikum.
2. Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
3. Membersihkan permukaan objek yang menjadi titik pengamatan..
4. Menentukan dan mengukur luas penampang tanah.
5. Menggali objek pengamatan sampai ditemukan bahan induk.
6. Menentukan karakteristik mineral tanah.
7. Hasil pengamatan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Peralatan yang digunakan pada saat pengambilan contoh tanah dapat dilihat pada
tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Peralatan
NO Nama Gambar Keterangan
Alatdan
Bahan

1 Bor Tanah Tipe Belgia dengan ukuran panjang 1,2 meter,


(Auger digunakan untuk menjajaki keadaan penampang
Core) tanah dengan menetapkan kedalaman, warna,
tekstur, dan konsistensi tanah.

2 Cangkul Menggali lubang penampang dengan membuat sisi


penampang tegak lurus kebawah.

3 Sekop Menggali lubang penampang dengan membuat sisi


penampang tegak lurus kebawah.

Menggali lubang penampang dengan membuat sisi


penampang tegak lurus kebawa.
4 Patiba
5 Pisaulapan Untuk menarik batas lapisan, perbedaan warna,
g (belati) mengambil gumpalan tanah untuk melihat struktur,
ataulapang tekstur, untuk mempelajari gumpalan bahan kasar
(konkresi),selaputliat, untuk mengiris perakaran dan
pengambilan contoh tanah.

6 Guntingata Untuk memotong perakaran halus, untuk merapikan


upisaucutte sampel pada ring sampel.
r

7 Ring Untuk media pengambilan sampel tanah utuh pada


sampel pengamatan sifat fisik tanah meliputi kadar air,
bobotisi (BV), porositas, dan permeabilitas tanah.

8 Alat Untuk menahan pita meteran.


penusukber
upapaku,
jarumpentu
lataukayu

9 Alat Tanah di lapangan, dapat berupa pH tester, pH


pengukur electrode, atau pH stick (Merck) atau lakmus.
PH Interval (range) ketelitian ala (pH 0-14) bervariasi
antara 0,5-0,1.
10 Kompas Untuk menentukan posisi arah penampang tanah
dan penjelajahan di lapangan.

11 Kamera Untuk mendokumentasikan penampang profil yang


diamati serta kondisi eksternal di sekitarnya
termasuk fisiografi / bentuk wilayah dan
penggunaan lahan.

12 Jerigenberi Untuk menyimpan air untuk mengecek struktur


si air tanah.

13 Karung Untuk tempat menyimpan contoh tanah yang


diambil

14 Meteran Untuk mengukur kedalam tanah.


kain

15 Penutup Untuk menutupi bagian yang terbuka dari ring


galon sampel.

16 Lakban Untuk mengikat sampel agar tidak mudah rusak.


18 Talirafia Untuk menentukan batas-batas horison tanah.

19 Kertas label Untuk memberi tanda kepada contoh tanah yang di


tempatkan didalam dan diluar kantong.

20 Meteran Untuk mengukur penampang tanah dengan


roll menetapkan kedalam, warna, dan tekstur.

21 Kantong Untuk tempat menyimpan contoh tanah yang


kresek diambil

22 Alat tulis Untukmenulis.


menulis
4.2. Pembahasan

Alat adalah benda yang digunakan dalam kegiatan praktikum.sedangkaan bahan adalah
zat zat yang digunakan dalam praktikum. Alat-alat yang kami bawa untuk melakukan
praktikum di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan,
Sulawesi Tenggara pada hari Sabtu, 12 Desember 2020 pukul 08 : 00 Wita sampai selesai,
yaitu ;
 bor tanah Tipe Belgia dengan ukuran panjang 1,2 meter, digunakan untuk menjajaki
keadaan penampang tanah dengan menetapkan kedalaman, warna, tekstur, dan
konsistensi tanah.
 cangkul untuk Menggali lubang penampang dengan membuat sisi penampang tegak
Tipe Belgia dengan ukuran panjang 1,2 meter, digunakan untuk menjajaki keadaan
penampang tanah dengan menetapkan kedalaman, warna, tekstur, dan konsistensi
tanah.lurus kebawah.
 sekop di gunakan untuk Menggali lubang penampang dengan membuat sisi penampang
tegak lurus kebawah.
 patiba di gunakan untuk Menggali lubang penampang dengan membuat sisi
penampang tegak lurus kebawa.
 pisau lapang di gunakan Untuk menarik batas lapisan, perbedaan warna, mengambil
gumpalan tanah untuk melihat struktur, tekstur, untuk mempelajari gumpalan bahan
kasar (konkresi), selaput liat, untuk mengiris perakaran dan pengambilan contoh tanah.
 gunting di gunakan untuk Untuk memotong perakaran halus, untuk merapikan sampel
pada ring sampel.
 ring sampel di gunakan Untuk media pengambilan sampel tanah utuh pada pengamatan
sifat fisik tanah meliputi kadar air, bobot isi (BV), porositas, dan permeabilitas tanah.
 Jarum pentul di gunakan untuk menahan pita meteran.
 Alat pengukur pH di gunakan untuk mengukur pH Tanah. di lapangan, dapat berupa
pH tester, pH electrode, atau pH stick (Merck) atau lakmus. Interval (range) ketelitian
alat pengukuran tingkat keasamaan (pH 0-14) bervariasi antara 0,5-0,1.
 Gps digunakan Untuk menentukan posisi arah penampang tanah dan penjelajahan di
lapangan.
 Kamera Handphone digunakan Untuk mendokumentasikan penampang profil yang
diamati serta kondisi eksternal di sekitarnya termasuk fisiografi / bentuk wilayah dan
penggunaan lahan.
 Jergen besin air digunakan Untuk menyimpan air untuk mengecek struktur tanah.
 Karung digunakan Untuk tempat menyimpan contoh tanah yang diambil.
 Meteran kain digunakan Untuk mengukur kedalam tanah.
 Penutup gallon di gunakan untuk menutupi bagian yang terbuka dari ring sampel.
 Lakban digunakan Untuk mengikat sampel agar tidak mudah rusak.
 Tali raffia digunakan Untuk menentukan batas-batas horison tanah.
 Kertas label digunakan Untuk memberi tanda/kode pada contoh tanah yang di
tempatkan didalam dan diluar kantong.
 Meteran rol digunakan Untuk mengukur penampang tanah dengan menetapkan
kedalam, warna, dan tekstur.
 Buku digunakan Untuk mengklasifikasikan tanah.
 Alat tulis menulis digunakan untuk menulis hasil penelitian.
 Alat yang belum sempat kami gunakan adalah bor tanah.dikarenakan keterbatasan
waktu yang kami miliki.

a. Teknik Pengambilan Contoh (Sampel) Tanah


Umumnya pengambilan sampel tanah di lapangan disesuaikan dengan
kebutuhan, misalnya: untuk analisis kesuburan, sampel tanah diambil di setiap
selang-seling titik pemboran secara komposit atau diambil setidak-tidaknya 4
atau 5 titik dengan jarak sekitar 10-100 m dalam bentuk segitiga sama sisi
atau persegi empat dengan kedalaman bervariasi antara 0-20/30, 0-40/60, 0-
100/120 cm (tergantung kebutuhan). Pengambilan sampel kesuburan hanya
dari satu titik pemboran tidak bisa dikatakan pewakil. Hal ini disebabkan
adanya kemungkinan gangguan tanah yang bersifat lokal, misalnya bekas
pohon tumbang, bekas kotoran hewan, dan lain sebagainya. Contoh tanah
untuk analisis laboratorium sebaiknya diambil dari profil tanah atau dari hasil
pemboran, contoh tanah merupakan data untuk mengkonfirmasikan,
mengkuantifikasikan atau memperluas cakupan data yang telah dikumpulkan
di lapangan. Untuk keperluan klasifikasi dan genesis, sampel tanah diambil
per lapisan dalam profil tanah. Untuk keperluan analisis sifat fisik tanah yang
tidak dapat ditentukan di lapangan diambil dengan menggunakan ring sampel.

1. Sampel Tanah Utuh


Pengambilan sampel tanah utuh (tidak terganggu) menggunakan ring
sampel sebagai berikut:

a. Bersihkan dan ratakanlah permukaan tanah yang akan diambil


contohnya. Bila tanah dalam keadaan kering akan harus disiram
terlebih dahulu.
b. Pada tanah tersebut letakkanlah ring sampel secara tegak lurus dan
atidak boleh miring.
c. Galilah tanah di sekeliling ring itu dengan hati-hati dengan sekop dan
seterusnya diiris dengan pisau sampai hampir dekat dengan tabung.
d. Tekanlah ring tersebut dengan hati-hati dengan kaki sampai terbenam
kira-kira ¾ nya ke dalam tanah. Kemudian letakkan ring yang lain
(ukuran sama) dan tekan lagi sampai bagian ring yang kedua terbenam
kita-kira 1 cm dalam tanah.
e. Galilah ring tersebut dengan menggunakan cangkul secara hati-hati.
f. Pisahkanlah kedua ring tersebut dengan menggunakan pisau
pemotong. Tanah yang berlebih pada bagian bawah dan atas tabung
pertama dipotong-potong setipis mungkin.
g. Tutuplah ring tersebut dengan plastik dan ikatlah kuat-kuat penutup
dengan lakban/karet kemudian diberi label. Selanjutnya siap diantar ke
laboratorium.
2. Sampel Tanah Terganggu
a. Sampel tanah komposit, yaitu kedalaman tanah 0-30 cm dan 30-60 cm
atau sampel per lapisan, bisa menggunakan bor tanah atau pacul, atau
bisa juga diambil profil sesuai dengan kedalamannya. Kemudian
dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label.
b. Sampel tanah per lapisan diambil bongkahan tanah masing-masing
sekitar 1 kg dari lapisan bawah berturut-turut sampai pada lapisan
paling atas, kemudian setiap lapisan dimasukkan ke dalam kantong
plastik dan diberi label.
c. Kemudian sampel-sampel tanah ini dibawa ke laboratorium untuk
selanjutnya dikering-anginkan, digerus, kemudian diayak (disesuaikan
dengan keperluan analisis tanah di laboratorium).
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil-hasil praktikum dasar-dasar ilmu tanah bahwa alat-alat dan bahan
sangatlah penting dalam melakukan kesetimbanagan survey praktikum tersebut karena jika
kekurangan alat atau bahan maka akan menghambat proses pembuatan profil tanah.

5.2 Saran

Secara keseluruhan praktikum sudah berjalan dengan baik namun agar lebih baik lagi
sebaiknya pada saat praktikum asisten dosen berkeliling memantau setiap kelompok serta
sebaliknya pada format laporan diberikan keterangan yang lebih jelas. Namun berjalan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kadir. A. S. 2020. Ilmu Tanah. Global Madani Press. Bandar Lampung.


Mustafa, et al. 2012. Dasar-dasar ilmu tanah. Makassar. Penerbit Buku Pendidikan
Deepublish.
Prehaten. D, et al. 2018. Pengaruh Beberapa Karakteristik Kimia dan Fisika Tanah
pada Pertumbuhan 30 Famili Uji Keturunan Jati (Tectona grandis)
Umur 10 Tahun. Redaksi Jurnal Ilmu Kehutanan.Sleman. 12(1). 52-
60.
Sumarno et al. 2018. Kajian Faktor Penyebab Kerusakan Tanah Dalam
Memproduksi Biomassa di Kecamatan Padas Kabupaten
Ngawi.Surakarta. 2(1) : 35-40.
Tansi.L.P, Safitri.D.2021.Hubungan Antara Kadar Air Dengan Kepadatan Tanah
Dengan Pengujian Pemadatan Tanah Standar. Teknik Sipil.
Bandung. 1(3) 1-8.

Anda mungkin juga menyukai