1, April 2018
ABSTRAK4
Struktur pelat memiliki peranan yang begitu penting menjadi alasan dilakukannya penelitian ini,
Penelitian ini betujuan mengetahui ukuran maksimum yang dapat dicapai pelat beton bertulang
dua arah dan peruntukan pelat berukuran maksimum jika dikaitkan dengan fungsi bangunan.
Penelitian menggunakan bantuan program komputer SAFEv.12untuk menganalisa seluruh data
penelitian yakni variasi geometri pelat, variasi ketebalan dan mutu beton pelat, beban mati serta
beban hidup guna memperoleh output berupa lendutan. Ukuran maksimum yang dapat dicapai
pelat beton bertulang dua arah dengan rasio panjang bentang sama dengan satu (ly/lx=1) ialah
pelat 8,0 m x 8,0 m setebal 25 cm dengan mutu beton K-300 (fc’=24,900 MPa). Beban hidup
terbesar yang dapat diterima oleh pelat maksimum 8,0 m x 8,0 m ialah 3,83 kN/m2, untuk beban
hidup yang lebih besar intensitasnya dipastikan lendutan pada permukaan pelat maksimum 8,0 m
x 8,0 m akan melebihi lendutan aman. Sedangkan ukuran maksimum yang dapat dicapai pelat
beton bertulang dua arah dengan rasio panjang bentang sama dengan dua (ly/lx=2) ialah pelat 4,0
m x 8,0 m setebal 25 cm dengan mutu beton K-300 (fc’=24,900 MPa). Beban hidup terbesar
yang dapat diterima oleh pelat maksimum 4,0 m x 8,0 m ialah 11,97 kN/m2.
Kata Kunci :pelat dua arah, lendutan.
ABSTRACT
The plate or slab structure has such an important role, that’s the reason for do this study,
researchers want to know the maximum size a two-way bone-reinforced concrete plate can
achieve, and to know are the maximum plate or slab can be used for all building function
according to SNI-1727-2013. The study used SAFEv.12 computer program to analyze all the
research data like variation of plate geometry, variation of thickness and quality of concrete
plate, dead load and live load to obtain output of deflection. The maximum size that a two-way
bone-reinforced concrete plates can achieve with the ratio of the length of the span is equal to
one (ly / lx = 1) is 8.0 mx 8.0 m thickness 25 cm with the quality of K-300 (fc '= 24,900 MPa) .
The largest acceptable live load by the maximum 8.0 m x 8.0 m plates is 3.83 kN / m2, for larger
live loads the intensity is ensured that the deflection at the maximum plate surface of 8.0 m x 8.0
m will exceed the safe deflection . While the maximum size that a two-way bone-reinforced
concrete plates can achieve with a ratio of length of span is equal to two (ly / lx = 2) is a 4.0 m x
8.0 m thickness of 25 cm with a K-300 (fc '= 24,900 MPa ). The largest acceptable live load by
the maximum plate of 4.0 m x 8.0 m is 11.97 kN / m.2
Keyword: two-way slab, deflection.
PENDAHULUAN
Dari segi transfer beban dan geometri struktur pelat dengan balok dibagi kedalam dua kategori
yakni struktur pelat satu arah dan dua arah. Definisi pelat satu arah ialah pelat yang hanya
menumpu pada balok di kedua sisi serta memiliki rasio bentang panjang dan bentang pendek
lebih besar dari dua (Ly/Lx>2), sedangkan pelat dua arah ialah pelat yang menumpu pada balok
1
Jurusan Teknik Sipil, FST Undana – Kupang;
2
Jurusan Teknik Sipil, FST Undana – Kupang;
3
Jurusan Teknik Sipil, FST Undana – Kupang.
di keempat sisi serta memiliki rasio bentang panjang dan bentang pendek lebih besar sama
dengan satu dan lebih kecil sama dengan dua (1≤Ly/Lx≥2).
Saat struktur pelat digunakan sebagai lantai sebuah gedung, struktur pelat dituntut/diwajibkan
memberi rasa aman dan nyaman bagi para penggunanya. Salah satu indikasi yang menjadi
penentu aman atau tidaknya pelat ialah lendutan, lendutan yang besar akan menimbulkan rasa
kurang aman dan nyaman bagi para pengguna gedung. Besar atau kecilnya lendutan yang terjadi
pada struktur pelat lantai dipengaruhi oleh kekakuan pelat.Kekakuan struktur pelat ditentukan
oleh dua variabel, di antaranya inersia pelat dan elastisitas pelat.Besar atau kecilnya inersia
ditentukan oleh ketebalan struktur pelat, sedangkan elastisitas ditentukan oleh mutu beton
pembentuk struktur pelat.
Fungsi struktur pelat yang begitu penting menjadi dasar untuk melakukan penelitian ini, dengan
menggunakan lendutan sebagai parameter utama dan dikombinasikan dengan beberapa peraturan
seperti SNI-2847-2002 (acuan batas lendutan), SNI-1727-2013 (acuan beban hidup) dan
PPIUG-1983 (acuan beban mati) peneliti ingin mengetahui tingkat kemampuan stuktur pelat
beton bertulang khususnya pelat dua arah.Lebih spesifik untuk mengetahui ukuran maksimum
yang dapat dicapai pelat beton bertulang dua arah dan peruntukan pelat berukuran maksimum
jika dikaitkan dengan fungsi bangunan.
LANDASAN TEORI
Kekuatan Beton
Kuat tekan beton diberi notasi dengan fc’, yaitu kuat tekan silinder beton yang disyaratkan pada
waktu berumur 28 hari (Asroni, 2010).
Untuk pengujian kuat tekan beton, benda uji berupa silinder beton berdiameter 15 cm dan
tingginya 30 cm ditekan dengan beban P sampai runtuh. Karena ada beban tekan P, maka terjadi
tegangan tekan pada beton ( ) sebesar beban (P) dibagi dengan luas penampang beton (A),
sehingga dirumuskan:
= / (1)
dimana:
= tegangan tekan beton, MPa.
P = besar beban tekan, N.
A = luas penampang beton, mm2.
Kuat tarik beton.Asroni (2010) mengatakan perilaku beton pada saat diberikan beban aksial tarik
agak sedikit berbeda dengan perilakunya pada saat diberikan beban tekan.Hubungan antara
tegangan dan regangan tarik beton umumnya bersifat linear sampai terjadinya retak yang
biasanya langsung diikuti oleh keruntuhan beton. Kuat tarik beton (fct) jauh lebih kecil daripada
kuat tekannya, yaitu:
f ≈ 10%. fc (2)
dimana:
f = kuat tarik beton.
fc′ = kuat tekan beton.
Menurut Pasal 13.4.2.2 SNI 03-2847-2002, hubungan antara kuat tarik langsung f terhadap
kuat tekan beton fc′ dinyatakan dengan rumus berikut:
f = 0,33√fc′ (3)
dimana:
f = kuat tarik langsung.
fc′ = kuat tekan beton.
Baja Tulangan
Terdapat dua jenis baja tulangan, yaitu baja tulangan polos (BJTP) dan baja tulangan ulir atau
deform (BJTD). Tulangan polos biasanya digunakan untuk tulangan geser/begel/sengkang, dan
Atok, D. K. I., et.al., “Studi Parametrik Beton Dua Arah”
72
Jurnal Teknik Sipil, Vol. VII, No. 1, April 2018
mempunyai tegangan leleh (fy) minimal 240 MPa.Tulangan ulir/deform digunakan untuk
tulangan longitudinal atau tulangan memanjang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal
300 MPa (disebut BJTD-30).
METODE PENELITIAN
Model Pelat Teliti
Berikut model pelat teliti yang digunakan:
MPa) dan K-300 (fc’=24,900 MPa). Mutu baja yang digunakan yaitu 400 MPa.Mutu baja ini
konstan untuk setiap pemodelan struktur pelat dalam penelitian.
Tabel 1 Variasi Ukuran Pelat-Pelat Teliti
Ukuran Pelat Teliti
Tipe
No Lebar Pelat Panjang Pelat
Pelat
m m
1 1,5 3,0 ly/lx = 2
2 3,0 3,0 ly/lx = 1
3 2,0 4,0 ly/lx = 2
4 4,0 4,0 ly/lx = 1
5 2,5 5,0 ly/lx = 2
6 5,0 5,0 ly/lx = 1
7 3,0 6,0 ly/lx = 2
8 6,0 6,0 ly/lx = 1
9 3,5 7,0 ly/lx = 2
10 7,0 7,0 ly/lx = 1
11 4,0 8,0 ly/lx = 2
12 8,0 8,0 ly/lx = 1
Pembebanan Struktur
Beban Mati
Beban mati dikelompokan menjadi dua yaitu beban mati akibat berat sendiri struktur dan beban
mati additional (akibat aksesoris gedung).Beban mati akibat berat sendiri struktur dihitung
secara otomatis oleh program struktur SAFEv.12.
1. Beban Mati (Beban additional)
a. Spesi = 21 kg/m2
b. Keramik = 24 kg/m2
c. Rangka penggantung + plafoon = 18 kg/m2
d. Kabel-kabel listrik dan saluran penyejuk = 40 kg/m2 +
Pabrik
- Ringan 8,00 8,90 I
- Berat 11,97 13,40 J
Gedung Perkantoran
- Lobi dan koridor lantai
1 4,79 8,90 F
- Kantor 2,40 8,90 B
- Koridor di atas lantai 1 3,83 8,90 E
Lembaga Hukum
- Blok sel 1,92 A
- Koridor 4,79 0 F
Tempat Rekreasi
- Tempat bowling 3,59 0 D
- Ruang dansa 4,79 0 F
- Gimnasium 4,79 0 F
Rumah Tinggal,
Apartemen dan Hotel
- Semua ruangan pribadi
dan koridor yang 1,92 A
melayani mereka
- Ruang publik dan
koridor yang melayani 4,79 F
mereka
Sekolah
- Ruang kelas 1,92 4,5 A
- Koridor di atas lantai 1 3,83 4,5 E
- Koridor lantai 1 4,79 4,5 F
Jumlah Pelat Yang Akan Dimodelkan Akibat Variasi Ukuran, Variasi Ketebalan dan
Variasi Mutu.
Secara keseluruhan akan dimodelkan sebanyak 180 model pelat teliti yang akan dianalisis
menggunakan program komputer SAFEv.12. Detail 180 model pelat teliti ditampilkan dalam
table berikut.
Tabel 3 Pemodelan Pelat-Pelat Teliti
Ket: *Detail model pelat teliti dapat dilihat kembali pada Tabel 1
cm dan 25 cm) serta dibebankan sebanyak sepuluh kali dari intensitas beban terkecil hingga
terbesar menurut SNI-1727-2013 dipaparkan sebagai berikut:
Sebuah persamaan akan dibentuk untuk merangkum informasi mengenai data-data pelat-pelat
maksimum, bentuk persamaan dimaksud:
Pmax = [1; 2; 3; 4; 5] (4)
dimana:
Pmax = pelat maksimum
1 = informasi data mutu beton pelat
2 = informasi ketebalan pelat
3 = informasi rasio bentang pelat (ly/lx)
4 = informasi ukuran pelat (panjang x lebar)
5 = informasi besar beban hidup maksimal yang dapat diterima pelat
Hasil Analisa Terhadap Pelat Beton Mutu K-175 (fc’= 14,525 MPa)
Ukuran maksimum pelat-pelat dua arah bermutu K-175 (fc’=14,525 MPa) diperoleh berdasarkan
analisa terhadap data lendutan pelat-pelat beton bertulang dua arah hasil hitung program
komputer SAFEv.12 menggunakan SNI-2847-2002 maka diperoleh ukuran pelat-pelat
maksimum sebagai berikut:
a. Pmax = [K-175; 10 cm; 1; 5,0 m x 5,0 m; 2,87 kN/m2]
b. Pmax = [K-175; 10 cm; 2; 3,5 m x 7,0 m; 3,83 kN/m2]
c. Pmax = [K-175; 12 cm; 1; 5,0 m x 5,0 m; 4,79 kN/m2]
d. Pmax = [K-175; 12 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 2,40 kN/m2]
e. Pmax = [K-175; 15 cm; 1; 6,0 m x 6,0 m; 2,87 kN/m2]
f. Pmax = [K-175; 15 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 2,87 kN/m2]
g. Pmax = [K-175; 20 cm; 1; 6,0 m x 6,0 m; 6,00 kN/m2]
h. Pmax = [K-175; 20 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 4,79 kN/m2]
i. Pmax = [K-175; 25 cm; 1; 7,0 m x 7,0 m; 3,83 kN/m2]
j. Pmax = [K-175; 25 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 8,00 kN/m2]
Ukuran maksimum pelat-pelat dua arah berbeda pada setiap variasi ketebalan pengamatan.
Ukuran paling besar pelat dua arah untuk mutu K-175 ialah 8 m x 8 m (ly/lx = 1) dan 4 m x 8 m
(ly/lx = 2), ke dua pelat ini hanya dapat diperuntukan untuk beberapa fungsi bangunan yang
tercantum dalam SNI-1727-2013. Kemampuan tertinggi pelat 8 m x 8 m ialah dapat difungsikan
sebagai lantai bangunan rumah, blok sel dan ruang pasien. Sedangkan untuk pelat 4 m x 8 m
kemampuan tertinggi pelat ialah dapat digunakan sebgai lantai pabrik ringan.
Hasil Analisa Terhadap Pelat Beton Mutu K-250 (fc’= 20,750 MPa)
Berikut ditampilkan data pelat-pelat maksimum mutu K-250 pada setiap variasi ketebalan dan
variasi ukuran setelah dilakukan pembandingan besar lendutan pelat akibat beban ultimit (output
SAFEv.12) dan besar lendutan ijin (SNI-2847-2002)
a. Pmax = [K-250; 10 cm; 1; 5,0 m x 5,0 m; 4,79 kN/m2]
b. Pmax = [K-250; 10 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 2,87 kN/m2]
c. Pmax = [K-250; 12 cm; 1; 5,0 m x 5,0 m; 7,18 kN/m2]
d. Pmax = [K-250; 12 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 3,59 kN/m2]
e. Pmax = [K-250; 15 cm; 1; 6,0 m x 6,0 m; 3,83 kN/m2]
f. Pmax = [K-250; 15 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 3,83 kN/m2]
g. Pmax = [K-250; 20 cm; 1; 7,0 m x 7,0 m; 2,87 kN/m2]
h. Pmax = [K-250; 20 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 7,18 kN/m2]
i. Pmax = [K-250; 25 cm; 1; 8,0 m x 8,0 m; 2,87 kN/m2]
j. Pmax = [K-250; 25 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 11,97 kN/m2]
Ukuran paling besar pelat dua arah untuk mutu K-250 ialah 8 m x 8 m (ly/lx = 1) dan 4 m x 8 m
(ly/lx = 2) setebal 25 cm. Kemampuan tertinggi pelat 8 m x 8 m (t=25 cm) yakni dapat
Atok, D. K. I., et.al., “Studi Parametrik Beton Dua Arah”
77
Jurnal Teknik Sipil, Vol. VII, No. 1, April 2018
Berdasrkan hasil analisis terhadap data-data yang tercantum dalam Tabel 4 diperoleh hasil
seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 5.
Dengan membandingkan data lendutan mutu dan lendutan ketebalan diketahui terdapat
perbedaan atau selisih besar lendutan.Besar selisih lendutan semakin bertambah seiring dengan
dilakukanya peningkatan mutu dan ketebalan.Hasil perhitungan yang menunjukan rata-rata
33,462% lendutan pelat akibat penigkatan mutu lebih besar dari lendutan pelat akibat
peningkatan ketebalan.
Tabel 5 Lendutan Mutu dan Lendutan Ketebalan
KESIMPULAN
1. Ukuran maksimum yang dapat dicapai pelat beton bertulang dua arah dengan rasio panjang
bentang sama dengan satu (ly/lx=1) ialah pelat 8,0 m x 8,0 m setebal 25 cm dengan mutu
beton K-300 (fc’=24,900 MPa). Beban hidup terbesar yang dapat diterima oleh pelat
maksimum 8,0 m x 8,0 m ialah 3,83 kN/m2, untuk beban hidup yang lebih besar
intensitasnya dipastikan lendutan pada permukaan pelat maksimum 8,0 m x 8,0 m akan
melebihi lendutan aman. Sedangkan ukuran maksimum yang dapat dicapai pelat beton
bertulang dua arah dengan rasio panjang bentang sama dengan dua (ly/lx=2) ialah pelat 4,0
m x 8,0 m setebal 25 cm dengan mutu beton K-300 (fc’=24,900 MPa). Beban hidup terbesar
yang dapat diterima oleh pelat maksimum 4,0 m x 8,0 m ialah 11,97 kN/m2, untuk beban
hidup yang lebih besar intensitasnya dipastikan lendutan pada permukaan pelat maksimum
4,0 m x 8,0 m akan melebihi lendutan aman.
2. Pelat-pelat maksimum hanya dapat digunakan sebagai lantai untuk beberapa fungsi
bangunan yang ditetapkan dalam SNI-1727-2013. Diketahui hanya satu ukuran pelat
maksimum yang dapat digunakan sebagai lantai untuk seluruh fungsi bangunan yakni pelat
4,0 m x 8,0 m setebal 25 cm dengan mutu beton K-300.
3. Peningkatan ketebalan maupun peningkatan mutu beton bisa menjadi pilihan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kemampuan layan struktur pelat. Tetapi berdasarkan
hasil peneletian diketahui pilihan peningkatan ketebalan pelat akanlebih efektif menjadikan
struktur pelat lebih kaku dan lebih mampu untuk meredam lendutandibandingkan dengan
peningkatan mutu beton.
SARAN
1. Diharapkan ada penelitian lanjutan yang melihat pengaruh dimensi dan kekaukuan balok
terhadap besar kecilnya lendutan pada permukaan pelat.
2. Melihat pengaruh beban gempa terhadap besar kecilnya lendutan pelat.
3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan pemeriksaan pelat-pelat maksimum
menggunakan parameter-parameter penting lainnya seperti geser dan retak.
4. Disarankan untuk melakukan permeriksaancermat/lebih detail terhadap data-data luas
tulangan yang diperoleh dari hasil analisis program komputer menggunakan peraturan-
peraturan (SNI), agar struktur memenuhi standar keamanan.
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, A. 2010.Balok dan Pelat Beton Bertulang, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, SNI 2847:2002, Bandung.
Computer and Structure Inc. 2009.Design of Slabs,Beams and Fondations Reinforced and
Post-Tensioned Concrete,CSI Computers and Structures, Berkeley, California, USA.