Anda di halaman 1dari 7

Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen,

oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.


Sifat Fisik dan Kimia Urea

Umum
Nama internasional Diaminomethanal
Nama lainnya carbamide
Rumus Molekul (NH2)2CO
Rumus bangun NC(=O)N
Massa atom 60.07 g/mol
Penampakan padatan berwarna putih tanpa bau
CAS number [57-13-6]
Properties
Berat Jenis and phase 1.33103 kg/m3 [1]
, solid
108 g/100 ml (20 C)
167 g/100 ml (40 C)
Kelarutan di dalam air 251 g/100 ml (60 C)
400 g/100 ml (80 C)
733 g/100 ml (100 C)
132.7 C (406 K)
Titik lebur
decomposes
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau
formalin), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang
berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan
yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane.
Sifat Fisik dan Kimia Formalin

Nama IUPAC

Metanal

Nama lain

formol, metil aldehida, oksida metilena

Identifikasi

Nomor CAS 50-00-0

Nomor RTECS LP8925000


SMILES C=O

Sifat

Rumus molekul CH2O

Massa molar 30,03gmol1

Penampilan gas tak berwarna

Densitas 1kgm3, gas

Titik lebur -117C (156K)

Titik didih -19,3C (253,9K)

Kelarutan
> 100g/100 ml (20C)
dalam air

Struktur

Bentuk molekul trigonal planar

Momen dipol 2,33168(1) D

Bahaya

Bahaya utama beracun, mudah terbakar

NFPA 704 4

Frasa-R R23/24/25, R34, R40, R43

(S1/2), S26, S36/37, S39,


Frasa-S
S45, S51
Titik nyala -53 C

Urea formaldehid adalah suatu resin yang terbuat dari urea dan
formaldehid.
Resin merupakan molekul yang besar atau makromolekul yang terdiri
dari satuan berulang (mer). Resin merupakan gabungan dari beberapa
monomer membentuk polimer seperti plastik. Resin bersifat isolator
karena tidak memiliki elektron bebas.
Resin urea formaldehid merupakan hasil polimerisasi kondensasi
antara urea dengan formaldehid.
Polimerisasi dibagi menjadi dua, polimerisasi adisi dan polimerisasi
kondensasi.
Polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan polimer akibat adanya
penggabungan monomer-monomer yang berikatan rangkap membentuk
rantai molekul yang panjang.
Polimerisasi kondensasi adalah proses pembentukan polimer melalui
penggabungan molekul-molekul kecil melalui reaksi yang melibatkan
gugus fungsi, dengan atau tanpa diikuti lepasnya molekul kecil.
Resin urea formaldehid merupakan jenis polimer sintesis dimana
polimer sintetik merupakan jenis polimer yang dihasilkan melalui sintesis
kimia, produksi umumnya dilakukan dalam skala besar untuk kepentingan
hidup manusia. Polimer sintetik lainnya adalah polimer termoset, polimer
ini dapat dilebur pada tahap tertentu selanjutnya menjadi keras
selamanya, dan tidak dapat dicetak ulang. Resin jenis ini termasuk dalam
kelas resin thermosetting yang mempunyai sifat tahan terhadap asam,
basa, tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh.
Jenis polimer dibagi menjadi dua, polimer thermoset dan polimer
thermoplastic.
Thermosetting adalah Plastik yang melunak bila dipanaskan dan dapat
dibentuk, tapi mengeras secara permanen. Mereka akan hangus / hancur
bila dipanaskan. Kebanyakan material komposit modern menggunakan
plastik thermosetting, yang biasanya disebut resin. Plastik termosetting
berwujud cair. Keuntungan & kerugian thermoset: Plastik ini memiliki
tahanan terhadap serangan zat kimia yang baik meskipun berada pada
lingkungan ekstrim. Namun plastic thermosetting ini tidak dapat dibentuk
kembali.
Sedangkan Thermoplastik adalah polimer yang di bawah kondisi yang
sesuai suhu dan tekanan, dapat dicetak atau dibentuk. Semua plastik
merupakan polimer tapi tidak semua polimer adalah plastik. Kekurangan
dan kerugian Thermoplastik: Sifatnya yang sangat lunak dan mudah
meleleh menyebabakan thermoplastic tidak cocok untuk di aplikasikan
pada daerah yang bersuhu tinggi . Namun kelebihannya dapat di bentuk
ulang sesuai dengan keinginan.
Pembuatan resin urea-formaldehid secara garis besar dibagi
menjadi 3. Yang pertama adalah reaksi metiolasi, reaksi
kondensasi dan curring.
Reaksi urea-formaldehid pada pH di atas 7 adalah reaksi metilolasi,
yaitu adisi formaldehid pada gugus amino dan amida dari urea, dan
menghasilkan metilol urea. Pada tahap metilolasi , urea dan formaldehid
bereaksi menjadi metilol dan dimetil urea. Rasio dari senyawa mono dan
dimetilol yang terbentuk bergantung pada rasio formaldehid dan urea
yang diumpankan. Reaksi berlangsung pada kondisi basa dengan amoniak
sebagai katalis dan Na2CO3 sebagai buffer. Buffer ini berfungsi menjaga
kondisi pH reaksi agar tidak berubah tiba-tiba secara drastis.
Pembuatan resin urea-formaldehid secara garis besar dibagi
menjadi 3. Yang pertama adalah reaksi metiolasi, reaksi
kondensasi dan curring.
Reaksi urea-formaldehid pada pH di atas 7 adalah reaksi metilolasi,
yaitu adisi formaldehid pada gugus amino dan amida dari urea, dan
menghasilkan metilol urea. Pada tahap metilolasi , urea dan formaldehid
bereaksi menjadi metilol dan dimetil urea. Rasio dari senyawa mono dan
dimetilol yang terbentuk bergantung pada rasio formaldehid dan urea
yang diumpankan. Reaksi berlangsung pada kondisi basa dengan amoniak
sebagai katalis dan Na2CO3 sebagai buffer. Buffer ini berfungsi menjaga
kondisi pH reaksi agar tidak berubah tiba-tiba secara drastis. Reaksi
metilolasi diteruskan dengan reaksi kondensasi dari monomer-monomer
mono dan dimetilol urea membentuk rantai polimer yang lurus. Derivat-
derivat metilol merupakan monomer, penyebab terjadinya reaksi
polimerisasi kondensasi. Polimer yang dihasilkan mula-mula mempunyai
rantai lurus dan masih larut dalam air. Semakin lanjut kondensasi
berlangsung, polimer mulai membentuk rantai 3 dimensi dan semakin
berkurang kelarutannya dalam air.
1. Tahap intermediate
Merupakan suatu tahap untuk mendapatkan resin yang masih
berupa larutan dan larut dalam air atau pelarut lainnya.
2. Tahap persiapan
Pada tahap ini resin merupakan produk dari tahap intermediate
yang dicampurkan dengan bahan lain . Penambahan bahan akan
menentukan produk akhir dari polimer.
3. Tahap curing
Pada proses curing, kondensasi tetap berlangsung, polimer
membentuk rangkaian 3 dimensi yang sangat kompleks dan
menjadi thermosetting resin. Hasil reaksi dan kecepatannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi Urea Formaldehid


1. Perbandingan Umpan
Jika perbandingan umpan <1,25 maka resin yang dihasilkan
memiliki kadar formalin yang rendah dan polimer yang
kekerasannya rendah. Jika umpan >2 maka resin yang dihasilkan
memiliki kadar formalin tinggi dan kekerasan yang tinggi.
2. Katalis
Katalis berfungsi untuk mempercepat laju reaksi tetapi tidak
tergabung dalam produk. Karena katalis dapat menurunkan energi
aktivasi pada saat curing dengan cara menyerap panas sehingga
penguapan tidak sampai gosong.
3. Temperatur
Meningkatnya temperatur selalu mengakibatkan peningkatan laju
suatu reaksi. Kenaikan temperatur ini dapat mempengaruhi jumlah
produk yang terbentuk, tergantung pada jenis reaksi (eksoterm atau
endoterm). Oleh karena itu diperlukan optimasi untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Selain itu pertambahan temperatur juga
dapat menurunkan BM resin urea formaldehid. Hal tersebut
disebabkan adanya pembentukan pusat-pusat aktif yang baru,
sehingga memperkecil ukuran molekul resin. Dan temperatur tidak
boleh melebihi titik lebur karena dimetilol urea yang terjadi akan
kehilangan air dan formaldehid.
4. Waktu Reaksi
Makin lama waktu reaksi maka jumlah produk yang dihasilkan akan
berkadar tinggi dan berat molekulnya pun tinggi karena jumlah
produknya banyak.
5. Buffer
Buffer merupakan penyangga yang berfungsi untuk menyangga
kondisi operasi pH, karena pada reaksi metiolasi terjadi pada
suasana basa pH 8-10 maka dari itu digunakan buffer agar pH tidak
berubah pada saat suasana asam.
6. pH
Pada suasana asam, menghasilkan senyawa lain yang tidak
terkontrol sehingga polimer menurun.
Pada suasana basa, formaldehid akan bereaksi secara
disproposionasi dimana sebagian teroksidasi menjadi asam
karboksilat dan sebagian tereduksi menjadi alcohol.

a. Urea
Urea merupakan hablur/serbuk putih yang mengandung Nitrogen (46%),
digunakan sebagai pupuk dan mudah larut dalam air dan tidak
mempunyai residu garam sesudah dipakai untuk tanaman.
Penggunaannya sebagai pupuk, pemberi makanan daun, tambahan
makanan protein untuk hewan memamah biak untuk produksi melamin,
pewaris pembuatan resin, plastik, adhesif, bahan pelapis, antidut untuk
tekstil dan perpindahan ion.
Sifat-sifat fisika urea :
1. Pada suhu kamar tidak berbau dan tidak berwarna.
2. Titik lebur 132,7 oC
3. Berat jenis 1,335
4. Indeks bias 1,484
5. Energi pembentukan pada suhu 29 oC adalah - 47,2 kal/jam.
6. Panas peleburan 60 kal/gram (endotermis)
7. Panas pelarutan dalam air 58 cal/gram.
Sifat sifat kimia urea :
1. Dengan HNO3 membentuk urea nitrat [CO(NH2)2 NH3].
2. Urea-amonia bereaksi dengan logam alkali membentuk garam sebagai
NH2CONH2.
3. Dalam bentuk larutan terhidrolisis dengan lambat membentuk Amonium
Karbamat pada suhu ruangan.
4. Pada pemanasan yang lama akan menghasilkan biuret
b. Formaldehid (Metanol/Formalin)
Formaldehid adalah gas yang tidak berwarna, sedangkan yang dibuat
formalin adalah larutan 36 40% formaldehid di dalam air. Di
laboratorium digunakan sebagai penghapus hama dan pengawat
sedangkan dalam industri untuk membuat harsa tiruan, cat celup dan
untuk penyamakan kulit.
Sifat-sifat fisika formalin :
1. Pada kondisi ruangan, formalin murni berada pada fase gas.
2. Mudah terbakar, bau merangsang, dapat merusak lendir.
3. Dapat larut dalam air
4. Dapat membunuh kuman.
5. Titik beku : - 118 oC
6. Titik didih : - 19,2 oC
Sifat sifat kimia formaldehid :
1. Formaldehid dapat direduksi menjadi metanol dan dapat dioksidasi menjadi
asam format atau CO2 + N2O.
2. Dengan katalis asam, formaldehid dan alkohol glycol atau polyhidroksi
bereaksi menghasilkan formal methylen eter (CH3CO12)2.
3. Reaksi dengan hidrokarbon aromatic menghasilkan chlorometil.

Anda mungkin juga menyukai