OLEH :
ANNISA DAMAYANTI
KELAS : SI-4D
NIM : 2005022065
DOSEN PENGAMPU :
Ir. EPENDI NAPITU, M.T.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, untuk setiap rahmat-
Nya yang mengiringi penulis sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Tulisan ini berjudul Laporan Praktikum Pengujian Bobot Isi, Berat Jenis dan Kadar Air. Tulisa n
ini sebagai bagian dalam tugas mata kuliah di Politeknik Negeri Medan. Penulis berterimakas ih
kepada Bapak Ependi Napitu, Ir, M.T. selaku Dosen yang bersangkutan yang telah memberika n
bimbingannya. Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan. Oleh karenanya
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk kami
jadikan sebagai bahan evaluasi. Demikian, semoga laporan ini dapat diterima sebagai ide/gagasan
yang menambah kekayaan intelektual pembaca.
Annisa Damayanti
2
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
DAFTAR ISI
3
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah adalah campuran butir-butir dari berbagai ukuran dan bahwa ada hubungan yang
erat antara penyebaran besar butir dan sifat tanah. Dalam dasar ilmu tanah, dapat dipelajari
mengenai penentuan Berat isi dan kadar air. Berat isi berhubungan dengan padatan, porositas
dan bahan organik. Selain itu, dalam pengaplikasiannya, kondisi Berat isi sangat
mempengaruhi infiltrasi, konsistensi, pergerakan akar dan pengolahan lahan. Hal inilah yang
menunjukkan bahwa Berat isi masih berhubungan dengan sifat-sifat tanah yang lain. Oleh
karena itu, Berat isi sangat penting untuk dipelajari sehingga pengetahuan mengenai Berat isi
semakin bertambah.
Tanah juga memiliki Kandungan air, dimana kandungan air tanah dapat ditentukan dengan
beberapa cara seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang
kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi dan yang
menunjukkan setiap kandungan air dimana poripori belum terisi penuh. Kadar air tanah adalah
jumlah air yang bila dipanaskan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu berat jenis tanah, kadar air tanah, dan bobot isi tanah
2. Mengetahui cara menghitung berat jenis tanah, kadar air tanah, dan bobot isi tanah
3. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi berat jenis tanah, kadar air, dan bobot isi
4
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tanah
Tanah sebagai material yang terdiri agregat (butiran) mineral- mineral padat yang tidak
tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah
melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang
kosong diantara partikel-partikel padat tersebut (Das,1988).Tanah dianggap sebagai suatu
lapisan sedimen lepas seperti kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (silt) dan lempung (clay) atau
suatu campuran dari bahan-bahan tersebut. Definisi secara teknis hendaknya tidak dikaitkan
dengan definisi tanah secara geologis, yakni merupakan bahan organik pada permukaan yang
terpengaruh oleh cuaca atau tanah lapisan atas (topsoil) yang pada umumnya dibongkar
sebelum suatu proyek dikerjakan (Smith, 1984).
Tanah adalah akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai atau lemah ikatan antara
partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan batuan. Ikatan yang lemah antara partikel -
partikel tanah disebabkan oleh pengaruh karbonat atau oksida yang tersenyawa di antara
partikel - partikel tersebut atau dapat juga disebabkan oleh adanya material organik (Craig,
1989). Tanah umumnya dapat disebut sebagai kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (silt), dan
lempung (clay), tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan tanah tersebut. Kerikil
(gravels) adalah kepingan-kepingan dari batuan yang kadang- kadang juga mengandung
partikel mineral quartz, feldspar, dan mineral - mineral lain. Pasir (sand) sebagian besar terdiri
dari mineral quartz dan feldspar. Butiran dari mineral yang lain mungkin juga masih ada pada
golongan ini. Lanau (Silts) sebagian besar merupakan mikroskopis (berukuran sangat kecil)
dari tanah yang terdiri dari butiran - butiran quartzyang sangat halus, dan sejumlah partikel
berbentuk lempengan- lempengan pipih yang merupakan pecahan dari mineral - mineral mika.
Lempung (clays) sebagian besar terdiri dari partikel mikroskopis dan submikroskopis (tidak
dapat dilihat dengan jelas bila hanya dengan mikroskop biasa (Das, 1988).
5
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
Specific gravity tanah adalah massa tanah per satuan volume. Berat volume tergantung
banyaknya air dalam ruang pori tanah dan akan berbeda-beda pada tiap jenis tanah. Dalam
ilmu mekanika tanah dikenal dua jenis berat volume, yaitu berat volume kering (dry unit
weight) dan berat volume basah (moist unit weight). Perbedaannya terletak pada berat tanah
yang digunakan, pada berat volume tanah kering menggunakan tanah yang telah dikeringka n
dalam oven dan berat volume tanah basah menggunakan berat dari butiran padat dan air. Berat
udara dianggap nol.
6
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Besar kecilnya kemampuan
tanah dalam menyerap air berhubungan dengan tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah,
porositas tanahnya semakin kecil karena tanah yang padat sulit untuk menyerap air. Tanah
yang baik adalah tanah yang porositasnya besar karena akan memudahkan akar tanaman untuk
menembus tanah dalam mencari bahan organik. Selain itu tanah tersebut juga mampu menahan
air hujan sehingga tanaman tidak kekurangan air. Ukuran porositas dan kualitas tanah dapat
dilihat pada tabel berikut
Warna tanah merupakan ciri fisik yang paling mudah dikenali. Perbedaan warna tanah
umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin hitam warna tanah
menunjukkan tanah tersebut semakin subur. Sebaliknya semakin terang warna tanah
menunjukkan semakin tidak suburnya tanah tersebut.
7
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
8
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
sehingga terjadi pemadatan tanah. Berat volume tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah
yang paling sering ditentukan, karena keterkaitannya yang erat dengan kemudahan penetrasi
akar di dalam tanah, drainase dan aerasi tanah, serta sifat fisik tanah lainnya. Seperti sifat tanah
yang lainnya, berat volume mempunyai variabilitas spasial (ruang) dan temporal (waktu). Nilai
berat volume, Db, bervariasi antara satu titik dengan titik yang lain disebabkan oleh variasi
kandungan bahan organik, tekstur tanah, kedalaman perakaran, struktur tanah, jenis fauna, dan
lain-lain. Nilai Db sangat dipengaruhi oleh pengelolaan yang dilakukan terhadap tanah. Nilai
Db terendah biasanya didapatkan di permukaan tanah sesudah pengolahan tanah. Bagian tanah
yang berada di bawah lintasan traktor akan jauh lebih tinggi berat volumenya dibandingka n
dengan bagian tanah lainnya.
Ada tanah yang mudah mengembang dan mengerut, Db berubah-ubah seiring dengan
berubahnya kadar air tanah. Oleh sebab itu, untuk tanah yang mengembang mengerut, nilai Db
perlu disertai dengan data kadar air. Tanah dengan bahan organik yang tinggi mempunyai berat
volume relatif rendah. Tanah dengan ruang pori total tinggi, seperti tanah liat, cenderung
mempunyai berat volume lebih rendah. Sebaliknya, tanah dengan tekstur kasar, walaupun
ukuran porinya lebih besar, namun total ruang porinya lebih kecil, mempunyai berat volume
yang lebih tinggi. Komposisi mineral tanah, seperti dominannya mineral dengan berat jenis
partikel tinggi di dalam tanah, menyebabkan berat volume tanah menjadi lebih tinggi pula
(Grossman dan Reinsch, 2002).
9
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Berat Jenis / Spesific Gravity
A. Tujuan
Berat jenis (spesific gravity) tanah (Gs) memperlihatkan kerapatan dari partikel tanah
secara keseluruhan, sehingga dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara berat
volume butiran padat (ys) dengan berat volume air (yw) pada temperatur tertentu. Biasanya
diambil pada temperatur 27 ºC. Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis
tanah yang lolos saringan No. 40 dengan menggunakan piknometer.
B. Teori Dasar
Berat jenis tanah (Gs) adalah perbandingan antara berat butir tanah dengan berat air yang
mempunyai volume sama pada suhu tertentu. Berat jenis tanah diperlukan untuk
menghitung index properties tanah (yaitu: angka pori, berat isi tanah, derajat kejenuhan,
dan karakteristik pemampatan), dan sifat-sifat penting tanah lainnya. Selain itu dari nilai
berat jenis tanah (Gs) dapat pula ditentukan sifat tanah secara umum, misalnya tanah
organis mempunyai berat jenis yang kecil, sedangkan adanya kandungan mineral berat
lainnya, seperti besi, ditunjukkan dari berat jenis tanah yang besar. Karena yang diperlukan
berat jenis dari butiran tanah yang tertahan di ayakan no.4, maka pemeriksaan berat jenis
harus dilakukan menurut pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar (AASHTO
T-85-74 / ASTM C-127-68).
10
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
D. Prosedur Kerja
1. Ambil 3 buah piknometer kapasitas 100 ml, cuci dengan air bersih, kemudian keringkan.
Setelah itu timbang berat piknometer + tutup, (W1).
2. Masukkan contoh tanah yang sudah disiapkan ±20 gr untuk tiap-tiap piknometer,
kemudian timbang berat seluruhnya + tutupnya (W2) dengan ketelitian 0,01 gr.
3. Tambahkan air suling sampai contoh tanah terendam, lalu panaskan di atas tungku
pemanas (desikator), dengan tujuan agar udara yang terkandung dalam tanah bisa
keluar. Untuk membantu keluarnya udara dalam benda uji, kocok piknometer dengan
hati-hati. Bila gelembung udara sudah tak tampak, ambil piknometer tersebut dan
dinginkan dalam desikator atau dengan bantuan pompa hampa udara, dengan
memasukkan piknometerpiknometer tersebut ke dalam desikator yang tertutup rapat,
lalu udara dalam desikator itu dihisap memakai pompa tersebut.
4. Setelah dikeluarkan dari desikator, tambahkan dengan air suling sampai penuh kemudian
tempatkan pada bak pengatur suhu, sehingga isi piknometer mempunyai suhu yang
sama. Setelah suhu konstan, tambahkan air suling sampai penuh dan tutuplah
piknometer tersebut. Keringkan bagian luarnya dan timbang beratnya, (W3).
5. Bersihkan piknometer, kemudian isi dengan air suling sampai penuh lalu masukkan ke
dalam bak pengatur suhu. Setelah suhu konstan, keringkan bagian luar piknometer dan
timbang berat + tutupnya, (W4).
11
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
E. Analisa Data
Benda Uji 1 2 3
No. Picno 22 5 13
W. Picno 42,91 50,79 43,06
W. Picno + Soil 62,26 70,73 62,87
W. Picno + Soil + Water 154,19 161,37 151,16
W. Picno + Water 142,72 149,63 139,33
19,35 19,94
𝐺𝑠 = Gs =
19,35+(142 ,72−154 ,19) 8,2
19,35
𝐺𝑠 = Gs = 2,43
7,88
𝐺𝑠 = 2,46
Piknometer no.13
19,81
𝐺𝑠 =
19,81 + (139,33 − 151,16)
19,81
𝐺𝑠 =
7,98
Gs = 2,49
12
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
F. Dokumentasi
13
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
14
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
tanah kering dry, yaitu perbandingan antara berat butir tanah kering terhadap volume total
tanah. Dalam hal dimana tidak didapatkan benda uji yang asli, maka dapat diganti dengan
benda uji buatan (remoulded samples) dengan mempertahankan berat isi dan kadar air yang
sesuai dengan keadaan asli di lapangan.
C. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Oven
2. Timbangan dengan ketelitian 0,01.
3. Pan
4. Ayakan no. 40
5. Tanah
6. Cincin (ring) besar / kecil
7. Jangka sorong
8. Palu karet
9. Tanah yang sudah di oven
D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengujian ini.
2. Ring yang akan digunakan ditimbang terlebih dahulu. Ada 3 tiga ring yang digunakan
yaitu ring A2, ring B2 dan ring C2
3. Ukur tinggi dan diameter dari ketiga ring tersebut menggunakan jangka sorong dan
kemudian hitung volumenya serta diberi label.
15
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
5. Setelah itu, ketiga ring tersebut diletakkan di atas tanah yang sudah dipadatkan dan
ditekan dari atas ring menggunakan tangan.
E. Analisa Data
Adapun data hasil pengujian praktikum bobot isi dan kadar air dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini.
Ring A2 B2 C2
Diameter ring 3,69 3,54 3,64
Tinggi ring 2,52 2,28 2,43
Volume ring 26,93 22,43 25,27
Berat ring 25,45 23,67 24,55
Berat ring + sampel basah 63,93 67,17 64,30
Berat ring + sampel kering 57,3 54,5 54,9
Ring A
w2 − w1
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 =
ʋ ring
67,19 − 25,45
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 =
26, 935
16
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
Ring B2
w2 − w1
bobot isi =
ʋ ring
63,93 − 23,67
bobot isi =
22,43
Ring C2
w2 − w1
bobot isi =
ʋ ring
64,30 − 24,55
bobot isi =
25,274
17
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
3.3 Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan yang telah dilakukan diketahui bahwa perbandinga n
berat antara tanah yang tidak dioven dengan tanah yang dioven, yaitu lebih berat tanah yang
tidak dioven. Hal ini dikarenakan tanah yang tidak dioven masih mengandung berat air
sedangkan tanah yang sudah dioven sudah tidak terdapat lagi berat airnya.
Nilai bobot isi pada ketiga ring tersebut berbeda-beda, hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan fraksi partikel penyusunnya. Jika dalam suatu tanah mengandung bahan organik
maka bobot tanah tersebut akan semakin rendah dan begitu pula sebaliknya. Jika dalam suatu
tanah sedikit atau tidak mengandung bahan organik maka bobot tanah tersebut akan semakin
tinggi. Sama dengan bobot isi tanah, Berat jenis tanah juga dipengaruhi oleh fraksi partikel
penyusunnya. Jika partikel penyusunnya misalnya pasir atau partikel kasar maka nilai berat
jenisnya akan lebih tinggi dibandingkan yang partikel penyusunnya halus. Dari ketiga sampel
tersebut, disimpulkan bahwa partikel penyusun pikno no.22 lebih kasar dibandingkan pikno
yang lainnya. Sedangkan nilai Gs pada umumnya adalah 2,65.
18
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari Praktikum tersebut disimpulkan bahwa Fraksi partikel penyusun tanah sangat
menpengaruhi besar kecilnya nilai bobot isi. Jika Fraksi partikel penyusun tanah
mengandung bahan organik maka bobot isi akan semakin rendah dan sebaliknya.
Dari pengujian bobot isi, berat isi dan kadar air haruslah dilakukan dengan ketelitian yang
baik agar hasilnya pun baik. Dalam kegiatan praktikum ini, ada tiga sampel yang diuji.
4.2 Saran
Dalam melakukan pengujian berat jenis, bobot isi dan kadar air, sampel tanah tersebut harus
dikeringkan terlebih dahulu dan dioven dalam waktu 24 jam serta usahakan ambil sampel
tanah yang tidak banyak mengandang bahan organik.
19
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLTEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel. (061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax, (061) 821585
http://www.polmed.ac.id email : sipilpolmed@yahoo.co.id
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
DAFTAR PUSTAKA
Andriesse, J.P. 2007. Ekologi Dan Pengelolaan Tanah Gambut Tropika. Penerjemah : Wibowo, C.
Dan Istomo. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Craig, R. F. 1989. Mekanika Tanah 1. Terj. Zaki, Evita, Dan Herold. Erlangga, Jakarta.
Das, B. M. 1988. Mekanika Tanah 1. Terj Mochtar,N. E. Dan Mochtar, B. I. Erlangga, Jakarta.
Driessen, P.M, & Sudjadi, M. 1984. Soil And Specific Soil Problems Of Tidal Swamps. Workshop
On Research Priorieties In Tidal Swamp Rice. Irri. Los Banos, Laguna. Philippines.
Hlm. 143-160.
Kusuma,M.N & Yulfiah, 2018. Hubungan Porositas Dengan Sifat Fisik Tanah Pada Infiltra tio n
Gallery. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Terapan Vi 2018 Hal : 43-50.
Noor , M. 2001. Pertanian Lahan Gambut. Potensi Dan Kendala. Penerbit Kanisius. Jakarta
20