ACARA VI
PENGAMBILAN SAMPEL TANAH
DisusunOleh:
Ali Sahidar (2104020011)
Atas Normal 27 5
Tengah Normal 27 6
Bawah Dry + 27 7
F. Pembahasan
Dalam praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami cara
pengambilan sampel tanah dan memperhatikan kelembaban, pH, suhu tanah, dan
mengerti tentang horizon tanah. Dari praktikum yang sudah saya lakukan bahwa
dapat kita ketahui suhu ukuran kelembaban dan pH tanah berbeda-beda tergantung
kedalaman tanahnya.
Sebelum melakukan pengukuran, menggali tanah terlebih dahulu sedalam
150 cm dengan lebar dan panjangnya 2 meter. Alat yang digunakan untuk
mengukur pH, suhu, dan kelembaban yaitu soilmeter. Dari hasil pengamatan yang
sudah dilakukan bahwa di bagian atas kedalaman 50 cm kelembabannya Normal,
suhunya 27oC dan pH tanahnya 6 untuk bagian kedua di kedalaman 100 cm untuk
kelembaban Normal, sedangkan suhu 27oC dan pH tanahnya 5, bagian yang
terakhir atau bagian bawah di kedalaman 150 cm kelembabannya dry+, suhunya
27oC dan untuk pH tanahnya 7.
Dalam praktikum ini juga mahasiswa mengamati horizon tanah memiliki
warna yang berbeda-beda. Perbedaan horizon tanah dapat terbentuk 2 faktor yaitu
faktor pencucian tanah atau pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air
dan proses pembentuknya, yaitu;
1. Horizon O merupakan tanah yang terdiri dari berbagai material organik.
2. Horizon B batuan yang sudah mengalami pelapukan secara fisik dan secara
kimiawi.
3. Horizon C merupakan lapisan bahan induk tanah.
4. Horizon E berada di bawah permukaan tanah yang sudah kehilangan
kandungan mineral.
5. Horizon A Merupakan horizon tanah mineral yang terbentuk pada
permukaan tanah
6. Dan horizon D atau R memiliki lapisan batuan induk paling dasar yang
terbentuk dari batuan-batuan yang sangat padat.
G. Kesimpulan
1. Dari hasil pengukuran bahwa tanah di kedalaman 50 cm merupakan Top
soil, pada lapisan ini kaya dengan bahan-bahan organik, humus dan
menjadikannya sebagai lapisan paling subur sehingga sangat cocok untuk
pertumbuh tanaman.
2. Di kedalaman 100 cm atau lapisan tengah berwarna lebih cerah dari pada
lapisan diatasnya dan lapisan ini terbentuk dari campuran pelapuka sisa
material top soil yang terbawa air, mengendap sehingga bersifat lebih padat
dan disebut tanah liat.
3. Di kedalaman 150 cm atau lapisan bawah yang mengandung batuan yang
mulai melapuk dan sudah tercampur dengan tanah endapan pada lapisan
tanah liat.
H. Daftar Pustaka
Bibliography
Alam S, S. B. (2012). Karakteristik bahan induk tanah dari formasi geologi kompleks
ultramafic di Sulawesi Tengah. Jurnal Agroteknos , Vol. 2(2):112-120.
Ali, S. (2005). Pengukuran Suhu Tanah. L Watung:
https://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ Di akses tanggal 20 November 2021. Pukul
10:18.
Darlita RR, J. B. (2017). Analisis beberapa sifat kimia tanah terhadap peningkatan
produksi kelapa sawit pada tanah pasir di perkebunan kelapa sawit Selangkun. Jurnal
Agrikultura , 28(1) : 1115-20.
Darul SWP, d. (1989). Buku keterangan peta satuan lahan dan tanah Lembar Sikadalang,
Sumatera. Pusat Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian , 167
hlm.
Eusufzai, M. T. (2007). Field Evaluation of Compost, Sawdust and Rice Straw .
http://soil.en.au-tokyo.ac.jp/, 3–16. Retrieved from: http://soil.en.a.u-
tokyo.ac.jp/jssp/db/pdf/107003, Pdf.
Hanifiah, K. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Khan, N. A. (2010). Effect of Tillage and Farm Yard Manure on Physical . International
Research Journal of Plant Science, 1(4), 2141–5447: Retrieved from,
http://www.interesjournals.org/IRJPS.
Pairunan A, d. (1997). Dasar-Dasar Ilmu Tanah . Makassar: Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia Timur.
S, S. E. (1986). Ilmu Tanah Pertanian . Bandung: Pustaka Buana.
Setyorini, D. d. (2009). Pengolaan Hara Mineral Tanaman Padi. Retrieved from :
http://www.litbang.pertanian.go.id/special/padi/.bbpadi_2009_itkp_05.pdf.
Lampiran
Foto Keterangan
Horizon tanah.
Hasil pengamatan/lokboog