KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan rahma dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas yang berjudul “LAPORAN LABORATORIUM TANAH KARAKTERISTIK
TANAH(BERATJENIS, BOBOT ISI,KADAR AIR)” ini pada tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
lab. Tanah. Selain itu laopran ini juga bertujuan untuk menambah wawsan tentang karakteristik
tanah.
Terlebih dahulu,saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Ir.Ependi Napitu,M.T.
Selaku dosen lab.tanah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang sudi yang saya tekuni ini.
Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalamm penyusunan laporan ini sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian saya menyadari bahwa tugas yang saya ketik ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun dan dapat membuat laporanini jauh
lebbih baik lagi.
BAB I
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id. email : sipil.polmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
A. DASAR TEORI
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat
yang tidak tersementasi satu sama lainnya serta terletak di atas batuan dasar. Ikatan antar butiran
relatif lemah disebabkan karena adanya ruang (rongga) diantara partikel-partikel butiran tanah.
Ruang tersebut dapat berisi air, udara ataupun keduanya. Kadar air didefinisikan sebagai
perbandingan antar berat air (Ww) dengan berat butiran (Ws) dalam tanah tersebut dan
dinyatakan dalam persen. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah
basah yang dikeringkan dalam oven dengan suhu 100o C – 110o C untuk waktu tertentu. Air
yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut.
Tanah terdiri dari tiga unsur, yaitu: butiran tanah atau partikel padat (solid),air (water) dan
udara. Perhitungan kadar air dilakukan dengan memasukkan data-data dari berat contoh tanah
basah dan berat contoh tanah kering dan untuk menghitung kadar air tanah dapat dilakukan
dengan menggunakan Persamaan dibawah ini:
dengan:
W : kadar air yang dinyatakan dalam persen,
W1: berat cawan,
W2: berat cawan + berat tanah basah,
W3: berat cawan + berat tanah kering.
Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume tanah. Cara ini
memberikan keuntungan karena dapat memberikan gambaran terhadap ketersediaan air bagi
tumbuhan pada volume tertentu. Cara penentuan kadar air dapat digolongkan dalam cara
Gravimetrik, tegangan dan hisapan, tumbuhan, listrik serta pembaruan neutron. Cara
Gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai dimana dengan cara ini tanah basah
dikeringkan dalam oven pada suhu 100ºC-150ºC untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena
proses pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah.
B. TUJUAN:
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id. email : sipil.polmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
Adapun tujuan dari laporan kadar air tanah adalah sebagai berikut :
- Mengetahui tahapan dalam menentukan nilai kadar air tanah,
- Menentukan nilai kadar air tanah yang dikandung oleh contoh tanah atau agregat yang diambil
dari lapangan.
C. REFERENSI:
ASTMC 127-88(Cara uji berat jenis tanah Standard Test Method for Specific Gravity of
Soils).
1. Tanah,
2. Palu karet,
3. Spatula,
4. Ring 3,
5. Timbangan 0,01 gram
6. Cawan,
7. Pan,
8. Alat tulis,
9. cangkul.
BAHAN:
Tanah yang diambil di lokasi kampung baru.
F. PROSEDUR KERJA :
1. Siapkan alat dan bahan,
2. Ambil dua buah cawan lalu timbang pada timbangan digital,
3. Pengujian water content terbagi menjadi pengujian tanah asli dan lapangan, tanah yang
digunakan adalah tanah yang diambil secara langsung dengan menggunakan cangkul,
4. Pengujian water content tanah lapangan, tanah yang sudah diambil dengan cangkul dan di
masukkan ke dalam cawan menggunakan sendok ditimbang beserta cawan sebanyak dua
sampel,
5. Setelah tanah ditimbang, tanah di oven selama ± 24 jam,
6. Setelah dioven, tanah ditimbang kembali beserta cawan,
7. Catat hasil pengujian dan lakukan perhitungan kadar air,
8. Pengujian water content tanah asli, tanah yang sudah diambil dengan cangkul dijemur
dibawah panas matahari selama ± 1 hari penuh,
9. Lalu, tanah tersebut ditimbang beserta dengan cawan sebanyak dua sampel,
10. Setelah itu, tanah di oven lagi selama ± 24 jam,
11. Setelah pengovenan tanah ditimbang kembali beserta dengan cawan,
12. Catat hasil pengujian dan hitung kadar air asli tersebut.
F. PERHITUNGAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id. email : sipil.polmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
Sampel I II III IV
Berat cawan 14.0 13.6 14.2 14.0
Berat cawan + T.B 164.0 164.4 164.8 164.4
Berat cawan + T.K 121.6 122.0 121.4 121.8
B. air 42.4 42.4 43.4 42.6
Berat T.K 107.6 108.4 107.2 107.8
Kadar air 39.40% 39.11% 40.48% 39.52%
Keterangan:
G. T.B = Tanah Basah
H. T.K = Tanah Kering
I. B = Berat.
G.KESIMPULAN
Dari hasil pengujian ini,diperoleh kesimpulan bahwa kadar air tanah yang diuji diambil
pada kedalaman 30 cm. Sampel 1 diperoleh 39.40%, Sampel 2 diperoleh 39.11%, Sampel 3
diperoleh 40.48%, Sampel 4 diperoleh 39.52%. Rata rata dari ke empat sampel tersebut adalah
39.62%. Maka dapat kita simpulkan bahwa kadar air tanah tersebut cukup tinggi. Faktor faktor
yang mempengaruhi tanah dapat berupa tekstur tanah,bahan organic,struktur tanah serta
permeabilitas.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id. email : sipil.polmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
BAB II
SPECIFIC GRAFITY (GS)
A. DASAR TEORI
Secara umum, tanah dapat terdiri dari dua atau tiga fase,
kemungkinan tersebut adalah : - Tanah kering terdiri dari dua fase,
yaitu solid (butiran) dan air(udara). - Tanah jenuh terdiri dari dua fase,
yaitu solid (butiran) dan water (air). - Tanah tidak jenuh terdiri dari
tiga fase, yaitu, solid (butiran), water (air), dan - air (udara). Specific
gravity adalah perbandingan antara kerapatan butir tanah dengan
kerapatan butir air. Specific gravity dapat diaplikasikan dengan mudah
untuk mengukur kepadatan unit suatu material. Dalam
pengukurannya, biasanya dibandingkan dengan air pada suhu 4°C
dengan densitas 1000 gr/mL. Contoh pengaplikasian specific gravity,
yaitu: - Dalam menentukan perletakan awal pondasi suatu bangunan.
Sehingga, tanah yang akan diberi beban dapat diketahui
karakteristiknya terlebih dahulu dan tidak menyebabkan penurunan
pada tanah karena ketidak mampuan tanah dalam menahan beban. -
Sebagai salah satu penentuan pada struktur geologi suatu wilayah
dengan pengaplikasiannya dalam pembuatan peta yang terkandung
informasi mengenai jenis tanah.
B. TUJUAN
Mengumpulkan informasi/data untuk menggambarkan profil tanah dari pengujian berat
jenis butir tanah (SpecificGrafity/GS) serta Mahasiswa diharapkan dapat menentukan Berat
Jenis tanah (Gs) yang lolos saringan No.40 dan dengan menggunakan piknometer.
C. REFERENSI
ASTMC 127-88(Cara uji berat jenis tanah Standard Test Method for Specific Gravity of Soils)
Bahan
E. PROSEDUR KERJA
1.Siapkan sampel tanah lolos saringan no.40 yang sudah di oven 60º sampai dapat digemburkan
atau pengeringan dengan sinar matahari,
2. Tumbuk tanah bila menggumpal dengan palu kayu, saring dengan saringan no.04 yang sudah
di tempatkan di pan,
3. Ambil pycnometer yang sudah di sterilkan, lalu timbang dalam keadaan kosong,
4. Setelah pycnometer ditimbang, masukkan sampel tanah sekitar 15-20 gram pada
masing-masing pycnometer,
5. Isi masing-masing sampel pycnometer dengan air suling secukupnya (sampai semua tanah
terendam air), - Keluarkan gelembung-gelembung udara yang tertangkap didalamnya dengan
menggunakan pompa vacum.,
6. Tambahkan air suling sampai menyentuh garis batas pycnometer, dengan cara pengisian dari
sisi samping pycnometer,
7. Keringkan bagian sisi luar pycnometer yang tertumpah air suling dengan tissue,
8. Setelah dipastikan sisi luar pycnometer kering, timbang dengan ketelitian 0,01 gram,
9. Catat dengan teliti, umtuk menghitung berat jenis (Gs) masing-masing sampel,
10. Keluarkan sampel dari pycnometer lalu dibersihkan dengan air suling.,
11. Isi pycnometer dengan air suling hingga penuh,
12. Keringkan bagian sisi luar pycnometer yang tertumpah air suling dengan tissue,
13. Setelah dipastikan kering ,timbang kembali pycnometer dengan ketelitian timbangan 0,01
gram.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id. email : sipil.polmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
F. PERHITUNGAN
Nomor Sampel I II
22/43 5/0
Nomor Piknometer
58.02 65.83
Berat Piknometer + tanah W2 gr
43.02 50.83
Berat Piknometer W1 gr
15.00 15,00
Berat Tanah, Wt = W2-W1 Wt gr
32 32
Temperatur °C
W5 No.1 = Wt + W4
14.97 + 151,37 = 166,34
W5 No.2 = Wt + W4
15,22 + 151,64 = 166.86
Gs No.1 = Wt/(Wt+W4-W3)
14.97 / (14.97 + 151.37 – 160.53) = 2.58
Gs No.2 = Wt/(Wt+W4-W3)
15.22 / (15.22 + 151.64 – 161.05) = 2.62
G. Kesimpulan
Berat jenis tanah merupakan besaran yang membandingkan berat butiran tanah terhadap
volume yang ditempatinya. Dengan begitu, didapat nilai berat jenis atau specific gravity dari
sampel tanah yang diuji yaitu sebesar
Sampel 1 = 2.58
Sampel 2 = 2.62
Dengan rata rata yaitu 2.60
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id. email : sipil.polmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
A. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari tanah. Dalam dasar ilmu tanah,
dapat dipelajari mengenai penentuan Berat isi. Berat isi berhubungan dengan padatan, porositas
dan bahan organik. Selain itu, dalam pengaplikasiannya, kondisi Berat isi sangat mempengaruhi
infiltrasi, konsistensi, pergerakan akar dan pengolahan lahan. Hal inilah yang menunjukkan
bahwa Berat isi masih berhubungan dengan sifat-sifat tanah yang lain.
Oleh karena itu, Berat isi sangat penting untuk dipelajari sehingga pengetahuan
mengenai Berat isi semakin bertambah. Dan kita dapat menghitung dan menentukan Berat jenis
dan Berat Isi suatu tanah. Data sifat-sifat fisik tanah tersebut diperlukan dalam perhitungan
penambahan kebutuhan air, pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas tanah sampai
kedalaman tertentu. Berat isi tanah juga erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah dan
kemampuan akar tanaman menembus tanah.
Berat isi tanah juga diperlukan dalam perhitungan pemberian pupuk, penambahan kapur
dan pembenah tanah untuk satu satuan luas lahan. Hal ini karena pada luas lahan dengan
kedalaman tertentu menggunakan satuan volume (m3), sedangkan pupuk, kapur atau pembenah
tanah dalam satuan berat, sehingga volume tanah harus diubah terlebih dahulu menjadi satuan
berat (kg atau ton). Untuk mengubah menjadi satuan berat maka diperlukan data berat isi tanah.
Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman tentang berat isi dan berat jenis tanah.
B. Tujuan
Untuk Memahami Pengertian Dari Berat Isi Tanah dan Untuk Memahami Cara Menentukan
Berat Isi dan Berat Jenis Tanah
C. Dasar Teori
Berat isi adalah perbandingan berat tanah kering dengan suatu volume tanah termasuk
volume pori-pori tanah, umunya dinyatakan dalam gram/cm3.Besaran ini menyatakan bobot
tanah, yaitu padatan air persatuan isi. Yang paling sering di pakai adalah bobot isi kering yang
umumnya disebut bobot isi saja. Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya pengolahan tanah, bahan organik, pemadatan alat-alat pertanian, tekstur, struktur,
dan kandungan air tanah. Nilai ini banyak dipergunakan dalam perhitungan-perhitangan seperti
dalam penentuan kebutuhan air irigasi pemupukan dan, pengolahan tanah. ( Foth, 1987 ).
Bobot isi tanah adalah ukuran pengepakan atau kompresi parikel-partikel tanah. Bobot
isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan partkel-partikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat
digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk
menembus (penetrasi) tanah,dan untuk pertumbuhan akar tersebut. (Pearson et al, 1995).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id. email : sipil.polmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
Kerapatan suatu tanah adalah cara lain dalam menyatakan berat tanah. Disini seluruh
ruang tanah (ruang yang diduduki oleh butir padat dan pori tanah), masuk dalam perhitungan.
Kerapatan massa diukur sebagai massa suatu kesatuan masa tanah kering. Kerapatan massa
ditentukan baik oleh banyaknya pori maupun oleh butiran tanah padat. Jadi tanah yang lepas dan
bergumpal akan mempunyai berat persatuan volume rendah dan tanah yang lebih tinggi
kerapatan massanya. (Buckman dan Brady, 1982).
Berat isi merupakan petunjuk kerapatan tanah, makin padat suatu tanah maka makin sulit
meneruskan air dan penetrasi akar makin sulit. Bulk density sangat penting pada pertumbuhan
tanaman karena kita dapat mengetahui kebutuhan pupuk atau air pada tiap-tiap pada tiap-tiap
hektar tanah didasarkan pada berat tanah. (Harjowigeno, 2003).
Berat isi merupakan berat (massa) satu satuan volume tanah kering, umumnya
dinyatakan dalam gram per sentimeter kubik. Volume tanah termasuk butiran padat dan ruang
pori. Berat isi ditentukan oleh porositas dan padatan tanah.
Kerapatan volume juga dapat ditentukan dengan menggunakan satuan gr/cm3 tiga maka
nilai kerapatan isi lapisan oleh tanah yang bertekstur tanah biasa memiliki kapasitas nilai berat
jenis yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah-tanah berpasir. (Purwowidodo,1991).
Nilai dari volume berat isi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan
bahan organik tanah, porositas dan kepadatan tanah. Untuk tanah berstruktur halus
mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang lebih rendah dibandingkan tanah berpasir.
Bahan organik memperkecil berat volume tanah, karena bahan organik jauh lebih ringan dari
pada mineral dan bahan organik memperbesar porositas (Sarief, 1986).
Tanah-tanah organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah dibanding dengan
tanah-tanah mineral. Variasi-variasi yang ada perlu diperhatikan tergantung pada bahan organik
dan kelembaban tanah. Berat isi menggambarkan keadaan, struktur dan porositas tanah.
Pengaruh sifat-sifat fisik tanah tersebut dapat dinilai dari kaitan-kaitan pertumbuhan tanaman
dengan berat isi tanah. Bahan organik memperkecil berat isi karena bahan organik jauh lebih
ringan dari pada mineral, dan bahan organik memperbesar porositas tanah. (Buckman dan
Brandy, 1982).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id. email : sipil.polmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
F. Cara kerja
1. Ambil contoh tanah dari lapang dengan copper ring.
2. Timbang tanah dan ring (X g), hitung pula volume ring (r2t), dimana :
r = jari-jari lingkaran ring (cm)
t = tebal/tinggi tabung (cm)
3. Masukkan tanah dengan copper ringnya kedalam oven dengan suhu 1050C
4. Berat isi tanah dapat dihitung dengan rumus :
Berat Tanah Kering Oven
Bi = volume ring gcm-3
G. Kesimpulan
Teknik penetapan berat isi tanah dilakukan dengan cara menetapkan kadar air tanah,
kemudian dengan data kadar air tanah tersebut, berat kering tanah dihitung seperti pada
contoh hasil penetapan berat volume. Bila dilakukan dengan cara memanaskan seluruh
tanah maka waktu yang diperlukan sampai 24 jam, seluruh tanah dalam ring dipanaskan
pada suhu 105°C hingga beratnya konstan. Dan volumenya sama dengan volume contoh
tanah yang diambil dari lapang dan nilai berat isi tanah berubah-ubah tergantung kondisi
struktur tanahnya,contoh tanah untuk kadar air dilakukan hati-hati, tanah dalam ring
sample tidak rusak dan dapat digunakan untuk penetapan tanah lainnya seperti
permeabilitas, retensi air, dan stabilitas agregat. Perbedaan Berat Isi Tanah disebabkan
karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi berat isi tanah Kandungan bahan
organik. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya maka tanah akan semakin poros
sehingga Berat isinya menjadi rendah.