Anda di halaman 1dari 1

Nama : Rifan Dwi H NIM : 21030111060084 Kelas : 2011 B

Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu Sebagai Bahan Baku Pembuatan Mie Basah Rendah Lemak
Mie merupakan salah satu produk makanan yang digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena harganya relatif murah dan mudah diperoleh. Mie yang biasa dikonsumsi adalah mie instant dalam kemasan yang sebenarnya tidak baik bagi kesehatan karena banyak mengandung bahan pengawet buatan dan zat-zat kimia lain. Mie yang biasa dijumpai terbuat dari bahan tepung terigu. Saat ini Mie dengan bahan baku Ubi jalar Ungu mulai dikembangkan dan diminati masyarakat.Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas var Ayamurasaki) biasa disebut Ipomoea batatas blackie karena memiliki kulit dan daging, umbi yang berwarna ungu mengandung pigmen anthosianin yang lebih tinggi dari pada ubi jalar jenis lain. Pigmennya lebih stabil bila dibandingkan anthosianin dari sumber lain seperti kubis merah, elderberries, blueberries, dan jagung. Dalam proses pembuatannya alat yang digunakan yaitu timbangan, blender, alat pencetak mie (ampia), kompor, pisau, baskom, gelas ukur, talenan, tirisan, pengukus, tampa, dan kemasan mie. Bahan penelitian yang digunakan yaitu tepung terigu hard flour cap cakra kembar, tempe, ubi jalar merah, telur garam dan air. Mie basah yang terbuat dari campuran tepung terigu dan ubi jalar merah ini terdiri atas empat perlakuan. Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan adalah tepung terigu, ubi jalar merah, tempe, telur, garam dan air. Sebelum digunakan ubi jalar merah dikupas kemudian dicuci bersih dengan air mengalir. Kemudian ubi jalar merah dan tempe dipotong dan ditimbang beratnya sesuai dengan perlakuan. Kemudian dikukus selama 10 menit, setelah itu ubi jalar yang sudah dikukus di haluskan. Bahan-bahan dalam pembuataan mi basah yang terdiri dari terigu, tempe an ubi jalar dengan perbandingan (50%:20%:30%) masing-masing dimasukkan kedalam baskom yang berbeda dan diaduk rata, kemudian ditambahkan garam, air dan telur sedikit demi sedikit sambil diaduk rata hingga terbentuk adonan yang homogen. Adonan selanjutnya diuleni sampai menjadi kenyal dan kalis. Adonan dibiarkan selama 30 menit sambil ditutup plastik agak proses pembentukan kerangka antara gluten dan karbohidrat menjadi sempurna dan, kemudian diuleni lagi selama 5 menit agar tekstur mi menjadi lebih kenyal dan lunak. Tahapan pencetakan meliputi pembentukan lembaran dengan roll press dan pembentukan mie. Adonan dibentuk bulat kemudian dipipihkan dengan menggunakan roll press agar terbentuk lembaran tipis setebal 1.5 cm. Selanjutnya mi ditipiskan dan diratakan menggunakan cetakan mie yang permukaannya halus dimulai dari ukuran terbesar/tebal sampai ukuran terkecil/tipis.. Lembaran mie selanjutnya dicetak menggunakan cetakan mi bergerigi. Untuk mendapatkan mie dengan ukuran yang seragam maka pita-pita mi dipotong dengan ukuran 25 cm dengan menggunakan pisau. Pita-pita mi selanjutnya di rebus selama 1.5 menit pada suhu 100C agar tekstur mi menjadi lebih baik dan warnanya seragam. Selanjutnya mie yang sudah direbus dicuci dengan air mengalir sampai air cucian jernih dan pita mi menjadi dingin. Selanjutnya mi ditiriskan dan ditambahkan minyak goreng agar tekstur mie lebih mengkilap dan pita-pita mi tidak lengket. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), kandungan gizi mie basah yang terbuat dari tepung terigu dalam 100 gram bahan yaitu sebesar 275,2 kalori energi, 8,65 g protein, 1,63 g lemak, 58,2 g karbohidrat, 21,1 mg Ca, 129,2 mg P, 1,2 mg Fe, 69,2 SI vitamin A, dan 0,008 mg vitamin B1. Setelah mendapatkan tambahan tempe 20 % dan ubi jalar merah 30 % kandungan gizi mie basah meningkat menjadi 8,81 g protein, 2,79 g lemak, 43,4 mg Ca, 133 mg P, 1,58 mg Fe, 1846,15 SI vitamin A, 0,24 mg vitamin B1, dan 5,08 mg vitamin C. Penambahan tempe 20 % dan ubi jalar merah 30 % meningkatkan nilai gizi antara lain 2 % protein, 42 % lemak, 51,4 % Ca, 2,8 % P, 22 % Fe, 96,25 % Vitamin A, 97,14 % Vitamin B1 dan 100 % Vitamin C

Anda mungkin juga menyukai