Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik Sipil, Vol. VII, No.

1, April 2018

STUDI PARAMETRIK BETON BERTULANG DUA ARAH


Dominikus K. I. Atok1 (dominic_atok@yahoo.com)
Ruslan Ramang2 (Ruslan.ramang@gmail.com)
Partogi H. Simatupang3 (simatupangpartogi@yahoo.com)

ABSTRAK4
Struktur pelat memiliki peranan yang begitu penting menjadi alasan dilakukannya penelitian ini,
Penelitian ini betujuan mengetahui ukuran maksimum yang dapat dicapai pelat beton bertulang
dua arah dan peruntukan pelat berukuran maksimum jika dikaitkan dengan fungsi bangunan.
Penelitian menggunakan bantuan program komputer SAFEv.12untuk menganalisa seluruh data
penelitian yakni variasi geometri pelat, variasi ketebalan dan mutu beton pelat, beban mati serta
beban hidup guna memperoleh output berupa lendutan. Ukuran maksimum yang dapat dicapai
pelat beton bertulang dua arah dengan rasio panjang bentang sama dengan satu (ly/lx=1) ialah
pelat 8,0 m x 8,0 m setebal 25 cm dengan mutu beton K-300 (fc’=24,900 MPa). Beban hidup
terbesar yang dapat diterima oleh pelat maksimum 8,0 m x 8,0 m ialah 3,83 kN/m2, untuk beban
hidup yang lebih besar intensitasnya dipastikan lendutan pada permukaan pelat maksimum 8,0 m
x 8,0 m akan melebihi lendutan aman. Sedangkan ukuran maksimum yang dapat dicapai pelat
beton bertulang dua arah dengan rasio panjang bentang sama dengan dua (ly/lx=2) ialah pelat 4,0
m x 8,0 m setebal 25 cm dengan mutu beton K-300 (fc’=24,900 MPa). Beban hidup terbesar
yang dapat diterima oleh pelat maksimum 4,0 m x 8,0 m ialah 11,97 kN/m2.
Kata Kunci :pelat dua arah, lendutan.

ABSTRACT
The plate or slab structure has such an important role, that’s the reason for do this study,
researchers want to know the maximum size a two-way bone-reinforced concrete plate can
achieve, and to know are the maximum plate or slab can be used for all building function
according to SNI-1727-2013. The study used SAFEv.12 computer program to analyze all the
research data like variation of plate geometry, variation of thickness and quality of concrete
plate, dead load and live load to obtain output of deflection. The maximum size that a two-way
bone-reinforced concrete plates can achieve with the ratio of the length of the span is equal to
one (ly / lx = 1) is 8.0 mx 8.0 m thickness 25 cm with the quality of K-300 (fc '= 24,900 MPa) .
The largest acceptable live load by the maximum 8.0 m x 8.0 m plates is 3.83 kN / m2, for larger
live loads the intensity is ensured that the deflection at the maximum plate surface of 8.0 m x 8.0
m will exceed the safe deflection . While the maximum size that a two-way bone-reinforced
concrete plates can achieve with a ratio of length of span is equal to two (ly / lx = 2) is a 4.0 m x
8.0 m thickness of 25 cm with a K-300 (fc '= 24,900 MPa ). The largest acceptable live load by
the maximum plate of 4.0 m x 8.0 m is 11.97 kN / m.2
Keyword: two-way slab, deflection.

PENDAHULUAN
Dari segi transfer beban dan geometri struktur pelat dengan balok dibagi kedalam dua kategori
yakni struktur pelat satu arah dan dua arah. Definisi pelat satu arah ialah pelat yang hanya
menumpu pada balok di kedua sisi serta memiliki rasio bentang panjang dan bentang pendek
lebih besar dari dua (Ly/Lx>2), sedangkan pelat dua arah ialah pelat yang menumpu pada balok

1
Jurusan Teknik Sipil, FST Undana – Kupang;
2
Jurusan Teknik Sipil, FST Undana – Kupang;
3
Jurusan Teknik Sipil, FST Undana – Kupang.

Atok, D. K. I., et.al., “Studi Parametrik Beton Dua Arah”


71
Jurnal Teknik Sipil, Vol. VII, No. 1, April 2018

di keempat sisi serta memiliki rasio bentang panjang dan bentang pendek lebih besar sama
dengan satu dan lebih kecil sama dengan dua (1≤Ly/Lx≥2).
Saat struktur pelat digunakan sebagai lantai sebuah gedung, struktur pelat dituntut/diwajibkan
memberi rasa aman dan nyaman bagi para penggunanya. Salah satu indikasi yang menjadi
penentu aman atau tidaknya pelat ialah lendutan, lendutan yang besar akan menimbulkan rasa
kurang aman dan nyaman bagi para pengguna gedung. Besar atau kecilnya lendutan yang terjadi
pada struktur pelat lantai dipengaruhi oleh kekakuan pelat.Kekakuan struktur pelat ditentukan
oleh dua variabel, di antaranya inersia pelat dan elastisitas pelat.Besar atau kecilnya inersia
ditentukan oleh ketebalan struktur pelat, sedangkan elastisitas ditentukan oleh mutu beton
pembentuk struktur pelat.
Fungsi struktur pelat yang begitu penting menjadi dasar untuk melakukan penelitian ini, dengan
menggunakan lendutan sebagai parameter utama dan dikombinasikan dengan beberapa peraturan
seperti SNI-2847-2002 (acuan batas lendutan), SNI-1727-2013 (acuan beban hidup) dan
PPIUG-1983 (acuan beban mati) peneliti ingin mengetahui tingkat kemampuan stuktur pelat
beton bertulang khususnya pelat dua arah.Lebih spesifik untuk mengetahui ukuran maksimum
yang dapat dicapai pelat beton bertulang dua arah dan peruntukan pelat berukuran maksimum
jika dikaitkan dengan fungsi bangunan.

LANDASAN TEORI
Kekuatan Beton
Kuat tekan beton diberi notasi dengan fc’, yaitu kuat tekan silinder beton yang disyaratkan pada
waktu berumur 28 hari (Asroni, 2010).
Untuk pengujian kuat tekan beton, benda uji berupa silinder beton berdiameter 15 cm dan
tingginya 30 cm ditekan dengan beban P sampai runtuh. Karena ada beban tekan P, maka terjadi
tegangan tekan pada beton ( ) sebesar beban (P) dibagi dengan luas penampang beton (A),
sehingga dirumuskan:
= / (1)
dimana:
= tegangan tekan beton, MPa.
P = besar beban tekan, N.
A = luas penampang beton, mm2.
Kuat tarik beton.Asroni (2010) mengatakan perilaku beton pada saat diberikan beban aksial tarik
agak sedikit berbeda dengan perilakunya pada saat diberikan beban tekan.Hubungan antara
tegangan dan regangan tarik beton umumnya bersifat linear sampai terjadinya retak yang
biasanya langsung diikuti oleh keruntuhan beton. Kuat tarik beton (fct) jauh lebih kecil daripada
kuat tekannya, yaitu:
f ≈ 10%. fc (2)
dimana:
f = kuat tarik beton.
fc′ = kuat tekan beton.
Menurut Pasal 13.4.2.2 SNI 03-2847-2002, hubungan antara kuat tarik langsung f terhadap
kuat tekan beton fc′ dinyatakan dengan rumus berikut:

f = 0,33√fc′ (3)
dimana:
f = kuat tarik langsung.
fc′ = kuat tekan beton.

Baja Tulangan
Terdapat dua jenis baja tulangan, yaitu baja tulangan polos (BJTP) dan baja tulangan ulir atau
deform (BJTD). Tulangan polos biasanya digunakan untuk tulangan geser/begel/sengkang, dan
Atok, D. K. I., et.al., “Studi Parametrik Beton Dua Arah”
72
Jurnal Teknik Sipil, Vol. VII, No. 1, April 2018

mempunyai tegangan leleh (fy) minimal 240 MPa.Tulangan ulir/deform digunakan untuk
tulangan longitudinal atau tulangan memanjang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal
300 MPa (disebut BJTD-30).

Pelat Sistem Dua Arah


Nawy (1998) mengatakan pelat dua arah merupakan panel-panel beton bertulang yang
perbandingan antara bentang panjang dan bentang pendek lebih kecil dari dua

Metode –Metode Analisis Pelat


1. Pendekatan semielastis dari ACI (American Concrete Institute)
2. Teori garis leleh ( Yield-Line Theory )
3. Penggunaan table hitung pelat

METODE PENELITIAN
Model Pelat Teliti
Berikut model pelat teliti yang digunakan:

Gambar 1. Model Pelat Dengan Ketentuan ly/lx = 2

Gambar 2. Model Pelat Dengan Ketentuan ly/lx = 1


Dimensi Struktur dan Mutu Material Struktur
Secara keseluruhan akan dimodelkan dua belas pelat dua arah berbeda ukuran, enam pelat teliti
mewakili model pelat yang memenuhi ketentuan ly/lx=1 dan enam pelat lainnya mewakili model
pelat yang memenuhi ketentuan ly/lx=2. Detail ukuran ke dua belas pelat di tampilkan dalam
Tabel 1.
Dalam penelitian ini akan dilakukan lima variasi ketebalan pelat yakni 10 cm, 12 cm, 15 cm, 20
cm dan 25 cm. Digunakan tiga mutu beton yakni K-175 (fc’=14,525 MPa), K-250 (fc’20,750

Atok, D. K. I., et.al., “Studi Parametrik Beton Dua Arah”


73
Jurnal Teknik Sipil, Vol. VII, No. 1, April 2018

MPa) dan K-300 (fc’=24,900 MPa). Mutu baja yang digunakan yaitu 400 MPa.Mutu baja ini
konstan untuk setiap pemodelan struktur pelat dalam penelitian.
Tabel 1 Variasi Ukuran Pelat-Pelat Teliti
Ukuran Pelat Teliti
Tipe
No Lebar Pelat Panjang Pelat
Pelat
m m
1 1,5 3,0 ly/lx = 2
2 3,0 3,0 ly/lx = 1
3 2,0 4,0 ly/lx = 2
4 4,0 4,0 ly/lx = 1
5 2,5 5,0 ly/lx = 2
6 5,0 5,0 ly/lx = 1
7 3,0 6,0 ly/lx = 2
8 6,0 6,0 ly/lx = 1
9 3,5 7,0 ly/lx = 2
10 7,0 7,0 ly/lx = 1
11 4,0 8,0 ly/lx = 2
12 8,0 8,0 ly/lx = 1

Pembebanan Struktur
Beban Mati
Beban mati dikelompokan menjadi dua yaitu beban mati akibat berat sendiri struktur dan beban
mati additional (akibat aksesoris gedung).Beban mati akibat berat sendiri struktur dihitung
secara otomatis oleh program struktur SAFEv.12.
1. Beban Mati (Beban additional)
a. Spesi = 21 kg/m2
b. Keramik = 24 kg/m2
c. Rangka penggantung + plafoon = 18 kg/m2
d. Kabel-kabel listrik dan saluran penyejuk = 40 kg/m2 +

Total Beban Mati Desain = 103 kg/m2


Beban Hidup
Penggunaan beban hidup mengacu kepada SNI-1727-2013 yang ditampilkan dalam Tabel 2
berikut ini.
Tabel 2. Beban Hidup Terdistribusi Merata Minimum, Lo dan Beban Hidup
Terpusat Minimum (Badan Standarisasi Nasional, 2013)
Hunian atau Merata Terpusat Identitas Beban
Penggunaan (kN/m2) (kN)
Sisitem lantai
-Ruang kantor 2,4 8,9 B
-Ruang komputer 4,79 8,9 F
Ruang pertemuan
- Kursi tetap (terikat di
lantai) 4,79 0 F
- Kursi dapat
dipindahkan 4,79 0 F
- Panggung pertemuan 4,79 0 F
- Lantai podium 4,79 0 F
Ruang makan dan
4,79 0 F
restoran
Rumah sakit

Atok, D. K. I., et.al., “Studi Parametrik Beton Dua Arah”


74
Jurnal Teknik Sipil, Vol. VII, No. 1, April 2018

Hunian atau Merata Terpusat Identitas Beban


Penggunaan (kN/m2) (kN)
- Ruang operasi,
laboratorium 2,87 4,45 C
- Ruang pasien 1,92 4,45 A
- Koridor di atas lantai 1 3,83 4,45 E
Pepustakan
- Ruang baca 2,87 4,45 C
- Ruang penyimpanan 7,18 4,45 H
- Koridor di atas lantai 1 3,83 4,45 E

Pabrik
- Ringan 8,00 8,90 I
- Berat 11,97 13,40 J
Gedung Perkantoran
- Lobi dan koridor lantai
1 4,79 8,90 F
- Kantor 2,40 8,90 B
- Koridor di atas lantai 1 3,83 8,90 E
Lembaga Hukum
- Blok sel 1,92 A
- Koridor 4,79 0 F
Tempat Rekreasi
- Tempat bowling 3,59 0 D
- Ruang dansa 4,79 0 F
- Gimnasium 4,79 0 F
Rumah Tinggal,
Apartemen dan Hotel
- Semua ruangan pribadi
dan koridor yang 1,92 A
melayani mereka
- Ruang publik dan
koridor yang melayani 4,79 F
mereka
Sekolah
- Ruang kelas 1,92 4,5 A
- Koridor di atas lantai 1 3,83 4,5 E
- Koridor lantai 1 4,79 4,5 F

Tabel 2. Beban Hidup Terdistribusi Merata Minimum, Lo dan Beban Hidup


Terpusat Minimum (Badan Standarisasi Nasional, 2013)
Hunian atau Merata Terpusat Identitas Beban
Penggunaan (kN/m2) (kN)
Gudang di atas langit-
langit
(Gudang penyimpanan
barang sebelum
disalurkan ke pengecer
- Ringan 6,00 G
- Berat 11,97 J
Toko/Ruko

- Lantai 1 4,79 4,50 F


- Lantai 2 3,59 4,50 D
- Grosir di semua lantai 6,00 4,50 G

Atok, D. K. I., et.al., “Studi Parametrik Beton Dua Arah”


75
Jurnal Teknik Sipil, Vol. VII, No. 1, April 2018

Jumlah Pelat Yang Akan Dimodelkan Akibat Variasi Ukuran, Variasi Ketebalan dan
Variasi Mutu.
Secara keseluruhan akan dimodelkan sebanyak 180 model pelat teliti yang akan dianalisis
menggunakan program komputer SAFEv.12. Detail 180 model pelat teliti ditampilkan dalam
table berikut.
Tabel 3 Pemodelan Pelat-Pelat Teliti

Ket: *Detail model pelat teliti dapat dilihat kembali pada Tabel 1

Tahapan Perhitungan, Pemrograman dan Analisis Data


a. Tahapan Tidak Menggunakan Bantuan Program Komputer
Menghitung total beban mati struktur (beban additional) dan beban hidup struktur. Perhitungan
total beban mati menggunakan bantuan PPIUG-1983 dan beban hidup menggunakan SNI-1727-
2013.

b. Tahapan Menggunakan Bantuan Program Komputer (SAFEv.12)


- Memodelkan struktur pelat tanpa balok anak menggunakan program SAFEv.12.
- Menyempurnakan model pelat teliti dengan menetapkan dimensi pelat, balok dan kolom
dalam program komputer SAFEv.12.
- Memasukan data mutu material beton dan mutu material baja sesuai dengan yang telah
ditetapkan dalam penelitian.
- Tahapan b, c dan d akan dilakukan secara berulang sebanyak 180 kali, sesuai dengan jumlah
objek teliti serta variasi-variasi yang telah ditetapkan dalam penelitian.
- Memasukan seluruh data menyangkut jenis beban, kombinasi pembebanan serta besar beban
ke dalam program SAFEv.12.Setiap objek teliti akan dibebankan sebanyak 10 kali sesuai
dengan jumlah kelompok beban hidup yang telah ditetapkan berdasarkan SNI-1727-2013.
- Setelah melakukan tahapan a, b, c, d, e dan f, maka seluruh data telah siap untuk di analisis
oleh program komputer SAFEv.12 (running program).
Lendutan sebagai output utama akan dianalisis menggunakan salah satu parmeter design beton
yakni lendutan. Besar lendutan hasil hitung program komputer SAFEv.12akan dibandingkan
dengan besar lendutan yang diperoleh dari SNI 03-2847-2002 yakni L/480 (∆max SAFEv.12 vs
∆ijin SNI 03-2847-2002). Hasil banding ke dua nilai lendutan akan menjadi dasar penarikan
kesimpulan dan menjawab masalah dalam penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Secara garis besar hasil analisis terhadap 12 model pelat yang divariasikan dengan 3 variasi
mutu beton (mutu K-175, K-250 dan K-300) dan 5 variasi ketebalan (10 cm, 12 cm, 15 cm, 20
Atok, D. K. I., et.al., “Studi Parametrik Beton Dua Arah”
76
Jurnal Teknik Sipil, Vol. VII, No. 1, April 2018

cm dan 25 cm) serta dibebankan sebanyak sepuluh kali dari intensitas beban terkecil hingga
terbesar menurut SNI-1727-2013 dipaparkan sebagai berikut:
Sebuah persamaan akan dibentuk untuk merangkum informasi mengenai data-data pelat-pelat
maksimum, bentuk persamaan dimaksud:
Pmax = [1; 2; 3; 4; 5] (4)
dimana:
Pmax = pelat maksimum
1 = informasi data mutu beton pelat
2 = informasi ketebalan pelat
3 = informasi rasio bentang pelat (ly/lx)
4 = informasi ukuran pelat (panjang x lebar)
5 = informasi besar beban hidup maksimal yang dapat diterima pelat
Hasil Analisa Terhadap Pelat Beton Mutu K-175 (fc’= 14,525 MPa)
Ukuran maksimum pelat-pelat dua arah bermutu K-175 (fc’=14,525 MPa) diperoleh berdasarkan
analisa terhadap data lendutan pelat-pelat beton bertulang dua arah hasil hitung program
komputer SAFEv.12 menggunakan SNI-2847-2002 maka diperoleh ukuran pelat-pelat
maksimum sebagai berikut:
a. Pmax = [K-175; 10 cm; 1; 5,0 m x 5,0 m; 2,87 kN/m2]
b. Pmax = [K-175; 10 cm; 2; 3,5 m x 7,0 m; 3,83 kN/m2]
c. Pmax = [K-175; 12 cm; 1; 5,0 m x 5,0 m; 4,79 kN/m2]
d. Pmax = [K-175; 12 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 2,40 kN/m2]
e. Pmax = [K-175; 15 cm; 1; 6,0 m x 6,0 m; 2,87 kN/m2]
f. Pmax = [K-175; 15 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 2,87 kN/m2]
g. Pmax = [K-175; 20 cm; 1; 6,0 m x 6,0 m; 6,00 kN/m2]
h. Pmax = [K-175; 20 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 4,79 kN/m2]
i. Pmax = [K-175; 25 cm; 1; 7,0 m x 7,0 m; 3,83 kN/m2]
j. Pmax = [K-175; 25 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 8,00 kN/m2]
Ukuran maksimum pelat-pelat dua arah berbeda pada setiap variasi ketebalan pengamatan.
Ukuran paling besar pelat dua arah untuk mutu K-175 ialah 8 m x 8 m (ly/lx = 1) dan 4 m x 8 m
(ly/lx = 2), ke dua pelat ini hanya dapat diperuntukan untuk beberapa fungsi bangunan yang
tercantum dalam SNI-1727-2013. Kemampuan tertinggi pelat 8 m x 8 m ialah dapat difungsikan
sebagai lantai bangunan rumah, blok sel dan ruang pasien. Sedangkan untuk pelat 4 m x 8 m
kemampuan tertinggi pelat ialah dapat digunakan sebgai lantai pabrik ringan.
Hasil Analisa Terhadap Pelat Beton Mutu K-250 (fc’= 20,750 MPa)
Berikut ditampilkan data pelat-pelat maksimum mutu K-250 pada setiap variasi ketebalan dan
variasi ukuran setelah dilakukan pembandingan besar lendutan pelat akibat beban ultimit (output
SAFEv.12) dan besar lendutan ijin (SNI-2847-2002)
a. Pmax = [K-250; 10 cm; 1; 5,0 m x 5,0 m; 4,79 kN/m2]
b. Pmax = [K-250; 10 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 2,87 kN/m2]
c. Pmax = [K-250; 12 cm; 1; 5,0 m x 5,0 m; 7,18 kN/m2]
d. Pmax = [K-250; 12 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 3,59 kN/m2]
e. Pmax = [K-250; 15 cm; 1; 6,0 m x 6,0 m; 3,83 kN/m2]
f. Pmax = [K-250; 15 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 3,83 kN/m2]
g. Pmax = [K-250; 20 cm; 1; 7,0 m x 7,0 m; 2,87 kN/m2]
h. Pmax = [K-250; 20 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 7,18 kN/m2]
i. Pmax = [K-250; 25 cm; 1; 8,0 m x 8,0 m; 2,87 kN/m2]
j. Pmax = [K-250; 25 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 11,97 kN/m2]
Ukuran paling besar pelat dua arah untuk mutu K-250 ialah 8 m x 8 m (ly/lx = 1) dan 4 m x 8 m
(ly/lx = 2) setebal 25 cm. Kemampuan tertinggi pelat 8 m x 8 m (t=25 cm) yakni dapat
Atok, D. K. I., et.al., “Studi Parametrik Beton Dua Arah”
77
Jurnal Teknik Sipil, Vol. VII, No. 1, April 2018

digunakan sebagai lantai ruang operasi/laboratorium dan ruang perpustakaan. Sedangkan


S untuk
pelat 4 m x 8 m (t=25 cm) dapat digunakan untuk seluruh fungsi bangunan yang ditetapkan
dalam SNI-1727-2013.
Hasil Analisa Terhadap Pelat Beton Mutu K-300 (fc’= 24,900 MPa)
Berikut ditampilkan data pelat-pelat
pelat maksimum mutu K-250 pada setiap variasi ketebalan dan
variasi ukuran setelah dilakukan pembandingan besar lendutan pelat akibat beban ultimit (output
(
SAFEv.12)) dan besar lendutan ijin (SNI-2847-2002).
(
300; 10 cm; 1; 5,0 m x 5,0 m; 4,79 kN/m2]
a. Pmax = [K-300;
b. Pmax = [K-300;
300; 10 cm; 2; 4,0 m x 8,0
8 m; 3,59 kN/m2]
c. Pmax = [K-300;
300; 12 cm; 1; 6,0 m x 6,0 m; 2,40 kN/m2]
kN/m
d. Pmax = [K-300;
300; 12 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 3,83 kN/m2]
kN/m
e. Pmax = [K-300;
300; 15 cm; 1; 6,0 m x 6,0 m; 4,79 kN/m2]
kN/m
f. Pmax = [K-300;
300; 15 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 4,79 kN/m2]
kN/m
g. Pmax = [K-300;
300; 20 cm; 1; 7,0 m x 7,0 m; 3,83 kN/m2]
h. Pmax = [K-300;
300; 20 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 8,00 kN/m2]
kN/m
i. Pmax = [K-300;
300; 25 cm; 1; 8,0 m x 8,0 m; 3,83 kN/m2]
kN/m
300; 25 cm; 2; 4,0 m x 8,0 m; 11,97 kN/m2]
j. Pmax = [K-300;
Ukuran paling besar pelat dua arah untuk mutu K-300
K 300 ialah 8 m x 8 m (ly/lx = 1) dan 4 m x 8 m
(ly/lx = 2) setebal 25 cm. Kemampuan tertinggi pelat 8 m x 8 m (t=25 cm) yakni dapat
digunakan sebagai lantai koridor rumah sakit dan lantai gedung sekolah. Sedangkan untuk pelat
4 m x 8 m (t=25 cm) dapat digunakan untuk seluruh fungsi bangunan
bangunan yang ditetapkan dalam
SNI-1727-2013.
Pengaruh Ketebalan dan Mutu Beton Terhadap Besar Lendutan Pelat.
Pokok bahasan ini bertujuan mencari tahu di antara ketebalan dan mutu beton manakah yang
lebih berpengaruh terhadap peningkatan kekakuan pelat.Atau kata lainnya manakah yang lebih
efektif antara peningkatan ketebalan pelat dan peningkatan mutu beton dalam menahan lendutan
pelat.Untuk mencapai maksudini peneliti kembali menggunakan program komputer SAFEv.12
dalam menghitung besar lendutan dan memilih pelat 5 m x 5 m sebagai objek teliti.Pelat 5 m x 5
m akan difungsikan sebagai lantai bangunan kantor dan dimodelkan dengan ketebalan awal
sebesar 10 cm dan mutu beton awal 15 MPa. Berikut ditampilakan dalam bentuk
bent tabel seluruh
data input yang akan digunakan pada program SAFEv.12.
Tabel 4 Data-Data
Data Input Program SAFEv.12
Model Pelat Teliti (input SAFEv.12)) = Pelat 5 m x 5 m

Fungsi Bangunan = Gedung perkantoran


Beban mati = 1,03 kN/m2 (point 4.2.1)
Beban hidup = 2,40 kN/m2 (SNI-1727-2013)

Atok, D. K. I.,, et.al., “Studi Parametrik Beton Dua Arah”


78
Jurnal Teknik Sipil, Vol. VII, No. 1, April 2018

Mutu Beton Mode


Ketebalan Pelat
(fc’) Peningkatan
Ketebalan dan
MPa cm
Mutu
15,00 10,00 a1
16,50 11,00 a2 =a1+ (a1 x 10%)
18,00 12,00 a3 =a2+ (a1 x 10%)
19,50 13,00 an =an-1+ (a1 x
21,00 14,00 10%)
22,50 15,00
24,00 16,00
25,50 17,00 an =an-1+ (a1 x
27,00 18,00 10%)
28,50 19,00
30,00 20,00

Berdasrkan hasil analisis terhadap data-data yang tercantum dalam Tabel 4 diperoleh hasil
seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 5.
Dengan membandingkan data lendutan mutu dan lendutan ketebalan diketahui terdapat
perbedaan atau selisih besar lendutan.Besar selisih lendutan semakin bertambah seiring dengan
dilakukanya peningkatan mutu dan ketebalan.Hasil perhitungan yang menunjukan rata-rata
33,462% lendutan pelat akibat penigkatan mutu lebih besar dari lendutan pelat akibat
peningkatan ketebalan.
Tabel 5 Lendutan Mutu dan Lendutan Ketebalan

KESIMPULAN
1. Ukuran maksimum yang dapat dicapai pelat beton bertulang dua arah dengan rasio panjang
bentang sama dengan satu (ly/lx=1) ialah pelat 8,0 m x 8,0 m setebal 25 cm dengan mutu
beton K-300 (fc’=24,900 MPa). Beban hidup terbesar yang dapat diterima oleh pelat
maksimum 8,0 m x 8,0 m ialah 3,83 kN/m2, untuk beban hidup yang lebih besar
intensitasnya dipastikan lendutan pada permukaan pelat maksimum 8,0 m x 8,0 m akan
melebihi lendutan aman. Sedangkan ukuran maksimum yang dapat dicapai pelat beton
bertulang dua arah dengan rasio panjang bentang sama dengan dua (ly/lx=2) ialah pelat 4,0
m x 8,0 m setebal 25 cm dengan mutu beton K-300 (fc’=24,900 MPa). Beban hidup terbesar

Atok, D. K. I., et.al., “Studi Parametrik Beton Dua Arah”


79
Jurnal Teknik Sipil, Vol. VII, No. 1, April 2018

yang dapat diterima oleh pelat maksimum 4,0 m x 8,0 m ialah 11,97 kN/m2, untuk beban
hidup yang lebih besar intensitasnya dipastikan lendutan pada permukaan pelat maksimum
4,0 m x 8,0 m akan melebihi lendutan aman.
2. Pelat-pelat maksimum hanya dapat digunakan sebagai lantai untuk beberapa fungsi
bangunan yang ditetapkan dalam SNI-1727-2013. Diketahui hanya satu ukuran pelat
maksimum yang dapat digunakan sebagai lantai untuk seluruh fungsi bangunan yakni pelat
4,0 m x 8,0 m setebal 25 cm dengan mutu beton K-300.
3. Peningkatan ketebalan maupun peningkatan mutu beton bisa menjadi pilihan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kemampuan layan struktur pelat. Tetapi berdasarkan
hasil peneletian diketahui pilihan peningkatan ketebalan pelat akanlebih efektif menjadikan
struktur pelat lebih kaku dan lebih mampu untuk meredam lendutandibandingkan dengan
peningkatan mutu beton.

SARAN
1. Diharapkan ada penelitian lanjutan yang melihat pengaruh dimensi dan kekaukuan balok
terhadap besar kecilnya lendutan pada permukaan pelat.
2. Melihat pengaruh beban gempa terhadap besar kecilnya lendutan pelat.
3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan pemeriksaan pelat-pelat maksimum
menggunakan parameter-parameter penting lainnya seperti geser dan retak.
4. Disarankan untuk melakukan permeriksaancermat/lebih detail terhadap data-data luas
tulangan yang diperoleh dari hasil analisis program komputer menggunakan peraturan-
peraturan (SNI), agar struktur memenuhi standar keamanan.

DAFTAR PUSTAKA
Asroni, A. 2010.Balok dan Pelat Beton Bertulang, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, SNI 2847:2002, Bandung.

Badan Standarisasi Nasional.2013.Beban Minimum untukPerancangan Bangunan Gedung


dan Struktur Lain, SNI 1727:2013,Jakarta.

Computer and Structure Inc. 2009.Design of Slabs,Beams and Fondations Reinforced and
Post-Tensioned Concrete,CSI Computers and Structures, Berkeley, California, USA.

Atok, D. K. I., et.al., “Studi Parametrik Beton Dua Arah”


80

Anda mungkin juga menyukai