Disusun oleh :
KELOMPOK 6
PETRUS NUGROHO W. 16/395357/TK/44649
YOGYAKARTA
2019
BAB I
Pendahuluan
Beban mati yang terdapat pada struktur bangunan gedung merupakan beban
yang berasal dari berat sendiri elemen struktural yang ada seperti struktur atap,
kolom, balok, pelat lantai, dan dinding serta beban mati tambahan yang berasal dari
penutup pelat lantai, plafon, instalasi ME, dan lain sebagainya. Dalam perhitungan
beban mati pada perancangan ulang struktur gedung ini, nilai berat sendiri bahan
bangunan dan komponen gedung diambil dari SNI PPPURG 1989. Nilai beban
sendiri yang digunakan pada perhitungan pembebanan akibat beban mati dapat
dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung
Tabel 1.14 Tabel beban hidup tersistribusi merata minimum lantai roof
Untuk beban hujan, diasumsikan kedalaman air pada atap yang tidak
melendut meningkat ke lubang masuk sistem drainase sekunder apabila sistem
drainase primer tertutup (tinggi statis), ds, sebesar 20 mm. Sedangkan tambahan
kedalaman air pada atap yang tidak melendut di atas lubang masuk sistem drainase
sekunder pada aliran air rencana (tinggi hidrolik), dh, sebesar 10 mm. Maka, besar
beban hujan menurut SNI 1727:2013 adalah 0,294 kN/m2.
Ta = 1,176 detik
Karena dari hasil perhitungan diketahui jika Tc < Ta, maka periode yang
digunakan adalah T = Ta = 1,176 detik.
2.2. Syarat Mode Shape
Pada SNI 1726:2012 pasal 7.9.1 disebutkan bahwa analisis harus dilakukan
untuk menentukan waktu getar alami untuk struktur. Analisis harus menyertakan
jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam
terkombinansi sebesar paling sedikit 90 % dari massa aktual dalam masing-masing
arah horizontal ortogonal dari respons yang ditinjau oleh model.
Berdasarkan SNI 1726:2012, gaya geser dasar hasil analisis ragam respons
spektrum disyaratkan minimal sebesar 85% dari gaya geser dasar hasil analisis
statik ekuivalen. Dalam program SAP2000 dapat dilakukan pengecekan gaya geser
dengan menginputkan parameter-parameter beban gempa sesuai dengan metode
analisis gempa yang digunakan. Berikut adalah langkah-langkah untuk mengecek
gaya geser dasar pada struktur bangunan:
Gambar 2.1 Beban gempa statik ekuivalen arah X pada struktur gedung
(SAP2000)
Gambar 2.2 Beban gempa statik ekuivalen arah Y pada struktur gedung
(SAP2000)
Nilai beban gempa respons spektrum perlu dikalikan dengan suatu faktor
skala yang besarnya dihitung dari persamaan g x Ie/R, dengan g merupakan
besaran gravitasi, yaitu 9,81 m/s2. Dari persamaan tersebut, didapatkan faktor
skala gempa sebesar 2,4525. Faktor skala gempa tersebut kemudian harus
diinputkan pada Program SAP2000 melalui Analysis Case Data pada kedua arah
X dan Y dari pembebanan gempa. Sebagai tambahan, pada Analysis Case Data
tersebut juga dipilih metode penjumlahan ragam yang akan digunakan. Pada
pemodelan tahap awal metode penjumlahan ragam yang digunakan adalah CQC
(Complete Quadratic Combination). Kemadian mode pada pemodelan struktur
gedung memiliki waktu getar alami yang berdekatan (selisih periode >15%)
sehingga digunakan meode SRSS (Square Roof of the Sum Square).
Tabel 2.3 Pemilihan jenis ragam
Gambar 2.4. Input faktor skala beban gempa respons spektrum arah X
metode CQC (SAP2000)
Gambar 2.5. Input faktor skala beban gempa respons spektrum arah Y
0.85 x
Dinamik Statik
Statik
Geser Geser Faktor Skala (0.85
Base Shear Geser kontrol
Dasar Dasar Vstatik/Vdinamik)
Dasar (Vd >
( kN ) ( kN )
( kN ) 85% Vs)
Tidak
X - Direction
7170.406 10095.964 8581.569 1.197 Memenuhi
Tidak
Y - Direction
6909.044 9848.111 8370.894 1.212 Memenuhi
Dinamik Statik
0.85 x Statik Faktor Skala
Geser Geser kontrol
Base Shear Geser Dasar (0.85
Dasar Dasar (Vd > 85%
( kN ) Vstatik/Vdinamik)
( kN ) ( kN ) Vs)
X - Direction 8582.976 10095.964 8581.5694 1.000 Memenuhi
Y - Direction 8374.034 9848.111 8370.89435 1.000 Memenuhi
Gambar 2.6. Input faktor skala beban gempa respons spektrum arah X
metode SRSS (SAP2000)
Gambar 2.7. Input faktor skala beban gempa respons spektrum arah Y
metode SRSS (SAP2000)
2.6 Syarat Batas Simpangan Antar Tingkat
Nilai simpangan antar tingkat lantai dihitung dengan Persamaan 3.58 dimana
selisih defleksi titik-titik di atas dan di bawah pada tingkat yang ditinjau dikalikan
dengan faktor Cd/Ie terlebih dahulu, kemudian baru dibandingkan dengan
simpangan antar lantai tingkat yang diizinkan (Δa). Sesuai dengan Tabel 3.15,
untuk jenis struktur “semua struktur lainnya” dan kategori risiko IV, maka
simpangan antar tingkat izin adalah 0,010 hsx, dengan hsx adalah ketinggian tingkat
di bawah tingkat x. Hasil simpangan antar tingkat lantai dapat dilihat pada Tabel
5.14 di bawah ini.
Hsx δx δy Δx Δy Δa (ijin)
Lantai Keterangan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
6 4500 18.819 22.233 3.51583 6.90339 112.5 Aman
5 4500 17.860 20.350 6.31518 11.217 112.5 Aman
4 4500 16.138 17.291 9.01286 12.9791 112.5 Aman
3 4500 13.680 13.751 11.9519 15.2562 112.5 Aman
2 5000 10.420 9.590 27.031 22.8894 125 Aman
1 4200 3.048 3.348 11.1762 12.2749 105 Aman
BS 0 0 0 0 0 0 Aman